Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM

PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI BEBERAPA NEGARA ISALAM DAN


NEGARA MUSLIM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan hukum islam

Dosen pengampu: H. Rohmad agus solihin, S.HI.,MH.

Di susun oleh

Devi krisnawati (204102010051)

Putri Amelia (204102010050)

M. Arif ibnu Aqil (S201830070)

Nurman Hkim (204102010037

PRODI AL-AHWALUS AL-SYAKHSIYAH


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI JEMBER

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul perkembangan hukum
islam di beberapa negara islam dan negara muslim ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Bapak H. Rohmad Agus
Solihin, S.HI., MH pada mata kuliah sejarah perkembangan hukum islam Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana perkembangan hukum islam
di berbagai negara bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember-25-febuari-2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...........................................................................................................


1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Awal mula perkembangan hukum islam....................................................................


2.2 Perkembangan hukum islam di beberapa negara muslim..........................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hukum Islam telah mengalami perkembangan secara berkesinambungan, baik


melalui jalur infrastruktur politik maupun suprastruktur politik dengan dukungan
kekuatan sosial budaya. Bahkan dibalik semua itu, berakar pada kekuatan sosial
budaya yang berinteraksi dalam proses pengambilan keputusan politik. Cara pandang
dan interpretasi yang berbeda dalam keanekaragaman pemahaman orang Islam
terhadap hakikat hukum Islam telah berimplikasi dalam sudut aplikasinya.
tujuan negara Islam adalah untuk mempertahankan keselamatan dan itegritas
negara, memelihara terlaksananya undang-undang dan ketertiban serta membangun
negara itu sehingga setiap warganya menyadari kemampuan masing-masing dan mau
menyumbangkan kemampuannya itu demi terwujudnya kesejahteraan seluruh warga
negara1.
Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila sangat mengedepankan
filsafat hukum untuk menyatukan masyarakat Indonesia dalam satu bangsa, satu
kesatuan, satu bahasa, dan prinsip kekeluargaan, walau tindak lanjut hukum- hukum
yang tercipta sering terjadi hibrida (percampuran), terutama dari hukum Islam, hukum
adat, dan hukum barat (civil law/ khususnya negara Belanda), hukum Islam sering
dijadikan dasar filsafat hukum sebagai rujukan mengingat mayoritas penduduk
Indonesia adalah umat Muslim

1
Fazlur Rahman, ‚Implementation of The Islamic Concept of State in The Pakistan Milleu‛ dalam Jhon J.
Donohue dan Jhon L. Esposito, et al., Islam In Transition, (London: Oxford University Press, 1982), h. 462.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana awal mula sejarah perkembangan islam?
b) Bagaimana sejarah perkembangan islam di beberapa negara islam dan
muslim?

1.3 Tujuan masalah


a) Mengetahui awal mula sejarah perkembangan islam
b) Mengetahui sejarah perkembangan islam di beberapa negara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana awal mula sejarah perkembangan islam

Hukum Islam telah dilakukan pembagian tergantung pada tujuan yang mereka
pergunakan dalam menggunakan pentahapan. Ada yang membaginya kedalam 5, 6, dan 7
tahapan. Namun pada umumnya mereka membagi perkembangan dan pertumnuhan
hukum islam kedalam 5 tahapan yaitu: 2

a) Masa Nabi Muhammad SAW


b) Masa Khulafaur Rasyidin
c) Masa Pembinaan, Pengembangan dan pembukuan
d) Masa Kelesuan Pemikiran
e) Masa Kebangkitan Kembali
A. MASA NABI MUHAMMAD SAW

Agama islam sebagai induk hukum islam muncul disemenanjung Arab. Sebum nabi
muhammad saw lahir negara arab yang mayoritas orang badui Mereka beranggapan
bahwa anak perempuan merupakan aib yang sangat memalukan sehingga anggota
keluarga berusaha melenyapkan nyawa bayi perempuan tersebut atau membunuhnya
setelah berusia beberapa tahun. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah yang
bertepatan dengan tanggal 20 april tahun 571 Masehi, lahirlah nabi muhammad saw

