Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH RESPON INTERNASIONAL TERHADAP PERISTIWA

PROKLAMASI KEMERDEKAAN

KELOMPOK 6 :
1. RIZKI RAMADHAN
2. REYHAN OKTAVIAN
3. MUHAMMAD ABDU AWALI
4. NADYA ROSIANNA.N

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 42 JAKARTA


(SMK NEGERI 42 JAKARTA)
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

BAB I : RESPON INTERNASIONAL TERHADAP PERISTIWA


PROKLAMASI KEMERDEKAAN
A. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Mesir
 Dukungan Mesir
 Alasan Mesir mengakui dan mendukung kemerdekaan
 Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia
B. Pengakuan Kemerdekaan RI dan India
 Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
 Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari India
 Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI
C. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Australia
 Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI
 Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia
 Peranan Australia dalam mendukung kemerdekaan RI
A. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Mesir
Mesir adalah salah satu sekutu awal yg mengakui kemerdekaan Indonesia.Lebih
penting lagi, Mesir ikut menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima
kedaulatan Indonesia di mata hukum internasional. Dari sisi kronologi, Mesir
secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Dukungan
ini muncul setelah lobi gigih diplomat RI di Ibu Kota Kairo beberapa bulan setelah
Soekarno mengkonsolidasikan kabinet.Tak sekadar mengakui, Mesir pula yang
meyakinkan Suriah, Irak, Qatar, serta Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung
kemerdekaan Indonesia. Baru pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan
negara RI secara de jure, dengan menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa usaha RI,
serta membuka Kedutaan Besar di Kairo. Hubungan republik dengan Liga Arab pun
secara formal terjalin.Liga Arab lah yang berkali-kali mengecam serta mendesak
Belanda menghentikan agresi militer. Gaung kemerdekaan Indonesia membahana
ke seluruh penjuru dunia, setelah Proklamator kemerdekaan RI Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945.
Namun perlu diingat bahwa untuk berdiri sebagai negara yg berdaulat, Indonesia
membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau de jure.
Karena pada masa revolusi itu, wilayah Indonesia terjadi kekosongan
pemerintahan setelah Jepang menyerah pada Sekutu, dan pasukan Sekutu akan
mendarat dengan membawa pasukan Belanda yg ingin berkuasa kembali di
Indonesia. Pada persyaratan ini, kita tertolong dengan adanya pengakuan dari
tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia dapat menjadi berdaulat
dan mendapat pengakuan internasional. Gong dukungan untuk kemerdekaan
Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku “Diplomasi
Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat
Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata
sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI serta
Pahlawan Nasional RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI ), Adam Malik
(Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H.
Nasution.
Gambar i: Bung Karno dan para pemimpin negara lain. Dari kiri: Nehru (India),
Nkrumah (Ghana), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno (Indonesia), dan Tito
(Yugoslavia) M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam
bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran-serta, opini dan dukungan
nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia , di saat negara-negara lain
belum berani untuk memutuskan sikap. Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh
Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai
kemerdekaan Indonesia:”.., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab
menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau
melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam
Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang
disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan
harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.

 Dukungan Mesir Di Mesir,


sejak diketahui sebuah negeri Muslim bernama Indonesia
memplokamirkan kemerdekaannya, Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM),
organisasi Islam yang dipimpin Syaikh Hasan Al-Banna, tanpa kenal
lelah terus menerus memperlihatkan dukungannya. Selain
menggalang opini umum lewat pemberitaan media yang
memberikan kesempatan luas kepada para mahasiswa Indonesia
untuk menulis tentang kemerde-kaan Indonesia di korankoran lokal
miliknya, berbagai acara tabligh akbar dan demonstrasi pun digelar.
Para pemuda dan pelajar Mesir, juga kepanduan Ikhwan, dengan
caranya sendiri berkali-kali mendemo Kedutaan Belanda di
Kairo.Tidak hanya dengan slogan dan spanduk, aksi pembakaran,
pelemparan batu, dan teriakanteriakan permusuhan terhdp
Belanda kerap mereka lakukan.Kondisi ini membuat Kedutaan
Belanda di Kairo kewalahan.Mereka dgn tergesa mencopot
lambang negaranya dari dinding Kedutaan. Mereka juga
menurunkan bendera merah-putih-biru yang biasa berkibar di
puncak gedung, agar tidak mudah dikenali pada demonstran.
Kuatnya dukungan rakyat Mesir atas kemerdekaan RI membuat
pemerintah Mesir mengakui kedaulatan pemerintah RI atas
Indonesia pada 22 Maret 1946.Dengan begitu Mesir tercatat
sebagai negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan
Indonesia.Setelah itu menyusul Syria, Iraq, Lebanon, Yaman, Saudi
Arabia dan Afghanistan. Selain negara-negara tersebut, Liga Arab
juga berperan penting dalam Pengakuan RI. Secara resmi
keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November 1946
menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya
mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat.
Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka
didasarkan pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta
kekeluargaan. Melihat fenomena itu, majalah TIME pada 25 Januari
1946 dengan nada minornya menakut-nakuti Barat dengan
kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab.
“Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di
Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk
membebaskan diri dari Eropa.”
 Alasan Mesir mengakui dan mendukung kemerdekaan
adalah karena ikatan keagamaan, persaudaraan, dan
kekeluargaan. Diketahui bahwa Indonesia dan Mesir sama-
sama negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.
Sejak mendengar berdirinya negara Muslim bernama
Indonesia, organisasi Islam di Mesir, Ikhwanul Muslimin,
memelopori pemberian dukungan bangsa Mesir terhadap
kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini melakukan berbagai
cara, mulai dari menggalang opini lewat pemberitaan
media, menggelar acara tabligh akbar, dan demonstrasi di
kantor kedutaan Belanda di Kairo. Aksi massa Ikhwanul
Muslimin bahkan membuat pihak kedutaan Belanda
kewalahan dan mencopot bendera serta lambang
negaranya. Kuatnya dukungan rakyat Muslim Mesir itulah
yang membuat pemerintah mengakui kemerdekaan
Indonesia secara de facto pada 22 Maret 1946. Bentuk
dukungan dan pengakuan mesir terhadap kemerdekaan
indonesia juga dilakukan dengan cara menggalang
dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan
Indonesia di mata hukum internasional. Dukungan Mesir ini
tidak lepas dari lobi gigih diplomat RI di Kairo, beberapa
bulan setelah Soekarno mengonsolidasikan kabinet. Mesir
meyakinkan Suriah, Irak, Lebanon, Qatar, Yaman,
Afghanistan, dan Arab Saudi untuk mendukung
kemerdekaan Indonesia. Keputusan Dewan Liga Arab pada
18 November 1946 pun menganjurkan kepada semua
negara anggotanya untuk mengakui kemerdekaan
Indonesia. Pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan
Indonesia secara de jure, ditandai dengan
ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara
Indonesia dan Mesir. Langkah itu diikuti dengan pendirian
Kedutaan RI pertama di luar negeri di Kairo, Mesir.
 Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia
Mesir sangat berperan aktif dalam mendukung kemerdekaan
Indonesia. Sama halnya dengan India, ada gerakan dari
mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Mesir yang secara kolektif
mensosialisasikan kemerdekaan Indonesia di berbagai media
massa di Mesir.

Selain itu, ada dorongan dari diplomasi Indonesia ke Mesir yang


diketuai oleh H. Agus Salim. Berikut peran Mesir dalam mendukung
kemerdekaan Indonesia:
1. Peran dari organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin
Syaikh Hasan Al-Banna
2. Aksi pemuda Mesir yang berdemo di Kedubes Belanda di Kairo
3. Mengirim delegasi Mesir (Abdul Mun'im) ke Yogyakarta
4. Mesir mendorong agar Liga Arab mengakui kemerdekaan RI (18
November 1946)
5. Ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara RI (H. Agus
Salim) dan Mesir (Fahmi Nokrashi Pasha) (10 Juni 1947)
6. Menteri Luar Negeri Mesir di bawah kabinet Ahmad Kasabah
Pasha mengirim nota resmi ke Belanda yang berisi permintaan
Dari Mesir agar Belanda bersedia menghentikan aksinya di
Indonesia
7. Aksi pemboikotan oleh para buruh di pelabuhan Port Said dan
Terusan Suez terhadap kapal-kapal Belanda.

Anda mungkin juga menyukai