3. Potong tangan merupakan suatu bentuk hukuman dalam Islam bagi pelaku pencurian.
Tetapi tidak semua pelaku pencurian dapat dijatuhkan hukuman potong tangan
tersebut.
Terdapat beberapa syarat dalam hukuman potong tangan yaitu, 1. Disyaratkan pelaku
pencurian itu sudah baligh, berakal, lakukan pencurian itu dengan berkehendak sendiri.
Bagi anak-anak, orang gila dan orang yang dipaksa oleh orang lain tidak bisa dijatuhi
hukuman potong tangan. 2. Keadaan barang yang dicuri itu sudah mencapai nisab yaitu
seperempat Dinar. Nisab adalah bagian utama dari syarat penetapan seorang untuk
dipotong tangan disebabkan ukuran barang yang dicuri, baik dalam ketentuan hadits
ataupun ijma para ulama dan dalam pencurian sendiri atau kelompok. 3. Barang yang
diambil tersebut dari tempat penyimpanan dan juga barang tersebut bukan milik pelaku
pencurian.
Dari Qasim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda "tidak
ada potong tangan dalam sesuatu yang kurang dari sepuluh dirham.
4. Cara yang paling ampuh untuk menanggulangi tindak korupsi adalah cukup dengan
meneggakkan hukum. Terjadinya berbagai tindakan korupsi karena hukum tidak benar-
benar ditegakkan. Di negara kita ini hukumannya berlaku bagi rakyat kecil, sedangkan
hukum tidak bisa menjerat para pejabat. Ketika diangkat menjadi pejabat, mereka
bersumpah untuk menjalankan tugas dan tanggung sesuatu ketentuan, namun selalu
kita mendapati hal-hal yang merugikan yang di lakukan oleh mereka. Dalam perspektif
Islam, orang seperti ini adalah orang yang imannya kurang, sehingga mudah melakukan
perbuatan-perbuatan keji. Hukum yang di buat oleh Allah saja dilanggarnya apalagi
hukum yang di buat manusia. Dalama hal ini dapat kita menilai bahwa, memilih
pemimpin tidak bisa hanya dengan melihat kepintaran atau kecerdasannya saja,