Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB 1 : Perserikatan Bangsa-Bangsa

A. Sejarah Masuknya Indonesia Di PBB

1. Perjanjian Renville

2. Perjanjian Roem-Royen

B. Peran Indonesia Di PBB

1. Mengirimkan Pasukan Garuda

2. Pelopor Gerakan Non-Blok (GNB)

3. Mensponsori Jakarta Informal Meeting (JIM I)

4. Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

5. Menjadi anggota Dewan HAM

6. Menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB

C. Manfaat keikutsertaan Indonesia Di PBB

D. Organisasi internasional dibawah naungan PBB

E. kesimpulan
BAB I : PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi antarbangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober

1945 untuk mendorong kerjasama antarbangsa. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa,

dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB

memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi

antarbangsa, dan organisasi antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang

mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat.Palestina

dan Vatikan adalah negara bukan anggota dan termasuk pengamat permanen (Vatikan punya wakil

permanen di PBB, sedangkan Palestina punya kantor permanen di PBB)

Markas Besar PBB terletak di New York, New York, Amerika Serikat, dan memiliki hak ekstrateritorialitas.

Kantor utama lain terletak di kota Jenewa, Nairobi, dan Wina. Organisasi ini didanai dari sumbangan

yang ditaksir, dan sukarela dari negara-negara anggotanya.

Tujuan utama PBB adalah:

1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia

2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak

asasi manusia

3. Membina kerjasama antarbangsa dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan

lingkungan

4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan

perdamaian dunia
5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik

bersenjata.

Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai pembicaraan mengenai

badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Britania Winston Churchill di atas kapal

perang Augusta di Teluk Newfoundland. Piagam PBB disusun dalam sebuah konferensi pada bulan April-

Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai berjalan. Sidang Umum

PBB yang pertama – dihadiri wakil dari 51 negara, baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church

House, London).

Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat Perang Dingin

antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Perang Korea dan

Operasi PBB di Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan

organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun

1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk

pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan

pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda-beda.

PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan badannya

juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai efektivitas

PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga perdamaian, dan

mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain merasa organisasi ini tidak efektif,

korup, atau bias.

A.SEJARAH MASUKNYA INDONESIA DI PBB


pada tanggal 28 September 1950 lalu Indonesia resmi menjadi anggota ke-60 Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB). Momen bersejarah ini didapatkan Indonesia setelah mendapatkan suara bulat dari para

negara anggota PBB kala itu.

Masuknya Indonesia menjadi anggota PBB 71 tahun silam cukup mengagetkan, mengingat hal itu terjadi

kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda, melalui Konferensi Meja Bundar.

“PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan

pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB secara konsisten

mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri,” demikian kutipan

dari situs resmi Kementerian Luar Negeri.

Indonesia dan PBB juga lahir di tahun yang sama, 1945. Hal itu membuat banyak negara yang mendaulat

Indonesia sebagai “truly a child” dari PBB. Apalagi, PBB disebut berperan terhadap Indonesia pada masa

Agresi Militer Belanda I. Kala itu, Indonesia ikut mengusulkan agar persoalannya dibahas dalam sidang

umum PBB.

Salah satu turun tangan PBB membantu Indonesia kala itu adalah dengan membentuk Komisi Tiga

Negara, yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville hingga membentuk UNCI yang

mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen.

Sementara itu, Presiden Soekarno kala itu mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI

yang pertama di PBB. Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga 1953.

Duta Besar Palar diakui berjasa dan beperan besar dalam mendapatkan pengakuan internasional

terhadap kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1947.
“Duta Besar Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan

walaupun pada saat itu beliau hanya sebagai "peninjau" di PBB karena Indonesia belum menjadi

anggota pada saat itu,” dikutip dari pernyataan tertulis Kemlu RI.

Pada saat berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB 1950, atau saat Indonesia diterima sebagai

anggota PBB, Duta Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji akan

melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB.

Pada tahun-tahun awal bergabung, Indonesia mengajukan penyelesaian beberapa permasalahan ke

PBB. Salah satunya dalam menyelesaikan sengketa Irian Jaya dengan Belanda pada tahun 1954.

Meskipun hingga 1961 tidak ada solusi damai sekalipun, isu tersebut tetap dibahas dalam rapat pleno

Majelis Umum PBB dan di Komite I.

Setelah 11 tahun bergabung, konflik pembentukan Negara Federasi Malaysia pada 1961 berujung

Indonesia memutuskan untuk keluar sebagai anggota PBB. Hal itu disebabkan Presiden Soekarno sangat

kecewa dengan rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia.

