Anda di halaman 1dari 2

1. Pengertian tindak pidana korupsi yang diatur dalam UU No.

20 Tahun 2001 sebagai


berikut: “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda
paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Sedangkan pengertian penggelapan yang termuat
dalam Pasal 372 KUHP, yaitu:“Barang siapa dengan sengaja menguasai secara melawan
hukum sesuatu benda yang seharusnya atau sebagian merupakan kepunyaan orang lain
yang berada padanya bukan karena kejahatan, karena bersalah melakukan
penggelapan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau
dengan pidana denda setinggi- tingginya 900 (sembilan ratus) rupiah.
Dari penjelasan dua pasal di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan mendasar antara
kedua tindak pidana tersebut adalah adanya kerugian negara. Tindak pidana korupsi
membuat negara mengalami kerugian terhadap keuangan negara atau perekonomian
negara. Sedangkan penggelapan/penipuan terjadi dalam lingkup perusahaan atau
perseorangan yang tidak merugikan negara.
2. Dalam hukum pidana Islam pencurian merupakan suatu bentuk pidana yang diancam
dengan hukuman Had (potong tangan). Sebagaimana yang Allah berfirman dalam surat
Al-Maidah ayat 38 yang artinya : "Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri
potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksan."
Begitupun juga dengan korupsi. Korupsi merupakan suatu tindak pidana dalam hukum
Islam. Salah satu hukuman orang yang melakukan korupsi, yang telah dibagi menjadi
beberapa kelompok adalah "pidana atas anggota badan berupa potong tangan dan kaki,
potong tangan atau kaki dan penamparan atau pemukulan".
Dari penjelasan ini dapat kita ketahui bahwa, hukuman bagi pelaku pencurian dan
pelaku korupsi adalah sama. Namun, hukuman bagi pelaku pencurian dan pelaku
korupsi bisa saja berbeda. Kedua perbuatan tersebut memiliki bentuk-bentuk hukuman,
yang mana hukuman tersebut disesuaikan dengan lingkup dan skalanya.

3. Potong tangan merupakan suatu bentuk hukuman dalam Islam bagi pelaku pencurian.
Tetapi tidak semua pelaku pencurian dapat dijatuhkan hukuman potong tangan
tersebut.
Terdapat beberapa syarat dalam hukuman potong tangan yaitu, 1. Disyaratkan pelaku
pencurian itu sudah baligh, berakal, lakukan pencurian itu dengan berkehendak sendiri.
Bagi anak-anak, orang gila dan orang yang dipaksa oleh orang lain tidak bisa dijatuhi
hukuman potong tangan. 2. Keadaan barang yang dicuri itu sudah mencapai nisab yaitu
seperempat Dinar. Nisab adalah bagian utama dari syarat penetapan seorang untuk
dipotong tangan disebabkan ukuran barang yang dicuri, baik dalam ketentuan hadits
ataupun ijma para ulama dan dalam pencurian sendiri atau kelompok. 3. Barang yang
diambil tersebut dari tempat penyimpanan dan juga barang tersebut bukan milik pelaku
pencurian.
Dari Qasim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda "tidak
ada potong tangan dalam sesuatu yang kurang dari sepuluh dirham.

4. Cara yang paling ampuh untuk menanggulangi tindak korupsi adalah cukup dengan
meneggakkan hukum. Terjadinya berbagai tindakan korupsi karena hukum tidak benar-
benar ditegakkan. Di negara kita ini hukumannya berlaku bagi rakyat kecil, sedangkan
hukum tidak bisa menjerat para pejabat. Ketika diangkat menjadi pejabat, mereka
bersumpah untuk menjalankan tugas dan tanggung sesuatu ketentuan, namun selalu
kita mendapati hal-hal yang merugikan yang di lakukan oleh mereka. Dalam perspektif
Islam, orang seperti ini adalah orang yang imannya kurang, sehingga mudah melakukan
perbuatan-perbuatan keji. Hukum yang di buat oleh Allah saja dilanggarnya apalagi
hukum yang di buat manusia. Dalama hal ini dapat kita menilai bahwa, memilih
pemimpin tidak bisa hanya dengan melihat kepintaran atau kecerdasannya saja,

Anda mungkin juga menyukai