Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Hukum Islam Kontemporer

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar studi islam

Dosen pengampu : H.Mufti Labib, LC,MCL

Disusun oleh kelompok 9 :

1. Martunis (04040421078)
2. Maulida Zahrou (04040421079)
3. Nur Mahani (04040421093)

Program Studi Manajeman Dakwah


Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
dan taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.

Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan nabi agung Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang terang
benderang dan gemilang. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah
Pengantar Studi Islam dengan judul “Hukum Islam Kontemporer “.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
sendiri maupun bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

Surabaya,17 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Hukum Islam dan Islam Kontemporer........................................3
B.Objek Kajian Hukum Islam Kontemporer........................................................5
C.Membedakan Syariah dan Fiqih.......................................................................8
D.Ruang Lingkup Hukum Islam...........................................................................8
1. Hukum Perdata..........................................................................................8
2. Hukum Publik............................................................................................9
E .Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam.........................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum islam merupakan suatu hukum yang memiliki sifat statis dan
dinamis. Bersifat statis merupakan suatu hal yang bersumber pada al Qur,an
dan hadist dalam setiap aspek kehidupan. Sedangkan dinamis yaitu mampu
menjawab segala permasalahan dan sesuai dengan perkembangan zaman,
tempat dan keadaan, serta cocok digunakan dalam segala macam bidang.

Sebagai hukum yang hidup dan berkembang di masyarakat, hukum islam


memiliki karakterustik tersendiri, di antarannya adalah coraknya yang
responsive, adaptif , dan dinamis. Namun disinilah yang menjadi perdebatan
dalam proses pengumpulan, yakni dalam hal relevansi maupun aktualisasi
hukum, itu sendiri. Terutama bila dikaitkan dengan keadaan tempat atau
zaman.

Berbagai masalah muncul dalam masyarakat, terutama dalsam hal hukum


islam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti dalam hal hukum islam.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian hukum islam,
perbedaan syariah dan fiqih, ruang lingkup hukum islam , serta fungsi dan
karakteristik dari hukum islam .

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Islam dan islam kontemporer?
2. Apa Saja Yang Menjadi Objek Kajian Hukum Islam Kontemporer?
3. Apa Perbedaan Syariah dan Fiqih?
4. Apa Ruang Lingkup Hukum Islam?
5. Apa Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Hukum Islam

1
2. Mengetahui Objek Kajian Hukum Islam Kontemporer
3. Mengetahui Perbedaan Syariah dan Fiqih
4. Mengetahui Ruang Lingkup Hukum Islam
5. Mengetahui Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam dan Islam Kontemporer

Hukum berasal dari bahasa Arab yaitu hukum untuk yaitu norma
atau akidah, yaitu ukuran tolak ukur, patokan pedoman yang digunakan
untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda1. Secara
sederhana hukum ialah seperangkat peraturan tentang tingkah laku
manusia diakui oleh sekelompok masyarakat, disusun oleh orang yang
diberi wewenang dari masyarakat, berlaku dan mengikat untuk seluruh
anggotanya.2

Hukum Islam bisa dilihat dari dua aspek yaitu pengertian hukum
luas dan pengertian hukum sempit. Hukum Islam dalam pengertian luas
meliputi segala macam hal yang bersifat kemanusiaan maupun ketuhanan.
Sedangkan pengertian hukum sempit adalah seperangkat aturan
berdasarkan wahyu Allah dan Rasul tentang tingkah laku manusia
mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua orang Islam.3

Sedangkan hukum kontemporer merupakan perspektif hukum


islam terhadap masalah masalah kekinian dan kedisinian. Jika kita
mengacu kepada pengertian “kontemporer” sebagai “dewasa ini” seperti
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka hukum Islam Kontemporer
sesungguhnya bisa juga dimaknai dengan “perkembangan pemikiran
hukum Islam dewasa ini”. Pengertian hukum Islam kontemporer yang
kedua ini tidak serta merta merespons aspek hukum (halalharam) dan
persoalan-persoalan baru, tetapi mencoba untuk melihat perubahan-
1
Sahid, Legislati Hukum Islam di Indonesia,(Surabaya: Pustaka Idea,2016), 14

