2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang “Penetapan hukum pada masa nabi,atas tasyri dalam
al-quran” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah materi pai. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Penetapan hukum pada masa nabi,atas tasyri dalam al-quran ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah tentang Penetapan hukum pada
masa nabi,atas tasyri dalam al-quran
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah Penetapan hukum pada masa nabi,atas tasyri dalam al-quran ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Batasan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bersama bahwa sumber penetapan hukum di masa Nabi adalah
Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Dua hal tersebut merupakan rujukan tertinggi dalam berfatwa
dan memutuskan suatu hukum. Namun setelah Nabi wafat dan Wahyu tidak turun lagi,
maka kepemimpinan umat dalam urusan dunia dan agama, beralih ke tangan Khulafa al-
Rasyidin dan pra sahabat yang terkemuka. Mereka itulah yang mulai memikul beban dan
bangkit dengan tugas yang berat. Selanjutnya para sahabat menghadapi banyak masalah
yang tadinya tidak terdapat di Arab. Misalnya masalah pengairan, keuangan, ketentaraan,
perkawinan, pajak, cara menetapkan hukum di pengadilan, dan lain-lain.
Dalam menjawab hukum persoalan yang baru, maka para sahabat terlebih dahulu
merujuk ke Al-Qur'an, bila tidak ada disana, mereka berpindah ke Al-hadits dan setelah
tidak ada al-hadits, maka para sahabat tersebut baru Berijtihad.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini tidak terlepas dari judul atau
rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Syaikh muhammafd Khudri Bek, dalam tarikh Tasyri’ al-Islam membagi sejarah
pembentukan hukum Islam kepada enam periode yaitu :
a. Pengertian
Sebelum sampai kepada pembahasan ada baiknya terlebih dahulu kita pahami
beberapa istilah berikut secara singkat :
1. Legislasi
5
Berdasarkan pengertian itu maka Legislasi Al Qur’an dapat di artikan
pemandangan Al Qur’an dalam proses awal pembentukan Hukum Islam.
2. Hukum Islam
Istilah Hukum Islam sering dipahami oleh orang Barat sebagai terjemahan dari
“Islamic Law” yang menyamakan dengan istilah syari’at, tasyri’ dan fiqh.
1. Syari’at : kata syari’at dalam bahasa Arab berarti tempat air minum yang
selalu menjadi tempat, baik tujuan manusia maupun binatang. Syari’at dalam
pengertian ini kemudian berubah menjadi sumber air dalam arti sumber
kehidupan yang dapat menjamin kebutuhan manusia, baik di dunia maupun di
akhirat. Oleh karena itu syari’at dalam arti hukum Islam berarti hukum-
hukum dan tat aturan yang disampaikan allah set., kepada hamba-hamba-Nya.
Syari’at berarti sumber hukum Islam yang tidak berubah sepanjang masa.
2. Tasyri’ : dalam bahasa Arab dijumpai kata syara’a yang berarti membuat
jalan raya, suatu jalan besar yang menjadi jalan utama. Dengan demikian kata
tasyri’ berarti pembuatan jalan raya. Dari pengertian tasyri’ seperti ini
kemudian digunakan kalangan para ahli hukum Islam dalam arti pembentuka
garis-garis besar hukum Islam, pembentukan teori-teori hukum Islam. Oleh
karena itu tasyri’ berarti pembentukan hukum islam secara sistematis,
pembetukan hukum-hukum teoritis dan hukum-hukum praktis. Tasyri’ terbagi
dua yaitu tasyri’ samawy dan tasyri’ wad’id.[
3. Fiqh: dalam bahasa Arab berarti pengertian atau pengetahuan. Fiqh pada
awalnya mencakup hukum-hukum agama secara keseluruhan, namun
bersamaan dengan perkembangan Islam, kata inipun berkembang hingga
digunakan untuk nama-nama sekelompok hukum-hukum yang bersifat
praktis. Dalam perundang-undangan Islam dan sisitem hukum Islam, fiqh
didefinisikan sebagai berikut: Hukum-hukum yang dibentuk berdaar syari’at
yaitu hukum-hukum yang penggaliannya memerlukan renungan yang
mendalam, pemahaman atau pengetahuan dan ijtihad. Dengan demikian
makna fiqh telah menjadi suatu nama ilmu yang mempunyai makna tertentu
atau istilah khusus dikalangkan ahli-ahli hukum islam.
6
b. Tasyri’ Pada Masa Rasulullah
Islam datang kepada umat manusia oleh seorang Rasul yang diutus untuk
memperbaiki kondisi bangsa Arab yang pada masa itu menyembah berhala, sistem
masyarakat yang kacau balau. Pada awalnya Rasulullah sangat berhati-hati dalam
dakwahnya, beliau mengalami cukup banyak hambatan dan halangan yang
dilakukan oleh suku Quraisy pada saat itu. Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor
yang menyebabkan orang Quraisy termotivasi untuk menentang seruan Islam
tersebut:
Tahap awal dari orientasi islam adalah memenuhi aqidah yang merupakan
landasan utama yang akan menjadi dasar bagi semua aspek kehidupan
masyarakatnya. Disamping itu, penghapusan sedikit demi sedikit moral bejat
mereka, menghapus kebiasaan-kebiasaan jelek yang telah mendarah daging di
kalagan mereka. Ini merupakan awal pembentukan hukum Islam yang
menggunakan Al Qur’an sebagai sumber atau dasarnya.
7
mengurangi timbangan dan menjauhi perilaku tercela. Kedua hal inilah yang
diutamakan Nabi dalam dakwahnya.
8
Adapun metode yang diterapkan pada masa pertembuhan dari pembinaan hukum pada
periode Rasulullah saw., adalah:
ُثّم َجَع ْلٰن َك َع ٰل ى َش ِر ْيَعٍة ِّم َن اَاْلْم ِر َفاَّتِبْع َها َو اَل َتَّتِبْع َاْهَو اَء اَّلِذ ْيَن اَل َيْع َلُم ْو َن
Artinya : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tidak mengetahui.” (Al-Jatsiyah: 18)
Ayat inilah yang menjadi asas atau dasar Tasyri’ dalam Al Qur’an, yang kemudian
berkembang kedalam Hukum Islam lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber hukum Islam pada masa Nabi adalah Al Qur’an dan Sunnah Nabi itu
sendiri. Yang menjadi sumber dalam penetapan hukum oleh umat pada saat itu, baik
dari ayat-ayat Al Qur’an yang di turunkan Allah SWT maupun dengan pertanyaan yang
di ajukan oleh umat kepada Nabi kemudian di jawab oleh Nabi dengan berdasar sumber
utama.
B. Saran
Tulisan ini kami serahkan kepada pembaca untuk dipelajari dan kami
mengharapkan suara-suara yang berfaedah untuk memperbaiki segala sesuatu yang
dirasa perlu. Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada siapa saja yang
menambah pengertian kami mengenai Tarikh Tasyri’ yang lebih khusus pada bagian
pembahasan Penetapan Hukum pada Masa Nabi, asas Tasyri’ dalam Al Qur’an,
Penetapan dan Sumber Hukum pada Masa sahabat periode pertama yang kami
singgung dalam penulisan ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11