Pada usia 25 tahun beliau menikah dengan seorang janda bernama Khadijah yang
umurnya terpaut jauh yakni 15 tahun lebih tua dari beliau dan masih memiliki hubungan
kekerabatan. Pada waktu masyarakat Arab dalam keadaan memprihatinkan Nabi
Muhammad sering menyendiri di Gua Hira selam bulan Ramadhan3

Ketika beliau berusia 40 tahun, yakni pada tahun 160 M beliau meniram wahyu
pertama.Pada waktu beliau dittetapkan sebagai utusan Allah.Tiga tahun kemudian,
Malaikat Jibril membawa perintah dari Allah untuk menyebarluaskan wahyu yang
diterimanya kepada umat manusia.

2
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag, Epistemologi ilmu pengetahuan, ilmu hadits dan ilmu hukum,(Jakarta: Prenadamedia
Group), hlm, 253-255
B. MASA KHULAFAUR RASYIDIN
Dengan wafatnya Nabi Muhammad, berhentilah wahyu yang turun selama 22 tahun 2
bulan 22 hari yang beliau terima melalui malaikat Jibril. Demikian juga halnya dengan
Sunnah yang berakhir pula setelah wafatnya Rasulullah. Kedudukan Nabi sebagai utusan
Allah tidak mungkin diganti, tetapi tugas beliau sebagai pemimpin masyarakat islam dan
kepada negara berpindah kepada Khulafaur Rasyidin. Pengganti Nabi sebagai khalifah
dipilih dari kalangan sahabat Nabi sendiri. Pada masa khulafaur Rasyidin ini
perkembangan hukum islam dibagi menjadi 4 periode yaitu abu bakar as, umar bin
khatab, usman bin afan, dan ali bin abi tholib4.

C. MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBUKUAN

Periode ini berlangsung pembinaan hukum islam dilakukan pada masa pemerintahan
khalifah umayyah dan khalifah abbasiyah. Dimasa inilah para ahli hukum yang yang
menemukan dan merumuskan garis hukum fikih islam muncul sebagai teori hukum islam
yang masih digunakan sampai sekarang. Adapun fakto-faktor yang mendorong orang
menetapkan hukum dan merumuskan garis-garis hukum adalah Wilayah islam sudah
sangat luas dar Hindia, Tiomhkok sampai ke Spanyol. Maka tinggal berbagai suku
bangsa dengan adat istiadat, cara hidup yang berbeda oleh karena itu diperlukan
pedoman hukum yang jelas dan Telah banyak karya hukum banyaknya para ahli hukum
yang mampu berijtihad untuk memecahkan berbagai masalah. Pada periode ini munculah
para mujtahid yang sampai sekarang masih berpengaruh dan pendapatnya diikuti oleh
umat islam dibelahan dunia. Yakni:

a) abu hanifa yang mendiskusikan materi-materi tentang Al-Qada dan Qadar,


Sebagaimana ulama lain sumber hukum beliau adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW.
b) Malik Bin Anas (713-795 M) Imam Malik menempatkan Al-Qur’an sebagai
sumber hukum pertama, kemudian Al-Hadits sebagai sumber Hukum yang kedua.

4
Mohammad Daud Ali, Hukum islam pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers),hlm,173-175
c) Muhammad Idris Al-Syafi’I (767-820 M) Menurut Imam Syafi’I tata urutan
sumber hukum slam adalah: Al-Qur’an dan Al-Sunnah, bila tidak ada di dalam
Al-Qur’an dan Al-Sunnah ia berpindah ke Ijma
d) Ahmad Bin Hambal (781:855 M) Menurut Imam Ahmad, sumber hukum pertama
adalah Al-Nushush, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang marfu.

D. MASA KELESUAN PEMIKIRAN (ABAD X-XIX M)

Sejak abad kesepuluh dan kesebelas Masehi, ilmu hukum Islam mulai berhenti
berkembang.Para ahli hukum pada masa ini hanya membatasi diri, mempelajari pikiran-
pikiran para ahli hukum sebelumnya yang telah dituangkan dalam berbagai
madzab.Yang menjadi ciri umum pemikiran hukum dalam periode ini adalah para ahli
hukum tidak lagi memusatkan usahanya untuk memahami prinsip-prinsip atau ayat-ayat
hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, tetapi pikiran-pikirannya
ditumpukkan pada pemahaman dan perkataanperkataan, pikiran-pikiran hukum para
imam-imamnya.Dinamika yang terus-menerus tidak lagi ditampung dengan pemikiran
hukum pula.Pada saat itu masyarakat yang terus berkembang tidak di iringi dengan
pengembangan pemikiran hukum Islam berhenti.Keadaan ini dalam sejarah di kenal
dengan periode “kemunduran” dalam perkembangan hukum Islam. Yang disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain:5

a) Kesatuan wilayah Isam yang luas, telah retak dengan munculnya beberapa negara
baru baik di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia.
b) Ketidak stabilan politik yang menyebabkan ketidak stabilan berfikir.
c) Pecahnya kesatuan kenegaraan/pemerintahan itu menyebabkan merosotnya
kewibawaan pengendalian perkembangan hukum.
d) Dengan demikian timbullah gejala kelesuan berpikir dimana-mana dan para ahli
tidak mampu lagi menghadapi perkembangan keadaan dengan mempergunakan
akal pikiran yang merdeka dan bertanggungjawab. Dengan demikian
perkembangan hukum Islam menjadi lesu dan tidak berdaya menghadapi tantangan
zaman.12.

5
Mohammad Daud Ali, Hukum islam pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers),.,hlm,187-194 12Ibid.,hlm,194-196
E. MASA KEBANGKITAN KEMBALI (ABAD XIX SAMPAI SEKARANG)

Setelah mengalami kelesuan, kemunduran beberapa abad lamanya, pemikiran Islam


bangkit kembali.Ini terjadi pada bagian kedua abad ke-19. Kebangkitan kembali pemikiran
islam timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid tersebut di atas yang telah membawa
kemunduran hukum islam.6 Munculah gerakan-gerakan baru di antara gerakan para ahli
hukum yang menyarankan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Gerakan ini, dalam
kepustakaan disebut gerakan salaf yang ingin kembali kepada kemurnian ajaran islam
jaman salaf (permulaan) generasi awal dahulu.

Zaman kebangkitan pemikiran hukum islam dilanjutkan sekarang dengan system baru
dalam meperlajari dan menulis hukum islam. Disamping system pemberian materi kuliah
khusunya di fakultas hukum yang telah berubah tersebut, juga diadakan cara-cara islam
dalam menuliskan hukum islam. Selain kebangkitan pemikiran hukum islam dikalangan
orang-orang islam sendiri, terutama di masa akhir-akhir ini, perhatian dunia terhadap
perkembangan hukum islam menjadi bertambah. Dalam rangka kembali pada hukum
islam, akhirnya di Lybia dibentuk suatu panitia ilmiah hukum yang akan mempelajari
hukum islam secara mendalam, dibawah pimpinan seorang ahli hukum terkenal bernama
Ali Mansur. Panitia ini bertugas meneliti dan mepelajari hukum islam dalam segala
bidang. Bahan-bahan hukum yang mereka pergunakan dalam menyusun kodifikasi hukum
islam itu bukan hanya bahan-bahan yang terdapat di kalangan ahli sunnah saja, tetapi juga
dari aliran yang terdapat dalam semua bahan-bahan hukum itu, dan memilih dengan hati-
hati pemikiran yang sesuai dengan kondisi dan situasi umat islam.7

2.2 Perkembangan hukum islam di beberapa negara muslim


1. Turki

Perkembangan hukum Islam di negara Turki telah muncul sekitar abad ke 13 H


yang kemudian melakukan pembaharuan hukum . UU hukum Islam yang ada di Turki
tediri dari bab jual beli, sewa menyewa, pemeliharaan anak pemindahan,piutang, jaminan,
gadai, titipan, perampasan, perusakan, perdamaian, dan pembebasan. Kemudian pada
tahun 1917 pemerintah Turki mengeluarkan UU Hukum Keluarga. Pada tahun 1924 Turki

6
Mohammad Daud Ali, Hukum islam pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers),.,hlm,187-194
merupakan Negara yang dikenal sebagai republik of Turkey, dimana negara Turkey
merupakan negara yang menjamin kebebasan dalam beragama.

Kemudian hukum perdata khususnya yang ada di Turki mengalami perkembangan


dalam materi hukum keluarga Turki misalnya :

a) Pertunangan
Pertunangan yang ada di Turki wajib menggunakan pesta dan hadiah yang
telah diberikan antara kedua belah pihak yang mempunyai perasaan suka sama
suka. Namun apabila pernikahan yang telah diinginkan tersebut gagal maka hadiah
yang telah diberikan harus dikembalikan sesuai dengan nilainya dengan batasan
waktu satu tahun. Yang wajib mengganti hadiah merupakan pihak yang telah
melakukan pembatalan di awal.
b) Umur pernikahan
Umur minimal yang sesuai dengan UU adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 17
tahun bagi perempuan.
c) Poligami
Di dalam UU Turki tidak di perbolehkan berpoligami apabila pernikahan
masih belum bubar. Tahun 1917 pasal 38 telah memutuskan di perbolehkan taklik
talak bagi seorang istri untuk suami agar tidak menikah lagi dengan wanita lain.
Dan tahun 1915 Sultan telah menetapkan bahwa istri dapat minta cerai apabila
suami telah meninggalkannya dan terkena penyakit serta tidak ada kecocokan lagi8
d) Perceraian
Pengadilan mengeluarkan dekrit perceraian kemudian memberikan pemilah
yudisial antara pasangan apabila yang terjadi tidak ada rekonsiliasi di antara
keduanya maka salah satu pihak diperbolehkan meminta cerai
e) Hukum waris
Hukum Hanafi tentang kewarisan telah ada Turki kemudian di ganti dengan
skema baru. Pembagian warisan di Turki menetapkan bahwa laki-laki dan
perempuan mendapatkan warisan yang sama.

8
Yanti Quesyah, Khoirudin, “ Hukum Islam di berbagai negara muslim”
2. Iran

Di Iran sekitar tahun 1925- 1979 terdapat kebijakan dinasti Pahlevi atau nama pra
Islam yang lebih condong ke usaha modernisasi, westernisasi, sekularisasi, integral
kemudian setelah kebijakan dinasti Pahlevi terdapat adanya revolusi Iran ya g dipimpin
oleh Ayatullah Al musaui Khomeini. Revolusi ini merupakan sebuah kejadian penting di
dunia Islam yang berlandaskan konsep wilayah Al Faqih. Yang artinya kekuasaan
tertinggi di tangan ulama yang taqwa dan adil. Namun ternyata gelar Al Faqih hanya
sebagai pembimbing dan kekuasaan tertinggi yang sebenarnya berada di tangan presiden
yang dipilih oleh rakyat.

Kemudian hukum Islam yang pertama kali dikembangkan yaitu hukum keluarga
bagian dari hukum perdata. Beberapa macam aspek hukum pada hukum perdata antara
lain berkenaan dengan hukum waris dan masalah-masalah hukum keluarga yang masih
didasarkan pada hukum tradisional.

Kemudian hukum keluarga mengalami reformasi tahun 1935 yang mengatur tentang
perkawinan dan perceraian. Hukum yang mengatur perkawinan dan perceraian tidak
didasarkan pada hukum tradisional (Isna Asy’ari) melainkan di atur dalam UU tentang
perkawinan dan perceraian. Selanjutnya terdapat pula UU hukum yang mengatur tentang
perceraian dan poligami pada tahun 1967 yang kemudian diperbarui kembali pada tahun
1975.9

3. Republik Arab Mesir


Hukum Islam telah berlaku di Mesir sejak tahun 1798 M. Hukum yang berlaku di
Mesir selalu berkaitan dan berhubungan dengan hukum Prancis, dan hukum Barat lainya.
Namun sebelumnya hukum yang berlaku selalu berpegang pada syariat Islam. Kemudian
dilakukan pembaruan hukum Islam pada hukum keluarga. Antara lain:
1) Pencetakan perkawinan sebagai alat bukti yang sah.
2) Pernikahan yang berbeda agama hanya dibenarkan dengan wanita ahli kitab.
3) Seorang wanita boleh membuat perjanjian kepada calon suami untuk tidak
dimadu.
4) Saksi dalam pernikahan harus 2 orang laki-laki atau 1 orang laki-laki dan 2
orang perempuan.

9
Endang Rahayu, jurnal, “Makalah Studi Hukum Islam” STAIN Sorong, 2019, hal. 4
5) Poligami tidak perlu izin pada pengadilan sebelum pernikahan tersebut
dilakukan.
6) Wasiat wajibah hanya diserahkan pada cucu dari anak perempuan.

4. Negara Maroko

Maroko adalah sebuah negara kerajan yang terletak di bagian barat laut afrika.
Penduduk asli Maroko adalah Berber, yaitu mastarakat kulit putih dari afrika utara.
Mereka konon masih mempunyai garis keturunan dengan Rasululloh dan merupakan
penganut agama Islam bermadzhab Maliki. Bahasa yang di miliki dan yang menjadi bhasa
kebudayaan mereka yaitu bahasa Arab. Adapun jumlah penduduk yang ada pada
pertengahan tahun 1991 berjumlah sekitar 27 juta jiwa dan lebih dari 99% adalah Muslim
Sunni. Penganut agama yahudi hanya kira-kira kurang dari 8000 orang yang sebagian
bertempat di Casablanca dan di kota-kota pesisir. Demikian pendahuluan yang dapat kami
uraikan untuk lebih jelas lagi kami akan menguraikan kehidupan hukum islam yang
terdapat di negara Maroko pada umumnya.

Pada awalnya, terutama di daerah perkotaan, masyarakat Maroko sedikit banyak


dipengaruhi oleh ajaran agama Yahudi dan Kristen walaupun diragukan ritual keagamaan
mereka berdasarkan ajaran yang tepat dari dua agama tersebut. Nampaknya mereka hanya
sebatas mengakui ajaran-ajarannya ketimbang sebagai pemeluk yang teguh pada ajaran.

kedua agama tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, Islam menjadi agama resmi
negara, meskipun dalam undang-undang dasar tidak disebut-sebut syari’ah Islam. Hukum
perdata maupun hukum pidana dinegara itu didak murni berdasarkan syari’at Islam bahkan
lebih banyak diwarnai oleh system hukum barat. Hukum Islam, terutama dari madzhab
Maliki, berlaku bagi umat Islam hanya dalam bidang-bidang tertentu, yakni perkawinan,
pembagian warisan, dan perwakafan10

5. Malaysia

Malaysia merupakan negara yang melakukan pembaharuan hukum Islam pertama kali
di Asia tenggara. Hukum Islam berkembang dan telah dilakukan pembaharuan terutama

10
Ibid hal. 8
pada hukum keluarga. UU hukum keluarga yang ditetapkan di Malaysia ini berisi tentang
peraturan-peraturan antar lain:

1) Perkawinan dan perceraian bagi orang Islam harus dilakukan pencatatan.


2) Pencatatan nikah dilakukan oleh Qadhi.

6. INDONESI

Hukum adat telah lama berlaku di Indonesia kemudian setelah Islam masuk ke
Indonesia sekitar abad ke 7 atau ke 8 Masehi maka seiring berjalannya waktu terbentuklah
hukum Islam. Hukum Islam yang ada di Indonesia bersifat majemuk. Kemudian terdapat
pula kerajaan- kerajaan yang menggunakan hukum Islam. Salah satunya kerajaan Pasei.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa sebelum Belanda menguasai Indonesia dan


memperkenalkan hukum Barat, hukum Islam telah berdiri sendiri dan berkembang di
samping kebiasaan atau adat masyarakat.

Dalam penerapan hukum Islam telah ditentukan oleh peraturan perundang-


undangan tanpa hukum adat. Dan negara wajib mengatur suatu masalah sesuai dengan
hukum Islam. Yang dimana hukum Islam hanya berlaku bagi seorang yang beragama
Islam. Hukum Islam juga menjadi sumber pembentukan hukum nasional yang akan datang
disamping hukum adat, hukum Barat Dan hukum lainya yang ada di Indonesia.11

11
Barzah Latupono, Buku Ajar Hukum Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal.76
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum Islam telah dilakukan pembagian tergantung pada tujuan yang mereka
pergunakan dalam menggunakan pentahapan. Ada yang membaginya kedalam 5, 6, dan 7
tahapan. Namun pada umumnya mereka membagi perkembangan dan pertumnuhan hukum
islam kedalam 5 tahapan yaitu pertama Masa Nabi Muhammad SAW Kedudukan anak laki-
laki sangat penting dalam sebuah keluarga karena melalui anak lakilaki inilah garis
keterunan mereka akan berlanjut dan dapat membawa nama baik bagi keluarga. Sedangkan
kedudukan wanita sangat rendah wanita hanya dibebani kewajiban tanpa diberi imbalan hak
sama sekali. Karena itu pula jika lahir anak perempuan dalam sebuah keluarga maka semua
anggota keluarga yang bersangkutan akan merasa sangat malu, kedua Masa Khulafaur
Rasyidin Dengan wafatnya Nabi Muhammad, berhentilah wahyu yang turun selama 22
tahun 2 bulan 22 hari yang beliau terima melalui malaikat Jibril. Demikian juga halnya
dengan Sunnah yang berakhir pula setelah wafatnya Rasulullah. Kedudukan Nabi sebagai
utusan Allah tidak mungkin diganti, tetapi tugas beliau sebagai pemimpin masyarakat islam
dan kepada negara berpindah kepada Khulafaur Rasyidin. Pengganti Nabi sebagai khalifah
dipilih dari kalangan sahabat Nabi sendiri. Pada masa khulafaur Rasyidin ini perkembangan
hukum islam dibagi menjadi 4 periode,
ke tiga Masa Pembinaan, Pengembangan dan pembukuan Periode ini berlangsung
pembinaan hukum islam dilakukan pada masa pemerintahan khalifah umayyah dan khalifah
abbasiyah. Dimasa inilah para ahli hukum yang yang menemukan dan merumuskan garis
hukum fikih islam muncul sebagai teori hukum islam yang masih digunakan sampai
sekarang. Masa Kelesuan Pemikiran Sejak abad kesepuluh dan kesebelas Masehi, ilmu
hukum Islam mulai berhenti berkembang.Para ahli hukum pada masa ini hanya membatasi
diri, mempelajari pikiran-pikiran para ahli hukum sebelumnya yang telah dituangkan dalam
berbagai madzab.Yang menjadi ciri umum pemikiran hukum dalam periode ini adalah para
ahli hukum tidak lagi memusatkan usahanya untuk memahami prinsip-prinsip atau ayat-ayat
hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, tetapi pikiran-pikirannya
ditumpukkan pada pemahaman dan perkataanperkataan, pikiran-pikiran hukum para imam-
imamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fazlur Rahman, ‚Implementation of The Islamic Concept of State in The Pakistan Milleu‛
dalam Jhon J. Donohue dan Jhon L. Esposito, et al., Islam In Transition, (London: Oxford
University Press, 1982), h. 462

Prof. Dr. H. Idri, M.Ag, Epistemologi ilmu pengetahuan, ilmu hadits dan ilmu
hukum,(Jakarta: Prenadamedia Group), hlm, 253-255

Mohammad Daud Ali, Hukum islam pengantar ilmu hukum dan tata hukum islam di
Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers

Dr. H. Bagir Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers),

Yanti Quesyah, Khoirudin, “ Hukum Islam di berbagai negara muslim”

Endang Rahayu, jurnal, “Makalah Studi Hukum Islam” STAIN Sorong, 2019, hal. 4

Barzah Latupono, Buku Ajar Hukum Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal.76

Anda mungkin juga menyukai