TARIKH TASYRI
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Naharuddin SR (19.2100.026)
Aldiansyah (19.2100.047)
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami selaku kelompok 2 bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu Dr. Hj. Rusdaya Basri, Lc,, M.Ag pada mata kuliah Tarikh Tasyri. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tarikh Tasyri bagi pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami dari kelompok 1 mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Rusdaya
Basri, Lc,, M.Ag yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
PARE-PARE, 17-MARET-2021
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................3
1. pengertian tarikh tasyri.........................................................................................1
2. Ruang Lingkup Tarikh Tasyri..................................................................................4
3. macam-macam Tarikh Tasyri..............................................................................6
4. tujuan mempelajari tarikh tasyri...................................................................................
BAB III................................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Syari'at Islam selama ini telah berjalan dari masa ke masa. Syariat islam cocok untuk
setiap generasi yang ada dan mampu berdialek dengan realitas kehidupan yang kompleks.
Prinsip–prinsip hukumnya telah mempengaruhi hukum dan perundang-undangan yang
hidup dan berkembang. Lebih dari itu syariat islam juga berfungsi untuk menjamin keadilan,
ketenangan, keharmonisan dan kemaslahatan hidup manusia dalam berbagai situasi dan
kondisi kapan dan dimana saja kehidupan manusia itu bergulir, bermetamorfosis,
berlangsung dan berada.
Syari'at Islam dalam kenyataannya telah menunjukkan bukti dan dalil kebaikan serta
kemampuannya, bila diberi ruang dan kesempatan untuk berinteraksi dalam dunia rill.
Secara objektif bangsa-bangsa lain yang bergerak dengan aturan-aturan non muslim, telah
menyaksikan keluhuran dan kesempurnaan syari'at Islam. Syari'at Islam bersifat sangat
fleksibel terhadap problematika kehidupan manusia kontemporer sekalipun, yaitu untuk
mengatur masalah-masalah kemanusiaan dan memenuhi segala kebutuhannya meski adat
istiadatnya berbeda beda.
Teori hukum Islam telah mengenal berbagai sumber dan metode yang darinya dan
melaluinya hukum Islam itu diambil. Sumber-sumber yang darinya hukum diambil adalah al-
Qur’an dan Sunnah Nabi. Sedangkan yang melaluinya hukum berasal adalah metode-
metode ijtihad dan interpretasi atau pencapaian sebuah consensus (ijma‘).
Untuk mengetahui kegunaan mempelajari sejarah hukum Islam, terlebih dahulu kita
mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum baik yang didasarkan pada al-Qur’an
dan Sunah maupun tidak. Kalau tidak, maka akan melahirkan pemahaman hukum yang
cenderung ekstrim bahkan mengarah pada merasa benar sendiri. Oleh karena itu
memahami hukum Islam dengan mengetahui latar belakang pembentukan hukumnya
menjadi sangat penting agar tidak salah dalam memahami hukum Islam itu.
Dengan demikian mempelajari sejarah hukum Islam berarti melakukan langkah awal
dalam mengkonstruksikan pemikiran ulama klasik dan langkah-langkah ijtihadnya untuk di
implementasikan sehingga kemaslahatan manusia senantiasa terpelihara.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami dan Mengerti Tentang Pengertian Dari Tarikh Tasyri’
2. Memahami dan Mengerti apa saja Ruang Lingkup Dari Tarikh Tasyri’
3. Memahami dan Mengerti macam-macam tarikh tasyri
4. Memahami dan Mengerti Tujuan Mempelajari Tarikh Tasri’
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara bahasa Tarikh artinya catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan dan
tahun. Lebih populer dan sederhana diartikan sebagai sejarah atau riwayat. Menurut Prof.
Dr. Abdul Wahhab Khallaf yang dikutip oleh Wajidi Sayadi, tasyri' adalah pembentukan dan
penetapan perundang-undangan yang mengatur hukum perbuatan orang mukallaf dan hal-
hal yang terjadi tentang berbagai keputusan serta peristiwa yang terjadi dikalangan mereka.
Pengertian tasyri’ menurut istilah syara’ dan undang-undang adalah
pembuatan/pembentukan undang-undang untuk mengetahui hukum-hukum bagi
perbuatan orang dewasa, dan ketentuan-ketentuan hukum serta peristiwa yang terjadi
dikalangan mereka.
Tarikh al-Tasyri’ menurut Muhammad Ali al-sayis adalah “Ilmu yang membahas
keadaan hukum Islam pada masa kerasulan (Rasulullah SAW masih hidup) dan sesudahnya
dengan periodisasi munculnya hukum serta hal-hal yang berkaitan dengannya, (membahas)
keadaan fuqaha dan mujtahid dalam merumuskan hukum-hukum tersebut”. Tasyri’ adalah
bermakna legislation, enactment of law, artinya penetapan undang-undang dalam agama
Islam.
