Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Ruang Lingkup Tarikh Tasyri’

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Materi Pendidikan Agama Islam II

Dosen Pengampu : Daliman., S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 12

Ahmad Wildan : 2140022142

Burhan Haya : 2280022313

Dimas Edy P : 2140022147

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ULUM (IIM) SURAKARTA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan dan petunjuk
untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Tarikh Tasyri’”,
tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik.

Tiada kalimat yang pantas kami haturkan kecuali rasa syukur yang tiada terkira kepada Allah
SWT, karena dengan limpahan karunia dan kasih sayangnya, Alhamdulilah kami dapat
menyusun tugas ini. Sebagai tugas kuliah dan bahan pembelajaran kami. Semoga tugas kami
dapat memberikan manfaat, motivasi dan inspirasi bagi pembaca.

Atas selesainya tugas kami. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
memperlancar pembuatan tugas kami. Terimakasih kepada Pak Daliman., S.Pd., M.Pd.selaku
dosen pengampu mata kuliah materi pendidikan agama islam II ini karena telah memberikan
kami amanah untuk membuat tugas ini, dan terimakasih kepada kedua orang tua kami yang
memberikan ridhonya kepada kami.

Selaku penyusun tugas, kami meminta permohonan maaf atas kekurang tugas kami, sebagai
manusia yang tak lepas dari salah dan lupa. Atas kesadaran kami ini, kami akan sangat
mengharapkan dan menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sekalian.

Surakarta, 23 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syari'at Islam selama ini telah berjalan dari masa ke masa. Syariat islam cocok
untuk setiap generasi yang ada dan mampu berdialek dengan realitas kehidupan yang
kompleks. Prinsip–prinsip hukumnya telah mempengaruhi hukum dan perundang-
undangan yang hidup dan berkembang. Lebih dari itu syariat islam juga berfungsi
untuk menjamin keadilan, ketenangan, keharmonisan dan kemaslahatan hidup
manusia dalam berbagai situasi dan kondisi kapan dan dimana saja kehidupan
manusia itu bergulir, bermetamorfosis, berlangsung dan berada.
Syari'at Islam dalam kenyataannya telah menunjukkan bukti dan dalil kebaikan
serta kemampuannya, bila diberi ruang dan kesempatan untuk berinteraksi dalam
dunia rill. Secara objektif bangsa-bangsa lain yang bergerak dengan aturan-aturan non
muslim, telah menyaksikan keluhuran dan kesempurnaan syari'at Islam. Syari'at Islam
bersifat sangat fleksibel terhadap problematika kehidupan manusia kontemporer
sekalipun, yaitu untuk mengatur masalah-masalah kemanusiaan dan memenuhi segala
kebutuhannya meski adat istiadatnya berbeda beda. Teori hukum Islam telah
mengenal berbagai sumber dan metode yang darinya dan melaluinya hukum Islam itu
diambil. Sumber-sumber yang darinya hukum diambil adalah al-Qur’an dan Sunnah
Nabi. Sedangkan yang melaluinya hukum berasal adalah metode-metode ijtihad dan
interpretasi atau pencapaian sebuah consensus (ijma‘).
Untuk mengetahui kegunaan mempelajari sejarah hukum Islam, terlebih
dahulu kita mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum baik yang didasarkan
pada al-Qur’an dan Sunah maupun tidak. Kalau tidak, maka akan melahirkan
pemahaman hukum yang cenderung ekstrim bahkan mengarah pada merasa benar
sendiri. Oleh karena itu memahami hukum Islam dengan mengetahui latar belakang
pembentukan hukumnya menjadi sangat penting agar tidak salah dalam memahami
hukum Islam itu.
Dengan demikian mempelajari sejarah hukum Islam berarti melakukan
langkah awal dalam mengkonstruksikan pemikiran ulama klasik dan langkah-langkah
ijtihadnya untuk di implementasikan sehingga kemaslahatan manusia senantiasa
terpelihara.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar bekakang maka rumusan masalah sebagai berikut:

a) Bagaimana ruang lingkup tarikh tasyri’


b) Bagaimana macam-macam tarikh tasyri’
c) Bagaimana tujuan mempelajari tarikh tasyri’