2
Sahid, Legislati Hukum Islam di Indonesia,(Surabaya: Pustaka Idea,2016), 15

3
Sahid, Legislati Hukum Islam di Indonesia,(Surabaya: Pustaka Idea,2016), 16

3
perubahan signifikan hukum Islam dari masa ke masa. Perubahan-
perubahan signifikan itu muncul sebagai akibat, antara lain yang paling
menonjol, perkembangan zaman yang selalu meminta etika dan paradigma
baru.4

Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya isu


hukum Islam kontemporer. Pertama, arus moderenisasi yang meliputi
sebagian besar negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah umat
muslim. Pengaruh modernisasi tersebut mengakibatkan munculnya
berbagai macam perubahan dalam tatanan sosial umat Islam, baik yang
menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Berbagai
perubahan tersebut cenderung menjauhkan umat Islam dari nilai agama.
Hal ini terjadi karena banyaknya perubahan yang melahirkan simbol-
simbol sosial dan cultural yang secara eksplisit yang dimiliki oleh simbol
keagamaan yang telah mapan, atau disebabkan kemajuan modernisasi
yang tidak diimbangi dengan pembaharuan pemikiran keagamaan. Kedua,
munculnya keadaan baru dikalangan cendikiawan muslim kontemporer
untuk menggugat kemapanan sistem hukum barat di banyak negara Islam.
Ketiga, masih terpakunya pemikiran fikih klasik (lawan kontemporer)
dengan pemahaman yang tekstual, sehingga kerangka sistematika
pengkajian tidak komprehensif dan actual, sekaligus kurang mampu
beradaptasi dengan perkembangan yang ada..5

Dalam perkembanggan pemikiran islam kontemporer, terdapat 5 tren


yang dominan diantarannya yaitu;6

4
Materan, Rekonstruksi Metodologi Hukum Islam.46

5
Putri, A. A. (2018). Rekonstruksi Pendidikan Islam Kontemporer Dalam Perspektif Transformasi Sosial.
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, 7(1),

6
Soleh, A. K.(2003). Pemikiran Islam Kontemporer. 3

4
1. Fundamentalistik yaitu kelompok pemikiran yang sepenuhnya percaya
dengan doktrin islam. Mereka dikenal sangat commited dengan aspek
religius budaya islam. Para pemikir yang cenderung dalam kelompok ini
antara lain, Sayyid Quttub, Muhammaad Quttub, al- Maududi, Said Hawa.
2. Tradisionalidtik (salaf) yaitu kelompok yang beusaha berpegang teguh
pada tradisi- tradisi yang sudah turun-temurun. Bagi kelompok ini seluruh
permasalahan umat sudah dibicarakan dengan tuntas oleh para ulama
terdahulu, sehingga tugas kita hanya menyatakan kembali apa yang pernah
dikerjakan oleh mereka. Kecenderungan pemikiran ini dapat ditemui pada
pemikiran Husein Nasr, Muthahhari, Naquib al-Attas dan Ismail Faruqi.
Biasannya pemikiran ini terdapat pada lingkungan pesantren.
3. Reformistik yaitu kelompok pemikiran yang berusaha merenkontruksi
ulang warisan budaya muslim dengan memberi penafsiran- penafsiran
baru.
Para pemikir yang memiki kecendengan dalam kelompok ini seperti Hasan
Hanafi, Asghar Engineer, Bint al- Syathi, Aminah Wadud, M imarah,
Khalafakallah, dan Hasan Nahab.
4. Post-Tradisionalistik, yaitu kelompok yang berusaha merekontruksi
warisan budaya muslim berdasarkan standar-standar modernitas. Para
pemikir yang cenderung dalam kelompok ini seperi Arkoun, Jabiri,
Syahrur, Abd Allah A, Naim, dan Najib Mahfuz.
5. Modernistik, yaitu kelpompok pemikiran yang hanya mengakui sifat
rasionalisme-ilmiah dan menolak cara pandang agama serta
kecenderungan mistis yang tidak berdasarkan nalar praktis. Menurut
kelompok ini, agama dan tradisi masa lalu sudah tidak relevan dengan
tuntunan zaman, sehingga harus dibuang dan ditinggalkan. Para pemikir
yang termasuk dalam kelompok ini seprti Kassim Ahmad, Thayyib, Abd
Allah Arwi, Fuad Zakaria, Zaki Nadjib Mahmud, dan Qunstantine Zurayq.

