1. Perjanjian Renville
2. Perjanjian Roem-Royen
E. kesimpulan
BAB I : PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi antarbangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober
1945 untuk mendorong kerjasama antarbangsa. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa,
dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB
memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi
antarbangsa, dan organisasi antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang
mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat.Palestina
dan Vatikan adalah negara bukan anggota dan termasuk pengamat permanen (Vatikan punya wakil
Markas Besar PBB terletak di New York, New York, Amerika Serikat, dan memiliki hak ekstrateritorialitas.
Kantor utama lain terletak di kota Jenewa, Nairobi, dan Wina. Organisasi ini didanai dari sumbangan
asasi manusia
3. Membina kerjasama antarbangsa dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan
4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan
perdamaian dunia
5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
bersenjata.
Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt memulai pembicaraan mengenai
badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Britania Winston Churchill di atas kapal
perang Augusta di Teluk Newfoundland. Piagam PBB disusun dalam sebuah konferensi pada bulan April-
Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada 24 Oktober 1945, dan maka PBB mulai berjalan. Sidang Umum
PBB yang pertama – dihadiri wakil dari 51 negara, baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church
House, London).
Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat Perang Dingin
antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Perang Korea dan
Operasi PBB di Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan
organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun
1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk
pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan badannya
juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai efektivitas
PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga perdamaian, dan
mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain merasa organisasi ini tidak efektif,
Bangsa (PBB). Momen bersejarah ini didapatkan Indonesia setelah mendapatkan suara bulat dari para
Masuknya Indonesia menjadi anggota PBB 71 tahun silam cukup mengagetkan, mengingat hal itu terjadi
kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda, melalui Konferensi Meja Bundar.
“PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan
pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB secara konsisten
mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri,” demikian kutipan
Indonesia dan PBB juga lahir di tahun yang sama, 1945. Hal itu membuat banyak negara yang mendaulat
Indonesia sebagai “truly a child” dari PBB. Apalagi, PBB disebut berperan terhadap Indonesia pada masa
Agresi Militer Belanda I. Kala itu, Indonesia ikut mengusulkan agar persoalannya dibahas dalam sidang
umum PBB.
Salah satu turun tangan PBB membantu Indonesia kala itu adalah dengan membentuk Komisi Tiga
Negara, yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville hingga membentuk UNCI yang
Sementara itu, Presiden Soekarno kala itu mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI
Duta Besar Palar diakui berjasa dan beperan besar dalam mendapatkan pengakuan internasional
terhadap kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1947.
“Duta Besar Palar memperdebatkan posisi kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan
walaupun pada saat itu beliau hanya sebagai "peninjau" di PBB karena Indonesia belum menjadi
anggota pada saat itu,” dikutip dari pernyataan tertulis Kemlu RI.
Pada saat berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB 1950, atau saat Indonesia diterima sebagai
anggota PBB, Duta Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji akan
PBB. Salah satunya dalam menyelesaikan sengketa Irian Jaya dengan Belanda pada tahun 1954.
Meskipun hingga 1961 tidak ada solusi damai sekalipun, isu tersebut tetap dibahas dalam rapat pleno
Setelah 11 tahun bergabung, konflik pembentukan Negara Federasi Malaysia pada 1961 berujung
Indonesia memutuskan untuk keluar sebagai anggota PBB. Hal itu disebabkan Presiden Soekarno sangat
Kekecewaan Soekarno berkali lipat saat Malaysia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB. Presiden Soekarno lantas secara resmi mengumumkan pengunduran diri Indonesia dari PBB pada
20 Januari 1965.
Namun, pada masa Orde Baru, Pemerintah Indonesia memutuskan masuk menjadi anggota PBB kembali
Adapun sebagai anggota, pencapaian Indonesia di PBB cukup besar. Salah satunya ketika pertama kali
1995–1996. Indonesia bahkan terpilih ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa
bakti 2007–2009.
