Disusun oleh:
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas
rahmat dan karunia-Nyalah makalah yang berjudul “Sifat Dan Karakteristik Hukum
Islam ” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah “Filsafat Hukum Islam”. Kemudian, terima kasih kami ucapkan pada
semua pihak termasuk kepada Bapak Azwani Lubis, Drs., M.Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah ini, dan kepada teman-teman yang berpartisipasi serta
berperan aktif sehingga memungkinkan kami untuk menyelesaikan makalah yang
jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak kekhilafan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan, susunan kata, maupun isi materi. Dengan ini
kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini, serta sebagai jembatan ilmu yang berujung pada
intelektualitas. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi kami selaku penulis.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
1. Sempurna ........................................................................................ 3
2. Elastis .............................................................................................. 3
3. Universal dan Dinamis ................................................................... 4
4. Sistematis ........................................................................................ 5
5. Ta’aqquli dan Ta’abbudi ................................................................ 6
➢ Kesimpulan ..................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat Hukum Islam ialah filsafat yang diterapkan pada hukum Islam. Ia
merupakan filsafat khusus dan obyeknya tertentu, yaitu hukum Islam. Maka,
filsafat hukum Islam adalah filsafat yang menganalisis hukum Islam secara metodis
dan sistematis sehingga mendapatkan keterangan yang mendasar, atau
menganalisis hukum Islam secara ilmiah dengan filsafat sebagai alatnya.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sifat dan Karakteristik Hukum Islam yang Sempurna?
2. Kenapa Sifat dan Karakteristik Hukum Islam dianggap Elastis?
3. Kenapa Hukum Islam Bersifat Universal dan Dinamis?
4. Kenapa Hukum Islam Bersifat Sistematis?
5. Bagaimana yang dimaksud Hukum Islam Bersifat Ta’aqquli dan
Ta’abbudi?
1
Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA., Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), h. 14
2
Amir Syarifuddin, Pengertian dan Sumber Hukum Islam, (dalam Falsafah Hukum Islam),
Departemen Agama, Bumi Aksara dan DEPAG, ed. 1. Cet. II, Jakarta, 1992, h. 15.
3
Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag. Filsafat Hukum Islam, (Jember: STAIN Jember Press,
2014), h. 1
1
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini yaitu
untuk menjawab semua pertanyaan yang menjadi rumusan masalah pada makalah
ini. Sehingga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan
pengetahuan mengenai Sifat dan Karakteristik Hukum Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sempurna
Hukum Islam diturunkan dalam bentuk yang umum dan dalam bentuk garis
besar permasalahan. Oleh karena itu, hukum-hukumnya bersifat tetap, tidak
berubah-ubah lantaran berubahnya masa dan berlainan tempat. Untuk hukum-
hukum yang lebih rinci, Hukum Islam hanya menempatkan kaidah dan
memberikan patokan umum.4
Penetapan Al-Quran tentang hukum dalam bentuk yang global dan simpel
itu dimaksudkan untuk memberikan kebebasan pada umat manusia untuk
melakukan ijtihad sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Dengan sifatnya yang
global ini diharapkan hukum Islam dapat berlaku sepanjang masa.5
2. Elastis
Hukum Islam juga bersifat elastis (lentur, luwes), ia meliputi segala bidang
dan lapangan kehidupan manusia. Permasalahan kemanusiaan, kehidupan jasmani
dan rohani, hubungan sesama makhluk, hubungan makhluk dengan khalik, serta
tuntunan hidup dunia dan akhirat terkandung dalam ajarannya. Hukum Islam
memperhatikan berbagai segi kehidupan, baik bidang muamalah, ibadah, jinayah,
dan sebagainya. Meski demikian, ia tidak memiliki dogma yang kaku, keras dan
memaksa. Ia hanya memberikan kaidah-kaidah umum yang mesti dijalankan oleh
umat manusia.
4
Dr, Anwar Harjono, SH., Hukum Islam, Keluasan dan Keadilannya, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1989), h. 113.
5
Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag. Filsafat Hukum Islam, (Jember: STAIN Jember Press,
2014), h. 84
3
Dengan demikian, yang diharapkan dari umat Islam adalah tumbuh dan
berkembangnya proses ijtihad, yang menurut Iqbal disebut “Prinsip gerak dalam
Islam”. Ijtihad merupakan suatu teori yang aktif, produktif, dan konstruktif.
