Anda di halaman 1dari 11

Perserikatan Bangsa-Bangsa

United Nations
‫األمم المتحدة‬
联合国
Organisation des Nations unies
Организация Объединённых Наций
Organización de las Naciones Unidas

Bendera

Emblem

Peta yang menunjukkan anggota PBB


Peta ini tidak mewakili pandangan PBB atau anggota-anggotanya
mengenai status hukum suatu negara,[1]dan tidak juga
menggambarkan secara akurat pemerintahan wilayah yang
memiliki perwakilan PBB.

Markas besar Wilayah internasional di New York City

Bahasa resmi Arab, Tionghoa, Inggris, Prancis, Rusi


a, Spanyol

Keanggotaan 193 negara anggota


Pemimpin

• Sekretaris Jenderal António Guterres

• Deputi Sekretaris Amina J. Mohammed


Jenderal

• Presiden Majelis Peter Thomson


Umum

• Presiden Dewan Frederick Musiiwa Makamure Shava


Ekonomi dan Sosial

• Presiden Dewan Volodymyr Yelchenko


Keamanan

Pendirian

• Penandatanganan Pi 26 Juni 1945


agam PBB

• Piagam mulai 24 Oktober 1945


berlaku

Perserikatan Bangsa-Bangsa disingkat sebagai PBB (bahasa Inggris: United Nations,


disingkat UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk
mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan
didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan,
PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa
organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat
permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus
sebagai pengamat.[2] Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan
termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan
Palestina mempunyai kantor permanen di PBB)[3
Tujuan utama PBB adalah:

1. Menjaga perdamaian dan keamanan dunia


2. Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan
hak asasi manusia
3. Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan
4. Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang
membahayakan perdamaian dunia
5. Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
bersenjata.
Selama Perang Dunia II, Presiden Amerika Serikat Franklin D. Rooseveltmemulai pembicaraan
mengenai badan penerus Liga Bangsa-Bangsa dengan Perdana Menteri Inggris Winston
Churchill di atas kapal perang Augusta di teluk Newfoundland. Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsadisusun dalam sebuah konferensi pada April-Juni 1945. Piagam ini mulai berlaku pada 24
Oktober 1945, dan maka PBB mulai beroperasi. Sidang Umum yang pertama – dihadiri wakil dari 51
negara – baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London).
Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat Perang
Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Perang
Korea dan Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo, serta menyetujui pendirian
negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah
periode dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program
pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian.
Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan perdamaian di
berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda-beda.
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan
badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai
efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga
perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain merasa
organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Penandatanganan Piagam PBB di San Francisco, 1945.

Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939–1945). Untuk
mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga yang tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada
tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk
memelihara perdamaian internasional, dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah
ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen Luar
Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama
menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk
menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1
Januari 1942, ketika 26 pemerintah negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang
menandatangani Piagam Atlantik. Empat kesepakatan Atlantic Charter tersebut adalah

1. Tidak dibenarkan adanya usaha perluasan wilayah


2. Setiap bangsa berhak untuk menentukan usahanya sendiri
3. Setiap bangsa punya hak untuk turut serta dalam perdagangan dunia
4. Perdamaian dunia harus diciptakan agar setiap bangsa hidup bebas dari rasa takut dan
kemiskinan.
Sebagai tindak lanjut Atlantic Charter tersebut, pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang
Organisasi Internasional diadakan di San Francisco, dengan dihadiri oleh 50 pemerintah negara,
dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa (Declaration of the United Nations). PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas
ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan -Prancis, Republik Tiongkok, Uni
Soviet, Inggrisdan Amerika Serikat- dan mayoritas dari 46 negara anggota lainnya.
Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Westminster
Central Hall di London pada Januari 1946.[4] Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan
bangunan milik Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga
1952. Penggunaannya sampai gedung Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat, saingan
awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun
1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government" atau
Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Prancis terlambat diakui oleh AS
sebagai pemerintah resmi Prancis, sehingga Prancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi
yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan menyebutnya le
machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa aliansi keamanan global
akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada perjanjian/pakta pertahanan
antar negara secara langsung.[5]

Dasar hukum pendirian[sunting | sunting sumber]


Tak lama setelah berdirinya PBB mencari pengakuan sebagai badan hukum internasional supaya
bisa menerima "Ganti Rugi Kepada PBB Atas Cedera yang Dideritanya"[6] dengan disertai pendapat
dari Mahkamah Internasional (ICJ). Pertanyaan yang muncul adalah "Apakah PBB, sebagai
organisasi, memiliki hak untuk meminta klaim internasional terhadap pemerintahan tertentu terkait
cedera yang diderita oleh PBB, yang diduga telah disebabkan oleh negara/pemerintahan tersebut
Pengadilan menyatakan: Organisasi ini (PBB) berniat melaksanakan hak, dan kewajiban, dan pada
kenyataannya memang mampu melaksanakan kewajiban, dan menerima hak tertentu yang hanya
mungkin dapat dijelaskan jika memiliki kapasitas kepribadian internasional yang besar, dan mampu
untuk beroperasi dalam ranah internasional. Dengan demikian, Pengadilan telah sampai pada
kesimpulan bahwa Organisasi ini (PBB) adalah Badan Hukum Internasional.

Bahasa resmi[sunting | sunting sumber]


PBB memiliki enam bahasa resmi, yaitu Arab, Tionghoa, Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol[7] yang
digunakan dalam pertemuan antar pemerintah, dan pembuatan dokumen-dokumen. Dewan
Keamanan menggunakan dua bahasa kerja, bahasa Inggris, dan Prancis, sedangkan Majelis
Umum menggunakan tiga bahasa kerja, bahasa Inggris, Prancis, dan Spanyol.[8]
Empat dari bahasa resmi adalah bahasa nasional dari anggota tetap Dewan Keamanan (Britania
Raya, dan Amerika Serikat masing-masing menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama)
sedangkan Bahasa Spanyol dan Arab adalah bahasa dari dua blok terbesar bahasa resmi di luar
negara anggota permanen (Spanyol merupakan bahasa resmi di 20 negara, sedangkan Arab di 26
negara).
Lima dari bahasa resmi dipilih ketika PBB didirikan; Arab ditambahkan kemudian pada tahun 1973.
Editorial PBB Manual menyatakan bahwa standar untuk dokumen-dokumen bahasa Inggris adalah
menggunakan Bahasa Inggris Britania dengan Ejaan Oxford.
Standar penulisan Bahasa Tionghoa menggunakan Hanzi sederhana, sebelumnya
menggunakan Hanzi tradisional sampai pada tahun 1971 ketika representasi PBB untuk "Tiongkok"
berubah dari Republik Tiongkok ke Republik Rakyat Tiongkok.

Organisasi[sunting | sunting sumber]


PBB saat ini terdiri dari lima organisasi utama, yaitu:[9] Majelis Umum (dewan musyawarah utama);
[10]
Dewan Keamanan(dewan yang membuat beberapa resolusi mengikat mengenai perdamaian, dan
keamanan); Dewan Ekonomi dan Sosial(ECOSOC) (dewan yang mendorong kerjasama dan
pembangunan ekonomi sosial internasional);[11] Sekretariat (yang berfungsi menyediakan studi,
informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan PBB);[12] dan Mahkamah Internasional (badan yudisial
utama)[13]. Adapun sebuah organ utama PBB yang telah dinonaktifkan adalah Dewan
Perwalian (Trusteeship Council) Perserikatan Bangsa-Bangsa (tidak aktif semenjak tahun 1994
setelah kemerdekaan Palau, satu-satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa)[14]
Lima dari enam organ utama Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di Markas Besar Perserikatan
Bangsa-Bangsaberkedudukan di wilayah internasional di Manhattan, New York City, USA;
sedangkan sebuah organ utama PBB yaitu Mahkamah Internasional berkedudukan di Den
Haag, Belanda.
Adapun lembaga-lembaga besar lainnya berbasis di kantor PBB di Jenewa, Wina, dan Nairobi.
Lembaga PBB lainnya tersebar di seluruh dunia. Lembaga-lembaga khusus yang berada di
bawah Sistem PBB meliputi Grup Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program Pangan
Dunia, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB, dan Dana Anak-anak PBB.
Petugas terpenting dalam hierarki PBB adalah Sekretaris Jenderal, yang saat ini dijabat
oleh Antonio Guterres dari Portugal sejak tahun 2017, menggantikan Ban Ki Moon dari Korea
Selatan.[15] Organisasi-organisasi non-pemerintah dapat memperoleh status konsultatif di ECOSOC
dan badan-badan lain untuk berpartisipasi di PBB.

Majelis Umum (General Assembly)[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
Majelis Umum adalah majelis permusyawaratan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terdiri dari
semua negara anggota PBB, majelis bertemu setiap tahun di bawah pimpinan yang dipilih dari
negara-negara anggota. Selama periode dua minggu awal setiap sesi, semua anggota memiliki
kesempatan untuk berpidato di hadapan majelis. Biasanya Sekretaris Jenderal melakukan pidato
pertama, diikuti oleh pimpinan dewan. Sidang pertama diadakan pada tanggal 10 Januari 1946 di
Westminster Central Hall di London, dan dihadiri oleh wakil dari 51 negara.
Ketika Majelis Umum mengadakan pemilihan pada masalah-masalah penting, minimal diperlukan
dua pertiga suara dari seluruh anggota yang hadir. Contoh masalah penting ini termasuk:
rekomendasi tentang perdamaian, dan keamanan; pemilihan anggota untuk badan PBB;
pemasukan, suspensi, dan pengusiran anggota; dan hal-hal anggaran. Sedang masalah-masalah
lain yang ditentukan cukup oleh suara mayoritas. Setiap negara anggota memiliki satu suara. Selain
hal-hal persetujuan anggaran, resolusi tidak mengikat pada anggota. Majelis dapat membuat
rekomendasi mengenai setiap masalah dalam lingkup PBB, kecuali masalah perdamaian, dan
keamanan yang berada di bawah pertimbangan Dewan Keamanan.
Dapat dibayangkan, dengan struktur satu negara memiliki satu suara maka dapat terjadi negara-
negara yang mewakili dari hanya delapan persen populasi mampu meloloskan resolusi dengan
suara dua-pertiga (lihat Daftar negara menurut jumlah penduduk). Namun, karena resolusi ini tidak
lebih dari sekadar rekomendasi, sulit dibayangkan situasi dimana ketika rekomendasi dari delapan
persen populasi dunia akan diikuti oleh sembilan puluh dua persen lainnya, jika mereka semua
menolak resolusi tersebut.

Dewan Keamanan (Security Council)[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Ruangan Dewan Keamanan PBB

Dewan Keamanan ditugaskan untuk menjaga perdamaian, dan keamanan antar negara. [16] Jika
organ-organ lain dari PBB hanya bisa membuat 'rekomendasi' untuk pemerintah negara anggota,
Dewan Keamanan memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang mengikat bahwa pemerintah
negara anggota telah sepakat untuk melaksanakan, menurut ketentuan Piagam Pasal 25.
[17]
Keputusan Dewan dikenal sebagai Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan terdiri dari 15 negara anggota, yang terdiri dari 5 anggota tetap—Tiongkok,
Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat—dan 10 anggota tidak tetap, saat ini, Bosnia dan
Herzegovina, Brasil, Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon, Nigeria, Portugal,
dan Afrika Selatan.[18] Lima anggota tetap memegang hak veto terhadap resolusi substantif tetapi
tidak prosedural, dan memungkinkan anggota tetap untuk memblokir adopsi tetapi tidak berkuasa
untuk memblokir perdebatan resolusi tidak dapat diterima untuk itu. Sepuluh kursi sementara
diadakan selama dua tahun masa jabatan dengan negara-negara anggota dipilih oleh Majelis Umum
secara regional. Presiden Dewan Keamanan diputar secara abjad setiap bulan.