B. Objek Kajian Hukum Islam Kontemporer

5
Dengan melihat muatan pembahasan dalam buku-buku Masa’il Fiqhiyah
dan Fatwafatwa Kontemporer, maka kajian hukum Islam kontemporer dapat
dikategorikan ke dalam beberapa aspek:
1. Aspek hukum keluarga. Hukum keluarga yang dimaksud di sini
adalah semua hal yang terkait dengan pembahasan al-ahwal al-
syakhshiyah, antara lain meliputi pembagian harta waris, akad
nikah via telepon, perwakafan, nikah hamil, dan KB.
2. Aspek ekonomi. Hal ini banyak terkait dengan penafsiran terhadap
persoalan riba dan pengelulaan modern zakat. Karena itu, hukum
Islam kontemporer selalu menyoroti masalah sistem bunga bank,
zakat mal dan perpajakan, kredit dan arisan, zakat profesi, zakat
produktif dan konsumtif, asuransi, dan lain-lain.
3. Aspek pidana. Biasanya pembahasan tentang aspek pidana sarat
dengan isu-isu HAM dan humanism agama. Hukum Islam
kontemporer mencoba memberikan tafsiran baru terhadap masalah
kisas, potong tangan, hukum Islam dan sistem hukum nasional dan
seterusnya.
4. Aspek kewanitaan (gender). Gaung dari mereka yang menyuarakan
isu-isu gender cukup mendominasi pembahasan hukum Islam
kontemporer, di samping peran serta kalangan wanita dalam
aktivitas-aktivitas yang dahulu dianggap sebagai “wilayah laki-
laki”. Di sini hukum Islam kontemporer terlihat banyak menyoroti
masalah busana muslimah, wanita karier, kepemimpinan wanita,
dan lain sebagainya.
5. Aspek medis. Perkembangan dalam ilmu kedokteran yang sangat
pesat mendapat perhatian besar dalam kajian-kajian hukum Islam
kontemporer. Sejumlah isu-isu medis menghiasi pembahasan
masa’il fiqhiyah, antara lain pencangkokan organ tubuh, donor
darah, bedah mayat, alat-alat kontrasepsi, euthanasia, infertilitas,
dan fertilitas, operasi ganti kelamin, pemilihan jenis kelamin janin,
cloning, bayi tabung, atau insemenisasi buatan dan bank air susu
ibu.
6. Aspek teknologi. Perkembangan teknologi yang menciptakan
berbagai kemudahan juga tidak luput dari sorotan hukum Islam
kontemporer. Misalnya, penyembelihan binatang secara mekanis,
seruan azan melalui kaset, makmum kepada radio dan televisi,
memberi salam dengan bel, dan penggunaan hisab dengan
meninggalkan rukyat.