Tak hanya itu, Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM yang dipilih pada tahun
2006. Bahkan, pada periode 2007-2010, Indonesia terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM.
1. Perjanjian Renville
Latar belakang terjadinya Perjanjian Renville adalah karena masih adanya sengketa antara Indonesia dan
Perjanjian Renville dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947 hingga 17 Januari 1948 di Kapal perang
Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang berlabuh di Pelabuhan Jakarta.
Pada perjanjian ini, Indonesia dipimpinPerdana Menteri Amir Sjarifudin dan Belanda diwakili Gubernur
4. Wilayah Indonesia yang diakui Belanda hanya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.
5. Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut
6. Tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerak kekuasaan Belanda (Jawa Barat dan Jawa
Timur).
7. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.
8. Akan diadakan semacam referendum (pemungutan suara) untuk menentukan nasib wilayah
dalam RIS.
2. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian Roem-Royen dilatarbelakangi soal apa yang terjadi setelah Perjanjian Linggarjati dan
Perjanjian Renville.
Pada 1 Desember 1948, Belanda secara sepihak tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville. Buntutnya,
pada 19 Desember 1949, Belanda menyerang Ibu Kota Indonesia di Yogyakarta.Peristiwa ini kemudian
Belanda juga menangkap dan menawan Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Moh Hatta.
PBB beraksi dan meminta Belanda dan Indonesia menghentikan aksi militernya.
Dikutip dari kompas.com, United Nations Commission for Indonesia (UNCI) membawa perwakilan kedua
Delegasi Indonesia diketuai Mohammad Roem. Sementara Belanda diwakili Herman van Roijen (Royen)
2. Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
3. Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dengan maksud untuk mempercepat
"penyerahan" kedaulatan yang sungguh lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak
bersyarat.
1. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Belanda menyetujui
3. Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI
sebelum tanggal 19 Desember 1949 dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan
merugikan RI.
4. Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. Berusaha dengan sungguh-
sungguh supaya Konferensi Meja Bundar segera diadakan sesudah pemerintah RI kembali ke
Yogyakarta.
Keterlibatan Indonesia dalam PBB juga terlihat dari organisasi yang diikuti. Contohnya Dewan Ekonomi
dan Sosial (ECOSOC), Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Salah satu prestasi Indonesia di PBB, yakni saat Menteri Luar Negeri, Adam Malik menjabat sebagai
Ketua Sidang Majelis Umum PBB pada 1974.
Indonesia sudah sejak lama mengirimkan kontingen Garuda untuk turut serta dalam perdamaian
dunia.Pasukan Garuda mengemban misi perdamaian PBB di beberapa negara yang sedang berkonflik.
Dalam misinya untuk menjaga perdamaian dunia, PBB punya Peacekeeping Operation (UNPO) atau Misi
Pemeliharaan Perdamaian (MPP), dan Indonesia terlibat di dalamnya. Sesuai Pembukaan UUD 1945
alinea IV, salah satu tujuan Indonesia, yakni menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Keterlibatan Indonesia sejak 1957 telah diakui berbagai pihak. Indonesia diberi kepercayaan PBB untuk
mengirim personel keamanan terbaiknya untuk menjalankan Misi Pemeliharaan Perdamaian.
GNB adalah organisasi dunia yang di dalamnya berisikan negara-negara yang tidak beraliansi atau
berpihak pada kekuatan besar apa pun. Dengan kata lain, Gerakan Non-Blok merupakan kumpulan
negara yang bersikap netral, di mana Indonesia menjadi salah satu pelopornya.
GNB berupaya meredakan ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian yang pada saat itu sedang
terjadi perang dingin antara Blok Barat dan Timur.
Indonesia juga turut aktif membantu menyelesaikan konflik di Kamboja dengan mensponsori
penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I) pada Juli 1988. Kegiatan ini berhasil menemukan
penyelesaian konflik di Kamboja, yaitu dengan menarik pasukan Vietnam dari Kamboja. Kegiatan ini juga
mengupayakan pencegahan rezim Pol Pot yang sudah banyak membantai rakyat Kamboja.