Kekecewaan Soekarno berkali lipat saat Malaysia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan

PBB. Presiden Soekarno lantas secara resmi mengumumkan pengunduran diri Indonesia dari PBB pada

20 Januari 1965.

Namun, pada masa Orde Baru, Pemerintah Indonesia memutuskan masuk menjadi anggota PBB kembali

pada tanggal 28 September 1966.

Adapun sebagai anggota, pencapaian Indonesia di PBB cukup besar. Salah satunya ketika pertama kali

terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975.


Kemudian Indonesia untuk kedua kalinya terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode

1995–1996. Indonesia bahkan terpilih ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa

bakti 2007–2009.

Tak hanya itu, Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM yang dipilih pada tahun

2006. Bahkan, pada periode 2007-2010, Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM.

1. Perjanjian Renville

Latar belakang terjadinya Perjanjian Renville adalah karena masih adanya sengketa antara Indonesia dan

Belanda setelah Perjanjian Linggarjati.

Perjanjian Renville dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948 di Kapal perang

Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang berlabuh di Pelabuhan Jakarta.

Pada perjanjian ini, Indonesia dipimpinPerdana Menteri Amir Sjarifudin dan Belanda diwakili Gubernur

Jenderal Van Mook.

Hasil dari Perjanjian Renville, yakni :

1. Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan segera.

2. Republik Indonesia merupakan negara bagian dalam RIS.

3. Belanda tetap menguasai seluruh Indonesia sebelum RIS terbentuk.

4. Wilayah Indonesia yang diakui Belanda hanya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.

5. Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut

Garis Van Mook.

6. Tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerak kekuasaan Belanda (Jawa Barat dan Jawa

Timur).
7. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.

8. Akan diadakan semacam referendum (pemungutan suara) untuk menentukan nasib wilayah

dalam RIS.

9. Akan diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.

2. Perjanjian Roem-Royen

Perjanjian Roem-Royen dilatarbelakangi soal apa yang terjadi setelah Perjanjian Linggarjati dan

Perjanjian Renville.

Pada 1 Desember 1948, Belanda secara sepihak tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville. Buntutnya,

pada 19 Desember 1949, Belanda menyerang Ibu Kota Indonesia di Yogyakarta.Peristiwa ini kemudian

dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Belanda juga menangkap dan menawan Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Moh Hatta.

PBB beraksi dan meminta Belanda dan Indonesia menghentikan aksi militernya.

Dikutip dari kompas.com, United Nations Commission for Indonesia (UNCI) membawa perwakilan kedua

negara ke meja perundingan pada 17 April 1949.

Delegasi Indonesia diketuai Mohammad Roem. Sementara Belanda diwakili Herman van Roijen (Royen)

Berikutnya, inilah isi Perjanjian Roem-Royen bagi Indonesia:

1. Memerintahkan "pengikut RI yang bersenjata" untuk menghentikan perang gerilya.

2. Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat

"penyerahan" kedaulatan yang sungguh lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak

bersyarat.

Sementara itu, Perjanjian Roem-Royen untuk Belanda, yakni:

1. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Belanda menyetujui

kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta.

2. Menjamin penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.

3. Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI

sebelum tanggal 19 Desember 1949 dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan

merugikan RI.

4. Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. Berusaha dengan sungguh-

sungguh supaya Konferensi Meja Bundar segera diadakan sesudah pemerintah RI kembali ke

Yogyakarta.

B.PERAN INDONESIA DI PBB

Keterlibatan Indonesia dalam PBB juga terlihat dari organisasi yang diikuti. Contohnya Dewan Ekonomi
dan Sosial (ECOSOC), Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Salah satu prestasi Indonesia di PBB, yakni saat Menteri Luar Negeri, Adam Malik menjabat sebagai
Ketua Sidang Majelis Umum PBB pada 1974.

Beberapa peran Indonesia dalam PBB, yakni:

1. Mengirimkan Pasukan Garuda


2. Pelopor Gerakan Non-Blok (GNB)
3. Mensponsori Jakarta Informal Meeting (JIM I)
4. Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
5. Menjadi anggota Dewan HAM
6. Menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB
Berikut penjelasannya

1.Mengirimkan Pasukan Garuda

Indonesia sudah sejak lama mengirimkan kontingen Garuda untuk turut serta dalam perdamaian
dunia.Pasukan Garuda mengemban misi perdamaian PBB di beberapa negara yang sedang berkonflik.

Dalam misinya untuk menjaga perdamaian dunia, PBB punya Peacekeeping Operation (UNPO) atau Misi
Pemeliharaan Perdamaian (MPP), dan Indonesia terlibat di dalamnya. Sesuai Pembukaan UUD 1945
alinea IV, salah satu tujuan Indonesia, yakni menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Keterlibatan Indonesia sejak 1957 telah diakui berbagai pihak. Indonesia diberi kepercayaan PBB untuk
mengirim personel keamanan terbaiknya untuk menjalankan Misi Pemeliharaan Perdamaian.

2.Pelopor Gerakan Non-Blok (GNB)

GNB adalah organisasi dunia yang di dalamnya berisikan negara-negara yang tidak beraliansi atau
berpihak pada kekuatan besar apa pun. Dengan kata lain, Gerakan Non-Blok merupakan kumpulan
negara yang bersikap netral, di mana Indonesia menjadi salah satu pelopornya.

GNB berupaya meredakan ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian yang pada saat itu sedang
terjadi perang dingin antara Blok Barat dan Timur.

3.Mensponsori Jakarta Informal Meeting (JIM I)

Indonesia juga turut aktif membantu menyelesaikan konflik di Kamboja dengan mensponsori
penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I) pada Juli 1988. Kegiatan ini berhasil menemukan
penyelesaian konflik di Kamboja, yaitu dengan menarik pasukan Vietnam dari Kamboja. Kegiatan ini juga
mengupayakan pencegahan rezim Pol Pot yang sudah banyak membantai rakyat Kamboja.

4. Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan (DK) PBB adalah organisasi PBB yang memiliki tanggung jawab utama dalam
pemeliharaan dan keamanan internasional. Organisasi DK sudah ada pada 1945, dan bermarkas besar di
New York, Amerika Serikat.

Anggota tidak tetap DK dipilih sesuai letak geografis, dengan lima anggota dari Afrika atau Asia. Satu
anggota dari Eropa Timur, dua anggota dari Amerika Latin, dan dua anggota dari Eropa Barat atau
daerah lain.
Anggota tidak tetap dipilih oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan dua tahun. Jabatan presiden
dipegang oleh tiap anggota yang dipilih secara bergilir. Tiap anggota memiliki satu suara, namun hanya
lima anggota tetap yang memiliki hak veto, yakni hak suara yang memungkinkan lima anggota tetap
untuk mencegah adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB yang substansi.

Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap DK sebanyak empat kali:

 Periode pertama pada 1974-1975


 Periode kedua pada 1995-1996
 Periode ketiga pada 2007–2009
 Periode keempat pada 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2020

Selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia berperan menengahi, menjembatani, dan
membentuk konsensus di antara anggota Dewan Keamanan PBB, dan negara anggota lainnya.

5. Menjadi Anggota Dewan HAM

Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan HAM pada 2006. Kemudian terpilih lagi untuk periode 2007–
2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.

Indonesia memiliki sejumlah prioritas dan komitmen sebagai anggota Dewan HAM PBB, baik skala
global, regional, maupun nasional.

Prioritas Indonesia dalam skala global adalah mendorong Dewan HAM PBB yang lebih efisien dan efektif.

Sementara pada skala regional, Indonesia diharapkan mampu berperan dalam memajukan kerja sama
bilateral, regional, dan internasional untuk meningkatkan kapasitas negara anggota dalam bidang HAM.

Ada empat fokus Indonesia dalam menjalankan tugas keanggotaannya, yaitu:

1. Berupaya memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas dunia dengan meningkatkan


kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk kontribusi kaum wanita
2. Berupaya meningkatkan sinergi antara Dewan Keamanan PBB dan organisasi di kawasan Asia
Pasifik dalam mewujudkan perdamaian dunia
3. Mendorong kemitraan global untuk mencapai sinergi penciptaan perdamaian dan kegiatan
pembangunan berkelanjutan, khusunya agenda Sustainable Development Goals (SDGs) PBB
2030
4. Mendorong terbentuknya pendekatan komprehensif global, guna mengurangi terorisme,
radikalisme, dan ekstrimisme. Indonesia juga berfokus pada atensi politik luar negerinya
terhadap isu Palestina.

6. Menjadi Anggota Komisi Hukum Internasional PBB


Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menteri Luar Negeri, Mochtar Kusuma Atmadja
sebagai anggota International Law Commission (ILC) pada periode 1992-2001.

Pada pemilihan terakhir yang berlangsung dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho
Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat
lainnya dari Asia.

 Mengirimkan duta besar ke beberapa negara atau menerima duta besar negara lain yang
menjalin kerja sama dengan Indonesia.
 Mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota Association of
SouthEast Asian Nations (ASEAN).
 Mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan negara anggota
ASEAN.

C. MANFAAT KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI PBB

Salah satu manfaat organisasi PBB bagi terjadi ketika proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia yaitu mempercepat penyelesaikan konflik dengan membentuk UNCI (United Nations
Commission for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia sebagai pengganti KTN.

Namun, hal yang paling penting adalah Indonesia dapat memperoleh sejumlah manfaat strategis dari
keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB.

Salah satu manfaat utamanya adalah pemerintah Indonesia dapat mewujudkan mandat konstitusional
UUD 1945 dengan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.

Melalui keanggotaan di DK PBB, pemerintah RI dapat meningkatkan peran kepemimpinan internasional


Indonesia, terutama terkait kapasitas bersuara dalam pengambilan keputusan internasional untuk
berbagai isu perdamaian dan keamanan dunia.

Direktur Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Ruddyard mengatakan bahwa
keanggotaan DK PBB memungkinkan Indonesia menerapkan perspektifnya dan prinsip politik luar negeri
bebas aktif, yaitu mendorong pendekatan yang lebih berimbang dan menyuarakan kepentingan middle
power maupun negara berkembang.

Selain itu, menurut Febrian, keanggotaan di Dewan Keamanan juga akan memungkinkan pemerintah
Indonesia mendorong pembahasan masalah-masalah non-inti (non-core issues) yang sesuai dengan
kepentingan nasional, misalnya isu perubahan iklim, pandemi, dan migrasi.
Keanggotaan itu juga meletakkan dasar yang kuat bagi "investasi politik" Indonesia dengan negara maju
maupun negara berkembang, membuka peluang lebih besar bagi Indonesia dalam memberikan bantuan
kerja sama teknik kepada negara-negara berkembang lainnya, serta memagari kedaulatan dan integritas
teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Keanggotaan DK akan memberikan direct exposure pada penanganan berbagai isu perdamaian dan
keamanan internasional, sehingga memungkinkan Indonesia untuk secara lebih langsung mengamankan
berbagai kepentingan nasionalnya," ujar Febrian.

Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa keanggotaan DK PBB dapat meningkatkan pengiriman pasukan
misi pemeliharaan perdamaian dari Indonesia, yang memiliki visi untuk menempatkan 4.000 personel di
berbagai misi pemeliharaan perdamaian (MPP) PBB.

Penempatan personel Indonesia pada MPP PBB itu dapat membawa beberapa manfaat konkret, salah
satunya mendorong penggunaan dan peningkatan kemampuan alat pertahanan keamanan nasional,
seperti Panser Anoa, Rantis Komodo, dan seragam tempur.

Manfaat nyata lainnya adalah memperbesar peluang partisipasi perusahaan-perusahaan Indonesia pada
pengadaan barang dan jasa PBB untuk berbagai misi perdamaian.

D. ORGANISASI INTERNASIONAL DIBAWAH NAUNGAN PBB

PBB memiliki 15 jenis organisasi khusus yang memiliki tugas menangani isu-isu tertentu.Dalam

menjalankan tugasnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibantu oleh berbagai badan khusus atau

organisasi internasional otonom seperti FAO, ICAO, IAEA, dan IFAD. Berbagai organisasi tersebut

dibentuk oleh organ utama PBB.

Dilansir dari laman United Nations, badan-badan khusus PBB adalah organisasi internasional otonom

yang bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Semuanya dibawa ke dalam hubungan PBB melalui

kesepakatan yang dirundingkan.

Beberapa organisasi naungan PBB bahkan telah dibuat sebelum Perang Dunia I berkecamuk. Sebagian

organisasi juga dibuat ketika Liga Bangsa-Bangsa berdiri. Sementara organisasi lainnya hampir

bersamaan dengan pembentukan PBB dan mengikuti kebutuhan yang muncul kemudian.
Hingga saat ini, PBB memiliki dan menaungi 15 jenis organisasi khusus yang memiliki tugas menangani

isu-isu tertentu. Dikutip dari modul Sejarah: Pemikiran dalam Piagam PBB dan Proklamasi

Kemerdekaan oleh Kemendikbud (2020:8-9), adapun daftar 15 organisasi khusus PBB dan tugasnya

sebagai berikut:

1. Food and Agriculture Organization (FAO)

FAO merupakan organisasi sektor pangan dan pertanian. FAO secara sederhana memiliki tugas

meningkatkan standar gizi penduduk dunia. Markas besar FAO terletak di ibukota Italia, Roma.

FAO juga memiliki fungsi lain, yakni sebagai forum untuk merundingkan kesepakatan antar-negara

berkembang dan maju terkait sumber pengetahuan teknis dan informasi untuk membantu

pembangunan.

2. International Civil Aviation Organization (ICAO)

ICAO memiliki tugas utama, yaitu mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara

internasional serta membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan angkutan udara

internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman.

ICAO memiliki kantor pusat di Ibukota Kanada, Montreal. ICAO juga mempunyai tugas lain seperti

membantu 192 negara anggotanya berbagi langit dunia untuk keuntungan sosial-ekonomi mereka.

3. International Atomic Energy Agency (IAEA)

IAEA merupakan organisasi pusat kerja sama dunia yang mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.

Markas besar IAEA terletak di Wina, Austria. IAEA juga memiliki tugas lain seperti bekerja sama dengan

negara-negara anggota dan berbagai mitra untuk mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang

aman, terjamin, serta damai.


4. Internastional Fund for Agricultural Development (IFAD)

IFAD merupakan organisasi yang bertugas menyediakan pendanaan dan menggerakan sumber-sumber

pertanian untuk meningkatkan produktivitas agrikultural dan mutu gizi lebih baik. Markas besar

organisasi IFAD berada di Roma, Italia.

5. Internasional Labour Organization (ILO)

ILO merupakan organisasi yang mengusahakan keadilan sosial ekonomi dan meningkatkan taraf hidup

pekerja (buruh). Markas besar ILO terletak di Jenewa, Swiss. Adapun beberapa hak buruk yang

diperjuangkan seperti merumuskan standar internasional tentang kebebasan berserikat, perundingan

bersama, penghapusan kerja paksa, dan kesetaraan kesempatan dan perlakuan.

6. International Maritime Organization (IMO)

IMO merupakan organisasi yang mempromosikan kerja sama antar pemerintah dan antar industri

pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan mencegah polusi air laut. Markas besar IMO

terletak di London, Inggris Raya.

Beberapa hal yang telah diciptakan oleh IMO meliputi kerangka peraturan pelayaran yang

komprehensif, menangani masalah keselamatan dan lingkungan, masalah hukum, kerja sama teknis,

keamanan, dan efisiensi.

7. International Monetary Fund (IMF)

IMF merupakan organisasi yang bertugas meningkatkan kerja sama moneter, mengatur sistem finansial

global, dan menyediakan pinjaman kepada Negara anggotanya yang mengalami masalah keseimbangan

keuangan negara. Markas besar IMF terletak di Washington DC, Amerika Serikat. Hingga saat ini,

pinjaman IMF kepada 74 negara telah mencapai sekitar 28 miliar dolar AS.
8. International Telecommunication Union (ITU)

ITU merupakan organisasi yang melakukan standarisasi dan pengalokasi spektrum radio serta

memajukan kerja sama internasional dalam penggunaan alat telekomunikasi. Markas besar ITU berada

di Jenewa, Swiss. ITU melalui pekerjaannya juga berusaha melindungi dan mendukung hak dasar setiap

organisasi berkomunikasi.

9. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO)

UNESCO merupakan organisasi yang membina kerja sama Internasional di bidang ilmu pengetahuan,

pendidikan dan kebudayaan. Markas besar UNESCO terletak di Paris, Prancis. Beberapa fokus UNESCO,

yakni mulai dari pelatihan guru sampai membantu meningkatkan pendidikan di seluruh dunia hingga

melindungi situs sejarah dan budaya penting di seluruh dunia.

10. United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)

UNIDO merupakan organisasi yang mempercepat perkembangan Industrial di Negara-negara

berkembang dan mempromosikan kerja sama industrial internasional. Markas Besar Wina berada di

Wina, Austria.

11. Universal Postal Union (UPU)

UPU merupakan organisasi yang bertugas mengkoordinasikan kebijakan Pos antar negara anggota.

Kantor pusat UPU terletak di Bern, Swiss. UPU juga memiliki tugas lain, yakni membantu memastikan

jaringan produk dan layanan terkini yang benar-benar universal.