6
7. Aspek politik. Di sekitar isu-isu politik, beberapa kasus menarik
adalah perdebatan tentang istilah “Negara Islam”, proses pemilihan
pemimpin, loyalitas kepada penguasa, wanita sebagai kepala
Negara (presiden), dan sebagainya.
8. Aspek ibadah. Dalam persoalan ibadah wacana yang berkembang
juga tidak kalah menariknya. Kita bisa menyebut beberapa hal
yang banyak dibahas dalam buku-buku Masa’il fiqhiyah, misalnya
tabungan haji, tayamum dengan selain tanah (debu), ibadah kurban
dengan uang, menahan haid demi ibadah haji, naik haji dengan
travel, dan seterusnya.7

Selain objek hukum islam kontemporer juga terdapat beberapa isu isu islam
kontemporer antara lain :

1. Islam Liberal
Mempunyai makna kebebasan tanpa batas dimana cara
pandang seperti ini menjadi ancaman terhadap keberagaman yang
sudah ada.Islam liberal ini muncul untuk menyeimbangkan neraca
antara bahasa kewajiban dan kebebasan dimana focus utama dari
agama adalah diri sendiri bukan semata mata karena tuhan
2. Islam dan Terorisme
Terorisme adalah melakukan sesuatu yang merugikan atau
membuat kepanikan pada diri seseorang sehingga merasa tidak
aman yang berujung menimbulkan gangguan dalam bidang
kehidupan dan interaksi manusia.Terorisme dibagi menjadi dua
yaitu :
a. Terorisme fisik=peristiwa yang sekarang menjadi sorotan
masyarakat berupa peledakan/bom bunuh diri,penculikan
dll
b. Terorisme ideology=menjelaskan segala pemikiran
menyimpang dari tuntutan agama islam yang benar.
3. Islam dan Pluralisme
a. Secara sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham
yang mentoleransi adanya keragaman
pemikiran,peradaban,agama,dan budaya menurut logika
para pengikutnya dimana pemeluknya telah
mengekspresikan kebenaran agamanya secara monolitik
dan eksklusif dalam artian bahwa subjektivitas kebenaran

7
Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer dalam Pandangan Neo-Modernisme Islam (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), hal. 22-24.

7
yang di yakininya sering kali menafikan kebenaran yang
diyakini pihak lain.
4. Islam dan Kesetaraan Gender
a. Secara teologis perempuan dan laki laki diciptakan
semartabat namun tidak bisa dipungkuri dalam realitas
kultural agama antara keduanya sering terjadi ketidakadilan
yang melahirkan berbagai ketimpangan terutama kaum
perempuan.8

C.Membedakan Syariah dan Fiqih


Syariah adalah segala aturan oleh Allah Swt melalui Qur’an dan hadist
nabi, manusia tidak berhak untuk merubahnya. Sedangkan fiqih adalah
pengetahuan manusia terhadap syariah yang memiliki perbedaan pemahaman.
Syariah itu agama sementara fiqih adalah bentuk pemahaman terhadap agama.

Penerapan hukum islam bukankah penerapan syariah yang tertuang dalam


Al-Qur’an, tetapi penerapan hukum yang diambil dari pemahaman ayat-ayat
hukum. Penerapan hukum harus didahului oleh keimanan. Artinya masyarakat
sudah siap dengan huku yang akan di terapkan.

Dalam upaya menerapkan hukum tersebut, juga harus memperhatikan


aspek tradisi (urf). Hukum akan terus berkembang dan akan ditemukan banyak
perunahan pendapat terkait dengan hukum, dari satu masa ke masa yamg lain.9

D.Ruang Lingkup Hukum Islam


Ruang lingkup hukum Islam dalam arti fiqih meliputi: ibadah dan
muamalah. Ibadah mencakup hubungan manusia dengan Tuhannya
sedangkan muamalah adalah hubungan manusia dengan sesama manusia
lainnya.

