Isi
Sebagai tindak lanjut atas beberapa pertemuan awal, dihelat forum di Hoge
Veluwe, Belanda, pada 4-24 April 1946, yang membahas tentang persoalan status
kenegaraan, kemerdekaan, dan wilayah Indonesia. Namun, pemerintah Kerajaan
Belanda tidak setuju dan menawarkan opsi bahwa Indonesia akan menjadi negara
bawahan dalam persemakmuran Belanda. Soetan Sjahrir sebagai wakil delegasi
Indonesia tentu saja menolak mentah-mentah. Indonesia ingin kedaulatan penuh.
Perundingan kembali dilanjutkan pada 7 Oktober 1946 dengan tujuan untuk mengurai
persoalan demi persoalan. Delegasi Indonesia dalam forum ini adalah Soetan Sjahrir,
A.K. Gani, Amir Sjarifuddin, Soesanto Tirtoprodjo, Mohammad Roem, dan Ali
Boediardjo. Sementara dari pihak Belanda diwakili oleh Prof. Dr. Ir. W. Schermerhorn
dan Inggris sebagai penengah diwakili oleh Lord Killearen. Pada 14 Oktober 1946
disepakati bahwa akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai pengakuan
Indonesia dari pihak Belanda. Waktu yang disepakati untuk pertemuan penting itu
adalah dari 12 November 1946 di Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat
Penutup
Dengan demikian patutlah kita sebagai generasi muda menghargai jasa para
pahlawan karena dengn adanya perjanjian linggarjati menunjukkan bahwa perjuangan
para pahlawan di Indonesia tidak hanya memperjuangkan fisik saja tetapi juga pikiran,
mental, dan tenaga
Daftar Rujukan
https://tirto.id/sejarah-perjanjian-linggarjati-latar-belakang-isi-tokoh-delegasi-f9zC