Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK DOSEN PEMBIMBING

Sosiologi Hukum Islam Dr. Hertina, M. Pd

Diajukan Sebagai Syarat Pembelajaran Sosiologi Hukum Islam

PERANAN SOSIOLOGI DALAM PENETAPAN HUKUM


PADA MASA RASULULLAH SAW

Disusun oleh
Kelompok I
ALFA RAFIKA (12020115564)

REZA ANGRAINI (12020125572)

SANDI AFRIADI (11920111462)

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS UIN SYULTAN SARIF KASIM RIAU
TP.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul " Peranan Sosiologi Dalam Penetapan Hukum Pada Masa Rasulullah
". Sholawat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia ke jalan yang
benar dan menjadi pelajaran bagi kita semua. Dalam penulisan makalah ini
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hertina, M. Pd, Selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Sosiologi Hukum Islam.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban sebagai
mahasiswa UIN sultan Syarif kasim Riau pada mata kuliah Sosiologi Hukum
Islam. Dengan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung terutama kepada Dosen mata kuliah Sosiologi Hukum
Islam. Penyusun menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun sehingga penyusun dapat memperbaiki kesalahan untuk
kesempurnaan di waktu yang akan datang.
Pekanbaru, 15 September 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Bangsa Arab Pra Islam.......................................................... 3
B. Peranan Sosiologi Dalam Penetapan Hukum Islam pada periode Makkah 5
C. Peranan Sosiologi Dalam Penetapan Hukum Islam pada periode
Madinah...................................................................................................... 6
D. Dalil Hukum Islam...................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiologi Hukum Islam adalah suatu ilmu sosial yang menjelaskan mengenai
adanya hubungan timbal balik antara perubahan sosial dengan penempatan hukum Islam.
Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama.
Karena banyak kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat
apabila menggunakan bantuan dari ilmu sosiologi.
Hubungan sosiologi dengan agama Islam adalah Sosiologi mempelajari tentang
aspek-aspek kehidupan yang ada di masyarakat. Aspek-aspek kehidupan di masyarakat
bisa meliputi gaya hidup, kebiasaan, agama dan kepercayaan. Terlebih lagi, agama
merupakan bagian dari manusia yang tidak bisa dipisahkan.
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT melalui kerisalahan
Nubuwahnya, dengan membawa Syariat Islam yang mencakup semua aspek kehidupan,
baik yang bersifat Akidah, amaliyah Ibadah, Muamalat serta hubungan antara
kemanusiaan.
Tetapi, kemunculan Nabi Muhammad SAW pada awalnya, dalam membawa
Syariat Islam, tidak langsung semerta-merta membawa syariat secara global, yang sudah
mencakup segala aspek kehidupan, melainkan nabi memulainya dengan merespon apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat pada zaman tersebut.
Sehingga Hukum Islam pada mulanya mengalamai sebuah perkembangan dalam
pembentukanya, hal tersebut terjadi karena hukum Islam, hanya bersifat merespon
kebutuhan masyarakat Islam pada masanya saja, sehingga dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, sering kali dijumpai sebuah permasalahan baru, yang di sana membutuhkan
sebuah pemecahan permasalahan dan solusi, oleh hukum Islam itu sendiri yang
notabenya merupakan sebuah aturan yang menjadi solusi atas problematika ummat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Bangsa Arab sebelum Islam ?
2. Bagaimana peranan sosiologi dalam penetapan hukum periode Mekkah ?
3. Bagaimana peranan sosiologi dalam penetapan hukum periode Madinah ?
4. Apa dalil Hukum Islam ?

C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik Bangsa Arab sebelum Islam.
2. Mengetahui peranan sosiologi dalam penetapan hukum periode Mekkah.
3. Mengatahui peranan sosiologi dalam penetapan hukum periode Madinah.
4. Mengetahui dalil Hukum Islam.
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Bangsa Arab Sebelum Islam