Dengan demikian, pada hakikatnya tarikh tasyri’ tumbuh dan berkembang di masa Nabi SAW
sendiri, karena Nabi SAW mempunyai wewenang untuk mentasyri’kan hukum dan berakhir dengan
wafatnya Nabi SAW. Dan dalam hal ini, nabi SAW berpegang kepada wahyu.
Para fuqaha, ahli-ahli fiqh, hanyalah menerapkan kaidah-kaidah kulliyah, kaidah-kaidah yang
umum meliputi keseluruhan, kepada masalah-masalah juz-iyah, kejadian-kejadian yang detail
dengan mengistinbathkan, mengambil hukum dari nash-nash syara’, atau ruhnya, di kala tidak
terdapat nash-nashnya yang jelas. Syariat memuat ketetapan-ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-
Nya, baik berupa larangan maupun berupa suruhan, meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan
manusia1.
Secara umum, kaidah-kaidah syari’at itu telah dikokohkan, ditegakkan asasnya dan disempurnakan
pokok-pokoknya pada zaman Nabi SAW. yang menjadi saksinya adalah firman Allah :
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي و رضيت لكم اإلسالم دينا
“ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu 2.” (Al-Maidah: 3)
Nabi SAW bersabda: “ Aku tinggalkan untukmu dua perkara, niscaya kamu tidak akan tersesat
selagi kamu berpegang pada keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah nabi-Nya.”
Dari keterangan-keterangan di atas jelaslah bahwa Nabi SAW tidak akan meninggalkan
kehidupan ini kecuali setelah menyempurnakan pembangunan syari’at. Adapun hukum setelah
beliau wafat yang ditetapkan melalui hasil ijtihad para sahabat dan tabi’in, pada hakikatnya adalah
perluasan terhadap kaidah-kaidah universal dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa parsial
yang baru muncul, serta merupakan hasil pengambilan hukum-hukum dari nash yang dipahami
mereka (sahabat dan tabi’in), dan qiyas (analogi) terhadap nash dalam masalah yang tidak terdapat
dalam nash. Jadi, dengan demikian tidak ada sumber tasyri’ yang melebihi Al-Qur’an dan Sunnah
tingkat keuniversalannya, sekalipun sudah lama berlaku.
Namun demikian banyak para fuqaha yang berbeda cara pandangnya dalam memahami
ruang lingkup dan rentang tarikh tasyri’. Ada beberapa pakar yang memahami tarikh tasyrik tidak
hanya berhenti pada era Rasul, melainkan proses sejarah penetapan hukum Islam sejak Rasul hingga
kini disebut sebagai fenomena tarikh tasyri’ dalam Islam.
C. Macam-macam Tasyri
Dari pengertian di atas dapatlah diketahui bahwa tasyri’ adalah suatu ilmu khusus yang
membicarakan tentang tata cara atau proses pembentukan hukum Islam. Dengan demikian tasyri’
akan menjelaskan bagaimana cara seorang ulama menetapkan suatu ketentuan hukum atau fiqh,
yang bersumber kepada nash atau syari’at, baik yang bersumber dari wahyu Allah maupun dari
penjelasan Rasulullah.
1. Tasyri’ Samawi
Tasyri’ Samawi adalah kumpulan perintah, larangan, petunjuk dan kaidah-kaidah yang disyari’atkan
Allah kepada umat, melalui tangan rasul yang diutus dari bangsa mereka sendiri. Rasul mengajak
umat untuk mengamalkan semua itu dan menyampaikan apa yang dijanjikan Allah, yang terdiri dari
pahala bagi orang yang taat dan siksa bagi orang yang melakukan maksiat. Secara singkat tasyri’
samawi adalah hukum yang berasal dari ketetapan agama atau peraturan-peraturan yang
bersumber dari Al-Qur’an dan al-Hadits.
2. Tasyri’ Wadh’i
Tasyri’ Wadh’i adalah peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh para mujtahidin, baik mujtahidin
para sahabat, maupun mujtahidin para tabi’in atau tabi’ tabi’in dan seterusnya dengan jalan
mengistinbatkan dari nash Al-qur’an maupun al-Hadits dan mereka melaksanakan sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh hukum itu.
Sedangkan perbedaan dari kedua tasyri’ tersebut dapat dipandang dari berbagai segi, diantaranya :
Berbeda dengan hukum wadh’i yang tidak memperhatikan itu kecuali apa yang wajib bagi seseorang
menurut pandangan manusia, walaupun menyalahi apa yang dikhususkan seseorang bagi jiwanya.
2) Hukum samawi memerintah dan menghendaki kebaikan melalui janji yang baik,
serta mencegah dari kemungkaran, dan macam-macam penyakit serta menjauhi itu
semua dengan ancaman yang menakutkan dan larangan keras.
Sedangkan hukum wadh’i, balasannya langsung di dunia dan bersifat materi, dilaksanakan oleh
penguasa badan eksekutif dan yudikatif.
4) Hukum samawi memperhitungkan amal perbuatan, baik lahir maupun batin dan
yang akan datang, yang merupakan wasilah pada yang lainnya.
Sedangkan hukum wadh’i tidak memperhitungkan itu, kecuali sebagian perbuatan lahir yang
mempunyai hubungan dengan yang lainnya.
5) Hukum samawi itu merupakan ciptaan Allah, ia meliputi semua perbuatan hamba-
hamba-Nya, baik yang nampak maupun yang tidak Nampak. Ia selalu abadi, adil dan
memenuhi apa yang mereka maksud, dari segi kemaslahatan yang Allah ajarkan
kepada mereka hingga habis waktu yang ditentukan untuk hukum itu.
Berbeda dengan hukum wadh’i, ia adalah hasil produk penguasa dalam masyarakat, dan tidak
diragukan lagi bahwa dalam penyusunannya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, serta dalam
pengamalannya dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, ‘urf (kebiasaan), adat dan lingkungan, serta
dipengaruhi oleh faktor-faktor alam seperti waktu, tempat, dan cuaca.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarikh Tasyri’ secara terminologi berasal dari dua kata yaitu Tarikh yg berarti sejarah
(history) dan Tasyri yaitu penetapan Hukum syar’i. sedangkan secara estimologi atau istilah
adalah ilmu yang membahas tentang keadaan fiqih Islam pada masa kerasulan (Nabi
Muhammad SAW) dan masa-masa sesudahnya, dimana masa-masa itu dapat menolong
dalam pembentukan hukum, dan dapat menjelaskan hukum yang tiba-tiba datang, baik
terdiri dari nasakh, takhsis, dan sebagainya, maupun membahas tentang keadaan para
fuqaha dan mujtahidin serta hasil karya mereka dalam menyikapi hukum tersebut.
Ruang lingkup tarikh tasyri meliputi : 1. Ibadah, 2. Hukum Keluarga, 3.
Muamalah, 4. Jinayyat dan hudud, 5. Hukum Kenegaraaan, 6. Hukum Internasional.
Dari berbagai macam ruang lingkup yg begitu luas menjelaskan akan universalitas dari
syari’at islam itu sendiri. Sehingga sangat layak islam menjadi pedoman/panduan hidup bagi
seluruh manusia.
Tujuan mempelajari tarikh tasyri adalah untuk mengetahui latar belakang terjadinya suatu
penetapan hukum. Tidak keliru dalam penetapan hukum syar’i, menumbuhkan semangat dalam
mempelajari ilmu tarikh tasyri dan terpenting ialah bagaimana kita mengetahui konsturksivisme
pemikiran ulama terdahulu dalam mneyusun dan menetapkan ijtihad. Urgensi dan Kegunaan
Mempelajari Tarikh Tasri’, yaitu: Mengetahui prinsip dan tujuan syari’at Islam, Pemahaman terhadap
Islam yang komprehensif, Sebagai bentuk penghargaan atas jasa para ulama,Menumbuhkan rasa
bangga terhadap syaria’at Islam, Menumbuhkan motivasi dan optimisme untuk mengembalikan
kejayaan Islam, dan Melahirkan sikap toleran terhadap perbedaan diantara umat Islam.
Daftar Pustaka
AlMahally,Jalaluddin, Assuyuthi,Jalaluddin,Tafsir jalalain, Semarang: Toha Putra
Khon,Majid ,Abdul. 2013. Ikhtisar Tarikh Tasyri’, Jakarta: AMZAH.
Usman,Mushlih. 1997. Kaidah-kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fathurrahman, Djamail, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997.
Hallag, Wael B, Sejarah Teori Hukum Islam, Pengantar untuk Ushul Fiqh Mazhab Sunni, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001.
Khaliel, Moenawwar, - TARIKH TASYRI' Sejarah perkembangan mazhab.htm
Mahjuddin, Ilmu Fiqih, Jember : P.T. GBI Pasuruan, 199.
fariabel.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-tarikh.html upload,Rabu 3
September 2015 . diakses Sabtu 3 September 2016 pkl. 20.50
hawariel-sundawy.blogspot .co.id/2014/03/makalah-tarikh-tasyri’.html diakses Sabtu 3 September
2016 pkl. 20.15
ilyas-atsary.blogspot.co.id/2015/12/makalah-tarikh-tasyri’-mata-kuliah-.html diakses 4 September
2015 pkl. 20.40