Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB)
PBB Adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya  hampir diseluruh negara
bagian dunia. Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  ini dibentuk untuk dapat
menangani permasalahan hukum internasional, pengamanan
internasional,perlindungan sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia , dan juga lembaga
ekonomi.

Sejarah Lahirnya PBB


Sebelumnya sudah ada Liga Bangsa-bangsa (LBB) atau League of Nations yang didirikan pada
1919. Namun LBB dibubarkan pada 1946 karena gagal mencegah Perang Dunia II. Menjelang
berakhirnya PD II, negara-negara Blok Sekutu sepakat membentuk organisasi global yang
menangani urusan antarnegara. Usulan ini pertama disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat
Franklin D Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill ketika menandatangani Piagam
Atlantik pada Agustus 1941. Nama "United Nations" tadinya dipakai untuk melawan negara yang
bertentangan dengan Blok Sekutu. Musuh sekutu yakni Jerman, Italia dan Jepang.

Pada 25 April 1945, perwakilan dari 50 negara hadir dalam Konferensi PBB tentang Organisasi
Internasional di San Francisco. Perwakilan negara berdikusi soal masalah dunia dan peran PBB.
Utamanya soal politik, ekonomi, dan kesejahteraan sosial. Begitu pula soal status koloni dan negara
jajahan. Begitu juga pertahanan dan dominasi negara-negara adikuasa, dan kesetaraan. Hal-hal ini
dituangkan dalam Piagam PBB yang ditandatangani pada 26 Juni 1945 dan diumumkan pada 24
Oktober 1945.

Isi dari piagam tersebut adalah:

 untuk menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang, yang telah dua kali kami
alami dan membawa derita yang tak bisa diungkapkan bagi kemanusiaan,
 untuk menegaskan keyakinan pada hak asasi manusia, pada harga diri dan kehormatan
manusia, pada hak yang setara antara pria dan wanita, dan negara kecil dengan negara
besar,
 untuk membangun kondisi di mana keadilan dan kehormatan atas kewajiban yang timbul
dari perjanjian dan hukum internasional dapat dipertahankan,
 untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan standar hidup yang lebih baik dalam
kebebasan yang lebih luas,

Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB.
Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain
Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971.
Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-
moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.

Ruang lingkup peran PBB mencakup penjaga perdamaian, pencegahan konflik dan bantuan kemanusiaan.
Selain itu, PBB juga menanganii berbagai permasalahan mendasar seperti pembangunan berkelanjutan,
lingkungan dan perlindungan pengungsi, bantuan bencana, terorisme, perlucutan senjata dan non-proliferasi,
mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
pemerintahan, ekonomi dan pembangunan sosial, kesehatan, upaya pembersihan ranjau darat, perluasan
produksi pangan, dan berbagai hal lainnya, dalam rangka mencapai tujuan dan mengkoordinasikan upaya-
upaya untuk dunia yang lebih aman untuk ini dan generasi mendatang.

Sekilas Diplomasi Indonesia di Perserikatan


Bangsa-Bangsa
indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat
dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh
Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB memiliki keterikatan sejarah yang
kuat mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama
ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk
menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri. Oleh sebab itu, banyak negara yang
mendaulat Indonesia sebagai “truly a child” dari PBB. Hal ini dikarenakan peran PBB terhadap
Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika terjadi Agresi Militer Belanda I,
Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB.
Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja
Perundingan Renville. Ketika terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang
mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen.

Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI yang pertama di PBB.
Duta Besar Palar bahkan telah memiliki peran besar dalam usaha mendapatkan pengakuan
internasional kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia pada tahun
1947. Duta Besar Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan
Keamanan walaupun pada saat itu beliau hanya sebagai "peninjau" di PBB karena Indonesia belum
menjadi anggota pada saat itu. Pada saat berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB ketika
Indonesia diterima sebagai anggota PBB, Duta Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung
Indonesia dan berjanji bahwa Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB.
Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953.