Sebelum datangnya Islam di tengah-tengah masyarakat Bangsa Arab, jauh
sebelum itu bangsa Arab sendiri sudah memiliki sebuah sistem perekenomian yang
sangat handal dan professional, sehingga bangsa Arab mudah melakukan ekspansi ke
luar wilayah Arab melalui sistem perekonomian yang professional tersbut. Hal tersebut
juga didukung oleh letak bangsa Arab yang strategis, meski sejarah mencatat tidak
secara komperhensif, terhadap karakteristik bangsa Arab1 sebelum datangnya Islam,
tetapi ada beberapa ciri-ciri tatanan masyarakat bangsa Arab pada zaman dahulu, adalah
sebagai berikut2 :
1. Menganut paham kesukuan
2. Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan pastisipasi warga yang terbatas,
faktor keturunan lebih utama daripada kemampuan.
3. Mengenal hirearki sosial yang kuat
4. Kedudukan perempuan cenderung direndahkan
Dengan melihat ciri-ciri di atas, Bangsa Arab sebelum kedatangan Agama
Islam, telah lebih dulu mengenal norma-norma sosial yang mereka buatsendiri atas dasar
sebuah kesepakatan di antara ketua suku dan anggotanya, kesepakatan tersebut berfungsi
sebagai hakim dalam menyelesaikan problem yang terjadi di kalangan internal suku
bangsa Arab tersebut. Namun demikian norma tersebut belum secara legal mengikat
kepada semua suku, sehinggga terkadang belum mampu menyelesaikan sebuah
pertikaian yang terjadi.
Problem tersebut terjadi, karena norma yang diakui oleh sebagain suku yang
lainya, terkadang tidak bisa digunakan untuk suku yang satunya dan seterusnya,
sehingga norma tersebut hanya bersifat eklusif, yang hanya bisa dijadikan hakim dan
solusi pada permasalahan serta suku tertentu saja.3
Meskipun pada umumnya bangsa Arab melakukan penyimpangan dalam hal
syariat, tetapi sebagaian kecil masyarakat bangsa Arab juga masih mempertahankan
1
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2000),19.
2
Nurcholis Majid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna Dan Relevansi Doktrin Dan
Peradaban dalam Sejarah (Jakarta:Paramadina, 1995), 28
3
Syekh Muhammad Ali Sayyis, Pertumbuhan dan perkembangan Fiqh Hasil Refleksi Ijtihad
(Jakarta:PT raja Garafindio Studio, 1995),28.
3
prinsip monoteism yang diajarkn oleh Nabi Ibrahim a.s. kelompok ini dikenal dengan
sebutan Hunafa, diantaranya adalah „Umar Ibn Nufail Ibn Abi Salamah.4
Dilihat dari sumber hukum yang digunakan oleh bangsa Arab sebelum datangya
Islam, bersumber pada adat istiadat dalam bidang muamalah, contohnya adalah
diperbolehkanya melakuakn praktek riba, transaksi mubadalah (barter), kerjasama
pertanian (muzara’ah), sertas diperbolehkanya jual beli yang bersifat spekulatif (ba’i al
munabadzoh).
Di antara hukum keluarga pada zaman pra Islam, adalah dibolehkanya
berpoligami dengan perempuan manapun dengan tanpa batas jumlahnya, serta anak yang
masih kecil tidak mendapatkan harta warisan.
Kecenderungan bangsa Arab pada masa pra Islam merendahkan perempuan,
setidaknya dapat dilihat dari dua aspek yaitu : pertama, perempuan dapat diwarisakan,
sehingga ibu tiri dapat dinikahi oleh anak tirinya ketika sang bapak meninggal dunia,
posisi ibu tiri dalam bangsa Arab pra Islam tidak memiliki sebuah hak pilih untuk
menerima ataupun menolak. Kedua, perempuan tidak medapatkan harta warisan.5
Ketika Islam datang, Islam mencoba menawarkan prinsip-prinsip yang baik, yang
mana prinnsip tersebut mampu memberikan solusi atas problem sosial kegamaan yang
dihadapai oleh bangsa Arab Pra Islam. Diantaranya adalah prinsip Islam yang di bawah
memiliki visi untuk menyamakan hirearki semua golongan sosial, sehingga tidak
membeda-bedakan antara golongan yang kaya dan miskin, antara laki-laki dan
perempuan, semua di mata Islam memliki porsi dan hak yang sama.
Perlu menjadi catatan, bahwa Islam datang berdakwah kepada bangsa Arab, tidak
semerta-merta begitu saja dengan menghapus semua adat istiadat bangsa Arab.
melainkan Islam Melakukan sebuah filter atas adat dan istiadat, apakah adat tersebut
buruk atau tidak, sehingga jika ada kebiasaan yang menyimpang, kemudian Islam datang
dengan menawarkan konsep yang benar. Sebagaimana contonhya Islam menawarkan
konsep perkawinan sebegai solusi atas perzinaan, Islam menawarkan sebuah konsep
perceraian yang baik dan santun, sehingga jumlahnya dibatasi tiga kali, sebelumnya
tidak terbatas, Islam juga menawarkan poligami juga diberikan batasan.

4
Jaih Mubarok, Sejarah dan …, 20
5
Ibid., …21-22
4
B. Peranan Sosiologi Dalam Penetapan Hukum Periode Mekkah
Islam datang kedalam bangsa Arab, mempunyai misi untuk mebenahi aturan atau
adat-istiadat yang sudah mengakar sejak puluhan tahun yang lalu, yang dianggap belum
baik oleh Islam. Pada periode Mekkah ini, Nabi Muhammad SAW berdakwah selama 13
tahun. Periode mekkah bisa dikatakan periode awal Islam datang, sehingga jika kita
telusuri catatan sejarah tentang masa ini, Islam pada awalnya mempunyai misi untuk
meluruskan akidah, menetapkan keimanan, sehingga pada masa ini bisa disebut juga
dengan masa “Revolusi Akidah”. Sehingga ayat-ayat Al-Qur‟an pada masa ini yang
turun juga cenderung lebih kepada penanaman Akidah6 misalakan yang tercantum
dalam Al-Qur’an Surah Al -An‟am ayat 145 :
Artinya: Katakanlah: "Tiadalah Aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali
kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - Karena
Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, Maka Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Maha penyayang".
Lebih jelasanya uraian tentang pembentukan Hukum Islam pada masa nabi
adalah sebagai berikut :7
1. Penanaman akidah
2. Kebenaran kandungan Al-Qur‟an
3. Penguatan terhadap kenabian dan kerasulan Muhammad SAW
4. Janji atas keimanan serta ancaman bagi yang ingkar
5. Pembinaan Ahlak
6. Pembenahan dan pemilahan adat istiadat
7. Penjelasan hakikat manusia, mulai dari kandungan hingga kematian
8. Pengungkapkan konsep duniawi.

6
Sirry Mun‟im A, Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar (Surabaya:RIsalah Gusti,1995),
7
Bambang Subandi dkk, Studi Hukum Islam (Surabaya:IAIN Press 2011), 96-98.
5
Dengan adanya penekanan akidah pada masa awal Islam datang, hal ini memliki
sosial efek, sehingga banyak dari kalangan bangsa Arab yang secara langsung mencintai
dan mengagumi Islam, meskipun banyak masyarakat disekelilingya yang menghalangi
untuk menerimanya.
Jika kita cermati pada awal berdakwah nabi Muhammad SAW, menggunkana
metode defensif (bertahan), sehingga beliau tidak pernah merespon secara langsung,
apapun yang dilakukan kaum kafir terhadapnya, hasil dari strategi yang digunakan oleh
Nabi Muhmmad SAW pada waktu itu berjalan sesuai dengan rencana awal, meski
banyak sekali hambatan sehingga karakteristik dari pengikut pada periode Mekkah
mempunyai militansi terhadap Islam secara total. Karena yang disentuh adalah masalah
Akidah, sehingga dalam tempo waktu 13 tahun nabi Muhamamd SAW, mampu
mencetak pilar-pilar Islam yang berkeadaban.8

C. Peranan Sosiologi Dalam Penetapan Hukum Periode Madinah


Pada periode Mekkah karakteristik masyarkat tidaklah sama dengan periode
Madinah, melainkan masyarakat Madinah sebelum datangnya Rasulullah SAW sudah
tercerahkan dengan syariat Islam yang dibawah oleh Mushab Bin „Umair r.a. persatauan
kaum Muhajirin dan kaum Ansor menjadi modal utama dalam menerapkan Hukum
Islam di masa periode Madinah.
Oleh karenanya pada periode ini bukan lagi penamamn akidah yang dijadikan
misi utama oleh nabi, melainkan nabi mempunyai tujuan membentuk masyarakat yang
madani dan berkeadaban, sehingga banyak ayat Al-Qur‟an yang turun pada masa ini,
kebanyakan berbicara dengan soasial kemasyarakatan dan tata cara ibadah, lebih
jelasnya adalah sebagai berikut :9
1. Perwujudan keimanan dalam interaksi sosial
2. Perintah ketaatan kepada nabi
3. Petunjuk fungsi Al-Qur‟an
4. Pemberlakuan hukum keluarga
5. Penetapan etika sosial, pemberlakuan hukum-hukum peperanagan, diplomasi
pemerintahakan dan hukum acara pidana.
6. Penetapan pendistribusian dan sumber keuangan

8
Ibid.,… 99
9
Ibid.,
6
Karakterisitik peridoe madinah yang berlangsung selama 10 tahun ini nabi lebih
fokus memberikan konsep kelembagaan pada masyarakat Madinah, karena memang
secara siosiologi masyarakat Madinah sudah mempuunyai sebuah sistem kenegaraan dan
sosial masyarakat yang sudah tercerahakan, selain itu nabi juga mempunyai sebuah
metode dakwah yang patut dan santun yakni antara ucapan dan tindakan menyatu,
sehingga banyak yang mengikuti ajarn nabi.