Dewan Keamanan (DK) PBB adalah organisasi PBB yang memiliki tanggung jawab utama dalam
pemeliharaan dan keamanan internasional. Organisasi DK sudah ada pada 1945, dan bermarkas besar di
New York, Amerika Serikat.
Anggota tidak tetap DK dipilih sesuai letak geografis, dengan lima anggota dari Afrika atau Asia. Satu
anggota dari Eropa Timur, dua anggota dari Amerika Latin, dan dua anggota dari Eropa Barat atau
daerah lain.
Anggota tidak tetap dipilih oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan dua tahun. Jabatan presiden
dipegang oleh tiap anggota yang dipilih secara bergilir. Tiap anggota memiliki satu suara, namun hanya
lima anggota tetap yang memiliki hak veto, yakni hak suara yang memungkinkan lima anggota tetap
untuk mencegah adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB yang substansi.
Selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia berperan menengahi, menjembatani, dan
membentuk konsensus di antara anggota Dewan Keamanan PBB, dan negara anggota lainnya.
Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan HAM pada 2006. Kemudian terpilih lagi untuk periode 2007–
2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.
Indonesia memiliki sejumlah prioritas dan komitmen sebagai anggota Dewan HAM PBB, baik skala
global, regional, maupun nasional.
Prioritas Indonesia dalam skala global adalah mendorong Dewan HAM PBB yang lebih efisien dan efektif.
Sementara pada skala regional, Indonesia diharapkan mampu berperan dalam memajukan kerja sama
bilateral, regional, dan internasional untuk meningkatkan kapasitas negara anggota dalam bidang HAM.
Pada pemilihan terakhir yang berlangsung dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho
Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat
lainnya dari Asia.
Mengirimkan duta besar ke beberapa negara atau menerima duta besar negara lain yang
menjalin kerja sama dengan Indonesia.
Mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota Association of
SouthEast Asian Nations (ASEAN).
Mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan negara anggota
ASEAN.
Salah satu manfaat organisasi PBB bagi terjadi ketika proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia yaitu mempercepat penyelesaikan konflik dengan membentuk UNCI (United Nations
Commission for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia sebagai pengganti KTN.
Namun, hal yang paling penting adalah Indonesia dapat memperoleh sejumlah manfaat strategis dari
keanggotaannya di Dewan Keamanan PBB.
Salah satu manfaat utamanya adalah pemerintah Indonesia dapat mewujudkan mandat konstitusional
UUD 1945 dengan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Direktur Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Febrian Ruddyard mengatakan bahwa
keanggotaan DK PBB memungkinkan Indonesia menerapkan perspektifnya dan prinsip politik luar negeri
bebas aktif, yaitu mendorong pendekatan yang lebih berimbang dan menyuarakan kepentingan middle
power maupun negara berkembang.
Selain itu, menurut Febrian, keanggotaan di Dewan Keamanan juga akan memungkinkan pemerintah
Indonesia mendorong pembahasan masalah-masalah non-inti (non-core issues) yang sesuai dengan
kepentingan nasional, misalnya isu perubahan iklim, pandemi, dan migrasi.
Keanggotaan itu juga meletakkan dasar yang kuat bagi "investasi politik" Indonesia dengan negara maju
maupun negara berkembang, membuka peluang lebih besar bagi Indonesia dalam memberikan bantuan
kerja sama teknik kepada negara-negara berkembang lainnya, serta memagari kedaulatan dan integritas
teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Keanggotaan DK akan memberikan direct exposure pada penanganan berbagai isu perdamaian dan
keamanan internasional, sehingga memungkinkan Indonesia untuk secara lebih langsung mengamankan
berbagai kepentingan nasionalnya," ujar Febrian.
Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa keanggotaan DK PBB dapat meningkatkan pengiriman pasukan
misi pemeliharaan perdamaian dari Indonesia, yang memiliki visi untuk menempatkan 4.000 personel di
berbagai misi pemeliharaan perdamaian (MPP) PBB.
