yang satu dengan kerajaan yang lainnya. Sejarah Maluku sebelum kedatangan
Portugis adalah sejarah yang diterka atau rekaan saja, karena memang tidak ada
Maluku juga sama sekali tidak mendekati kepada arus civilisasi yang maju
sampai masa mulai menyebarnya Islam pada abad ke-15 M. Sebelum masa itu
para imigran dari daerah Melayu telah datang dan menetap di pulau-pulau di
sepanjang pesisir yang sampai hari ini masih bisa kita temukan. Berdirinya
Kerajaan Ternate atau yang disebut awal masa pra-kolano (raja). Awal
Menurut Des Alwi35 yang bersumber dari naskah tua Ternate, pada
kekuasaan penguasa lalim dari Jailolo. Profil pemimpin Ternate pertama yang
cukup berpengaruh adalah seorang yang bernama Guna seorang kepala Desa
34
35
kemudian ternyata terbuat dari emas murni. Harta ini yang pada awalnya
dan dianggap mempunyai magis tersebut. Akhirnya para Momole setuju untuk
2004; 79).
Momole Toyo melalui suatu forum yang dikenal dengan nama Foramadiyahhi
persekutuan itu sendiri diprakarsai oleh Mashur Malamo, putra keempat dari
Siti Nursafah dengan Jafar Sadik yaitu seorang penyiar agama Islam yang tiba
1998: 30).
yang ada di pulau Ternate. Pada versi kedua, kerajaan Ternate terbentuk pada
saat sebelum masuknya pengaruh Islam di wilayah itu, yang ditandai dengan
Ternate terbentuk setelah terjadi perkawinan antara Jafar Sadik dengan Siti
keturunan genealogis. Terkecuali pada versi pertama, sumber yang berasal dari
cerita rakyat yang disebut legenda atau mitos yang dipengaruhi unsur
pembuktian lebih lanjut mengenai kerajaan Ternate (Leirissa dkk, 1999: 60).
37
1. Gam Raha = Empat Pilar Besar, sebagai dewan tertinggi yang memilih dan
bersentuhan dengan Islam, yaitu pada masa Kolano Marhum. Namun, secara
struktur pemerintahan gelar kolano sebagai raja belum digantikan dengan gelar
sultan, itu berarti intensitas Islamisasi yang terjadi di kerajaan Ternate pada
masa Marhum masih dalam masa transisi. Ketika masa kepemimpinan Marhum
gelar tersebut. Meski pada masa Marhum Islamisasi baru pada tahap transisi,
38
pendidikan Islam secara formal di sekolah tinggi Islam Gresik yang dipimpin
sultan adalah pengganti Rasul atau dikenal dengan istilah Tubaddi al Rasul,
menganut agama Islam. Kedua, orang-orang asing, seperti Arab, India, dan
Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen di suatu
lokal. Jadi, pendapat Ricklefs, faktor yang lebih berpengaruh dalam proses
173).
39
melibatkan tiga fase penting yang saling melengkapi, yaitu yang pertama
melalui fase perdagangan, kedua fase tasawuf (sufi), ketiga melalui fase
merupakan seorang ulama (sufi). Sementara pada fase politik, para penguasa di
Jadi, masuknya Islam akibat dari persaingan antara Islam dan Kristen untuk
terjadi ketika persaingan dan konflik semakin sengit di antara bangsa Portugis
dan para pedagang Muslim. Namun, secara umum proses masuk dan
itu dikatakan telah Islam, jika prinsip-prinsip Islam telah berfungsi secara
terbentang antara pusat lalu lintas pelayaran internasional di Malaka, Jawa, dan
Maluku. Menurut tradisi setempat, bangsa Arab datang ke Maluku sejak abad
dari Jawa bernama Maula Husein. Pendatang dari Jawa ini telah membuat raja
dan orang-orang di Maluku tertarik akan ajaran Islam. Dengan demikian maka
1999: 49).
Islam adalah Zainal Abidin (1486-1500 M), beliau tidak hanya sekedar masuk
kunjungan ke pusat Islam ini, Sultan Ternate bertemu dengan kepala daerah
Ternate menjadi Kesultanan Ternate dan Zainal Abidin diangkat sebagai Sultan
pertama.
dalam tiga periode, yaitu periode awal, periode pertengahan dan periode
1. Periode Awal
daerah ini untuk membeli rempah-rempah, berupa cengkeh, pala, dan fuli, lalu
dibawa ke Eropa. Periode ini berlangsung pada pertengahan abad VII Masehi.
terhadap masyarakatnya, terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih, akan
memberi peluang untuk memberi pengaruh antara satu dengan yang lainnya.
2. Periode Pertengahan
Periode ini dimulai pada abad XII, pada periode ini penyiaran Islam
kerajaan, baik Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Bahkan masyarakat pada
umumnya. Periode ini ditandai dengan munculnya nama-nama raja yang sudah
dipengaruhi nama-nama Arab, dan diduga keras adalah pengaruh ajaran Islam,
42
seperti Mashur Malamo (1257-1272) yang nama aslinya adalah Cico untuk
kerajaan Ternate, lalu Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331). Dari nama-nama
raja yang telah dikemukakan, jelas bahwa telah ada pengaruh langsung dari
bangsa Arab yang masuk ke daerah ini, terhadap para raja dari kerajaan-
Sultan Zainal Abidin adalah penguasa Ternate yang ke-19, yang juga
dikarenakan beliau sudah belajar ajaran Islam sedari kecil dan memperoleh
didikan formal dari Maula Husein, hingga ia belajar di sekolah tinggi Islam
Gresik di bawah pimpinan Sunan Giri, inilah yang disebut dengan penerimaan
Islam oleh Kesultanan. Dari hasil belajar Islam beberapa bulan di Giri, Zainal
lokal yang dikunjunginya dalam perjalanan pulang setelah belajar agama Islam,
Zainal Abidin juga membawa serta para sufi dari Jawa ke Ternate untuk
membantu dalam menyiarkan Islam pada kalangan istana maupun juga kepada
dianggap sebagai proses pemeliharaan dan hubungan satu dengan lainnya dan
menjadi kolano, atau istilah yang hampir sama dengan istilah raja. Kolano atau
raja adalah posisi tertinggi dalam struktur kerajaan Ternate. Di bawah kolano
terdapat golongan elit birokrat, mereka adalah Sangaji atau para adipati,
kemudian Marsaoli atau para ksatria, dan Menteri atau para pembesar kerajaan.
Pada level bawah terdapat Chetti atau para pedagang, terkecuali para pedagang
peradilan sipil dan kejahatan beserta memakai lencana kerajaan. Para sengaji
disertai tangga yang diambil pada malam hari (Kartordirdjo, 1992: 11).
(pemimpin dalam agama Islam, pembantu sultan dalam bidang agama Islam),
pada masa ini kedudukan para Imam menjadi sangat penting. Mereka juga
sering dipilih menjadi anggota Soasiwa (Soa: kampung, siwa: sembilan atau
kesultanan sekaligus ikut berperan dalam perang melawan para bangsa asing,
pajak, dan hanya memberikan sedikit imbalan kepada masyarakat, atau dalam
keadaan tertentu mengambil dengan paksa atau menyita hasil bumi itu
bagi masyarakat biasa, yang mendapat untung besar hanyalah raja dan
Jogugu (menteri) dan Fala Raha (kata ini secara harfiah berarti
empat rumah dan dianggap di sini sebagai Raja Penasehat) terpilih untuk
dari empat klan bangsawan yang merupakan pilar penting dari Kerajaan
momole pada periode pra-Islam. Selain itu ada beberapa posisi yang dibentuk
untuk membantu raja seperti Nyagimoi Bobato (Dewan 18), Sabua Raha
(empat hakim agung), Heku Cim (angkatan laut dan darat), Salahakan
Ternate sebagian besar masih animisme dan dinamisme dan sebagian kecil
pada lapisan atas terutama golongan raja dan bangsawan berikut anggota
seperti telah digambarkan oleh Antonio Galvao dari mulai kolano atau sultan
setelah Islam masuk dan tersebar di daerah itu lambat laun makin bertambah
dan bukan penduduk asli saja tetapi sudah bercampur dengan etnik lainnya
situ. Perhubungan yang erat sekali berasal dari Jawa atau kebudayaan Jawa
pada pemahaman bahwa tanah atau lahan dan pengusahaan lahan, termasuk
juga laut dan ikan di dalamnya, adalah milik masyarakat. Artinya setiap
46
orang menjadi petani. Mereka yang biasanya bertanam cengkeh, pala, kenari,
dan kayu manis tinggal di daerah bukit. Sementara orang-orang yang tinggal
dekat pantai biasanya menanam kelapa atau menjadi nelayan. Selain itu,
beberapa dari mereka adalah pedagang. Huda yang terbuat dari beras, sagu,
atau singkong yang biasanya dimasak dengan cara tertentu adalah makanan
pokok Ternate.