12. World Health Organization (WHO)


WHO merupakan organisasi yang bertugas meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dunia. Markas

besar WHO berada di Jenewa, Swiss. Tujuan dari pembentukan WHO adalah tercapainya derajat

kesehatan yang setinggi mungkin oleh semua orang.

13. World Intellectual Property Organization (WIPO)

WIPO merupakan organisasi yang mendorong kreativitas dan memperkenalkan perlindungan hak

atas kekayaan Intelektual (Hak Cipta) ke seluruh dunia. Markas besar WIPO terletak di Jenewa, Swiss.

Saat ini, WIPO telah melindungi kekayaan intelektual di seluruh dunia melalui 23 perjanjian

internasional.

14. World Meteorological Organization (WMO)

WMO merupakan organisasi yang mengurusi masalah Meteorologi (Iklim dan cuaca), Hidrologi dan

Geofisika. Markas besar WMO terletak di Jenewa, Swiss. Beberapa tugas WMO meliputi beberapa hal

seperti memfasilitasi pertukaran internasional gratis data dan informasi meteorologi serta kemajuan

penggunaannya dalam sektor seperti penerbangan, pengiriman, keamanan, dan pertanian.

15. World Tourism Organization (UNWTO)

UNWTO merupakan organisasi yang menangani isu-isu kepariwisataan dan membuat peringkat

pariwisata dunia. Markas besar UNWTO terletak di Madrid, Spanyol. UNWTO memiliki beberapa

tanggung jawab seperti mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat

diakses secara universal.

E.KESIMPULAN
BAB 1: PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi antarbangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober

1945 untuk mendorong kerjasama antarbangsa. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa,

dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB

memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi

antarbangsa, dan organisasi antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang

mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat

Tujuan utama PBB adalah:

1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia

2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak

asasi manusia

3. Membina kerjasama antarbangsa dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan

lingkungan

4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan

perdamaian dunia

5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik

6. bersenjata.

A. SEJARAH MASUKNYA INDONESIA DI PBB

Indonesia bergabung dengan PBB pada tanggal 27 September 1950 sebagai anggota ke-60. Dengan

demikian, secara tidak langsung kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diakui oleh

negara-negara lain yang juga berada di PBB dan memiliki kedudukan yang sama dengan 59 negara

anggota lainnya.
Momen bersejarah ini didapatkan Indonesia setelah mendapatkan suara bulat dari para negara anggota

PBB kala itu.

Setelah 11 tahun bergabung, konflik pembentukan Negara Federasi Malaysia pada 1961 berujung

Indonesia memutuskan untuk keluar sebagai anggota PBB. Hal itu disebabkan Presiden Soekarno sangat

kecewa dengan rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia.

Kekecewaan Soekarno berkali lipat saat Malaysia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan

PBB. Presiden Soekarno lantas secara resmi mengumumkan pengunduran diri Indonesia dari PBB pada

20 Januari 1965.

Namun, pada masa Orde Baru, Pemerintah Indonesia memutuskan masuk menjadi anggota PBB kembali

pada tanggal 28 September 1966.

B. PERAN INDONESIA DI PBB

Beberapa peran Indonesia dalam PBB, yakni:

1. Mengirimkan Pasukan Garuda

2. Pelopor Gerakan Non-Blok (GNB)

3.

4. Mensponsori Jakarta Informal Meeting (JIM I)

5. Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

6. Menjadi anggota Dewan HAM

7. Menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB

C. MANFAAT KEIKUTSERTAAN INDONESIA DI PBB


Salah satu manfaat organisasi PBB bagi terjadi ketika proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia yaitu mempercepat penyelesaikan konflik dengan membentuk UNCI (United Nations

Commission for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia sebagai pengganti KTN.

Namun, hal yang paling penting adalah Indonesia dapat memperoleh sejumlah manfaat strategis dari

keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB.

Salah satu manfaat utamanya adalah pemerintah Indonesia dapat mewujudkan mandat konstitusional

UUD 1945 dengan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

D. ORGANISASI INTERNASIONAL DIBAWAH NAUNGAN PBB

1. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)

2. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO)

3. Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (IFAD)

4. Organisasi Buruh Internasional (ILO)

5. Organisasi Maritim Internasional (IMO)

6. Dana Moneter Internasional (IMF)

7. Uni Telekomunikasi Internasional (ITU)

8. Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)

9. Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO)

10. Kesatuan Pos Sedunia (UPU)

11. Grup Bank Dunia (WBG)

12. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

13. Organisasi Hak atas Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO)

14. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO)


15. Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO/WTO)

Anda mungkin juga menyukai