BAB V
A. Simpulan
1. Bahwa pada sekitar abad ke-XIV dan permulaan abad ke- XV terdapat lima
Teluk Bengal yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Langka,
Birma (kini Myanmar), dan pesisir Utara dan Barat Sumatera. Kedua, jaringan
jaringan perdagangan Laut Sulu, yang meliputi pesisir Barat Luzon, Mindoro,
Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian Selatan Sumatera. Jaringan
Sejarah jalur lautan mempunyai arti penting bagi sejarah awal Indonesia dan
politik dan sejarah kebudayaan yang terkait erat dengan perdagangan dan jalur
perdagangan.
Dengan pulau dan lautan yang lebih luas dari daratannya, Indonesia
tersebut antara lain didorong faktor lautan yang menjadi jalur pelayaran
64
65
Ternate sebagai bandar jalur sutera mengalami masa jaya pada abad ke- 16 M.
yang terbentang antara Sulawesi dan Irian Jaya. Ke Barat kekuasaannya diakui
kepulauan Ambon. Kekuasaan yang begitu jelas didukung oleh sumber daya
manusia dan sarana yang cukup kuat, seperti perahu, junk, atau kapal sebagai
dukungan yang kuat tidak mungkin mampu mengadakan ekspansi politik. Hal
ini erat kaitannya dengan peranan Ternate sebagai bandar jalur sutera.
Munculnya Ternate sebagai bandar jalur sutera berkaitan erat dengan interaksi
2. Bahwa setelah Islam masuk, seorang Sultan dibantu oleh para Imam
(pemimpin dalam agama Islam, pembantu sultan dalam bidang agama Islam),
pada masa ini kedudukan para Imam menjadi sangat penting. Mereka juga
sering dipilih menjadi anggota Soasiwa (Soa: kampung, siwa: sembilan atau
kesultanan sekaligus ikut berperan dalam perang melawan para bangsa asing,
pajak, dan hanya memberikan sedikit imbalan kepada masyarakat, atau dalam
66
keadaan tertentu mengambil dengan paksa atau menyita hasil bumi itu
bagi masyarakat biasa, yang mendapat untung besar hanyalah raja dan
bawahan-bawahannya.
Jogugu (menteri) dan Fala Raha (kata ini secara harfiah berarti empat rumah
dan dianggap di sini sebagai Raja Penasehat) terpilih untuk membantu raja
dalam menjalankan kerajaan. Fala Raha merupakan perwakilan dari empat klan
dikatakan bahwa Fala Raha merupakan pengganti empat momole pada periode
pra-Islam. Selain itu ada beberapa posisi yang dibentuk untuk membantu raja
seperti Nyagimoi Bobato (Dewan 18), Sabua Raha (empat hakim agung), Heku
sebagian besar masih animisme dan dinamisme dan sebagian kecil pada lapisan
atas terutama golongan raja dan bangsawan berikut anggota birokratnya sudah
digambarkan oleh Antonio Galvao dari mulai kolano atau sultan setelah Islam
masuk dan tersebar di daerah itu lambat laun makin bertambah dan bukan
penduduk asli saja tetapi sudah bercampur dengan etnik lainnya akibat
Perhubungan yang erat sekali berasal dari Jawa atau kebudayaan Jawa masuk
pemahaman bahwa tanah atau lahan dan pengusahaan lahan, termasuk juga laut
mempunyai hak untuk mengelola sistem-sistem ini akan tetapi sebagian dari
dalam hal pekerjaan mereka. Karena Ternate terkenal dengan hasil panen
Mereka yang biasanya bertanam cengkeh, pala, kenari, dan kayu manis tinggal
menanam kelapa atau menjadi nelayan. Selain itu, beberapa dari mereka adalah
pedagang. Huda yang terbuat dari beras, sagu, atau singkong yang biasanya
lain. Karena jalur darat dirasakan tidak aman dan beresiko tinggi selain
berhadapan dengan para perampok, para pedagang yang melewati jalur ini
harus mengeluarkan biaya yang terlalu tinggi belum lagi terjadi pungutan
mudah.
para bangsa asing khususnya bangsa Eropa pada abad ke-16, telah membawa
menguasai dan memonopoli perdagangan dengan cara politik bujuk rayu dan
benda seni seperti keramik yang didatangkan dari Jawa dan Cina, dan peralatan
sehari-hari.
B. Saran
sebuah periode atau masa yang cukup menarik untuk dikaji dalam ilmu
para peserta didik yang memiliki watak disiplin, loyalitas yang tinggi dan
maritim).