Penempatan personel Indonesia pada MPP PBB itu dapat membawa beberapa manfaat konkret, salah
satunya mendorong penggunaan dan peningkatan kemampuan alat pertahanan keamanan nasional,
seperti Panser Anoa, Rantis Komodo, dan seragam tempur.
Manfaat nyata lainnya adalah memperbesar peluang partisipasi perusahaan-perusahaan Indonesia pada
pengadaan barang dan jasa PBB untuk berbagai misi perdamaian.
PBB memiliki 15 jenis organisasi khusus yang memiliki tugas menangani isu-isu tertentu.Dalam
menjalankan tugasnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibantu oleh berbagai badan khusus atau
organisasi internasional otonom seperti FAO, ICAO, IAEA, dan IFAD. Berbagai organisasi tersebut
Dilansir dari laman United Nations, badan-badan khusus PBB adalah organisasi internasional otonom
yang bekerja dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Semuanya dibawa ke dalam hubungan PBB melalui
Beberapa organisasi naungan PBB bahkan telah dibuat sebelum Perang Dunia I berkecamuk. Sebagian
organisasi juga dibuat ketika Liga Bangsa-Bangsa berdiri. Sementara organisasi lainnya hampir
bersamaan dengan pembentukan PBB dan mengikuti kebutuhan yang muncul kemudian.
Hingga saat ini, PBB memiliki dan menaungi 15 jenis organisasi khusus yang memiliki tugas menangani
isu-isu tertentu. Dikutip dari modul Sejarah: Pemikiran dalam Piagam PBB dan Proklamasi
Kemerdekaan oleh Kemendikbud (2020:8-9), adapun daftar 15 organisasi khusus PBB dan tugasnya
sebagai berikut:
FAO merupakan organisasi sektor pangan dan pertanian. FAO secara sederhana memiliki tugas
meningkatkan standar gizi penduduk dunia. Markas besar FAO terletak di ibukota Italia, Roma.
FAO juga memiliki fungsi lain, yakni sebagai forum untuk merundingkan kesepakatan antar-negara
berkembang dan maju terkait sumber pengetahuan teknis dan informasi untuk membantu
pembangunan.
ICAO memiliki tugas utama, yaitu mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara
ICAO memiliki kantor pusat di Ibukota Kanada, Montreal. ICAO juga mempunyai tugas lain seperti
membantu 192 negara anggotanya berbagi langit dunia untuk keuntungan sosial-ekonomi mereka.
IAEA merupakan organisasi pusat kerja sama dunia yang mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.
Markas besar IAEA terletak di Wina, Austria. IAEA juga memiliki tugas lain seperti bekerja sama dengan
negara-negara anggota dan berbagai mitra untuk mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang
IFAD merupakan organisasi yang bertugas menyediakan pendanaan dan menggerakan sumber-sumber
pertanian untuk meningkatkan produktivitas agrikultural dan mutu gizi lebih baik. Markas besar
ILO merupakan organisasi yang mengusahakan keadilan sosial ekonomi dan meningkatkan taraf hidup
pekerja (buruh). Markas besar ILO terletak di Jenewa, Swiss. Adapun beberapa hak buruk yang
IMO merupakan organisasi yang mempromosikan kerja sama antar pemerintah dan antar industri
pelayaran untuk meningkatkan keselamatan maritim dan mencegah polusi air laut. Markas besar IMO
Beberapa hal yang telah diciptakan oleh IMO meliputi kerangka peraturan pelayaran yang
komprehensif, menangani masalah keselamatan dan lingkungan, masalah hukum, kerja sama teknis,
IMF merupakan organisasi yang bertugas meningkatkan kerja sama moneter, mengatur sistem finansial
global, dan menyediakan pinjaman kepada Negara anggotanya yang mengalami masalah keseimbangan
keuangan negara. Markas besar IMF terletak di Washington DC, Amerika Serikat. Hingga saat ini,
pinjaman IMF kepada 74 negara telah mencapai sekitar 28 miliar dolar AS.
