0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan6 halaman
Makalah ini membahas respon internasional terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, termasuk dukungan dari Mesir yang menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada Maret 1946 karena ikatan keagamaan dan persaudaraan, serta peran Mesir dalam mendukung kemerdekaan melalui organisasi Islam dan diplomasi."
Makalah ini membahas respon internasional terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, termasuk dukungan dari Mesir yang menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada Maret 1946 karena ikatan keagamaan dan persaudaraan, serta peran Mesir dalam mendukung kemerdekaan melalui organisasi Islam dan diplomasi."
Makalah ini membahas respon internasional terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia, termasuk dukungan dari Mesir yang menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada Maret 1946 karena ikatan keagamaan dan persaudaraan, serta peran Mesir dalam mendukung kemerdekaan melalui organisasi Islam dan diplomasi."
KELOMPOK 6 : 1. RIZKI RAMADHAN 2. REYHAN OKTAVIAN 3. MUHAMMAD ABDU AWALI 4. NADYA ROSIANNA.N
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 42 JAKARTA
(SMK NEGERI 42 JAKARTA) TAHUN 2023 DAFTAR ISI
BAB I : RESPON INTERNASIONAL TERHADAP PERISTIWA
PROKLAMASI KEMERDEKAAN A. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Mesir Dukungan Mesir Alasan Mesir mengakui dan mendukung kemerdekaan Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia B. Pengakuan Kemerdekaan RI dan India Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari India Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI C. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Australia Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia Peranan Australia dalam mendukung kemerdekaan RI A. Pengakuan Kemerdekaan RI dan Mesir Mesir adalah salah satu sekutu awal yg mengakui kemerdekaan Indonesia.Lebih penting lagi, Mesir ikut menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan Indonesia di mata hukum internasional. Dari sisi kronologi, Mesir secara de facto mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946. Dukungan ini muncul setelah lobi gigih diplomat RI di Ibu Kota Kairo beberapa bulan setelah Soekarno mengkonsolidasikan kabinet.Tak sekadar mengakui, Mesir pula yang meyakinkan Suriah, Irak, Qatar, serta Kerajaan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Baru pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan negara RI secara de jure, dengan menunjuk H.M Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di Kairo. Hubungan republik dengan Liga Arab pun secara formal terjalin.Liga Arab lah yang berkali-kali mengecam serta mendesak Belanda menghentikan agresi militer. Gaung kemerdekaan Indonesia membahana ke seluruh penjuru dunia, setelah Proklamator kemerdekaan RI Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI secara de facto pada 17 Agustus 1945. Namun perlu diingat bahwa untuk berdiri sebagai negara yg berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau de jure. Karena pada masa revolusi itu, wilayah Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan setelah Jepang menyerah pada Sekutu, dan pasukan Sekutu akan mendarat dengan membawa pasukan Belanda yg ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada persyaratan ini, kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia dapat menjadi berdaulat dan mendapat pengakuan internasional. Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri” yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI serta Pahlawan Nasional RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI ), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution. Gambar i: Bung Karno dan para pemimpin negara lain. Dari kiri: Nehru (India), Nkrumah (Ghana), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno (Indonesia), dan Tito (Yugoslavia) M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran-serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia , di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap. Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:”.., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.