Hak ijtihad diberikan kepada setiap muslim yang mampu berijtihad dan
berpedoman kepada dasar-dasar kaidah yang telah ditetapkan. Ijtihad bukan hanya
hak imam-imam mujtahid, seperti Asy-Syafi’i, Malik, Abu Hanifah, dan Ahmad
bin Hanbal. Setiap muslim dituntut untuk terus berusaha meningkatkan kualitas diri
untuk menaiki jenjang “mujtahid”.6
Ajaran Islam bersifat universal. Ia meliputi seluruh alam tanpa tapal batas,
tidak dibatasi pada daerah tertentu seperti ruang lingkup ajaran-ajaran Nabi
sebelumnya. Ia berlaku bagi orang Arab dan orang ‘Ajam (non Arab), kulit putih
dan kulit hitam. Universalitas hukum Islam ini sesuai dengan pemilik hukum itu
sendiri yang kekuasaannya tidak terbatas. Di samping itu hukum Islam mempunyai
sifat yang dinamis (cocok untuk setiap zaman).
6
Ibid., Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag. Filsafat Hukum Islam, h. 84
4
َ َ ْٰ ً ْ َّ َ ٰ ْ َ
١٠٧ َو َمآ ا ْر َسلنك ِالا َرح َمة ِللعل ِم ْين
4. Sistematis
Arti dari pernyataan bahwa hukum Islam itu bersifat sistematis adalah
bahwa hukum Islam itu mencerminkan sejumlah doktrin yang bertalian secara
7
Qur’an & Terjemahan, Kementrian Agama Republik Indonesia
8
Dr. Muhammad Muslehuddin, Philosophy of Islamic Law and The Orientalists, (Lahore:
Islamic Publications Ltd., 1980), cet. II, h. 277-278.
5
logis. Beberapa lembaganya saling berhubungan satu dengan yang lainnya. 9
Perintah Shalat dalam Al-Quran senantiasa diiringi dengan perintah zakat.
Berulang-ulang Allah berfirman, “Makan dan minumlah kamu, tetapi jangan
berlebih-lebihan”.
Dari ayat di atas dipahami bahwa Islam tidak mengajarkan spiritual yang
mandul. Dalam hukum Islam seseorang dilarang hanya bermuamalah dengan Allah
dan melupakan dunia. Dalam hukum Islam manusia diperintahkan mencari rezeki,
tetapi hukum Islam melarang sifat imperial dan kolonial ketika mencari rezeki
tersebut.
Begitu jauh hukum Islam hanya mempunyai dua dasar pokok: Al-Quran
dan Sunah Nabi. Di samping dua sumber pokok tersebut ada lagi sumber pokok
lain yaitu konsensus masyarakat (ulama)11 yang mencerminkan suatu transisi ke
arah satu hukum yang berdiri sendiri (penafsiran terhadap Al-Quran dan Sunah).
9
Josep Schacht, Pengantar Hukum Islam, pent. IAIN Raden Fatah Palembang, Drs. M.
Syarifuddin (Ed.), DEPAG RI., 1985, h. 259
10
Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag. Filsafat Hukum Islam, (Jember: STAIN Jember Press,
2014), h. 86
11
Ibid., Josep Schacht, Pengantar Hukum Islam, h. 260
6
ghairu ma'qûlat al-ma'nâ (املعىن )غري معقولةirasional. Artinya manusia tidak boleh
beribadah kecuali dengan apa yang telah disyariatkan. Dalam bidang ini tidak ada
pintu ijtihad bagi umat manusia. Sedangkan bidang muamalah, di dalamnya
Dari segi hukum Islam yang bersifat heteromonois dan yang bersifat
irasional, aturan-aturan hukum Islam itu sah atau baik karena semata-mata
eksistensi kebajikan yang terkandung di dalamnya, bukan karena rasionalitasnya.
12
Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag. Filsafat Hukum Islam, (Jember: STAIN Jember Press,
2014), h. 87
7
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
Filsafat Hukum Islam ialah filsafat yang diterapkan pada hukum Islam. Ia
merupakan filsafat khusus dan obyeknya tertentu, yaitu hukum Islam. Maka,
filsafat hukum Islam adalah filsafat yang menganalisis hukum Islam secara metodis
dan sistematis sehingga mendapatkan keterangan yang mendasar, atau
menganalisis hukum Islam secara ilmiah dengan filsafat sebagai alatnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Djamil, Dr. H., Fathurrahman, MA., (1997). Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Harjono, Dr. Anwar, SH., (1989). Hukum Islam, Keluasan dan Keadilannya, Jakarta:
Bulan Bintang.
Junaidi, Dr. H. Ahmad M.Ag., (2014). Filsafat Hukum Islam, Jember: STAIN Jember
Press.
Muslehuddin, Dr. Muhammad, (1980). Philosophy of Islamic Law and The Orientalists,
Lahore: Islamic Publications Ltd.
Schacht, Josep, (1985). Pengantar Hukum Islam, pent. IAIN Raden Fatah Palembang,
Drs. M. Syarifuddin (Ed.), DEPAG RI.
Syarifuddin, Amir, (1992). Pengertian dan Sumber Hukum Islam, (dalam Falsafah
Hukum Islam), Departemen Agama, Bumi Aksara dan DEPAG, ed. 1. Cet. II,
Jakarta.