Abad ke-16
dan Melayu sekitar permulaan abad ke-14 M, menyusul setelahnya yaitu para
pedagang dari luar wilayah Nusantara. Sejarah mencatat agama Islam datang
yakni terjadi pada masa kepemimpinan Sultan Baabullah (Alwi, 2005: 14).
2220
23
memudahkan bangsa asing, yakni Portugis, Spanyol, dan Belanda yang secara
turun ke laut maka penduduk negeri itu akan bergairah mencari hubungan ke
bukanlah hasil laut yang jadi primadona perdagangan saat itu. Melainkan
tersebut mengacu pada dua hal penting, yaitu kondisi wilayah dan penduduk.
Kondisi wilayah bukan hanya menyangkut letak dan keadaan alam tetapi juga
yang bercorak maritim karena letaknya yang berada di pesisir pantai, dan
perdagangan yaitu suatu ciri yang erat kaitannya dengan kenyataan bahwa para
pedagang lebih sesuai hidup dalam masyarakat kota bercorak maritim. Ciri
beratkan pada angkatan darat. Ciri ini biasanya dimiliki oleh kerajaan-
kerajaaan pada zaman Indonesia Hindu. Namun, tidak semua kerajaan pada
garis Khatulistiwa dan berada pada 124º Bujur Timur dan 3º Lintang Selatan.
Ada sekitar 353 pulau besar dan kecil baik yang berpenghuni maupun yang
belum berpenghuni di wilayah ini. Pulau terbesarnya dan paling utama adalah
Bacan, Makian, Ternate, dan Tidore. Luas wilayah Maluku Utara mencapai
32.000 km², sementara kawasan lautnya sebesar 107.381 km². Di sebelah Utara
Laut Seram, di sebelah Timur dengan Laut Halmahera, dan di sebelah Barat
Utara dan berada pada posisi 126° - 128° Bujur Timur, dengan luas wilayah
249,75 km², seluruh wilayah daerah ini dikelilingi laut, dengan batas-batasnya
meliputi: Sebelah Timur dengan Selat Halmahera dan Sebelah Barat dengan
wilayahnya terdiri dari delapan buah pulau, lima pulau berukuran sedang, dan
tiga pulau lainnya berukuran kecil yang hingga sekarang belum dihuni
25
penduduk. Nama dan luas pulau tersebut serta kategorinya seperti pada uraian
berikut :
8. Pulau Gurida (0,55 km²/ tidak dihuni) (Kementerian Dalam Negri, 1992:
41)
rantai lima pulau kecil yaitu Ternate, Tidore, Morotai, Bacan, dan Makian yang
membentang sepanjang 25 mil2 dan berada hanya 5 mil2 dari pantai pesisir
pulau yang relatif cukup besar yaitu Jailolo (6,950 mil2) yang dewasa ini
Selatan dari Filipina. Kepulauan kecil ini yang memiliki jumlah daratan tidak
kurang dari 200 mil2 pada zaman dahulu dihuni oleh 25.000 jiwa
kepulauan ini adalah pulau kembar Ternate dan Tidore yang masing-masing
luasnya sekitar 40 mil2. Kedua pulau tersebut merupakan gunung berapi yang
menyembul dari dasar laut sampai ketinggian lebih dari satu mil di atas
permukaan laut.
26
mempunyai hasil utama dalam bidang pertanian yaitu jagung, sagu, dan padi.
Hasil utama perkebunan berupa kelapa, pala, cengkeh, dan kopi, dalam bidang
kehutanan yaitu kayu putih. Hasil utama perikanan berupa ikan laut, rumput
laut, dan mutiara. Dalam bidang industri antara lain; minyak pala, minyak
kelapa, kayu lapis, dan kayu olahan; bidang pertambangan; minyak bumi,
seperti tulisan Tomé Pires dalam bukunya The Suma Oriental of Tomé Pires,21
yang menjelaskan bahwa cengkeh, pala dan bunga pala (fuli) hanya terdapat di
Indonesia bagian Timur dan terdapat dalam jumlah besar, oleh karena itu
yang selalu berubah, terutama di pasaran Eropa (Hanna dan Alwi, 1996: 18).
seksual manusia.
mereka atau ketika menghadap kaisar menerima titah, supaya mereka bisa
berbicara dengan suara bagus dan lancar. Di Eropa, selain untuk pengobatan
cengkeh dipakai sebagai obat hirup yang biasanya merupakan asesori kalangan
musim kemarau dan hujan. Perubahan musim ini bergantung pada keadaan
muson. Musim hujan berlangsung antara November hingga April berkat angin
muson Barat, musim penghujan berakhir pada bulan Mei hingga Oktober
ketika angin muson Barat berhenti dan digantikan oleh angin muson Timur.
Tenggara pada waktu melintas garis Khatulistiwa akan berubah menjadi Barat
Daya, sedangkan apabila angin pasat Timur Laut melintas Khatulistiwa dalam
perjalanan ke Selatan ia akan berubah menjadi angin laut. Faktor kedua ialah
lokasi Indonesia di antara dua kontinen, Asia dan Australia. Iklim panas di
salah satu benua ini akan mengakibatkan suatu tekanan rendah yang cukup
mempengaruhi daerah angin mati tersebut bergeser lebih jauh ke Selatan atau
Dengan demikian terjadilah angin musim yang berubah tujuan setiap setengah
sebelah barat, adapun pada bulan Maret dengan menggunakan angin barat
ke-16
Hall yakin bahwa pada sekitar abad ke-XIV dan permulaan abad ke-
Sri Langka, Birma (kini Myanmar), dan pesisir Utara dan Barat Sumatera.
Keempat, jaringan perdagangan Laut Sulu, yang meliputi pesisir Barat Luzon,
hegemoni Majapahit. Sejarah jalur lautan mempunyai arti penting bagi sejarah
penting dalam sejarah politik dan sejarah kebudayaan yang terkait erat dengan
Dengan pulau dan lautan yang lebih luas dari daratannya, Indonesia
tersebut antara lain didorong faktor lautan yang menjadi jalur pelayaran
Ternate sebagai bandar jalur sutera mengalami masa jaya pada abad
Barat (Jazirah Hoamal) dan kepulauan Ambon. Kekuasaan yang begitu jelas
30
didukung oleh sumber daya manusia dan sarana yang cukup kuat, seperti
perahu, junk, atau kapal sebagai alat untuk menjangkau antar-pulau yang
mengadakan ekspansi politik. Hal ini erat kaitannya dengan peranan Ternate
sebagai bandar jalur sutera. Munculnya Ternate sebagai bandar jalur sutera
berkaitan erat dengan interaksi jalur dagang darat maupun jalur dagang laut
yang sangat penting dalam ekonomi perdagangan lintas Halmahera. Selain itu,
letak pulau Ternate adalah dekat dengan kota Manado ibukota Propinsi
rempah dari Maluku menemukan pasar yang makin meluas, karena dibawa
dalam jumlah besar ke Eropa lewat Mesir dan Venesia. Karena Maluku hampir
perdagangan yang telah ada. Lebih lanjut, Des Alwi menjelaskan, bahwa
lain semacam sistem barter yang sangat memberi keuntungan besar kepada
Membandingkan dengan harga dewasa ini maka volume dan nilai perdagangan
per tahun hanya sekitar 3.000 ton senilai 2 sampai 3 juta dollar AS. Tetapi 2-3
juta dollar pada abad ke-16 M setara dengan 20-30 juta dollar AS atau bahkan
memuat sekitar setengah juta pound setiap tahun dan seperempat juta pound
pala dan fuli dengan nilai total yang dilaporkan sebesar sekitar 2 juta dollar AS
dengan harga sangat mahal, tapi harga itu sangat sedikit, karena masalah biaya
membutuhkan sedikit kerja, dan pohon itu terus berproduksi selama tiga
perempat abad, yang sangat cukup menutupi ongkos selama periode lama
biayanya begitu mahal ialah biaya transportasi, serta resiko tinggi perjalanan
makanan harus didatangkan dari luar, terutama dibawa oleh orang Jawa dan
Melayu. Orang Cina pun mula-mula berlayar sampai ke Maluku, akan tetapi
Maluku, mungkin karena tidak bisa menghadapi saingan berat dari pedagang
Jawa dan Melayu. Yang jelas ialah bahwa pedagang Cina memperoleh rempah-
berubah pada abad ke-16 M. Sebab ketika orang Belanda khususnya VOC tiba
di Maluku (awal abad ke-17 M) mereka bertemu dengan banyak orang Cina
yang memainkan peranan penting di Maluku sebagai juru bahasa dan penilai
1973: 50).
Batavia yang terletak di Nusantara bagian barat. Pada tahun 1641 M, Malaka
33
Portugis jatuh ke tangan VOC, dan pada tahun 1648 M, Perang Delapan Puluh
Akan tetapi, pada pertengahan abad XVII, menjadi jelas bawa hegemoni VOC
kecil, masih tetap dapat megacaukan rencana-rencana VOC. Oleh karena itu,
VOC harus melakukan suatu kebijakan militer yang bahkan lebih agresif,
dengan campur tangan secara langsung dalam urusan dalam negeri beberapa