1. FAHDIL AL FAROQ
JL. Muhajirin, RT/RW. 04.09 Kel, Sidomulyo Bar., Kwc. Tampan, Kota Pekanbaru, Riau
28294
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul “Respon dunia Internasioanl terhadap
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 1 kelas XII dari Bunda
Yuniar Jayanti pada bidang sejarah minat. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang “Respon dunia Internasional terhadap
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”
kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bunda Yuniar Jayanti sebagai guru
mata pelajaran sejarah minat. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. kami juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penyusun,
Winna Mustika Anugrah
Daftar isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………..3
1. PENGAKUAN KEMERDEKAAN INDONESIA DARI MESIR, INDIA, DAN AUSTRALIA…...4
A.PENGAKUAN MESIR TERHADAP KEMERDEKAAN RI……………………………………...4
B.PENGAKUAN INDIA TERHADAP KEMERDEKAAN RI………………………………5
C.PENGAKUAN AUSTRALIA TERHADAP KEMERDEKAAN RI………………………7
2. PENGAKUAN TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA…………………………..7
A.KOMISI TIGA NEGARA…………………………………………………………………...8
B.UNCI (United Nations Commisions for Indonesia)....................................................8
3. KMB DAN SIKAP BELANDA TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA…………9
A. KONFERENSI MEJA BUNDAR……………………………………………………….9
B. SIKAP BELANDA TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA………………….12
1.PENGAKUAN KEMERDEKAAN INDONESIA DARI MESIR,
INDIA, DAN AUSTRALIA
Pengakuan dari negara lain secara de jure dapat memenuhi kedua kebutuhan
sosial kehidupan bernegara, yaitu tidak mengasingkan suatu negara dari
hubungan internasional dan menjamin kelangsungan hubungan internasional dan
mencegah tindakan merugikan bagi kepentingan individu dan hubungan antar
bangsa. Pengakuan kemerdekaan de jure merupakan titik awal bahwa
keberadaan suatu negara sudah sah menurut hukum internasional.Indonesia
membutuhkan dukungan dan pengakuan dari negara-negara lain. Untungnya,
dalam kurun waktu setahun setelah proklamasi, Indonesia mendapat dukungan
dari berbagai negara. Negara-negara pertama yang memberikan dukungan dan
mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir, India,dan Australia.
A. KMB
1.Pengertian KMB
Konferensi Meja Bundar atau Perjanjian KMB merupakan sebuah pertemuan
(konferensi) yang bertempat di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus sampai 2
November 1949 antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO
(Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yang mewakili beberapa negara yang
diciptakan oleh Belanda di kepulauan Indonesia.Usaha diplomasi Indonesia
dalam memperoleh pengakuan kemerdekaan dari Belanda berlangsung di
Konferensi Meja Bundar (KMB). KMB menjadi perundingan lanjutan dari
perundingan sebelumnya yang dilakukan Indonesia dan Belanda. Segala
perundingan dilakukan untuk menyelesaikan bentuk kekerasan yang diciptakan
oleh Belanda. Melalui KMB, Indonesia mendapat titik terang untuk
menyelesaikan konfliknya dengan Belanda dan menjadi negara yang merdeka.
2.Tanggal Dan Tokoh-Tokoh Perwakilan Dalam Sidang KMB
23 Agustus hingga 2 November 1949 berlangsung KMB di Den Haag,
Belanda. Dalam sidang KMB dipimpin oleh seorang Perdana Menteri Belanda
yaitu W. Drees. Sidang Konferensi Meja Bundar diikuti oleh, diantaranya
Delegasi dari Indonesia diikuti oleh Drs. Hatta (ketua), Ir. Djuanda, Prof Dr. Mr.
Supomo, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem, Dr. J. Leimena, Dr. Sumitro
Djojohadikusumo, Kolonel T.B. Simatupang, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sukiman,
Mr. Muwardi, dan Mr. Abdul Karim Pringgodigdo;Belanda diwakili oleh Mr. J. H.
Van Maarseveen;UNCI diwakili oleh Chritchley;BFO (Bijeenkomst voor Federaal
Overleg) mewakili negara-negara boneka ciptaan Belanda, diketuai oleh Sultan
Hamid II dari Pontianak.
2. Pengakuan Belanda
Belanda akhirnya mau mengakui kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17
Agustus 1945 setelah 60 tahun berlalu, yaitu 16 Agustus 2005. Pengakuan
Belanda akan kemerdekaan Indonesia dilakukan Menteri Luar Negeri Belanda
Bernard Rudolf Bot, melalui pidato resminya di Gedung Deplu. Bot secara
terang-terangan mengatakan bahwa Belanda telah mengakui kemerdekaan
Indonesia secara resmi. Bahkan, Bot juga menyampaikan permohonan maaf di
Jakarta, meskipun tidak dilakukan secara eksplisit. Pada saat itu pidato
berlangsung, pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Hassan
Wirajuda. Keesokan harinta, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan
Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-60 di Istana Negara, Jakarta
3.Sikap Indonesia
Setelah mendengar pidato dari Bot, Menlu Hassan mengatakan bahwa
Indonesia telah menerima pernyataan penyesalan dari pemerintah Belanda.
Acara pidato tersebut dimulai pukul 19.30 WIB dan berakhir pukul 20.15 WIB.
Usai pidato, kedua Menlu ini saling memotong nasi tumpeng sebagai tanda
bahwa Indonesia dengan Belanda telah menjalin hubungan yang lebih baik.