Dukungan Mesir Di Mesir,
sejak diketahui sebuah negeri Muslim bernama Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya, Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM), organisasi Islam yang dipimpin Syaikh Hasan Al-Banna, tanpa kenal lelah terus menerus memperlihatkan dukungannya. Selain menggalang opini umum lewat pemberitaan media yang memberikan kesempatan luas kepada para mahasiswa Indonesia untuk menulis tentang kemerde-kaan Indonesia di korankoran lokal miliknya, berbagai acara tabligh akbar dan demonstrasi pun digelar. Para pemuda dan pelajar Mesir, juga kepanduan Ikhwan, dengan caranya sendiri berkali-kali mendemo Kedutaan Belanda di Kairo.Tidak hanya dengan slogan dan spanduk, aksi pembakaran, pelemparan batu, dan teriakanteriakan permusuhan terhdp Belanda kerap mereka lakukan.Kondisi ini membuat Kedutaan Belanda di Kairo kewalahan.Mereka dgn tergesa mencopot lambang negaranya dari dinding Kedutaan. Mereka juga menurunkan bendera merah-putih-biru yang biasa berkibar di puncak gedung, agar tidak mudah dikenali pada demonstran. Kuatnya dukungan rakyat Mesir atas kemerdekaan RI membuat pemerintah Mesir mengakui kedaulatan pemerintah RI atas Indonesia pada 22 Maret 1946.Dengan begitu Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia.Setelah itu menyusul Syria, Iraq, Lebanon, Yaman, Saudi Arabia dan Afghanistan. Selain negara-negara tersebut, Liga Arab juga berperan penting dalam Pengakuan RI. Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan pada ikatan keagamaan, persaudaraan serta kekeluargaan. Melihat fenomena itu, majalah TIME pada 25 Januari 1946 dengan nada minornya menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. “Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa.” Alasan Mesir mengakui dan mendukung kemerdekaan adalah karena ikatan keagamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan. Diketahui bahwa Indonesia dan Mesir sama- sama negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Sejak mendengar berdirinya negara Muslim bernama Indonesia, organisasi Islam di Mesir, Ikhwanul Muslimin, memelopori pemberian dukungan bangsa Mesir terhadap kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini melakukan berbagai cara, mulai dari menggalang opini lewat pemberitaan media, menggelar acara tabligh akbar, dan demonstrasi di kantor kedutaan Belanda di Kairo. Aksi massa Ikhwanul Muslimin bahkan membuat pihak kedutaan Belanda kewalahan dan mencopot bendera serta lambang negaranya. Kuatnya dukungan rakyat Muslim Mesir itulah yang membuat pemerintah mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto pada 22 Maret 1946. Bentuk dukungan dan pengakuan mesir terhadap kemerdekaan indonesia juga dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari Liga Arab agar menerima kedaulatan Indonesia di mata hukum internasional. Dukungan Mesir ini tidak lepas dari lobi gigih diplomat RI di Kairo, beberapa bulan setelah Soekarno mengonsolidasikan kabinet. Mesir meyakinkan Suriah, Irak, Lebanon, Qatar, Yaman, Afghanistan, dan Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Keputusan Dewan Liga Arab pada 18 November 1946 pun menganjurkan kepada semua negara anggotanya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Pada 10 Juni 1947, Mesir mengakui kedaulatan Indonesia secara de jure, ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara Indonesia dan Mesir. Langkah itu diikuti dengan pendirian Kedutaan RI pertama di luar negeri di Kairo, Mesir. Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia Mesir sangat berperan aktif dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Sama halnya dengan India, ada gerakan dari mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Mesir yang secara kolektif mensosialisasikan kemerdekaan Indonesia di berbagai media massa di Mesir.
Selain itu, ada dorongan dari diplomasi Indonesia ke Mesir yang
diketuai oleh H. Agus Salim. Berikut peran Mesir dalam mendukung kemerdekaan Indonesia: 1. Peran dari organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al-Banna 2. Aksi pemuda Mesir yang berdemo di Kedubes Belanda di Kairo 3. Mengirim delegasi Mesir (Abdul Mun'im) ke Yogyakarta 4. Mesir mendorong agar Liga Arab mengakui kemerdekaan RI (18 November 1946) 5. Ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara RI (H. Agus Salim) dan Mesir (Fahmi Nokrashi Pasha) (10 Juni 1947) 6. Menteri Luar Negeri Mesir di bawah kabinet Ahmad Kasabah Pasha mengirim nota resmi ke Belanda yang berisi permintaan Dari Mesir agar Belanda bersedia menghentikan aksinya di Indonesia 7. Aksi pemboikotan oleh para buruh di pelabuhan Port Said dan Terusan Suez terhadap kapal-kapal Belanda.