D. Dalil Hukum Islam


1. Al Qur’an
Dalam menyelesaiakan suatu permasalahan Nabi Muhammad SAW, berpedoman
kepada wahyu Allah SWT yang diturunkan kepadanya. Sehingga para sahabat juga
mengikuti apa yang dipraktekakn oleh nabi
Nabi Muhammad SAW melakukan penerapan hukum Islam, yang utama
bersumber dan berpijak pada Al-Qur‟an, sehingga Al-Qur‟an juga memiliki sifat
“Akomodatif” terhadap hukum atau adat istiadat bangsa Arab pra Islam di dalam Al-
Qur‟an, diantaranya adalah permasalahan sebagai berikut :
a. Konsep poligami
b. Syarat-Syarat Penerimaan Harta Pusaka
c. Sanksi Potongan tangan
2. Al Sunnah
Selain Al-Qur‟an, pada zaman Rasulullah SAW yang dibuat sebagai sumber
hukum adalah Al-Sunnah, pengertian Al-Sunnah mencakup, tiga aspek yaitu
perkataan, perbuatan dan penetapan Nabi Muhammad SAW, hal tersebut sesuai
dengan pengertianAl-Sunnah yang dikemukaan oleh ulama Era klasik bahwa Al-
Sunnah adalah segalas sesuatu yang disandarkan kepada nabi, baik berupa perkataan,
perbuatan atau penetapan.10
Sesuai dengan Al-Qur‟an, begitu juga bahwa Al-Sunnah juga hadir dalam
masyrakat Bangsa Arab tidak langsung secara global, melainkan merespon sebuah
permasalahan yang ada sehingga bersifat tahapan secara periodik, sehingga jika kita
cermati bahwa Al-Sunnah memiliki tujuan untuk merinci, menerangkan, membatasi
dan manfsirkan al-Qur‟an.
Antara Al-Qur‟an dengan Al-Sunnah memiliki satu kesatuan yang sangat erat
dan tidak bisa untuk di pisahkan, karena sumber baik Al- Qur‟an maupun Al-Sunnah
Ibid., … 28.
10

7
memiliki sumber yang sama,11sedangkan yang membedakan yaitu Al-Sunnah wahyu
yang diturunkan oleh Allah secara makna, sedangkan Al-Qur‟an adalah wahyu Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW baik makna maupun lafalnya secara
langsung.12

11
M.Ibnu Rochman, Hukum Islam dalam Prespektif Filsafat (Yogyakarta:Philosopy Pres, 2001), 44.
12
Wahbah Zuhaili, Al-Qur’an: Paradigm Hukum Dan Peradaban, Terjemahan Muhammad
Luqman (tt.1966) 55-56.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi Hukum Islam adalah suatu ilmu sosial yang menjelaskan mengenai
adanya hubungan timbal balik antara perubahan sosial dengan penempatan hukum Islam.
Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama.
Karena banyak kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat
apabila menggunakan bantuan dari ilmu sosiologi.
Hubungan sosiologi dengan agama Islam adalah Sosiologi mempelajari tentang
aspek-aspek kehidupan yang ada di masyarakat. Aspek-aspek kehidupan di masyarakat
bisa meliputi gaya hidup, kebiasaan, agama dan kepercayaan. Terlebih lagi, agama
merupakan bagian dari manusia yang tidak bisa dipisahkan
Dari BAB II Pembahasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan sebagai berikut
: Pembentukan Hukum Islam pada masa nabi Muhammad SAW, dapat dibedakan
menjadi dua fase periode, yaitu periode pertama terjadi di Mekkah selama 13 tahun,
karakteristik pembentukan hukum di Mekkah adalah revolusi akidah bagi ummat, kedua
adalah fase pembentukan kelembagaan di dalam masyarakat muslim, serta adanya
penerapan syariat Islam, yang terjadi pada periode madinah. Sumber hukum adalah
AlQur‟an dan Al-Sunnah, nabi juga pada masanya melakukan sebuah Ijtihad untuk
menjadi solusi sementara atas masalah yang terjadi karena menunggu ayat Al-Qur‟an
turun.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis menyadari sangat banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
sehingga makalah ini bisa mendekati kesempurnaan. Amin Ya Rabbal „Alamin.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ali Sayyis, Syekh Muhammad, Pertumbuhan dan perkembangan Fiqh
Hasil Refleksi Ijtihad, Jakarta : PT Raja Garafindio Studio, 1995.
Bambang, Suband dkk, Studi Hukum Islam, Surabaya: IAIN Press 2011.
Imam Mawardi, Ahmad, Fiqh al-Aqallliyat dan EvolusiMaqasid Syariah dari
konsep ke pendekatan, Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang, 2012.
Majid, Nurcholis, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna Dan
Relevansi Doktrin Dan Peradabandalam Sejarah, Jakarta: Paramadina, 1995.
Mubarok, Jaih, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Mun‟im A, Sirry, Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar, Surabaya:
Risalah Gusti, 1995.
Rochman, M.Ibnu, Hukum Islam dalam Prespektif Filsafat Yogyakarta: Philosopy Pres,
2001.
Zuhaili, Wahbah, Al-Qur’an: Paradigm Hukum Dan Peradaban,
Terjemahan Muhammad Luqman , tt.1966.

10

Anda mungkin juga menyukai