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembahasan sebagai berikut:
a) Memahami dan mengerti tentang ruang lingkup tarikh tasyri’
b) Memahami dan mengerti tentang macam-macam tarikh tasyri’
c) Memahami dan mengerti tentang tujuan mempelajari tarikh tasyri’
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Tarikh Tasyri’
Secara umum ruang lingkup kajian tarikh tasyri’ hanya dibatasi pada keadaan perundang-
undangan Islam/syariatIslam dari zaman-ke zaman dimulai dari zaman Rasul hingga
zaman masa kini yang ditinjau dari sudut pertumbuhan perundang-undangan Islam.
Sedangkan Fiqh adalah rumusan konkret syariat Islam untuk diterapkan pada suatu kasus
tertentu disuatu tempat dan disuatu masa. Keduanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan3.
Sementara itu menurut Kamil Musa dalam al-Madkhal ila Tarikhi al-Tasyri’ al-Islami
mengatakan bahwa ruang lingkup tarikh tasyri’ tidak hanya terbatas pada sejarah
pembentukan al-Qur’an dan al-Sunnah, melainkan juga mencakup pemikiran, gagasan,
dan ijtihad para ulama pada kurun waktu tertentu. Secara spesifik ruang lingkup kajian
tarikh tasyri’ islami itu adalah
sebagai berikut:
A. Ibadah
Bab ibadah khusus berbicara tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Pembentukan
hukumnya bersumber pada nash-nash syariat langsung, oleh karena itu ketetapan hukum
yang berhubungan dengan lapangan ibadah ini bersifat abadi, tidak memerlukan
perubahan dan sesuai dengan
segala zaman dan tempat.Hukum tersebut terkenal dengan hokum yang lima /
khomsah4 ,hokum yang lima ini tidak hanya berhubungan dengan ibadah saja, tetapi
dengan segala aspek perbuatan manusia baik itu hablum minalloh ataupun hablum
minannaas.
B. Hukum Keluarga
Lapangan pembahasan hukum keluarga adalah lebih luas daripada lapangan munakahat,
karena membahas masalah pernikahan, warisan, wasiat dan wakaf.
C. Muamalat
Bab muamalat berisi tentang hak-hak manusia dalam hubungannya dengan satu sama
lain.
D. Hukum Pidana
Hukum pidana ialah kumpulan aturan yang mengatur cara menjaga keselamatan hak dan
kepentingan masyarakatdari perbuatan-perbuatan yg tidak dibenarkan.
E. Hukum Kenegaraan/Siyasah Syar’iyyah
Siyasah syar’iyyah (politik Islam) ialah politik yang mengatur pemerintahan, teori-teori
yg menimbulkan suatu negara, syarat-syarat berdirinya suatu Negara serta keawajiban-
kewajibannya.
F. Hukum Internasional
Hukum ini ada dua, yaitu pertama hukum perdata internasional ialah kumpulan aturan-
aturan yang menerangkan hukum mana yang berlaku, dari dua hukum atau lebih, apabila
ada dua unsur orang asing dalam suatu persoalan hukum, seperti orang Indonesia hendak
menikah dengan orang Jepang dan perkawinan dilakukan di Amerika. Kedua hukum
publik internasional, lapangan hukum ini mengatur antara negara Islam dengan negara
lain atau antara negara Islam dengan warga negara lain, bukan dalam lapangan
keperdataan.
2.2 Macam-macam Tarikh Tasyri’
2.3 Tujuan Mempelajari Tarikh Tasyri’
Fungsi dan signifikansi Tarikh Tasyri adalah bahwa dalam memahami hukum islam harus
mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum islam harus mengetahui latar
belakang munculnya suatu hukum baik yang didasarkan pada Al-Quran maupun yang
tidak. Tanpa memahami ini akan melahirkan pemahaman hukum yang cenderung
“ekstrem” bahkan terkadang merasa benar sendiri. Hukum islam baik dalam arti fiqih,
fatwa, atau ketetapan adalah produk pemikiran ulama secara individu maupun kelompok.
Diantara tujuan mempelajari Tarikh Tasyri’ adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum atau sebab-sebab
ditetapkannya suatu hukum syari’at, dalam hal ini penetapan hukum atas suatu masalah
yang terjadi pada periode Rasulullah saw adalah tidak sama atau memungkinkan adanya