Hukum muamalah di indonesia di gambarkan dalam arti luas sebagai berikut;

1. Hukum Perdata

8
https://www.slideshare.net/atikavania/islam-dan-isu-isu-kontemporer?
next_slideshow=1
9
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam,(Surabaya : Sunan
Ampel Press, 2018), Hal 166

8
Hukum perdata meliputi:
a. Munakahat , mengatur masalah pernikahan serta konsekuensi undang-
undang nya
b. Wiratsat, mengatur segala masalah hukum waris
c. Muamalah dalam pengertian tertentu, mengatur kebendaan dan hak-
hak atas benda

2. Hukum Publik
Hukum publik mencakup :
a. Jinayah, memuat tindakan yang terancam sanksi
b. Al Ahkan as-Shuttaniyyah, membicarakan permasalahan hubungan
kepala negara
c. Siyar, mengatur urusan perang dan damai
d. Muhkamasat, mengatur soal peradilan10

Jika ruang lingkup di atas dianalisis objek diskusi, akan mencerminkan


seperangkat aturan ilahi yang mengatur hubungan manusia degan Allah,
hubungan yang terjadi antara manusia satu dengan manusia lain dalam
kehidupan sosial, hubungan manusia dan benda serta alam lingkungan
hidupnya. Norma ilahi sebagai pengatur tata hubungan yang dimaksud
adalah (1) kaidah ibadah dalam pengertian khusus atau yang disebut
kaidah ibadah murni , mengantur cara dan upacara dalam hubungan
langsung antara manusia dengan Tuhan Nya, dan (2) kaidah muamalah
yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan makhluk lain di
lingkungannya.11
Oleh karena itu, terdapat dua macam aturan hukum Islam, yaitu:
pertama, aturan fiqh yang terdapat dalam kitab ushul fiqh yang digunakan
untuk mengeluarkan hukum dari sumber nya(takhrij al-ahkam). Al Qur’an
atau Al-Hadits, kedua, kaidah-kaidah fiqh yang umumnya bersumber dari

10
Rohidin, Pengantar Hukum Islam,( Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2016), Hal 3-4
11
Husein, dkk, Pengantar Hukum Islam, (Bandung :CV Media Sains Indonesia, 2021), Hal 21-22
9
fiqh, kemudian juga digunakan untuk menentukan hukum dari kasus-kasus
baru yang muncul, yang tidak jelas dalam teksnya.12

E .Fungsi dan Karakteristik Hukum Islam


Pada hakikatnya, hukum islam bersumber dari wahyu Allah SWT
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
dan ads pula yang disampaikan secara lansung melaluinhati dan sanubari
nabi yang kemudian diaplikasikan dalam perbuatan maupun ucapan.
Wahyu pertama dinamakan Al Qur’an Dan wahyu kedua dinamakan
Sunnah atau Hadits nabi. Kedua wahyu tersebut diungkapkan dengan gaya
bahasa, struktur kata, dan nilai sastra yang sangat tinggi. 13

Terdapat beberapa fungsi hukum islam menurut Ibrahim Hosen antara lain
sebagai berikut;
1. Hukum islam merupakan rangkaian peraturan yang digunakan untuk
ibadah. Melakukannya adalah hal yang wajib bagi setiap pelakunya
dan berhak mendapat pahala sedangkan meninggalkannya adalah suatu
kemaksiatan bagi pelakunya dan akan mendapat balasan siksaan di
akhirat kelak.
2. Kepatuhan terhadap hukum islam adalah tolak ukur keimanan
seseorang. Mengenai hal ini dapat dijelaskan dalam firman Allah Swt ;

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga


mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu

12
Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih,(Jakarta: Prenamedia Group,2019), Hal 4
13
Toha Andiko,Fiqh Kontemporer, (Bogor : PT Penerbit IPB Press,2013),Hal 15
10
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.”14

3. Hukum islam bersifat ijabi dan salbi , yang memiliki arti hukum islam
memerintahkan , mendorong, dan mengajurkan melakukan perbuatan
baik (ma’ruf) serta melarang melakukan perbuatan jahat(munkar).
4. Hukum islam tidak hanya berisi perintah dan larangan, namun berisi
ajaran-ajaran untuk menjadi muslim yang berakhlak mulia, berhati
suci, berjiwa tinggi, dan mempunyai kesadaran akan segala tanggung
jawab.

Kemudian Ibrahim Hasan menjelaskan karateristik hukum islam berikut


diantarannya;
1. Kebenaran Nisbi
Sebagai hasil ijtihad, kebenaran fiqh adalah nisbi atau relative.
2. Wataknya Berbeda Pendapat
Fiqh sebagai hasil ijtihad dipengaruhi oleh ilmu, latar belakang budaya
, dan pemikiran serta situasi dan komdisi yang melingkupi pelakunya.
3. Elastis dan Dinamis
Sebagai hasil ijtihad, penerapan fiqh tidak kaku karena memiki sifat
elastis dan dinamis. Maka dari itu fiqh harus digunakan sesuai dengan
tuntunan kemaslahatan sesuai kemajuan zaman.
4. Tidak Mengikat
Sebagai hasil ijtihad fiqh tidak mempunyai kekuatan mengikat dan
sebagaimana telah disinggung, yang demikian dipengaruhi oleh ilmu,
kondisi, dan situasi.
5. Harus Menjadi Rahmat
Perbedaan di bidang fiqh tidak saja dibenarkan oleh islam namun
dimaksudkan dan diakui sebagai rahmat (kelapangan) bagi umat. Jadi,
dengan adanya banyaknya pendapat itu sengaja dimaksudkan untuk

14
Toha Andiko,Fiqh Kontemporer, (Bogor : PT Penerbit IPB Press,2013),Hal 15
11
memberi kemudahan dan kelonggaran pada umat, dimana mereka bias
memilih sesuai dengan kondisi dan kemaslahatannya.
6. Mengutamakan Kemaslahatan
Syariat islam termasuk di dalamnya fiqh memiliki tujuan yaitu untuk
mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi manusia.
7. Perlu Campur Tangan Pemerintah
Setiap muslim bebas memilih pendapat yang mana sesuai dengan
kondisi dan kemaslahtannya. Namun untuk menjaga keseragaman dan
amaliyah terutama menyangkut hal-hal kemasyarakatan watak fiqh
menghendaki campur tangan pemeruntah sebagai unifiying force.15

15
Toha Andiko,Fiqh Kontemporer, (Bogor : PT Penerbit IPB Press,2013), 20-26
12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum islam yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia
diakui oleh sekelompok masyarakat, disusun oleh orang yang diberi
wewenang dari masyarakat, berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya.

Fungsi hukum yaitu untuk mengatur kehidupan agar menjadi makhluk


Tuhan yang beradab. Di samping itu juga fungisi hukum digunakan sebagai
alat control social manusia. Hukum Islam juga mempunyai ruang lingkup
yaitu ; ibadah dan muamalah.

B. Saran
Setelah kita mempelajari tentang Hukum Islam Kontemporer. semoga
dapat menambah wawasan kita. Mohon maaf segala kelurangan dalam
pengerjaan makalah ini selanjutnya agar lebih baik dan benar

13
DAFTAR PUSTAKA

Sahid, Legislati Hukum Islam di Indonesia,(Surabaya: Pustaka Idea,2016), 14

Universitas islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam,


(Surabaya : Sunan Ampel Press, 2018), Hal 166

Putri, A. A. (2018). Rekonstruksi Pendidikan Islam Kontemporer Dalam


Perspektif Transformasi Sosial. HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM, 7(1), 1-21.

Soleh, A. K.(2003). Pemikiran Islam Kontemporer

Rohidin, Pengantar Hukum Islam,(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books, 2016)

Husein, dkk, Pengantar Hukum Islam, (Bandung :CV Media Sains Indonesia,
2021), Hal 21-22

Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih,(Jakarta: Prenamedia Group,2019), Hal 4

Toha Andiko,Fiqh Kontemporer, (Bogor : PT Penerbit IPB Press,2013),Hal 15

Materan,Rekonstruksi Metodologi Hukum Islam.46

Muhammad Azhar, Fiqh Kontemporer dalam Pandangan Neo-Modernisme Islam


(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 22-24.

https://www.slideshare.net/atikavania/islam-dan-isu-isu-kontemporer?
next_slideshow=1

14

Anda mungkin juga menyukai