Oleh:
Kelompok 7
Nama Anggota :
1. Wahyu Nur Kumala
2. Fitria Okta Ramadhani
3. Nelvia Indriana Auliani Putri
4. Cantika Sinta
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Adapun judul makalah yang kami ajukan adalah “KERAJAAN
TERNATE TIDORE”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan
menyelesaikan makalah ini, kami tidak lepas dari berbagai kesulitan dan
hambatan yang dihadapi. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran,
kritik, serta masukannya yang bersifat membangun tentunya demi perbaikan dan
pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam
ke sana.Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha
(Maluku EmpatRaja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-
1500), Kesultanan Tidoreyang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin
oleh Sultan Sarajati, danKesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa,masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, danHalmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara)adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asingyang mencoba menguasai Maluku.
b. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate Tidore ?
1.2.2 Dimana Letak Kerajaan Ternate Tidore?
1.2.3 Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Ternate Tidore ?
1.2.4 Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Ternate ?
1.2.5 Kapan Masa Kejayaan & Kemunduran Kerajaan Tidore ?
c. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.3 Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.4 Untuk mengetahui aspek kehidupan masyarakat Kerajaan Ternate Tidore.
1.3.5 Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Ternate Tidore
1
BAB II
PEMBAHASAN
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan
Tidore, sedangkan sebagian, besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan
sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh. Kesultanan Ternate Kerajaan Ternat,
mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan
Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku Persaingan di antara kerajaan
Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua
persekutuan dagang masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:
Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting
didalamnya perdagangan dunia pada masa itu. Kepulauan Maluku merupakan
penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai “Pulau Rempah”.
Rempah-rempah menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran perdagangan
pada sat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa – bangsa yang datang ke
daerah Timur bertujuan untuk menemukan sumber remlah – rempah. Oleh karena
itu muncullah keinginan untuk menguasai rempah – rempah tersebut, keadaan
seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Ekonomi
Tanah di kepulauan Maluku diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantarnya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada tahun 12 M cengkeh merupakan komoditi yang
penting. Perkembangan perdagangan keluar dari Maluku mengakibatkan
terbentuknya persekutuan. Selain itu, mata pencaharian perikanan juga
mendukung perekonomian masyarakat.
C. Kehidupan Sosial
Kedatangan bangsa Portugis di Kepulauan Maluku bertujuan untuk
mewujudkan perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa
Portugis juga ingin mengembangkan agama Katolik. Setelah masuknya
kompeni Belanda di Maluku, semua orang sudah berpelukan agama
Katolik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan
masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan
semakin menekannya kehidupan rakyat.
D. Kehidupan Budaya
Rakyat Maluku, yang di dominasi oleh aktkvitas perekonomian
tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan
untukmenghasilkan karya karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis
kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak yang kita ketahui sejak
dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate
dan Tidore.
3. Kadato Kie
Tempat ini adalah istana peristirahatan Sultan Tidore. Lokasinya ada di
Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan.
Pada awal abad ke-20, istana ini sempat hancur dan dibangun lagi pada
tahun 1997 oleh Sultan Djafar Syah, penguasa ke-36 Kerajaan Tidore.
Kadato kie
Saat mempelajari sejarah dua kerajaan ini, pasti sudah tidak asing lagi
dengan dua nama bentengnya, yaitu Tahula dan Torre.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana.
Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku
Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500),
Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh
Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa
kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara)adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
menghadapi kekuatan-kekuatan asingyang mencoba menguasai Maluku. Kerajaan Ternate dan
Tidore memiliki letak yang sangat penting dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua
kerajaan ini terletak di daerah Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku
merupakan penghasil rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island".
3.2 Saran
Dari keberadaannya Kerajaan Ternate & Tidore di wilayah nusantara pada masa yang lalu. Maka
kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan
memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin
kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena
itu marilah kita bersama-sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang
menjadi kebanggaan kita semua.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-dukasi.met/mol/mo_full.php?moid=121&fname=sej107_10.htm
http://id.Wikipedia.org/wiki/kesultanan_Gowa http://blog.unila.ac.id/redha/2009/01/04/kerajaan-
islam-nusantara-kerajaan-islam-di-Sulawesi/
http://mynewblogova.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-indonesia-kerajaan.html
http://jasmencomputer.blogspot.com/2016/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://kudasarjana.blogspot.com/2013/11/makalah-sejarah-kerajaan-ternate-dan.html