8. International Telecommunication Union (ITU)
ITU merupakan organisasi yang melakukan standarisasi dan pengalokasi spektrum radio serta
memajukan kerja sama internasional dalam penggunaan alat telekomunikasi. Markas besar ITU berada
di Jenewa, Swiss. ITU melalui pekerjaannya juga berusaha melindungi dan mendukung hak dasar setiap
organisasi berkomunikasi.
UNESCO merupakan organisasi yang membina kerja sama Internasional di bidang ilmu pengetahuan,
pendidikan dan kebudayaan. Markas besar UNESCO terletak di Paris, Prancis. Beberapa fokus UNESCO,
yakni mulai dari pelatihan guru sampai membantu meningkatkan pendidikan di seluruh dunia hingga
berkembang dan mempromosikan kerja sama industrial internasional. Markas Besar Wina berada di
Wina, Austria.
UPU merupakan organisasi yang bertugas mengkoordinasikan kebijakan Pos antar negara anggota.
Kantor pusat UPU terletak di Bern, Swiss. UPU juga memiliki tugas lain, yakni membantu memastikan
besar WHO berada di Jenewa, Swiss. Tujuan dari pembentukan WHO adalah tercapainya derajat
WIPO merupakan organisasi yang mendorong kreativitas dan memperkenalkan perlindungan hak
atas kekayaan Intelektual (Hak Cipta) ke seluruh dunia. Markas besar WIPO terletak di Jenewa, Swiss.
Saat ini, WIPO telah melindungi kekayaan intelektual di seluruh dunia melalui 23 perjanjian
internasional.
WMO merupakan organisasi yang mengurusi masalah Meteorologi (Iklim dan cuaca), Hidrologi dan
Geofisika. Markas besar WMO terletak di Jenewa, Swiss. Beberapa tugas WMO meliputi beberapa hal
seperti memfasilitasi pertukaran internasional gratis data dan informasi meteorologi serta kemajuan
UNWTO merupakan organisasi yang menangani isu-isu kepariwisataan dan membuat peringkat
pariwisata dunia. Markas besar UNWTO terletak di Madrid, Spanyol. UNWTO memiliki beberapa
tanggung jawab seperti mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat
E.KESIMPULAN
BAB 1: PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi antarbangsa yang didirikan pada tanggal 24 Oktober
1945 untuk mendorong kerjasama antarbangsa. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa,
dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB
memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi
antarbangsa, dan organisasi antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang
mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat
asasi manusia
3. Membina kerjasama antarbangsa dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan
4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan
perdamaian dunia
5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
6. bersenjata.
Indonesia bergabung dengan PBB pada tanggal 27 September 1950 sebagai anggota ke-60. Dengan
demikian, secara tidak langsung kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diakui oleh
negara-negara lain yang juga berada di PBB dan memiliki kedudukan yang sama dengan 59 negara
anggota lainnya.
Momen bersejarah ini didapatkan Indonesia setelah mendapatkan suara bulat dari para negara anggota
Setelah 11 tahun bergabung, konflik pembentukan Negara Federasi Malaysia pada 1961 berujung
Indonesia memutuskan untuk keluar sebagai anggota PBB. Hal itu disebabkan Presiden Soekarno sangat
Kekecewaan Soekarno berkali lipat saat Malaysia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB. Presiden Soekarno lantas secara resmi mengumumkan pengunduran diri Indonesia dari PBB pada
20 Januari 1965.
Namun, pada masa Orde Baru, Pemerintah Indonesia memutuskan masuk menjadi anggota PBB kembali
3.
Indonesia yaitu mempercepat penyelesaikan konflik dengan membentuk UNCI (United Nations
Commission for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia sebagai pengganti KTN.
Namun, hal yang paling penting adalah Indonesia dapat memperoleh sejumlah manfaat strategis dari
Salah satu manfaat utamanya adalah pemerintah Indonesia dapat mewujudkan mandat konstitusional
UUD 1945 dengan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian