MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran Hukum Islam
Kontemporer yang diampu oleh Bapak Dr. H. Bagus Ahmadi, S.Pd.I.,
M.Sy
Oleh:
1. MUHAMMAD BADRUL MUNIR 16102202246
2. SITI NUR HIDAYAH 126102202255
3. TIFANI SALSABILA F. 126102202236
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
2. Dr. H. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Ilmu Hukum UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
3. Dr. Ahmad Musonnif, M.H.I., selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga
Islam UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
4. Dr. H. Bagus Ahmadi, S. Pd.I.,S.My. selaku selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Pemikiran Hukum Islam Kontemporer UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
5. Dan semua pihak yang membantu dalam proses pembuatan makalah
ini.
Penulisan makalah yang berjudul Periodesasi Hukum Islam bertujuan
untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. H. Bagus Ahmadi, S. Pd.I.,S.My. pada
mata kuliah Pemikiran Hukum Islam Kontemporer.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami mengharapkan kritik dan
saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki, karena masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian periodesasi hukum islam.....................................................3
B. Syariat islam dalam perkembangan hukum islam.................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................19
B. Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya manusia tidak akan terlepas dari yang
namanya hukum, baik dari Tuhan maupun hukum yang dibuat oleh
manusia sendiri yang meliputi hukun Negara, adat dan lain sebagainya.
Hukum tersebut akan terus mengikat selama hayat masih dikandung badan
dan selama dunia ini belum berakhir. Hukum-hukum tersebut diciptakan
tidak lain hanyalah demi untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Hukun
diciptakan agar manusia bisa saling menghargai diatara sesama. Itulah
yang menjadi tujuan awal dari terbentuknya hukum.
Islam merupakan sumber hukum dan pemikiran dimana Rasulullah
hidup selama tiga belas tahun di Mekkah untuk menyiarkan dan
mengingatkan kepada pemduduk Mekkah pada masa itu untuk
menyembah Allah semata dan meninggalkan segala macam bentuk
sesembahan kepada selain-Nya, kemudian datang fase madinah dimana
Rasulullah menegakkan pilar-pilar hukum Islam yang berdiri dan tegak di
atas fondasi utama yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah, pada masa inilah
hukum Islam terlembagakan dibawah pimpinan seorang rasul yang mulia
penutup para nabi Muhammad Saw.
Setelah meninggalnya sang nabi akhir zaman dan penyempurna
seluruh risalah Allah di muka bumi kemudian Allah memilih empat
diantara para sahabat beliau untuk meneruskan risalah yang mulia ini dan
menegakkan seluruh hukum-hukum yang terkandung di dalamnya mereka
adalah Abu Bakar, Umara bin al-Khaththab, Usman bin Affan dan Ali bin
Abi thalib –semoga ridha Allah senantiasa terlimpahkan kepada mereka-
yang pada masa mereka terbentuklah beberapa kaidah-kaidah hukum dan
perundang-undangan Islam yang bernaung dibawah alQur’an dan as-
Sunnah. Dalam perkembangannya, permasalahan yang berkenaan dengan
hukum pun semakin berkembang dan meluas, maka hukum Islam pun
semakin berkembang.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana periodesasi perkembangan pemikiran dalam hukum Islam?
2. Apa saja syariat islam dalam perkembangan hukum islam
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan periodesasi perkembangan pemikiran dalam
Hukum Islam
2. Untuk mengetahui apa saja syariat islam dalam perkembangannya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Para ahli hukum Islam bermaksud mengkaji hukum Islam dalam konteks
kekinian hingga hukum Islam itu bisa digunakan pada masa kini mereka mengkaji
ulang (harakatul tajdid) hukum Islam untuk mengembalikan aktualisasinya,dan
upaya mengembalikan pada keadaan semula sehingga ia tampil seakan barang
baru.Dengan cara demikian dapat memperkokoh sesuatu yang lemah,memperbaiki
yang usang,menambal yang retak,sehingga kembali utuh sebagaimana
semula.Sehubungan dengan hal tersebut maka landasan pemikiran dalam kajian
ini yakni untuk menelusuri “perodisasi perkembangan pemikiran dalam hukum
Islam”.Studi ini merupakan bagaimana pelaksanaan hukum pada masa tersebut.
1
Kemal A. Faruq, Islamic Jurisprudence, (Delhi: Adam Publisher and Distributor, Shandar Marke,
Chitli Qabar, 1994), h. 21-29
3
Muhammad ‘Ali As-Sayis, berpendapat bahwa periodesasi hukum Islam adalah:
Adapun Mushthafa Sa’id Al-Khinn, yang dikutif oleh Jaih berpendapat bahwa
periodesasi hukum Islam adalah:
2
Syeikh Muhammad Ali As-Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam (Terj.
Dedi Junaedi dan Hamidah), (Jakarta: Akademika Pressindo, 1996).
4
1. Periodesasi pembentukan hukum islam pada zaman Rasulullah.
3
Syeikh Muhammad Ali As-Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam (Terj.
Dedi Junaedi dan Hamidah), (Jakarta: Akademika Pressindo, 1996),
5
c) Maghtu’ yaitu seorang laki-laki menikahi ibu tirinya setelah bapaknya
meninggal dunia.
d) Badal,yaitu tukar menukar istri tanpa bercerai terlebih dahulu dengan tujuan
untuk memuaskan hubungan seks dan terhindar dari kebosanan.
f) Dilihat dari sumber yang digunakan hukum arab pra-Islam bersumber pada
adat istiadat.Dalam bidang muamalat,diantara kebiasaan mereka adalah
dibolehkannya transaksi mubadalah atau barter,jual beli,kerjasama pertanian
(mujora’ah),dan riba.Disamping itu dikalangan mereka terdapat jual beli yang
bersifat spekulatif,seperti bayi’ almunabadzah.4
Periode ini berlangsung relatif singkat tidak lebih dari 22 tahun beberapa
bulan.Namunpengaruhnya sangat besar dan penting,karena telah mewariskan
beberapa ketetapan hukum dalam al-Qur’an dan sunah,dan sejumlah dasar-
dasar pokok tasyri secara menyeluruh.Telah memberikan petunjuk dan
pedoman tentang sumber-sumber dan dalil yang dipergunakan dalam rangka
untuk mengetahui suatu hukum yang dipergunakan dalam rangka untuk
mengetahui suatu hukum dari persoalan yang belum ada ketetapan
hukumnya.Dengan demikian periode ini telah mewariskan dasar-dasar
pembentukan hukum tasyri secara sempurna. Pada periode Rasulullah SAW
terdiri dari dua fase yang masing-masing mempunyai corak dan karakteristik
tersendiri yaitu; Fase Makkiyah.Fase Makkiyah ialah sejak Rasulullah Saw
masih menetap dimekkah selama 12 tahun beberapa bulan.Sejak beliau
diangkat menjadi Rasul hingga hijrah ke madinah.5
4
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, (Rosdakarya, 2000).
5
Rasyad Hasan Khalil, Traikh Tasyri’ Sejarah Legitimasi Hukum Islam, (Jakarta: Amzah, 2009).
6
Pada fase ini umat Islam masih terisolir masih sedikit kuantitasnya masih
lemah,belum bisa membentuk komunitas umat yang mempunyai lembaga
pemerintahan yang kuat.Oleh karena itu,perhatian Rasulullah Saw pada fase
ini dicurahkan pada aktifitas penyebaran dakwah dalam rangka proyek
penemuan tauhid kepada Allah dan meninggalkan praktek-praktek
penyembahan berhala dan patung-patung.Disamping itu,beliau tetap berusaha
mewaspadai orang-orang yang selalu berusaha menghalangi jalannya dakwah
SSSSdan memperdaya jalannya orang-orang yang beriman dengan bermacam
tipu daya.Dengan situasi dan kondisi seperti ini,maka pada fase ini belum ada
kesempatan membentuk perundang- undangan,tata
pemerintahan,perdagangan,dan lain-lain.
6
Muhammad Ali As Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta,
Akademika Pressindo, 1996).
7
lain.Dengan demikian pada surah-surah madaniyah seperti surah al-
Baqarah,Ali-Imran,an-Nisa’,al Maidah dan ayat-ayat madaniyah lainnya
banyak memuat pembahasan hukum,disamping memuat pula tentang yang
akidah dan akhlaq dan kisah-kisah.7
7
Syeikh Muhammad Ali As-Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam (Terj.
Dedi Junaedi dan Hamidah), (Jakarta: Akademika Pressindo, 1996).
8
8
b) Hukum akhlaq (ahkam al-khliqiyah) yaitu kewajiban bagi mukallaf untuk
berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan menjauhkan diri dari kejelekan.
d) Hukum yang terkandung dalam al-Qur’an terbagi menjadi dua yaitu ibadah
dan muamalah.Yang termasuk ibadah adalah sholat,zakat,haji dan
nazar.Adapun muamalah adalah hukum yang bertujuan membangun
keselarasan hubungan manusia dengan manusia.9
4. Al-Sunnah
9
abu yusuf al-hanafi dan asl-sayfii membolehkannya.Sebagian sahabat al-syafii
al- qadli abdul al-jabar,dan abu hasan al-bashri berpendapat bahwa nabi
muhammad Saw melakukan ijtihad dalam berperang bukan dalam bidang
hukum.Menurut sebagain ulama nabi saw tidak berijtihad sebab
perkataan,perbuatan,ketetapan,adalah al-sunnah sumber hukum atau dalil
hukum Islam yang kedua.Berdasarkan firman Allah Terjemahan
Ucapannya itu tiada lain hanya wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Ikhtilaf
diatas memunculkan berbagai macam komentar antara lain dari ulama
mesir,Muhammad Salam Madzkur beliau mengatakan bahwa Nabi
Muhammad Saw melakukan ijtihad tentang urusan dunia (bukan ibadah dalam
artian sempit) hal yang sama pula al-qadli yad berpendapat dalam kitabnya
assyifa’ bahwa Nabi Muhammad Saw berijtiham tentang masalag duniawi
saja.Beberapa contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.10Di
antaranya menurut abduk al-Jalil mengungkapkan sebagai berikut.
b. Kiblat ummat Islam sebelum ditetapkan oleh Allah swt.Adalah abait al-
maqdis.Ummat Islam menghadap ke baitul maqdis selama tujuh belas
bulan.Shalat kebaitul maqdis adalah ijtihad Nabi Muhammad Saw.
c. Abdul allah ibnu ubaid (tokoh munafik datang kepada nabi muhammad saw
dan memintabeliau agar beristighfar) memohon ampunan kepada Allah
untuknya.Kemudian Nabi Muhammad Saw memohon kepada Allah agar
abdul allah bin ubaid diberi petunjuk.Kemudian Allah berfirman: “kamu
10
Abdul Wahhab Khallaf, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta, PT
RAJA Grafindo Persada, 2002).
10
memohonkan ampun bagi mereka (orang- orang munafik) atau kamu tidak
memohonkan ampun kepada mereka (adalah sama saja).11
11
Muhammad Ali As Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta,
Akademika Pressindo, 1996).
12
Muhammad Ali As Sayis, Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta,
Akademika Pressindo, 1996).
11
b. Materi undang-undang tersebut belum tersebar luas dikalangan umat Islam
sehingga setiap individu belum dapat mempelajarinya sebab teks al-Qur’an
pada awal periode ini. baru dihimpun dalam lembaran-lembaran khusus yang
disimpan dikediaman Rasulullah Saw dan dirumah sebagian sahabat-
sahabatnya.Dan sunnah pun belum dikodifikasikan.
Pada fase ini perkembangan hukum Islam ditandai dengan munculnya aliran-
aliran politik yang secara emplisit mendorong terbentuknya aliran
hukum.Diantara faktor-faktor yang mendorong perkembangan hukum Islam
adalah sebagai berikut:
1. Perluasan Wilayah
13
Abd. Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushulul Fiqh), (Jakarta: PT Rajagrapindo
Persada, 2002).
12
kedamaskus.Muawiyah kemudian melakukan ekspansi ke barat sehingga
dapat menguasai tunisia,aljazair,dan maroko sampai kepada samudra
atlantik.Penaklukkan spanyol dilakukan pada zaman al-walid bin abdlu al-
malik,banyaknya daerah baru yang dikuasai berarti banyak pula persoalan
yang dihadapi oleh umat Islam,persoalan tersebut perlu diselesaikan
berdasarkan ajaran Islam karena agama hanif merupakan petunjuk bagi
manusia dengan demikian,perluasan wilayah dapat mendorong perkembangan
hukum Islam karena semakin luas wilayah yang dikuasai berarti semakin
banyak penduduk di negeri muslim.Dan semakin banyaknya
penduduk,semakin banyak pula persoalan yang harus diselesaikan.
14
Rasyad Hasan Khalil, Traikh Tasyri’ Sejarah Legitimasi Hukum Islam, (Jakarta: Amzah, 2009)
13
c. Apabila tidak didapatkan dalam al-qur’an dan al-sunnah,mereka kembali
kepada pendapat sahabat.
9. Periode Pembentukan mazhab dan pembukuan hadis Fase ini dikenal dalam
sejarah hukum Islam sebagai fase atau zaman keemasan,khudri banyak
menyebutnya sebagai fase fiqh menjadi ilmu yang mandiri;T.M.Hasbi ash-
Shiddieqy menyebutkan sebagai fase kesempurnaan.
a) Al-Qur’an
b) Sunnah
c) Ijma’
d) Ijtihad
2) Periode taqlid
14
Periode taqlid adalah periode dimana semangat ijtihad mutlak para ulama
sedah pudar dan mandek.Periode ini mulai sekitar pertengahan abad IV H/X
M.Pada masa terdapat beberapa faktor.yaitu faktor
politik,intelektual,moral,dan sosial yang mempengaruhi kebangkitan umat
Islam dan menghalangi aktivitas mereka dalam pembentukan hukum atau
perundang-undangan hingga terjadinya kemandekan.Gerakan ijtihad dan
upaya perumusanundnag-undang sudah berhenti.
Ada empat faktor yang menyebabkan terhentinya gerakan ijtihad dan suburnya
kebiasaan bertaqlid kepada para imam terdahulu,yaitu;
15
dasar-dasar dan rujukan mazhab yang dianutnya,maka mereka tidak berusaha
mengeluarkan ilat-ilat hukum dan prinsip-prinsipnya.
15
Khairul Uman & Achyar Aminudin. Ushul Fiqh II. Cet Ke- 1. (Bandung : Cv. Pustaka Setia, 1998)
16
abu Hanifah dan seluruh mazhab empat,namun tidak keluar dari mazhab-
mazhab lainnya dalam Islam.Program langkah kebijakan du a ini jauh lebih
maju dari kebijakan Pertama diatas dan lebih banyak titik relevansinya.16
16
Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri, Cet Ke- 1 (Jakarta : Amzah, 2009).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periode Rasulullah saw. Bangsa arab Islam pra Islam dikenal sebagai
bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi,letak geografis arab yang
strategis,membuat Islam mudah tersebar keberbagai upaya yang dilakukan
umat Islam.
Periode Tasri’ mekah dan madinah. Periode ini berlangsung relatif singkat
tidak lebih dari 22 tahun beberapa bulan.Namunpengaruhnya sangat besar
dan penting,karena telah mewariskan beberapa ketetapan hukum dalam al-
Qur’an dan sunah,dan sejumlah dasar-dasar pokok tasyri secara
menyeluruh.Telah memberikan petunjuk dan pedoman tentang sumber-
sumber dan dalil yang dipergunakan dalam rangka untuk mengetahui suatu
hukum yang dipergunakan dalam rangka untuk mengetahui suatu hukum
dari persoalan yang belum ada ketetapan hukumnya.
Dalil hukum Islam pada masa Rasulullah saw. :
1. Hukum keyakinan (ahkam al-i’tiqadiyah)
2. Hukum akhlaq (ahkam al-khliqiyah)
3. Hukum amaliyah (ahkam al-amaliyah)
4. Hukum yang terkandung dalam al-Qur’an terbagi menjadi dua
yaitu ibadah dan muamalah
Periode sahabat. Periode sahabat mulai sejak wafatnya Rasulullah
Saw.11 H (632 M) dan berakhir pada abad satu Hijriyah.Periode ini
disebut sebagai periode sahabat sebab perundang-undangan dimotori oleh
para tokoh sahabat. Periode tabi’in. Setelah masa khalifah yang empat
berakhir,fase selanjutnya adalah zaman tabiin yang pemerintahannya
dipimpin oleh bani umayyah.Pemerintahan ini didirikan oleh muawiyah
ibn abi sufyan yang sebelumnya menjadi gubernur damaskus. Adapun
faktor pendorongnya yakni : perluasan wilayah, perbedaan penggunaan
ra’yu, sumber-sumber hukum Islam pada masa tabi’in
18
B. SARAN
Setelah selesainya maklah ini dibuat, kami memiliki harapan bahwa
semoga karya ini bisa menjadi sumber bacaan pengetahuan agar lebih tau
tentang periodesasi hukum islam, dan apabila ada kekuranagan mungkin
dapat disampaikan saat presentasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20