Sekretariat[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa

Gedung Sekretariat PBB di markas PBB di New York City.

Sekretariat PBB dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal PBB, dibantu oleh suatu staf pegawai
sipil internasional dari seluruh dunia. Tugas utama seorang Sekretaris-Jenderal adalah
menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang diperlukan oleh badan-badan PBB untuk
pertemuan mereka. Dia juga membawa tugas seperti yang diperintahkan oleh Dewan Keamanan
PBB, Majelis Umum PBB, Dewan Ekonomi, dan Sosial PBB, dan badan PBB lainnya. Piagam PBB
menjelaskan bahwa staf yang akan dipilih oleh penerapan "standar tertinggi efisiensi, kompetensi,
dan integritas," dengan memperhatikan pentingnya merekrut luas secara geografis.
Piagam menetapkan bahwa staf tidak akan meminta atau menerima instruksi dari otoritas lain selain
PBB. Setiap negara anggota PBB diperintahkan untuk menghormati karakter internasional dari
Sekretariat, dan tidak berusaha untuk memengaruhi para stafnya. Sekretaris Jenderal sendiri
bertanggung jawab untuk pemilihan staf.
Tugas Sekretaris-Jenderal termasuk membantu menyelesaikan sengketa internasional, administrasi
operasi penjaga perdamaian, menyelenggarakan konferensi internasional, mengumpulkan informasi
tentang pelaksanaan keputusan Dewan Keamanan, dan konsultasi dengan pemerintah anggota
mengenai berbagai inisiatif. Sekretariat kunci kantor di daerah ini termasuk Kantor Koordinator
Urusan Kemanusiaan, dan Departemen Operasi Penjaga Perdamaian. Sekretaris-Jenderal dapat
membawa kepada perhatian Dewan Keamanan setiap masalah yang, menurut nya, bisa
mengancam perdamaian, dan keamanan internasional.
Sekretaris Jenderal[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal saat ini, António Guterres dari Portugal.

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai juru bicara de facto dan
pemimpin PBB, selama 5 tahun masa jabatan. Sekretaris Jenderal saat ini adalah António Guterres,
menggantikan Ban Ki-moon yang masa jabatannya sudah usai pada 1 Januari 2017.[19]
Dibayangkan oleh Franklin D. Roosevelt sebagai "moderator dunia", posisi ini ditetapkan dalam
Piagam PBB sebagai "kepala pegawai administrasi" organisasi,[20]namun ternyata Piagam PBB
menyatakan juga bahwa tugas Sekretaris Jenderal dapat membawa ke perhatian Dewan Keamanan
"setiap masalah yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional"[21]. Dengan demikian, Piagam PBB telah memberikan ruang lingkup yang
lebih besar untuk posisi aksi jabatan ini di panggung dunia. Posisi ini telah berkembang menjadi
peran ganda dari semula seorang administrator organisasi PBB, merangkap pula seorang diplomat
dan yang mediator dalam menangani yang sengketa antara negara-negara anggota dan
menemukan konsensus dalam menangani isu-isu global.
Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum, setelah direkomendasikan oleh Dewan Keamanan
PBB, setiap anggota yang dapat memveto[22]. Majelis Umum secara teoretis dapat mengabaikan
rekomendasi Dewan Keamanan jika suara mayoritas tidak tercapai, meskipun sampai sekarang hal
ini tidak terjadi. Pada 1996, Dewan Keamanan mengadopsi seperangkat pedoman untuk proses
seleksi yang dicetuskan oleh Nugroho Wisnumurti (Duta Permanen Indonesia untuk PBB saat itu).
Pedoman Wisnumurti (Wisnumurti Guidelines) telah mempengaruhi proses seleksi, termasuk
penggunaan surat suara berkode warna untuk memilih kandidat.[23] Tidak ada kriteria khusus untuk
jabatan tersebut, tetapi selama bertahun-tahun, telah diterima bahwa jabatan itu bisa dijabat untuk
jangka satu atau dua dari lima tahun, dan akan diangkat pada dasar rotasi geografis, dan bahwa
Sekretaris-Jenderal tidak berasal dari salah satu lima negara anggota tetap Dewan Keamanan. [24]
 Sekretaris-Jenderal PBB[25]

Selesai
No. Nama Asal negara Mulai menjabat Catatan
menjabat

10 November
1 Trygve Lie Norwegia 2 Februari 1946 Mundur
1952

18 September Meninggal sewaktu


2 Dag Hammarskjöld Swedia 10 April 1953
1961 menjabat

30 November Sekjen pertama dari


3 U Thant Burma 1 Januari 1972
1961 Asia

4 Kurt Waldheim Austria 1 Januari 1972 1 Januari 1982

Javier Pérez de Sekjen pertama dari


5 Peru 1 Januari 1982 1 January 1992
Cuéllar Amerika

Boutros Boutros- Sekjen pertama dari


6 Mesir 1 Januari 1992 1 Januari 1997
Ghali Afrika

7 Kofi Annan Ghana 1 Januari 1997 1 Januari 2007

8 Ban Ki-moon Korea 1 Januari 2007 1 Januari 2017


Selatan

9 António Guterres Portugal 1 Januari 2017

PBB Tekankan Agama Sebagai


Faktor Penting dalam
Pembangunan
Pimpinan United Nations Inter-Agency Task Force on Religion and
Development, Azza Karam, saat dijumpai di sela-sela acara di Jakarta, Kamis
(28/11), mengatakan dialog tersebut mempertemukan pihak PBB dengan
organisasi-organisasi non-pemerintah berbasis agama, sebagai mitra
multilateral.

“Kita dapat belajar dari satu sama lain tentang bagaimana keagamaan
berpengaruh terhadap berbagai upaya yang kita lakukan dan bagaimana kita
bekerja dengan mitra-mitra berbasis agama dan juga masyarakat,” katanya.

Azza, yang juga merupakan Ketua Fasilitator UN Strategic Learning


Exchanges (SLE) on Religion, Development and Humanitarian Issues itu,
mengatakan secara strategis, agama adalah hal penting yang seringkali
bersentuhan dengan isu lain, baik dalam pembangunan, perdamaian dan
keamanan, serta hak asasi manusia.

“Jadi SLE ini adalah tentang bagaimana kita dapat berinteraksi yang lebih
baik dengan satu sama lain sebagai bagian dari kemitraan untuk
pembangunan berjangka panjang yang sudah sering kita gaungkan,” kata
Azza.

Lokakarya tingkat regional itu mengundang perwakilan dari berbagai


organisasi berbasis agama dari berbagai negara dari berbagai negara, seperti
Abbot Wat Saket dari Thailand, Karen Baptist Association dari Myanmar,
serta Council of Islamic Ideology dari Pakistan. Mewakili Indonesia, turut hadir
pula Lazis Muhammadiyah, Nadhlatul Ulama, serta Persekutuan Gereja-
Gereja Indonesia.

Pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah pada gelaran SLE ke-11 ini,
menurut Azza, karena identitas Indonesia yang penuh dengan inklusivitas,
keberagaman, dan persatuan yang harmonis.
"Ada kekayaan sejarah dan komposisi multi-kultural dari Indonesia yang
sangat cocok dengan acara ini. Beberapa dari organisasi keagamaan
terbesar juga ada di sini,” katanya.

Acara tersebut turut didukun Kedutaan Besar Belanda dan Kedutaan Besar
Swiss di Jakarta sebagai mitra penyelenggara, UNFPA, Uni Eropa, serta
berbagai mitra berbasis agama di kawasan dan di Indonesia, seperti
Netherlands-Indonesia Consortium for Muslim-Christian Relations, PGI,
PERSETIA, dan Pusat Studi Agama dan antar kebudayaan Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai