NMP : 201615500032
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia Akan tetapi, merupakan awal dari
perjuangan dalam membangun sebuah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
wilayah Indonesia yakni, Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) pimpinan
Letnan Jenderal Sir Philips Cristison. Dalam sebuah wawancara pers internasional, Sir
perang dan interniran sekutu, melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk
Pada mulanya, kedatangan sekutu disambut baik oleh bangsa Indonesia. Dalam
sebuah perundingan yang diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 1945 antara pihak
Sekutu dan pihak RI yang menghasilkan kesepakatan antara lain; kerjasama antara
pemerintah RI dengan sekutu, menjaga keamanan dan ketentraman, dan tidak akan
memasukkan serdadu Belanda. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa di dalam pasukan
Sekutu terdapat serdadu Belanda dan aparat Netherlands Indies Civil Administration
(NICA) yang dimana mereka telah bekerjasama dan membuat perjanjian bahwa
Indonesia akan dikembalikan pada kekuasaan Belanda. Dalam hal ini, pihak RI
beranggapan bahwa Sekutu telah mengingkari kesepakatan yang telah dibuat. Pihak
RI menilai bahwa Sekutu juga telah menodai proklamasi kemerdekaan Indonesia dan
Hal yang dilakukan oleh Sekutu dan Belanda tersebut tentunya merupakan
diplomasi. Pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara sekutu maupun tentara
Belanda tidak dapat dihindarkan. Pertempuran dan pergolakan terjadi di seluruh
wilayah Indonesia yang diduduki oleh pasukan sekutu maupun Belanda, seperti
Desember 1945), pertempuran Medan Area (10 Desember 1945 hingga 10 Agustus
1946), pertempuran Bandung Lautan Api (23 Maret 1946) dan pertempuran di
terjadi di beberapa daerah tersebut, pihak RI dan Belanda bersedia untuk mengadakan
dengan sebutan Perjanjian Linggarjati. Dalam perundingan ini, pihak RI di wakili oleh
Perdana Menteri Sutan Syahri, sedangkan pihak Belanda diwakili oleh Prof.
Schermerhorn, dan yang menjadi perantara untuk keduanya adalah Lord Killearn dari
pasukan Inggris. kesepakatan yang dicapai dalam perundingan ini antara lain:
1. Belanda secara de facto mengakui pemerintah RI atas Jawa Madura dan Sumatera.
3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu
Hasil kesepakatan yang telah dicapai dalam perjanjian Linggarjati tersebut tidak
langsung disetujui oleh Parlemen Belanda dan Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP). Pihak Belanda berpendapat bahwa terlalu banyak kekuasaan yang akan
belah pihak pun menyetujui hasil kesepakatan tersebut. Delegasi dari masing-masing
wilayah RI. Penyerangan yang kemudian dikenal dengan sebutan Agresi Militer I.
Aksi penyerangan yang dilakukan oleh Belanda mendapat kecaman dari dunia
konflik antara Belanda dan RI yakni, Komisi Tiga Negara (KTN). Negara-negara yang
dan RI di atas sebuah kapal perang Amerika Serikat yang bernama USS Renville yang
kemudian disebut sebagai Perjanjian Renville. Pihak RI diwakili oleh Mr. Amir
meliputi Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera, dan tentara Indonesia harus
ditarik mundur dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur atau wilayah-wilayah
kekuasaan Belanda.
perang dengan Belanda terus dilanjutkan maka akan memakan banyak korban jiwa.
Oleh sebab itu, mau dan tidak mau, pihak RI harus menerima hasil kesepakatan
Desember 1948, Belanda yang pada dasarnya ingin menguasai seluruh wilayah
dengan agresi militer II. Dalam penyerangan ini, Belanda menangkap Presiden Ir.
Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan beberapa tokoh RI lainnya. Mereka
kecaman dari dunia internasional karena Belanda dianggap telah melanggar perjanjian
Renville yang dimana saat penandatanganan perjanjian tersebut dihadiri KTN dan
wakil dari PBB. Dalam hal ini, PBB pun mengeluarkan resolusi agar Belanda dan RI
melakukan gencatan senjata dan kembali ke meja perundingan. Maka pada tanggal 17
April 1949, terlaksanalah sebuah perundingan antara pihak Belanda dan wakil dari
menjaga perdamaian.
1949 antara RI dan negara-negara yang tergabung dalam Bijeenkomst voor Federal
Oveleg (BFO). Konferensi ini dimaksudkan untuk membicarakan terkait konsep dan
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama RIS berdasarkan demokrasi dan
federalisme.
2. RIS dikepalai oleh seorang presiden dan dibantu oleh menteri-menteri yang akan
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun dari Kerajaan
Belanda.
Kemudian pada tanggal 30 Juli 1949, konferensi Inter-Indonesia dilanjutkan di
Jakarta dengan pembahasan terkait pelaksanaan dari pokok persetujuan yang telah
KMB.
Pada tanggal 23 Agustus 1949 dimulai KMB di kota Den Haag, Belanda.
Dalam konferensi ini, delegasi RI dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta, delegasi BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid dan delegasi Belanda dipimpin oleh Van Maarseveen.
Terkait kesepakatan yang dicapai dalam KMB, masih perlu diratifikasi oleh
semua negara yang akan tergabung dalam anggota RIS. Setelah pelaksanaan KMB,
kesepakatan dalam KMB kepada KNIP. Pada tanggal 7 Desember 1949 KNIP
Dalam persidangan tersebut, terjadi perdebatan yang sengit antara para peserta
sidang. Banyak peserta yang tidak menerima hasil-hasil KMB karena dianggap
semakin merugikan pihak Indonesia. Sementara para delegasi menyatakan bahwa
hasil-hasil KMB tersebut adalah yang terbaik yang bisa didapatkan oleh pihak
Indonesia. Para delegasi juga menyatakan bahwa dalam sebuah perundingan, tidak
perundingan. Hal ini menyebabkan sedang berjalan dengan alat dan membutuhkan
Pada hari terakhir sidang, tepat pada tanggal 15 Desember 1949, dengan melihat
perdebatan diantara peserta yang tidak ada jalan keluarnya, maka pimpinan sidang
terpaksa membuat keputusan untuk melakukan pemungutan suara atau voting. Dalam
sidang tersebut terdapat 319 anggota yang hadir dan memiliki hak suara. Saat hendak
melakukan voting, 31 orang keluar dari forum sidang. Dari hasil voting tersebut, 226
menerima dan 62 menolak. Dengan demikian maka, hasil KMB sudah diterima dan
di dua tempat yang berbeda yaitu, di Istana Gambir, Jakarta dan Di Istana Dam,
Belanda meskipun dalam bentuk negara federal. Dengan demikian, secara resmi
negara boneka bentukan Belanda yaitu Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan,
Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan dan lain-lain. Republik Indonesia
sendiri merupakan salah satu negara bagian dalam RIS. Wilayah RI meliputi Jawa
Tengah, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Timur dan sebagian wilayah Sumatera dan
pejabat RIS termasuk Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta yang pada saat itu menjabat
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Ir. Soekarno diangkat menjadi Presiden RIS
terjadinya kekosongan pada kursi pemerintahan negara bagian RI. Presiden Soekarno
kemudian menunjuk ketua BPKNIP saat itu, yaitu Mr Assaat sebagai Pemangku
Berbicara mengenai sosok Mr. Assaat, banyak orang yang tidak mengenal salah
satu tokoh pejuang Indonesia ini. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa
tokoh ini mempunyai peranan besar untuk Indonesia. Ternyata, peranannya yang besar
terhadap bangsanya, lantas tidak membuat tokoh ini dikenal luas oleh masyarakat
tentangnya, atau sekedar mencatat namanya. Literatur mengenai Mr. Assaat sangat
sulit ditemui
B. Rumusan Masalah
penelitian ini lebih terarah, maka perlunya dilakukan pembatasan masalah. Sebagai
suatu kajian ilmiah, sejarah memiliki tiga ruang lingkup penelitian yakni ruang
antaranya, kota Yogyakarta dan kota Jakarta. Alasan mengapa kota Yogyakarta dan
kota Jakarta dipilih sebagai lingkup spasial adalah karena kedua kota tersebut
merupakan Ibukota kota RIS dan RI. Dari ruang lingkup temporal dalam penelitian ini
dibatasi pada tahun 1949-1950. Pembatasan pada tahun 1948 didasarkan pada
pertimbangan bahwa tahun tersebut merupakan awal terbentuknya RIS dan tahun
1950 merupakan tahun dimana Mr. Assaat berperan sebagai Pemangku Jabatan
Presiden RI. Sedangkan dari ruang lingkup tematik dalam penelitian ini dibatasi pada
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Indonesia.
b. Tujuan Khusus
Indonesia.
Indonesia.
2. Manfaat Penulisan
a. Bagi pembaca
Indonesia.
Datu Mudo.
b. Bagi penulis
penelitian sejarah.
kemerdekaan.
E. Metode Sejarah
1. Heuristik
Heuristik secara harfiah berasal dari bahasa Yunani "heurishein" yang artinya
data sejarah yang relevan dengan topik penelitian tersebut. Sumber sangat
ditentukan.
Sumber yang digunakan dalam proposal yang berjudul "Peran Mr. Assaat Dalam
perpustakaan, gramedia, google play book, tokoh buku, artikel, jurnal dan lain-
dan tidak tertulis. Penulis dalam mengerjakan penelitian historis ini menggunakan
sumber tertulis. Sumber tertulis terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder.
a. Sumber Primer
Sumber primer atau sumber asli adalah evidensi atau bukti yang kontemporer
atau zaman dengan suatu peristiwa yang terjadi. Adapun sumber primer yang
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder adalah apa yang telah ditulis oleh sejarawan sekarang atau
Balai Pustaka.
Pramoedya Anara Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil. (2014) Kronik
Nur Fajar Absor. (2020) Memoar Mr. Assaat Datuk Mudo. Jakarta; Guepedia
2. Verifikasi
Verifikasi disebut sebut sebagai kritik sumber. Pada tahap ini, peneliti
menguji keabsahan sumber, yang dilihat dari dua jenis kritik yakni, kritik ekstern
a. Kritik Ekstern
bentuk fisiknya.
b. Kritik Intern
Kritik Intern adalah tahap dalam penelitian sejarah yang bertujuan untuk
menguji kredibilitas dan realibilitas dari sumber sejarah. Dalam tahap ini,
peneliti melakukan kritik secara kritis terhadap konten dan substansi isi dari
sumber sejarah.
sumber-sumber dalam penelitian, penulis tidak serta merta menerima begitu saja
apa yang tertulis dalam sumber-sumber yang telah diperoleh. Setelah verifikasi,
3. Interpretasi
dua cara yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sementara
kewajiban untuk kita dalam memahami dan mengetahui terkait sejarah perjuangan
juga menafsirkan bahwa Mr. Assaat peran yang begitu penting dalam sejarah
Pemangku Jabatan Presiden RI pada masa RIS. Mr. Assaat merupakan tokoh
Historiografi adalah suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan
dalam satuan penulisan yang utuh. Penulis perlu menyerahkan seluruh daya
dalam penulisan sejarah. Berbeda dengan ilmu sosial lain, sejarah bersifat
Historiografi merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah dan kemudian hasilnya
disajikan dalam sebuah bentuk tulisan. Penyajian tulisan hasil penelitian ini
1. Kajian Pustaka
Pustaka sangat diperlukan dalam penulisan sebuah karya ilmiah, terutama sejarah.
terkait masalah yang akan dikaji. Kajian pustaka merupakan telaah terhadap
Republik Indonesia Serikat merupakan negara federal yang dibentuk pada tanggal
tahun 2014. Penulis juga menggukan buku Memoar Mr. Assaat Datuk Mudo yang
diterbitkan oleh Guepedia The First On-Publisher in Indonesia tahun 2020. Buku
Memoar Mr. Assaat Datuk Mudo juga menjelaskan tentang latar belakang
kesatuan dan latar belakang kehidupan Mr. Assaat mulai dari latar belakang
Daerah Sumatera Barat yang ditulis oleh Tim Penyusun Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan yang membahas mengenai berbagai organisasi yang diikuti oleh
2. Pendekatan Penelitian
yang mengkaji aktivitas manusia dalam dimensi waktu, tentu tidak terlepas dari
Pendekatan Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti dalam
sejarah sangat tergantung dari bagaimana kita memandangnya, aspek mana yang
menjadi perhatian kita. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan politik,
pendekatan ilmu hukum tata negara dan pendekatan sosiologis dalam penelitian
ini.
a. Pendekatan sosiologis
Sosiologi merupakan salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial yang objek
b. Pendekatan politik
diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah
nama Republik Indonesia Serikat sebagai akibat dari disahkannya hasil sidang
prinsip dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis ataupun yang
Historiografi adalah suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian atau penemuan dalam
suatu penulisan yang utuh. Pada tahap ini penulis perlu mengerahkan seluruh daya
Historiografi yang relevan yaitu sebuah tulisan historiografi yang mempunyai topik
yang sama. Hal ini berguna sebagai pembanding, pembeda maupun pelengkap untuk
penulisan yang akan dibuat. Penulis telah menemukan historiografi yang relevan
Historiografi yang relevan tersebut adalah skripsi karya Maya Azmi Sundari yang
Indonesia (1945-1950) dari Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, tahun 2013. Skripsi ini membahas mengenai
Skripsi tersebut memiliki kaitan dengan skripsi yang akan penulis buat. Bersamaan
dengan skripsi yang akan penulis buat adalah pembahasan mengenai pelaksanaan
Serikat secara keseluruhan serta peran Mr. Assaat dalam upaya pembentukan
tersebut
H. Sistematika Penulisan.
Karya penulisan sejarah yang berjudul "Peran Mr. Assaat Dalam Pembentukan
Republik Indonesia Serikat (1949-1950)" akan disusun dalam tiga bab, yaitu sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama dalam penulisan ini yaitu bab pendahuluan yang berisi mengenai
latar belakang masalah, rumusan mssalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
Bab kedua ini akan membahas mengenai latar belakang terbentuknya Republik
Indonesia Serikat.
BAB III PERANAN MR ASSAAT DALAM PEMBENTUKAN REPUBLIK
Bab ini akan membahas secara singkat mengenai latar belakang kehidupan Mr.
Assaat, mulai dari latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan dan latar
belakang organisasi. Dalam bab ini juga akan bahas secara mengenai peran Mr