Anda di halaman 1dari 6

RESPONS INTERNASIONAL

TERHADAP KEMERDEKAAN
INDONESIA
Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Mesir, India, dan Australia

Oleh:
Reza Oky Iswiranto, S.Pd.
MAN 3 Bantul
Pengakuan Kemerdekaan
Indonesia dari Mesir
 Tokoh yang berada di Mesir dalam pengakuan kemerdekaan Indonesia
dipelopori oleh Ikhwanul Muslimin (IM). IM merupakan organisasi yang
memperjuangkan kesetaraan ekonomi di Mesir. IM didirikan oleh Hasan
al-Banna pada 1928. Hasal al-Banna lahir pada 14 Oktober 1906.
Hasan al-Banna
 IM melakukan demonstrasi agar pemerintah Mesir dapat memberikan
pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, pemerintah
Mesir mengakui kedaulatan Indonesia pada 22 Maret 1946.
 Keputusan Sidang Dewan Liga Arab pada 18 November 1946 juga
menganjurkan agar negara yang ikut dalam Liga Arab (Suriah, Irak,
Lebanon, Yuman, Saudi Arabia, dan Afganistan) turut mengakui.
 Ikatan yang mendasari adalah pertalian agama
 Pemerintah Mesir langsung menindaklanjuti dengan mengirimkan
Mohammad Abdul Mounim ke Yogyakarta untuk menyerahkan dokumen
resmi pengakuan. Kemudian, pembuatan perjanjian persahabatan
antara dua Negara.
Mohammad Abdul Mounim
 Perdana Menteri Mesir, Nuqrasy Pasha bersama dengan Raja Farouk secara
kompak memberikan pernyataan bahwa Mesir mengakui kedaulatan
Indonesia.
 Dengan adanya pengakuan Mesir tersebut, Indonesia secara de yure
menjadi negara berdaulat. Masalah Indonesia dapat diangkat dan
ditangani oleh dunia internasional melalui PBB.
 7 April 1946, Presiden Sukarno mengirim delegasi resmi ke Mesir yang
merupakan delegasi pertama ke luar negeri.
 26 April 1946, Kembali mengirimkan delegasi ke Kairo untuk bertemu
dengan pejabat di Mesir dan Arab serta pemimpin Ikhwanul Muslimin.
 6 Mei 1946, H. Agus Salim sebagai perwakilan dari Indonesia berkunjung ke
pusat dan kantor IM.
Raja Farouk
 10 November 1947, Sutan Sjahrir berkunjung ke pusat dan kantor IM.
PENGAKUAN KEMERDEKAAN
INDONESIA DARI INDIA
 Dukungan India berasal dari adanya bencana kelaparan yang melanda
India pada tahun 1946, yang membuat Indonesia mengirimkan bantuan
500.000 ton beras.
 20 Agustus 1946, bantuan beras tersebut dikirim ke India. Setelahnya,
India mendukung aktif Indonesia di forum-forum PBB.
 Ketika Agresi Militer I (21 Juli 1947), India juga bersuara di DK PBB pada
Agustus 1947 tentang keadaan Indonesia dan upaya Belanda untuk
menguasai Indonesia, di mana secara de facto sudah diakui.
 19 Desember 1948, Agresi Militer II membuat pihak Indonesia terisolasi.
India mengirimkan penerbang India, Biju Patnak, untuk membawa
diplomat Indonesia ke India. Diplomat tersebut antara lain Sutan Syahrir,
A.A. Maramis, Sudharsono, L.N. Palar. Agresi tersebut membuat Sukarno
dan Hatta ditahan.
 Presiden Sukarno sudah menyiapkan strategi agar Indonesia dapat tetap
berdiri apabila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat. M. Natsir
mengirimkan telegram ke diplomat yang berada di India untuk
mendirikan Republik Indonesia di pengasingan (Indonesian Government
in Exile) pemerintah darurat di New Delhi India. Adapun Jawaharlal
Nehru mendukung.
 PM India, Nehru pada 20-23 Januari 1949 mengadakan Konferensi Asia di
New Delhi yang diikuti oleh 21 negara asia, seperti Myanmar, Pakistan,
Irak, Mesir, dll dengan tuntutan agar mengembalikan pemerintah RI,
membentuk pemerintah ad interim di Indonesia, Belanda harus menarik
seluruh pasukan, dan kedaulatan RI diberikan paling lambat 1 Januari
1950.
 3 Maret 1951, terdapat perjanjian bilateral kedua Negara.
 18-24 April 1955 di Bandung diadakan KAA.
Jawaharlal Nehru
PENGAKUAN KEDAULATAN
INDONESIA DARI AUSTRALIA
 1947, hubungan Indonesia dan Australia mulai berjalan baik.
 Pihak Australia mendukung Indonesia karena berpandangan bahwa setiap
negara bebas untuk membentuk dan memilih pemerintahannya sendiri.
 Ketika Belanda melakukan Agresi Militer I bulan Juli 1947, Australia bersama
dengan India membawa permasalahan tersebut ke PBB. Akhirnya, 14 Agustus
1947, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk melakukan pembelaan di
sidang PBB pada tanggal 14 Agustus 1947.
 Adapun diplomat Indonesia yang mewakili antara lain Sutan Syahrir, Agus
Salim, Sumitro, dll. Hasilnya dibentuk Komisi Jasa Baik (Australia, Belgia, AS).
Adapun Indonesia memberikan kepercayaan kepada Australia sebagai
wakilnya.
 Setelah Agresi Militer II tahun 1948, Australia terus menuntut agar Belanda Richard C. Kirby
menyerahkan kedaulatan. Maka, Komisi Jasa Baik diubah menjadi United Wakil Australia dalam
Nations Commission for Indonesia (AS, Ind, Belanda) yang kewenangannya Komisi Jasa Baik PBB
lebih luas.
 Australia juga beperan terselenggaranya KMB tahun 1949.

Anda mungkin juga menyukai