26
Qur’an sebagai norma dasar Nabi Muhammad SAW memecahkan setiap
masalah yang timbul pada masanya dengan sebaik-baiknya (Ali, 2004).
2) Kerajaan Mataram
Lahirnya Kerajaan Mataram merupakan anugerah dari raja Pajang
yakni Sultan Adi Wijaya kepada Ki Gede Pamanahan karena telah
berhasil menumpas pemberontakan Aria Panangsang (Rahmat, 1999).
Sebelum Sultan Agung berkuasa, hukum Islam tidak banyak
berpengaruh dikalangan kerajaan. Pada masa Sultan Agung mulai
hidup dan berpengaruh besar di kerajaan tersebut. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan berubahnya tata hukum di Mataram yang
mengadili perkara-perkara yang membahayakan keselamatan kerajaan
(Rahmat, 1999).
Pada pemerintahan Sultan Agung Hanyakokusumo, wilayah
Mataram mencakup hingga pulau Jawa dan Madura. Akibatnya
gesekan dengan VOC yang berpusat di Batavia. Maka terjadilah
peperangan antara Mataram denga VOC. Kekacauan politik akibat
dari Amangkurat II yang patuh terhadap VOC. Kekacauan tersebut
dapat diselesaikan dengan membagi wilayah Mataram menjadi
Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunan Surakarta pada tahun 1755
yang tertuang pada perjanjian Giyanti. Dengan ditanda taginya
perjanjian tersebutmaka berakhirlah era Mataram satu kesatuan politik
dan wilayah (Rahmat, 1999).
3) Kerajaan Cirebon
Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Tome
Peres menyebutkan bahwa Islam sudah ada di Cirebon sekitar 1470-
1475 M. orang yang berhasil meningkatkan status Cirebon menjadi
kerajaan yaitu Syarif Hidayat yang terkenal dengan sebutan Sunan
Gunung Jati, beliaulah pendiri Kerajaan Cirebon (Rahmat, 1999).
Hukum Islam di Kerajaan Cirebon dapat berkembang dengan baik,
terutama hukum-hukum yang berkaitan dengan kekeluargaan. Di
bawah pengaruh dan kepemimpinan Fatahillah, seorang tokoh
walisongo, hukum Islam di Kerajaan Cirebon mengalami
perkembanan pesat. Pesatnya perkembangan Islam dan kuatnya
pengaruh hukum Islam di sana, lapangan hukum tertentu mampu
menggeser hukum jawa kuno sebagai hukum asli penduduk setempat
(Rahmat, 1999).
4) Kerajaan Banten
Pada masa pemerintahan di pegang oleh Yusuf tercatat seorang
ulama yang ikut di dalam gerakan perlawanan terhadap Pakuan.
Ulama tersebut bernama “Molana Judah” (dari Jeddah Arab), berkat
jasa beliaulah hukum Islam di Banten dapat berkembang dengan baik
(Rahmat, 1999).
Perkembangan yang baik tersebut dilanjutkan oleh Muhammad
sebagai penguasa Kerajaan Banten ketiga. Muhammada melakukan
ekspedisi bersenjata ke Palembang guna memperluas daerah Islam.
Keberhasilan politik dari Kerajaan Banten untuk penyebaran Islam itu
meskipum menurut certa memakai kekerasan, ternyata memiliki
pengaruh yang besar bagi perluasan daerah raja-raja Islam di Jawa
Tengah dan Jawa Timur (Rahmat, 1999).
6. Masa Reformasi
Era reformasi ditandai dengan berakhirnya era orde baru yang dipimpin
oleh Suharto sebagai presiden republik Indonesia. Turunnya Presiden
Suharto dari tampuk pemerintahan pada tanggal 21 Mei 1998 sekaligus
membuka era baru bagi Indonesia , sebagai populasi muslim terbanyak di
dunia, yang menuntut peran muslim dalam ranah ekonomi, hukum dan
poliitik. Hal ini terlihat dengan munculnya 48 partai politik, yang
sebelumnya pada masa Suharto hanya 3 parpol, 19 diantaranya adalah
partai Islam. Juga, pada masa ini, asas tungal tidak diberlakukan lagi
(Nadirsyah, 2007).
Sejak pemberlakuan asas tunggal dicabut, baik ormas maupun orsospol
yang sebelumnya berasas Islam, namun karena penyeragaman asas tunggal,
kini kembali kepada asas Islam. Dari kesemua partai yang ikut dalam
pemilu 1999, tidak sedikit partai yang berasaskan Islam. Di sinilah, partai-
partai Islam semisal PPP dan PBB kembali mengusungkan pemberlakuan
syariat di indonesia dalam konstitus, dengan mengamandemen pasal 29
UUD, namun kandas ditengah jalan. Suara mereka yang tidak lebih dari 12
persen (sekitar 71 kursi) di parlemen, harus menerima kekalahan
(Nadirsyah, 2007).
Meskipun hukum Islam tidak berkembang lewat jalur struktural partai,
namun hukum Islam pada era reformasi sebagai kelanjutan dari era
sebelumnya dapat berkembang pesat melalui jalur kultural. Hal itu terjadi
sebagai konsekuensi logis dari kemajuan kaum muslim di bidang ekonomi
dan pendidikan (Sudirman, 2001).
Perkembangan Islam budaya pada era reformasi diikuti perkembangan
hukum Islam secara kultural. Keadaan tersebut ditunjang oleh lahirnya
beberapa undang-undang sebagai hukum positif Islam, yaitu UU No. 17
Tahun 1999 tentang penyelenggaraan haji, dan UU No. 38 Tahun1999
tentang pengelolaan zakat (Warkum, 2005).
Pada awal reformasi, kebijakan arah dan tujuan bangsa Indonesia diatur
dalam GBHN tahun 1999. Dengan berlakunya GBHN tahun 1999 ini,
hukum Islam mempunyai kedudukan lebih besar dan tegas lagi untuk
berperan sebagai bahan baku hukum nasional. Perkembangan hukum
nasional pasca reformasi mencakup tiga elemen sumber hukum yang
mempunyai kedudukan yang sama dan seimbang yaitu hukum adat, Barat
dan Islam. Ketiganya berkompetisi bebas dan demokratis, bukan pemaksaan
A. Penutup
1. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam di Indonesia tidak
terlepas dari bagaimana Islam itu masuk ke wilayah Indonesia serta
penerapan hukum hukum Islam tersebut pada seluruh masyarakat di
Indonesia.
2. Sejarah hukum Islam dimulai pada masa Nabi Muhammad hingga sampai
sekarang mengalami naik turun serta berbagai perubahan agara hukum
tersebut menjadi lebih berkembang pada arah yang lebih baik.
3. Sejarah hukum Islm di Indonesia dimulai dari sebelum Indonesia di jajah
oleh bangsa Barat yaitu Belanda dan Jepang hingga seteleh masa
kemerdekaan.