Sebagai negara anggota PBB, Indonesia dalam menyelesaikan sengketa Irian Jaya dengan Belanda
mengupayakan solusi dengan mengajukan penyelesaian permasalahan tersebut kepada PBB pada
tahun 1954. Posisi Indonesia ini didukung oleh Konferensi Asia Afrika pada bulan April 1955 yang
mengeluarkan sebuah resolusi untuk mendukung Indonesia dan kemudian meminta PBB untuk
menjembatani kedua pihak yang berkonflik dalam meraih solusi damai. Namun demikian, hingga
tahun 1961 tidak ada indikasi solusi damai meskipun dalam faktanya isu tersebut dibahas dalam rapat
pleno Majelis Umum PBB dan di Komite I.

Pada Sidang Majelis Umum PBB ke-17 tahun 1962, penyelesaian sengketa tersebut akhirnya
menemukan titik terang dengan dikeluarkannya Resolusi No. 1752 yang mengadopsi ”The New York
Agreement” pada 21 September 1962. Selanjutnya, United Nations Executive Authority (UNTEA)
sebagai badan yang diberi mandat oleh PBB untuk melakukan transfer kekuasaan Irian Jaya dari
Belanda kepada Indonesia menjalankan tugasnya secara efektif mulai 1 Oktober 1962 dan berakhir
pada 1 Mei 1963.
Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Presiden Soekarno mengumumkan pengunduran diri Indonesia
dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965. Setelah pergantian kekuasaan dari Orde Lama
ke Orde Baru, Pemerintah Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa
Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat
16 tahun setelah Indonesia diterima untuk pertama kalinya.

Sebagai kelanjutan penyelesaian masalah Irian Barat, Pemerintah Indonesia melaksanakan "Pepera"
di Irian Jaya (Papua) di bawah pengawasan PBB tahun 1969. Pelaksanaan Pepera dilakukan secara
demokratis dan transparan dengan melibatkan masyarakat Irian Jaya serta melibatkan partisipasi,
bantuan, dan saran PBB melalui utusan khususnya yaitu Duta Besar Ortiz Sanz dari Bolivia.

Pada akhirnya Pepera telah diterima oleh masyarakat internasional melalui sebuah Resolusi No. 2504
dalam Sidang Umum PBB ke-24 pada 19 November 1969 yang mengukuhkan perpindahan
kekuasaan di wilayah Irian Jaya dari Belanda kepada Indonesia.

Sebagai anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB.
Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun
FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri
Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang
tahun 1974.

Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia
mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang
mengalami konflik.

Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika pertama kali terpilih sebagai
anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975. Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi
anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 1995–1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB
pada periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-
PBB. Terakhir, Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk
masa bakti 2007–2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara
dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.

Di Komisi Hukum Internasional PBB/International Law Commission (ILC), Indonesia mencatat


prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma Atmadja sebagai anggota ILC pada
periode 1992-2001. Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada Sidang Majelis Umum PBB ke-
61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-2011, setelah
bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.

Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota PBB lainnya
yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM
untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.

PBB sebagai organisasi internasional dengan legitimasi yang bersumber dari keanggotaan yang
bersifat universal, hendaknya selalu menjadi forum penanganan berbagai tantangan dan krisis global
yang semakin kompleks di masa mendatang. Reformasi PBB khususnya Dewan Keamanan agar
lebih mencerminkan kondisi politik dunia saat ini penting dimajukan agar upaya ini dapat efektif dan
memiliki nilai legitimasi. Indonesia akan terus berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB
mengatasi krisis global dan pada saat yang sama menyerukan perlunya reformasi PBB.