perbedaan dengan periode-periode setelahnya.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan hukum dari periode Rasulullah saw
sampai sekarang.
3. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap hukum Islam.
4. Agar membangkitkan dan menghidupkan kembali semangat umat islam dalam
mempelajari tarikh tasyri’.
5. Agar kita mampu memahami perkembangan syari’at Islam.
6. Agar kita tidak salah dalam memahami hukum Islam tersebut.
Dengan mempelajari tarikh tasyri kita melakukan langkah awal dalam mengkonstruksi
pemikiran ulama klasik dan langkah-langkah ijtihadnya untuk ditransmisikan sehingga
kemashlahatan manusia senantiasa terpelihara5. Diharapkan, melahirkan sikap toleran
dan dapat mewariskan pemikiran ulama klasik dan langkah-langkah ijtihadnya serta dapat
mengembangkan gagasannya
Disamping itu ada urgensi dalam mempelajari tarikh tasyri’ antara lain6:
a. Mengetahui prinsip dan tujuan syari’at Islam
Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat mengetahui prinsip dan tujuan syariat Islam.
Dimana tujuan dari syariat Islam adalah untuk menjaga harkat dan martabat seorang
muslim dan sebagai pembeda atau identitas seorang muslim dibandingkan dengan
penganut agam yang lain Prinsip syari’at Islam yang senantiasa mengedepankan unsure
keadilan dan kasih saying merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalah kehidupan
dan manifestasi hukums Islam, dan tentunya melalui pemahaman secara mendalam
terhadap tarikh tasyri’ akan menumbulkan sikap toleransi dan memandang setiap orang
dengan pandangan yang sama karena memang yang peling mulia disisi Allah Swt.
Hanyalah yang dianugerahkan ketaqwaan dan menjadi keunggulan dari umat lainnya.
b. Pemahaman terhadap Islam yang komprehensif
Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat mengetahui kesempurnaan dan syumuliyah
(integralitas) ajaran Islam terhadap seluruh aspek kehidupan yang tercermin dalam
peradaban umat yang agung terutama di masa kejayaannya. Bahwa penerapan syariat
Islam berarti perhatian dan kepedulian negara dan masyarakat terhadap pendidikan, ilmu
pengetahuan, ekonomi, akhlaq, aqidah, hubungan sosial, sangsi hukum, dan aspek-aspek
lainnya. Dengan demikian adalah keliru jika ada persepsi bahwa syariat Islam hanyalah
berisi hukum pidana seperti qishash, rajam, dan sejenisnya.
Islam bukan sekedar doktrin, bukan sekedar ibadah dan penghambaan, tapi Islam bersifat
holistic dan universal serta sesuai dengan perkembangan dan keadaan zaman. Jika saat ini
masih ada pemisahan dalam kajian hokum Islam dengan Negara misalkan, maka itulah
yang disebut dengan Liberal. Karenanya Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna mengatakan
bahwa Islam adalah doktrin ibadah, Islam adalah ekonomi, Islam adalah pedang dan
Jihad, Islam adalah metode dan strategi politik dan Islam yang menjamin kehidupan
kesejahteraan masayarakt. Jika Islam hanya dipandang dari satu sudut atau satu sisi
tertentu maka dapat dikatakan bahwa ia masih mengkotak-kotakan tentang pemahaman
keislamannya karena Allah Swt. Memberikan perintah kepada ummatnya untuk masuk
kedalam agama ini secara kaaffah (totalitas) dan tidak setengah-setengah.
c. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa para ulama
Melalui kajian tarikh tasyri’ kita dapat menghargai usaha dan jasa para ulama, mulai dari
para sahabat Rasulullah saw hingga para imam dan murid-murid mereka dalam mengisi
khazanah ilmu dan peradaban kaum muslimin. Semua itu mereka ambil dari cahaya
kenabian yang dibawa oleh Rasulullah saw. Para ulama terdahulu mencurahkan
kehidupan mereka untuk perkembangan kelimuan Islam, tidak hanya sebatas ilmu yang
bersifat qauliyah akan tetapi juga ilmu kauniyah. Banyak kita saksikan dalam literature
sejarah, para tokoh muslim terfahulu tidak hanya ahli dalam bidang Al-Qur’an dan
Hadits, tapi ia juga seorang yang ahli filsafat, ahli kedokteran, ahli astronomi dan pula
ahli sejarah. Oleh krena itu dengan kita memahami tarikh tasyri’ adalah manifestasi kita
terhadap jasa dan peran penting mereka dalam mengembangkan hokum Islam dari waktu
ke waktu agar Islam disegani, tidak hanya sebagai agam yang menunjukan penundukan
terhadap Allah Swt. Akan tetapi sebagai solusi dalam setiap permasalahan yang terjadi,
karena memang
Islam adalah agama masa depan.
d. Menumbuhkan rasa bangga terhadap syaria’at Islam
Melalui kajian ini akan tumbuh dalam diri kita kebanggaan terhadap Syariat Islam, rasa
bangga itu muncul karena memahami bahwa syariat Islam adalah satu-satunya jalan yang
akan menyelamatkan umat manusia dari jurang kemurkaan Allah Swt. Serta syari’at
Islamlah yang menjadi standar baik dan buruk serta menjadi tolak ukur dalam setiap
langkah dan pergerakan umat Islam.
Serta yang tidak kalah penting pula nagaimana kita memberikan pemahaman dan
mewariskan sikap kebanggan akan syari’at Islam ini kepada generasi selanjutnya. Karena
kita ketahui bersama bahwa kalangan Yahudi dan Nashroni melalui propagandanya akan
terus menerus menyerang pemikiran serta membelokan pandangan generasi muda kepada
pandangan yang menyesatkan sehingga rapuhlah generasi pelanjut kejayaan Islam ini.
Adalah sebauh keniscayaan untuk tetap mewujudkan serta menanamkan kepada generasi
muda bahwa syari’at Islam ini perlu diwujudkan dengan mulai dari diri sendiri, mulai dari
yang terkecil dan mulai dari saat ini.
e. Menumbuhkan motivasi dan optimisme untuk mengembalikan kejayaan Islam.
Motivasi dan optimisme untuk kelangsungan syari’at bisa tegak dimuka bumi bukanlah
impian belaka dan bukan pula hanya sebuah wacana. Karena melalui pendalam kajian
umat Islam terhadap tarikh tasri’ ini akan menyulut api semangat bahwa Islam mengalami
kejayaan yang geilang, pernah melewati masa keemasan yang menjadi pusat dan tolak
ukur dalam membangun peradaban dan kebudayaan, dimana Islam dengan syari’atnya
telah membangun manusia-manusia yang unggul dalam segala aspek kehidupan dan
menjadin referensi utama dalam kajian keilmuan.
Optimisme akan kejayaan Islam dan syariat Islam menjadi payung dan landasan dalam
setiap memutuskan permasalah adalah sikap mulia yang perlu dan tetap ditanmakan
dalam jiwa setiap umat Islam. Karena keyakinan tersebut akan memulihkan Islam dari
keterpurukan dan menumbulkan ghiroh untuk melakukan yang terbaik dalam rangka
tegaknya Syari’at Islam dimuka bumi ini dalam satu kepemimpinan, dalam satu komando
dalam dalam satu visi dan misi yang sama dibawah naungan panji Al-Qur’an. Yang
menjadikan Allah ‘Azza Wajalla sebagai
tujuan, Muhammad Saw. Sebagai suri teladan, Al-Qur’an sebagai Undang-undang, Jihad
sebagai jalan perjuangan dan Syahid sebagai cita-cita tertinggi.
f. Melahirkan sikap toleran terhadap perbedaan diantara umat Islam
Sikap tasamuh atau toleransi terhadap perbedaan faham atau lebih tepatnya perbedaan
tatacara ibadah yang merupakan furu’iah bagi ummat Islam seharusnya tidaklah
menjadikan konflik yang akan mengakibatkan pecahnya semangat persatuan dan kesatuan
umat Islam jika memahami secara mendalam tentang tarkh tasyri’ ini. Karena telah
dijelaskan diatas bahwa fiqih merupakan produk ulama yang cenderung kepada
kebenaran, artinya bukanlah kebenaran yang absolute tetapi pula tidak salah.
Pemahaman terhadap tarikh tasyri’ akan melahirkan sikap toleran dan saling
menghormati serta saling menghargai terhadap perbedaan pendapat, perbendaan
pemahaman dan pandangan selama pemahaman tersebut berdasarkan pada Penafsiran Al-
Qur’an dan Hadits yang benar dan lurus7.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai