Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Ali Amar Bilah (12220212002)
2. Khusnul Hotimah (12220220738)
3. Marwah Annisa (12220225029)
4. Nurzal Aidy (12220212985)
5. Rizki Ardiansyah (12220213757)
6. Tika Wahyuni Sari (12220222069)
Selain itu pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kami kepada:
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu dengan
rendah hati dan tangan terbuka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
baik ibu maupun teman-teman semua.
Bila ada kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Akhirul kalam وباهلل التو فيق والهداية
penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................3
BAB III.................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Dasar Keberlakuan Hukum Islam?
2. Apa saja Hal yang diatur dalam Hukum Islam?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa dasar keberlakuan hukum Islam.
2. Untuk mengetahui hal apa saja yang diatur dalam hukum Islam.
BAB II
2
PEMBAHASAN
a. Selain dari apa yang telah dinyatakan berlaku bagi penduduk asil seperti
yang termaksud di atas atau dimana penduduk asli itu sendiri yang telah
menyatakan tunduk kepada hukum perdata dan hukum dagang golongan
Eropa, maka hakim Bumi Putera harus memperlakukan kebiasaan (adat),
2 Ibid.Hal.22
3 Surojo Wignjodipuro, Pengantar dan Azas-Azas Hukum Adat (Jakarta: Gunung Agung,
4 ), hal.28
5 Imam Muchlas, Hukum Mewaris Dalam Islam (Suatu Studi Kasus) (Pasuruan:
Garoeda Buana Indah, 1996), hal. 98.
4
Pada saat teori ini berlaku, hukum Islam bagi orang Islâm dikenal dengan
istilah godsdienstige wetten. Pada saat itu dibentuk pengadilan agama
(priesterrad) di samping pengadilan negeri (landraad), yang sebelumnya
didahului dengan penyusunan kitab yang berisi hukum Islam.67 Kewenangan
priesterraad atau raad agama tersebut hanya ada di Jawa dan Madura, yang
kewenangannya tidak disebutkan dengan tegas sehingga kemudian
menetapkan sendiri perkara-perkara yang akan ditanganinya, yakni perkara
yang berhubungan dengan hukum perkawinan, kewarisan dan wakaf.
6 Muchsin, Hukum Islam, dalam Perspektif dan Prospektif, (Surabaya: Al Ikhlas, Surabaya,
7 ), hal.38
5
menghendakinya. Tujuan teori tersebut adalah menyingkirkan eksistensi
hukum Islam dan kehidupan hukum umat Islam yang ada di Indonesia.
Dengan adanya teori tersebut, hukum Islam yang telah menjadi jiwa
masyarakat hukum Islam di Indonesia berangsur mulai berubah. Hal ini
dikuatkan dengan pasal 134 ayat 2 IS pada tahun 1929, yang berkeinginan
melenyapkan hukum Islam dari lingkungan tata hukum kenegaraan. Pasal
tersebut bersifat radikal, karena perubahannya bersifat mencabut berlakunya
hukum Islam. Sejak saat itu maka apabila terjadi perkara perdata sesama orang
yang beragama Islam maka akan diselesaikan oleh hakim agama Islam
sepanjang hukum adat mereka menghendaki dan tidak bertentangan dengan
ordonantie. Dengan demikian berarti hukum Islam tidak berlaku lagi di
Indonesia, kecuali telah diterima oleh hukum adat. Atau hukum Islam yang
berlaku hanyalah jika telah diresepsi oleh hukum adat. Dengan teori receptie,
yang semula pengadilan agama di Indonesia dapat memeriksa dan memutus
perkara waris bagi yang beragama Islam, Pengadilan Agama tidak lagi
berwenang memutus perkara waris tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari pasal 134 1.S tersebut, sejak tahun 1922
dirumuskan reorganisasi badan-badan peradilan yang ada pada waktu itu,
yakni dengan jalan mengubah pasal-pasal IS. Untuk kepentingan tersebut
dibentuk suatu komisi peremajaan kekuasaan peradilan agama yang diketuai
oleh Ter Haar, yang menghasilkan Staatblad Nomor 116, 610, 638 dan 639
Tahun 1922. Dengan Staatblad tersebut peradilan agama tidak berwenang
memeriksa dan memutus perkara waris dan secara formal sejak tahun 1937
kewenangannya dialihkan menjadi kewenangan Landraad.
Sejak saat itu maka dapat dikatakan bahwa hukum Islám secara formal
telah hilang dari tata hukum kenegaraan Hindia Belanda. Namun demikian,
6
secara materill/senyatanya masyarakat Indonesia yang beragama Islam masih
menerapkannya dalam mengatur hubungan dalam masyarakat.
Atas dasar itulah Sayuti Thalib menyatakan bahwa bagi orang Islam
berlaku hukum Islam. Hal tersebut juga didukung oleh fakta di beberapa
daerah yang mempunyai adat yang kuat, berlaku hal yang sebaliknya. Apabila
adat bertentangan dengan hukum Islam maka adat tidak boleh dijalankan. Adat
tersebut harus diubah dan diperbaiki sehingga tidak menyalahi ketentuan
hukum agama. Dengan demikian hukum Islamlah yang menentukan
keberlakuan hukun adat.
Pada mulanya hukum Islam ini dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal
penyebaran agama Islam. Kemudian hukum Islam ini berkembang di Asia,
Afrika, Eropa, dan Amerika seiring dengan perkembangan agama Islam.
Adanya sifat khusus dari hukum Islam membedakan sistem hukum Islam
dengan sistem hukum lainnya.7 Sifat khusus itu ada pada religiusitas hukum
Islam yang bersumber kepada:
a. Al Qur'an
b. Sunnah Rasul, adalah semua yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW
baik perkataan, perbuatan, atau pengakuan terhadap suatu perbuatan yang
dilakukan para sahabat.
7
Surojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung Agung, Jakarta,
1985, hal 29
Berkenaan dengan sumber hukum ijma dan qiyas, ada yang berpendapat
tidak termasuk sumber hukum Islam, sebagaimana dipelopori Imam Hanafi.
Sedangkan yang berpandangan bahwa ijma dan qiyas adalah termasuk sumber
hukum Islam, seperti pandangan Imam Syafi'i.
9
B. Hal Yang Diatur Dalam Hukum Islam
Dalam hukum Islam dikenal hukum yang mengatur antara manusia dengan
sesama makhluk, dan hukum yang mengatur manusia dengan Allah. Dalam
bukum yang mengatur hubungan antar manusia, pada dasarnya tidak terdapat
perbedaan antara hukum privat dan publik sebagaimana dikenal dalam hukum
barat. Karena menurut sistem hukum Islam pada hukum perdata terdapat
segisegi publik dan pada hukum publik terdapat segi segi privat Apabila
menggunakan sistematika pembagian hukum privat dan publik, ruang lingkup
hukum Islam adalah dengan sistematika sebagai berikut:8
8
Prof. Dr. M. Bakri, SH., MS., dkk, Pengantar Hukum Indonesia jilid II, Malang UB Press
2015, Hal109
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
b. Hukum al-ahkam as-sulthaniyah, yaitu hukum yang berhubungan
dengan kepala negara, pemerintahan, baik pemerintahan daerah
maupun pemerintahan pusat, tentara, pijak, dan sebagainya.
c. Hukum Siyar, yaitu hukum yang mengatur urusan perang. damai, tata
hubungan dengan pemeluk agama dan negara lain.
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan saman dan kritik guna
perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
15
Afdol. 2003. Landasan Hukum Positif Pemberlakuan Hukum Islam dan
Permasalahan Implementasi Hukum. Surabaya;Airlangga University Press.
Wignjodipuro Surojo. 2015. Pengantar dan Azas-Azas Hukum Adat. Jakarta:
Gunung Agung.
Muchlas Imam. 1996. Hukum Mewaris Dalam Islam (Suatu Studi Kasus).
Pasuruan: GaroedaBuana Indah.
Muchsin. 2003. Hukum Islam, dalam Perspektif dan Prospektif, Surabaya: Al
Ikhlas.
Surojo Wignjodipoero. 1985. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung
Agung. Jakarta. 1985.
Prof. Dr. M. Bakri, SH., MS., dkk. 2015. Pengantar Hukum Indonesia jilid II.
Malang: UB Press.
16