Tujuan Berdirinya PBB


 Membantu menjembatani perdamaian internasional.
 Menjembatani hubungan antar bangsa yang saling bersahabat dan berkooordinasi
dengan baik.
 Menjalin kerjasama yang baik dalam membantu rakyat agar masyarakat dunia
memiliki kehidupan yang lebih baik, mengurangi angka kemiskinan, memberantas
penyakit dan juga buiat aksara di berbagai belahan dunia, melindungi lingkungan
dari kerusakan dan tidak lupa menghargai kebebasan manusia dan juga hak
masing-masing manusia baik itu dalam skop nasional maupun internasional.
 Adanya Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah wadah yang menjadi tempat kembali
untuk membantu mewujudkan tujuan internasional di atas.

Organisasi Utama PBB
PBB Memiliki Enam Organ Utama

 Majelis Umum PBB


Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari
enam badan utama PBB. Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh
negara anggota dan bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden
Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama
diadakan pada 10 Januari 1946 di Hall Tengah Westminster di
London dan termasuk wakil dari 51 negara.
Pertemuan ini biasanya dimulai di Selasa ketiga bulan September dan
berakhir pada pertengahan Desember. Pertemuan khusus dapat
diadakan atas permintaan dari Dewan Keamanan, mayoritas anggota
PBB. Pertemuan khusus diadakan pada Oktober 1995 untuk
memperingati perayaan 50 tahun PBB.

Tugas dan kekuasaan Majelis Umum


1. Mengadakan penyelidikan dan menyusun laporan tentang soal-
soal ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan di seluruh dunia
2. Membuat rencana perjanjian tentang soal tersebut dengan
negara-negara anggota untuk diajukan kepada Majelis Umum
3. Mengadakan pertemuan-pertemuan internasional tentang hal-
hal yang termasuk tugas dan wewenangnya.

 Dewan Perwalian PBB


Dewan Perwalian PBB adalah suatu sistem perwalian internasional
lebih jauh telah didirikan oleh anggota PBB untuk mengatur
pemerintah daerah-daerah yang ditempatkan di bawah pengawasan
PBB melalui persetujuan-persetujuan perwalian individual. (daerah-
daerah yang demikian oleh karena itu disebut “daerah-daerah
perwalian”).

Tugas Dewan Perwalian PBB


Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

1. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian agar


mereka mencapai pemerintahan sendiri atau kemerdekaan.
2. Memberi dorongan agar mengakui dan menghormati hak-hak
manusia dari rakyat-rakyat di dunia.
3. Memastikan perlakuan yang sama di daerah perwalian dalam
persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan komersial untuk
semua anggota pbb dan kebangsaan-kebangsaan mereka, serta
perlakuan yang sama bagi kebangsaan semua anggota dalam
mengatur keadilan di daerah-daerah yang di ambil dari negara-
negara musuh akibat perang dunia kedua dan lain-lain yang
secara sukarela ditempatkan dibawah sistem perwalian. Tidak
satu pun negara yang menjadi anggota pbb dapat diatur
pemerintahannya dibawah sistem perwalian.
 Hak Dewan Perwalian PBB
Dewan Perwalian bertugas untuk menjalankan kewajiban Majelis
Umum dalam hal-hal yang berhubungan dengan daerah-daerah
perwalian, kecuali daerah-daerah strategis yang diurus oleh Dewan
Keamanan. Atas dasar penyerahan kuasa itu Dewan Perwalian diberi
hak untuk :

 Menimbang laporan-laporan yang disampaikan oleh negara-


negara penguasa.
 Menerima surat-surat permintaan lalu menyelidikinya secara
bersamaan dengan negara-negara penguasa.
 Menyelenggarakan kunjungan berkala ke masing-masing daerah
perwalian yang disetujui oleh Negara penguasa.
 Menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan syarat-syarat
persetujuan perwalian.

Keanggotaan
Dewan Perwalian terdiri dari 3 golongan anggota ,yaitu :

1. Anggota-anggota yang menguasai daerah perwalian


2. Anggota-anggota tetap dewan keamanan yang tidak menguasai
daerah perwakilan (Rusia dan Tiongkok).

Sejumlah anggota yang dipilih untuk 3 tahun oleh majelis umum


sehingga anggota-anggota yang memegang perwalian sama banyaknya
dengan anggota-anggota yang tidak memegang perwalian.

 Sekretariat PBB
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama dari PBB dan
dikepalai oleh seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang
staff pembantu pemerintah sedunia. Badan ini menyediakan
penelitian, informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh PBB untuk
rapat-rapatnya. Badan ini juga membawa tugas seperti yang diatur
oleh Dewan Keamanan PBB, Sidang Umum PBB, Dewan Ekonomi dan
Sosial PBB dan badan PBB lainnya. Piagam PBB menyediakan para
staff dipilih berdasarkan aplikasi standar efisiensi, kompeten, dan
integritas tertinggi, dikarenakan kepentingan mengambil dari tempat
geografi yang luas.

Fungsi-fungsi sekretaris jendral

 Sebagai kepala administratif dari PBB


 Membawa dihadapan perhatian dewan keamanan setiap
persoalan yang menurut pendapatnya membahayakan
perdamaian dan keamanan internasional
 Membuat laporan tahunan dan tiap-tiap laporan tambahan yang
perlu pada majelis umum mengenai pekerjaan PBB.

 Mahkamah Internasional (International Court


of Justice)
Mahkamah Internasional (bahasa Inggris: International Court of
Justice) berkedudukan di Den Haag, Belanda . Mahkamah merupakan
badan kehakiman yang terpenting dalam PBB. Dewan keamanan
dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada mahkamah,
majelis umum dan dewan keamanan dapat memohon kepada
mahkamah nasehat atas persoalan hukum apa saja dan organ-organ
lain dari PBB serta badan-badan khusus apabila pendapat wewenang
dari majelis umum dapat meminta nasehat mengenai persoalan-
persoalan hukum dalam ruang lingkup kegiatan mereka. Majelis
umum telah memberikan wewenang ini kepada dewan ekonomi dan
sosial, dewan perwakilan, panitia interim dari majelis umum , dan
beberapa badan-badan antar pemerintah.
Sumber-Sumber Hukum
Sumber-sumber hukum yang digunakan apabila membuat suatu
keputusan ialah :

1. konvensi-konvensi internasional untuk menetapkan perkara-


perkara yang diakui oleh negara-negara yang sedang berselisih
2. kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktek umum
yang diterima sebagai hukum
3. azas-azas umum yang diakui oleh negara-negara yang
mempunyai peradaban
4. keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-
publisis yang paling cakap dari berbagai negara, sebagai cara
tambahan untuk menentukannperaturan-peraturan hukum

Mahkamah dapat membuat keputusan “ex aequo et bono” (artinya :


sesuai dengan apa ang dianggap adil) apabila pihak-pihak yang
bersangkutan setuju.

Keanggotaan
Mahkamah terdiri dari lima belas hakim, yang dikenal sebagai
”anggota” mahkamah. Mereka dipilih oleh majelis umum dan dewan
keamanan yang mengadakan pemungutan suara secara terpisah.
Hakim-hakim dipilih atas dasar kecakapan mereka, bukan atas dasar
kebangsaan akan tetapi diusahakan untuk menjamin bahwa sistem-
sistem hukum yang terpenting didunia diwakili oleh mahkamah.
Tidak ada dua hakim yang menjadi warga negara dari negara yang
sama. Hakim-hakim memegang jabatan selama waktu sembilan tahun
dan dapat dipilih kembali mereka tidak dapat menduduki jabatan lain
selama masa jabatan mereka. Semua persoalan-persoalan diputuskan
menurut suatu kelebihan dari hakim-hakim yang hadir, dan jumlah
sembilan merupakan quorumnya. Apabila terjadi seri, maka ketua
mahkamah mempunyai suara yang menentukan.

Tujuan dan Asas PBB


Tujuan organisasi PBB :

 memelihara perdamaian dan keamanan internasional


 mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara
bangsa-bangsa
 menciptakan kerja sama dalam memecahkan masalah
internasional dalam bidang ekonomi, social budaya, dan hak
asasi
 menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan
bersama cita-cita di atas

Asas organisasi PBB :


1. berdasarkan kedaulatan dari semua anggotanya
2. semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban
mereka sebagaimana tercantum dalam piagam PBB
3. semua anggota harus menyelesaikan perserikatan internasional
dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian,
keamanan, dan keadilan
4. alam hubungan-hubungan internasional semua anggota harus
menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan terhadap orang
lain

 Peran Indonesia di PBB


1. Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
DK PBB adalah organisasi PBB yang tanggung jawab utama adalah pemeliharaan dan
keamanan internasional. Organisasi DK sudah ada pada 1945 dan markas besar ada di New York
Amerika Serikat. Sebanyak enam negara merupakan anggota tidak tetap. Pada 1965 lewat
Amandemen Piagam PBB, anggota tidak tetap bertambah menjadi 10 anggota dari enam anggota.
Anggota tidak tetap dipilih sesuai letak geografis dengan lima anggota dari Afrika atau Asia. Satu
anggota dari Eropa Timur, dua anggota dari Amerika Latin, dan dua anggota dari Eropa Barat atau
daerah lain. Anggota tidak tepak dipilih oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan dua tahun.
Presiden dipegang oleh setiap anggota yang dipilih secara bergilir. Setiap anggota memiliki satu
suara, namun hanya lima anggota tetap memiliki hak veto. Hak veto adalah suara yang
memungkina lima anggota tetap untuk mencegah adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB yang
subtansi. Dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Indonesia pertama menjadi anggota
tidak tetap pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, yakni 1974-1975, dan 1995-1996. Baca
juga: Sejarah Berdirinya PBB Selanjutnya pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono
pada 2007-2000. Kemudian di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2018-2020 bersma Jerman,
Afrika Selatan, Belgia, dan Republik Dominka. Pada proses pemilihan periode 2018-2020 melalui
pemungutan suara, Indonesia memperoleh 158 suara dari total 192 suara anggota yang memiliki
hak pilih. Selama menjadi anggota tidak tetap, Indonesia memainkan peranan sebagai suara
penengah dan menjembatani serta membentuk konsensus di antara para anggota DK PBB dan luas
di negara anggota PBB.

2. Menjadi anggota Dewan HAM

Indonesia berhasil memperoleh dukungan suara dari 174 negara dan terpilih kembali menjadi
anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi
anggota Dewan HAM PBB sebanyak empat kali. Yakni pada periode 2006-2007 selaku founding
member. Kemudian Indonesia terpilih kembali untuk masa jabatan 2007-2010, 2011-2014,
kemudian 2015-2017 sebelum terpilih lagi pada tahun ini. Dikutip dari laman resmi Kementerian
Luar Negeri Indonesia, Indonesia memiliki sejumlah prioritas dan komitmen sebagai anggota Dewan
HAM PBB baik skala global, regional, maupun nasional. Prioritas Indonesia dalam skala global
adalah untuk mendorong Dewan HAM PBB yang lebih efisien dan efektif. Pada skala regional,
Indonesia diharapkan mampu berperan dalam memajukan kerja sama bilateral, regional, dan
internasional untuk meningkatkan kapasitas negara anggota dalam bidan HAM.

3. Mengirim Kontingen Garuda dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian Dunia

Dalam misinya menjaga perdamaian dunia, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) punya


Peacekeeping Operation (UNPO) atau Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP). Indonesia terlibat
dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea
IV, salah satu tujuan negara yakni menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. keterlibatan Indonesia sejak tahun 1957 telah diakui
berbagai pihak. Indonesia diberi kepercayaan oleh PBB untuk mengirim personel keamanan
terbaiknya dalam menjalankan Misi Pemerliharaan Perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai