Anda di halaman 1dari 10

KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

OLEH : KELOMPOK 8

NAMA KELOMPOK :
NI NYOMAN AYU PRADNYAWATI (30)
NI NYOMAN TRISKA WIDYANTINI (31)
NI NYOMAN VIDJNA LALITA CANDRA AYU (32)

SMA NEGERI 1 MENGWI


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas sejarah “ Kesultanan Ternate Tidore ” ini dengan baik. Kami
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran untuk lebih baik lagi dalam tugas kedepannya. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.

X
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….X
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………..Xi
1.2 Rumusan Permasalahan……………………………………………Xi
1.3 Tujuan……………………………………………………………...Xi

BAB III Pembahasan


2.1 Lokasi Kesultanan Ternate Tidore……..……………………………1
2.2 Sejarah Kesultanan Ternate Tidore….……..………………………..1
2.3 Kedatangan islam di Ternate…………...……………………………1
2.4 Kedatangan Portugis di Ternate..…………….....................................2
2.5 Kedatangan Spanyol di Tidore………….……………………………2
2.6 Pengusiran Portugis dan Perang saudara……………………………..3
2.7 Masa Akhir di Kesultanan Ternate dan Tidore……….……………...3
2.8 Peninggalan Kesultanan Ternate dan Tidore…………………………4

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan……………………………………………………….….5
3.2 Saran………………………………………………………………....5
3.3 Daftar Pustaka……………………………………………………….5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan Pada abad ke-
15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini
muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja)
yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di
sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang
menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku Dalam
perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di
kawasan Maluku Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah,
seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan Tidore,
sedangkan sebagian.besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan sampai ke
Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate Kerajaan Ternat .mencapai puncak
kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak
kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah
dalam perdagangan.

Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4
kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di
Nusantara bersama Tidore, Jailolo, dan Bacan. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun
1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13
hingga abad ke-19. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat
perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya
membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian
selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.
Tidore merupakan kerajaan bercorak Islam yang mempunyai pengaruh besar terhadap
penyebaran Agama Islam di Maluku dan sekitarnya. Kerajaan yang mempunyai wilayah yang
makmur karena daerahnya kaya akan rempah – rempah dan banyak di incar oleh bangsa
asing.Kedua kerajaaan ini memiliki peran yang sangat menonjol dalam menghadapi bangsa asing
yang ingin menguasai Maluku. Hingga akhirnya Kerajaan Ternate – Tidore mengalami
kemunduran karena diadu domba oleh bangsa asing ( Portugis - Spanyol ).

Xi
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Dimanakah letak kesulatan ternate dan tidore?
2. Bagaimana sejarah kesultanan Ternate dan Tidore ?
3. Bagaimana kedatangan Islam di Ternate ?
4. Bagaimana kedatangan Portugis Ternate ?
5. Bagaimana Kedatangan Spanyol di Tidore ?
6. Bagaimana Pengusiran Portugis dan Perang Saudara?
7.Bagaimana Masa Akhir di Kesultanan Ternate Tidore
8. Apa saja peninggalan Kesultanan Ternate dan Tidore ?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Letak Kesultanan Ternate dan Tidore
2. Sejarah Kesultanan Ternate dan Tidore
3. Kedatangan islam di Ternate
4. Kedatangan Portugis di Ternate
5. Kedatangan Spanyol di Tidore
6. Pengusiran Portugis dan Perang Saudara
7. Masa Akhir di Kesultanan Ternate dan Tidore
8. Peninggalan Kesultanan Ternate dan Tidore

Xii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LOKASI KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE


Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam
dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku. Pada
masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki
sebagai "the Spice Island". Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran
perdagangan saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang ke daerah
Timur bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena itu muncul lah hasrat
untuk menguasai rempah-rempah tersebut. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek
kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

2.2 SEJARAH KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

2.2.1 SEJARAH KESULTANAN TERNATE


Pulau Gapi (kini Ternate) mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk Ternate awal
merupakan warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang
masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama
mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–
rempah. Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang Arab, Jawa,
Melayu dan Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah
ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin
Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan
mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.
2.2.2 SEJARAH KESULTANAN TIDORE
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan
Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tata pada tahun 1081 M. Baru
pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja
Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah
Syekh Mansur dari Arab.

2.3 KEDATANGAN ISLAM DI TERNATE

Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal kedatangan Islam di Maluku Utara
khususnya Ternate. Namun diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat
Ternate telah mengenal Islam mengingat banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di

1
Ternate kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama bernuansa Islam
namun kepastian mereka maupun keluarga kerajaan memeluk Islam masih diperdebatkan. Hanya
dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-
15.Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui
memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah
puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal Abidin
adalah meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan sultan, Islam diakui sebagai agama
resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, dan membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum
Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya ini kemudian diikuti kerajaan lain di
Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan madrasah yang pertama di
Ternate. Sultan Zainal Abidin yang mendapatkan ajaran islam dari Sunan Giri dan mungkin dari
Prabu Atmaka di Jawa. Di sana dia dikenal sebagai Sultan Bualawa artinya Raja cengkeh.

2.4 KEDATANGAN PORTUGIS DI TERNATE

Pada masa Sultan Bayanullah (1500-1521), rakyatnya diwajibkan untuk berbusana


Islami. Tahun 1512 Portugal untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Ternate dibawah
pimpinan Fransisco Serrao, atas persetujuan sultan, Portugal diizinkan mendirikan pos dagang
di Ternate. Portugal datang bukan semata–mata untuk berdagang melainkan untuk menguasai
perdagangan rempah–rempah, pala dan cengkih di Maluku.

2.5 KEDATANGAN SPANYOL DI TIDORE

Kedatangan Spanyol di Maluku membuat Portugis harus segera menentukan pilihan.


Portugis menyadari bahwa mereka wajib memperkuat posisi di kepulauan rempah-rempah itu
(Bernard Hubertus Maria Vlekke. Akhirnya, Portugis memilih bersekutu dengan Ternate.
Dengan sendirinya, pilihan itu membawa mereka ke dalam pertentangan dengan saudara sesama
penghuni kawasan Andalusia: Spanyol. Ya, Spanyol yang datang belakangan memilih berdiri di
sisi Tidore untuk menghadapi Ternate dan Portugis.
2.6 PERANG SAUDARA DAN PENGUSIRAN PORTUGIS
2.6.1 PERANG SAUDARA
Baik Ternate maupun Tidore sebenarnya sama-sama mengajak Portugis untuk
bekerjasama. Kedatangan Spanyol di Maluku membuat Portugis harus segera menentukan
pilihan. Portugis menyadari bahwa mereka wajib memperkuat posisi di kepulauan rempah-
rempah itu. Akhirnya, Portugis memilih bersekutu dengan Ternate. Dengan sendirinya, pilihan
itu membawa mereka ke dalam pertentangan dengan saudara sesama penghuni kawasan
Andalusia. Spanyol yang datang belakangan memilih berdiri di sisi Tidore untuk menghadapi
Ternate dan Portugis. Pilihan Portugis kepada Ternate didasari iming-iming. Kala itu, penguasa
Ternate Sultan Bayanullah menjanjikan monopoli perdagangan rempah-rempah, terutama

2
cengkeh. Sang raja juga mengizinkan Portugis membangun pos atau kantor di wilayah Ternate.
Setelah sekian lama terlibat perang, Ternate dengan bantuan Portugis ternyata lebih unggul
ketimbang koalisi Tidore dan Spanyol.

Persaingan di antara Kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan.


Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing menjadi
pemimpin dalam persekutuan tersebut. Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu
persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya mencakup Pulau- Pulau Ternate, Obi, Bacan,
Seram dan Ambon. Kerajaan Tidore sebagai pemimpin Uli Siwa, artinya persekutuan Sembilan
(persekutuan sembilan saudara) wilayahnya meliputi Pulau-Pulau Makyan, Jailolo, atau
Halmahera, dan pulau-pulau di daerah itu sampai dengan Irian Barat. Antara keduanya saling
terjadi persaingan dan persaingan makin tampak setelah datangnya bangsa Barat.

2.6.2 PENGUSIRAN PORTUGIS

Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu Domba oleh
Portugal dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugal dan Spanyol ke
luar Kepulauan Maluku.

Pada tahun 1565 Sultan Khairun dengan rakyatnya mengadakan penyerangan-


penyerangan terhadap portugis. Karena hampir terdesak, pihak portugis melakukan
penipuan dengan dalih untuk mengadakan perundingan tetapi ternyata Sultan Khairun di
bunuh pada 1570 oleh gubernur Portugal, Lopez de Mesquita. Perlawanan rakyat di teruskan
di bawah pimpinan putranya, Sultan Baabullah pada 28 Desember 1577 berhasil mengusir orang-
orang portugis dari Ternate. Sultan Baabullah menyatan dirinya sebagai penguasa seluruh
Maluku bahkan mendapat pengakuan kekuasaannya sampai ke daerah-daerah Nusa Tenggara.
Sultan Baabullah dijuluki penguasa 72 pulau yang semuanya berpenghuni hingga menjadikan
Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur, di samping Aceh dan
Demak yang menguasai wilayah barat dan tengah Nusantara kala itu.

2.7 MASA AKHIR TERNATE DAN TIDORE

2.7.1 MASA AKHIR TERNATE

Kekalahan demi kekalahan yang diderita memaksa Ternate meminta bantuan Belanda
pada tahun 1603. Ternate akhirnya berhasil menahan Spanyol namun dengan imbalan yang amat
mahal. Belanda akhirnya secara perlahan-lahan menguasai Ternate. Pada tanggal 26 Juni 1607
Sultan Ternate menandatangani kontrak monopoli VOC di Maluku sebagai imbalan bantuan
Belanda melawan Spanyol. Pada tahun 1607 pula Belanda membangun benteng Oranje di
Ternate yang merupakan benteng pertama mereka di nusantara. Sejak awal hubungan yang tidak

3
sehat dan tidak seimbang antara Belanda dan Ternate menimbulkan ketidakpuasan para penguasa
dan bangsawan Ternate.

2.7.2 MASA AKHIR TIDORE

Pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan
Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah
serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu,
Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris
sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Setelah Sultan Nuku meninggal (1805), tidak
ada lagi perlawaan yang kuat menentang VOC. Perlawanan yang lebih dahsyat di Maluku baru
muncul pada permulaan abad ke-19 di bawah pimpinan Pattimura.

2.8 PENINGGALAN KESULTANAN TERNATE DAN TIDORE

2.8.1 Peninggalan Kesultanan Ternate:

 Istana Sultan Ternate


 Benteng Kerajaan Ternate

 Masjid di Ternate

2.8.2 Peninggalan Kesultanan Tidore:

 Benteng-benteng peninggalan portugis

 Keraton Tidore
BAB III

PENUTUP
4

3.1 KESIMPULAN

Masyarakat Maluku sebelum masuknya agama Islam dan Kristen juga sudah mempunyai
agama yang dapat disebut sebagai “ Kepercayaan Setempat “ atau kepercayaan asli. Adapun inti
dari pada agama asli ini ialah kepercayaan terhadap animisme dan dinamisme. Awal kedatangan
Islam di Maluku khususnya Ternate, diperkirakan sejak awal berdirinya Ternate (1257)
masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat banyaknya pedagang Arab yang telah
bermukim di Ternate kala itu. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi
memeluk Islam pertengahan abad ke 15. Ternate juga dikenal sebagai pusat penyebaran Islam di
Indonesia. Sejak diterimanya agama Islam di kerajaan Ternate pada abad ke 15.oleh Kolano
Kaicil Marhum (1456-1486) dan dilanjutkan oleh anaknya Zainal Abidin.perjalanan
kepemimpinan di Ternate yang bermula dari zaman Momole, kemudian zaman Kolano, dan
terakhir zaman kesultanan yang bertahan hingga masa kolonial dan masa kemerdekaan, meski
dengan karakter dan warna yang berbeda.
3.2 SARAN
Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari mempelajari sejarah tentang kerajaan
kerajaan yang ada di Indonesia untuk mengembangkan wawasan kita tentang sejarah dan dapat
mengetahui perkembangan berbagai keragaman kebudayaan Islam di Indonesia

3.3 DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-ternate-dan-tidore/

https://www.pelajaran.co.id/2019/06/kerajaan-ternate-dan-tidore.html

https://www.kompasiana.com/jeaaaaaaaaaaaaaaa/5d6fc6b10d823042ec11ef72/kesultanan-
tern

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ternate

https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Tidore

Anda mungkin juga menyukai