XII IPS 2
Pengakuan de facto
kemerdekaan Indonesia
Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 melalui proklamasi kemerdekaan oleh
Presiden Soekarno. Namun hal itu belum sah dan cukup untuk menyatakan kemerdekaan negara
kita. Pada 22 Maret 1946, Mesir mengakui bahwa Indonesia sudah merdeka secara de facto. Ini diikuti
negara lain yaitu India, Australia, Suriah, Libanon, Arab Saudi, Yaman, Palestina, Vatikan, dan
Belanda.
Pengakuan de jure
kemerdekaan Indonesia
Setelah UUD 1945 disahkan, Indonesia merdeka secara de jure pada 18 Agustus 1945. Selanjutnya
pemilihan presiden dan wakil presiden dilaksanakan, lalu lembaga legislatif (KNIP) dilantik. Dengan
diakui secara de jure, Indonesia akan mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat
internasional.
MESIR
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Al Ikhwan Al Muslimun (IM), organisasi
Islam yang dipimpin Syaikh Hasan Al Banna memberikan dukungannya kepada kemerdekaan
dan kedaulatan Indonesia, Mereka berjuang dengan cara menggalang opini umum lewat media-
media untuk memberikan kesempatan luas kepada para mahasiswa Indonesia untuk menulis
tentang Kemerdekaan Indonesia di koran-koran lokal Mesir. Selain itu, mereka juga menggelar
acara tabligh akbar dan berbagai demonstrasi. pemerintah Mesir mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 22 Maret 1946. Dengan itu Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, menyusul Syria, Irak, Lebanon, Yaman, Saudi
Arabia, dan Afghanistan.
Republik Indonesia telah mendapat simpati dari Liga Arab.Liga Arab mengutus Mohammad
Abdul Mun'im, untuk membawa pesan kepada pemerintah Indonesia. Kedatangan utusan Liga
Arab itu sudah tentu sangat menggembirakan bagi kalangan politik di Indonesia. Pada 15 Maret
1947 Mohammad Abdul Mun'im menghadap Presiden Soekarno untuk menyampaikan pesan dari
Liga Arab mengenai keputusan sidang pada tanggal 18 November 1946 yang berisi tentang agar
negar anggotanya mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat,
berdasarkan ikatan keagamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan.
lndia menjadi salah satu negara yang menjadi pelopor pengakuan Internasional atas Kemerdekaan Indonesia.
Hal ini dilihat dari usaha Jawaharlal Nehru yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri sekaligus Menteri
Luar Negeri India yang menyampaikan hasil Resolusi New Delhi kepada Perserikatan Bangsa yang membahas
INDIA
tentang Agresi Belanda atas Republik Indonesia untuk segera dihentikan. Dukungan yang diberikan India
terhadap kemerdekaan Indonesia didaasari oleh:
1.Perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang terjajah oleh imperialisme dan kolonialisme
bangsa Barat.
2.India dan Indonesia memiliki kedekatan sejarah dan budaya dengan Indonesia sejak abad ke-5 Masehi.
3.Keakraban Jawaharlal Nehru dengan pemimpin Indonesia Soekarno
4.Diplomasi Beras yang dilakukan oleh Sutan Sjahrir pada tahun 1946.untuk membantu bencana kelaperan
india
Pada 18 Mei 1946, Indonesia dan India menyepakati kerja sama pemberian bantuan 500.000 ton beras kepada
K.L Punjabi yang merupakan perwakilan India di Indonesia. ,lalu india membalas kebaikan Indonesia dengan
memberi pengakuan kemerdekaan secara resmi kepada Indonesia .Suran Syahrir sebagai Perdana Menteri
saat itu, akhirnya menyetujui untuk menghadiri Konferensi Antar-Asia.Konferensi Asia di New Delhi 1949 Pada
1949, India terlibat dalam Konferensi Asia di New Delhi, salah satu wujud dukungan India terhadap
kemerdekaan Indonesia.
Konferensi tersebut dicetus oleh Jawaharlal Nehru untuk menghimpun kekuatan negara-negara Asia dalam
melawan kolonialisme dan imperialisme di kawasan Asia. Akhirnya, berkat dukungan-dukungan tersebut,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Amerika Serikat berbalik mendukung Indonesia untuk merdeka dan
lepas dari tangan Belanda.
AUSTRALIA
Selanjutnya Vatikan langsung membuka jalur diplomatik dengan Indonesia yang disebut
dengan "Apostolic Delegate". Kedutaan ini secara resmi dibuka pada tanggal 6 Juli 1947.
Georges Marie Joseph Hubert Ghislain de Jonghe d'Ardoye, M.E.P ditugaskan sebagai duta
besar Vatikan pertama di Jakarta untuk masa 1947 hingga 1955.Kebijakan Vatikan
membuat banyak negara yang mayoritas pendudukannya beragama Katolik tersentak,
sehingga lewat PBB mereka kemudian mendesak diadakannya pertemuan untuk
menyelesaikan konflik Indonesia – Belanda.
PALESTINA
Palestina merupakan negara yang memberikan dukungan nyata terhadap
Kemerdekaan Indonesia pada saat negara-negara lain belum berani menunjukkan
sikap untuk Kemerdekaan Indonesia. Dukungan Palestina diwakili oleh Syekh
Muhammad Amin Al-Husaini yang merupakan mufti besar Palestina.
Pada tanggal 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan
selamat beliau ke seluruh dunia Islam, bertepatan pengakuan Jepang atas
Kemerdekaan Indonesia. Berita tersebut disiarkan selama dua hari berturut-turut
dan disebarluaskan. Harian Al-Ahram yang sangat terkenal teliti setahun sebelum
Soekarno Hatta benar-benar memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Gambar Syekh Muhammad Amin Al- juga memberitakan berita tersebut. Dukungan
tersebut telah dimulai
PENGAKUAN PBB TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA
Untuk menengahi perseteruan antara Indonesia dan Belanda yang terus berlangsung setelah
proklamasi kemerdekaan, Dewan Keamanan PBB membuat resolusi tanggal 1 Agustus 1947, yang
isinya sebagai berikut.
PBB menyerukan kepada Indonesia dan Belanda untuk melakukan gencatan senjata
Indonesia dan Belanda diminta untuk menyelesaikan masalah dengan komisi arbitrase atau cara
lainnya
Pada 14 Agustus 1947, Sidang Dewan PBB pun dilaksanakan di Lake Success, New York, Amerika
Serikat. Agenda Sidang Dewan PBB ini adalah untuk membahas mengenai konflik antara Indonesia
dengan Belanda, khususnya setelah Agresi Militer Belanda I. Sidang Dewan PBB menghasilkan dua
keputusan,
Indonesia diwajibkan untuk membuat laporan yang sesungguhnya tentang keadaan di Indonesia
Pembentukan Komisi Tiga Negara (KTN) yang akan memberikan jasa-jasa baik untuk membantu
menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda
PENGAKUAN KMB TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA
Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949
di Den Haag (Belanda). KMB digelar setelah Belanda dan Indonesia melewati beberapa jalur
diplomasi sebelumnya. Beberapa jalur diplomasi yang dilakukan oleh Belanda dan Indonesia
diantaranya perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, juga perjanjian Roem-Roijen. Dalam
rangka mempercepat penyerahan kedaulatan, pemerintah Indonesia yang kala itu diasingkan
di Bangka, bersedia mengikuti KMB. Pada tanggal 2 November 1949, persetujuan KMB berhasil
ditandatangani.
Pada akhir Desember 1949, KMB mengeluarkan hasil yang menyatakan bahwa Indonesia
diakui kedaulatannya oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 27 Desember 1949,
diadakanlah penandatanganan pengakuan kedaulatan di negeri Belanda. Pihak Belanda
ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr.ambahkan subjudul
ISI DARI KMB