Disusun oleh:
Nim. 80100219083
Dosen Pemandu :
MAKASSAR 2021
BAB I
PENDAHULUAN
dalam kehidupan masyarakat Arab. Hal ini ditandai dengan sejumlah perubahan
yang terjadi pada masanya. Hal utama yang dihilangkan Rasulullah adalah bentuk
Sebagai utusan Allah, dengan membawa risalah syariat Islam yang mencakup
semua aspek dalam kehidupan, baik dalam perkara Aqidah, Amaliyah Ibadah,
risalah yang global yang mencakup segala aspek kehidupan manusia tidak
dimulai dengan merespon yang dibutuhkan oleh masyarakat pada zaman tersebut.
karena hukum islam bersifat merespon kebutuhan umat islam pada masanya saja,
membutuhkan pemecahan masalah dan sebuah solusi, oleh karena itu hukum islam
Untuk memahami hal tersebut secara komperhensif, pada makalah ini penulis
mensajikan tema penulisan yang berjudul “Kondisi Hukum Islam Pada Masa
Rasulullah (Masa Mekkah Dan Masa Madinah)” sehingga sejarah proses kondisi
awal perkembangan hukum islam akan diketahui secara detail dan jelas.
1
2
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
jauh sebelumnya bangsa arab telah dikenal memiliki sebuah system perekonomian
yang baik dan professional, olehnya bangsa arab dengan mudahnya melakukan
ekspansi perjalanan ke negeri luar wilayah bangsa arab melalui sistem professional
tersebut. Hal itu didukung dengan lokasi strategis bangsa arab sebelum kedatangan
islam.1
2. Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan pastisipasi warga yang
Islam, telah lebih dulu mengenal norma-norma sosial yang mereka buat sendiri atas
kalangan internal suku bangsa Arab tersebut. Namun demikian norma tersebut
1
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 19.
2
Nurcholis Majid, Islam Agama Peradaban: Membangun Makna Dan Relevansi
Doktrin Dan Peradabandalam Sejarah (Jakarta:Paramadina, 1995), h. 28.
3
4
belum secara legal mengikat kepada semua suku, sehinggga terkadang belum
Problem tersebut terjadi, karena norma yang diakui oleh sebagain suku yang
lainya, terkadang tidak bisa digunakan untuk suku yang satunya dan seterusnya,
sehingga norma tersebut hanya bersifat eklusif, yang hanya bisa dijadikan hakim
syariat, tetapi sebagaian kecil masyarakat bangsa Arab juga masih mempertahankan
prinsip monoteism yang diajarkn oleh Nabi Ibrahim a.s. kelompok ini dikenal
dengan sebutan Hunafa, diantaranya adalah ‘Umar Ibn Nufail Ibn Abi Salamah.4
Dilihat dari sumber hukum yang digunakan oleh bangsa Arab sebelum
datangya Islam, bersumber pada adat istiadat dalam bidang muamalah, contohnya
berpoligami dengan perempuan manapun dengan tanpa batas jumlahnya, serta anak
yang masih kecil tidak mendapatkan harta warisan. Kecenderungan bangsa Arab
pada masa pra Islam merendahkan perempuan, setidaknya dapat dilihat dari dua
aspek yaitu : pertama, perempuan dapat diwarisakan, sehingga ibu tiri dapat
3
Syekh Muhammad Ali Sayyis, Pertumbuhan dan perkembangan Fiqh Hasil Refleksi
Ijtihad (Jakarta:PT raja Garafindio Studio, 1995),28.
4
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, h. 20.
5
dinikahi oleh anak tirinya ketika sang bapak meninggal dunia, posisi ibu tiri dalam
bangsa Arab pra Islam tidak memiliki sebuah hak pilih untuk menerima ataupun
yang mana prinnsip tersebut mampu memberikan solusi atas problem sosial
kegamaan yang dihadapai oleh bangsa Arab Pra Islam. Diantaranya adalah prinsip
Islam yang di bawah memiliki visi untuk menyamakan hirearki semua golongan
sosial, sehingga tidak membeda-bedakan antara golongan yang kaya dan miskin,
antara laki-laki dan perempuan, semua di mata Islam memliki porsi dan hak yang
sama. Perlu menjadi catatan, bahwa Islam datang berdakwah kepada bangsa Arab,
tidak semerta-merta begitu saja dengan menghapus semua adat istiadat bangsa
Arab. melainkan Islam Melakukan sebuah filter atas adat dan istiadat, apakah adat
tersebut buruk atau tidak, sehingga jika ada kebiasaan yang menyimpang, kemudian
menawarkan sebuah konsep perceraian yang baik dan santun, sehingga jumlahnya
dibatasi tiga kali, sebelumnya tidak terbatas, Islam juga menawarkan poligami juga
diberikan batasan.
5
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, h. 21-22
6
1. Al-Qur’an
a. Konsep poligami
2. Al-Sunnah
Selain Al-Qur’an, pada zaman Rasulullah SAW yang dibuat sebagai sumber
perkataan, perbuatan dan penetapan Nabi Muhammad SAW, hal tersebut sesuai
dengan pengertian Al-Sunnah yang dikemukaan oleh ulama Era klasik bahwa
AlSunnah adalah segalas sesuatu yang disandarkan kepada nabi, baik berupa
Antara Al-Qur’an dengan Al-Sunnah memiliki satu kesatuan yang sangat erat
dan tidak bisa untuk di pisahkan, karena sumber baik AlQur’an maupun AlSunnah
memiliki sumber yang sama,8 sedangkan yang membedakan yaitu AlSunnah wahyu
yang diturunkan oleh Allah secara makna, sedangkan Al-Qur’an adalah wahyu
6
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, h. 25-28.
7
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, h. 28
8
M.Ibnu Rochman, Hukum Islam dalam Prespektif Filsafat (Yogyakarta:Philosopy Pres,
2001), h. 44
7
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW baik makna maupun lafalnya
secara langsung.9
ijtihad dibidang kemasalahatan ummat ataupun syaria’at . hal ini dilakukan oleh
nabi karena pada waktu itu menunggu wahyu yang datang namun belum datang
badar, hal ini contoh ijtihad dalam hal kemaslahatan, sedangkan contoh dalam hal
pada waktu itu belum ada ayat Al-Qur’an yang menerangkan bagaimana cara
Pada saaat ada tawanan perang, dari perang badar nabi meminta pendapat Abu
Bakar dan Umar Bin khatab. U’mar mengatakan bahwasanya tawanan perang harus
pendapatnya Abu Bakar . Tetapi apa yang terjadi, kemudian barulah turun Al-
Islam datang kedalam bangsa Arab, mempunyai misi untuk mebenahi aturan
atau adat-istiadat yang sudah mengakar sejak puluhan tahun yang lalu, yang
dianggap belum baik oleh Islam. Pada periode Mekkah ini, Nabi Muhammad SAW
Periode mekkah bisa dikatakan periode awal Islam datang, sehingga jika kita
telusuri catatan sejarah tentang masa ini, Islam pada awalnya mempunyai misi
untuk meluruskan akidah, menetapkan keimanan, sehingga pada masa ini bisa
disebut juga dengan masa “Revolusi Akidah”. Sehingga ayat-ayat Al-Qur’an pada
masa ini yang turun juga cenderung lebih kepada penanaman Akidah.11
Lebih jelasnya uraian tentang pembentukan Hukum Islam pada masa nabi pada
1. Penanaman akidah
5. Pembinaan Ahlak
10
Sirry Mun’im A, Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar, (Surabaya:Risalah
Gusti,1995), h. 29.
11
Sirry Mun’im A, Sejarah Fiqh Islam: Sebuah Pengantar, h. 22.
9
Dengan adanya penekanan akidah pada masa awal Islam datang, hal ini
memeliki sosial efek, sehingga banyak dari kalangan bangsa Arab yang secara
Jika kita cermati pada awal berdakwah nabi Muhammad SAW, menggunakan
langsung, apapun yang dilakukan kaum kafir terhadapnya, hasil dari strategi yang
digunakan oleh Nabi Muhmmad SAW pada waktu itu berjalan sesuai dengan
rencana awal, meski banyak sekali hambatan sehingga karakteristik dari pengikut
pada periode Mekkah mempunyai militansi terhadap Islam secara total. Karena
yang disentuh adalah masalah Akidah, sehingga dalam tempo waktu 13 tahun nabi
sudah tercerahkan dengan syariat Islam yang dibawah oleh Mushab Bin ‘Umair r.a.
persatauan kaum Muhajirin dan kaum Ansor menjadi modal utama dalam
12
Bambang Subandi dkk, Studi Hukum Islam (Surabaya:IAIN Press 2011), 96-98.
13
Bambang Subandi dkk, Studi Hukum Islam, h. 99.
10
Oleh karenanya pada periode ini bukan lagi penanaman akidah yang dijadikan
misi utama oleh nabi, melainkan nabi mempunyai tujuan membentuk masyarakat
yang madani dan berkeadaban, sehingga banyak ayat Al-Qur’an yang turun pada
masa ini, kebanyakan berbicara dengan soasial kemasyarakatan dan tata cara
kenegaraan dan sosial masyarakat yang sudah tercerahakan, selain itu nabi juga
mempunyai sebuah metode dakwah yang patut dan santun yakni antara ucapan dan
14
Bambang Subandi dkk, Studi Hukum Islam, h. 99.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sumber hukum adalah Al-Qur’an dan Al-Sunnah, nabi juga pada masanya
2. Hukum Islam pada masa nabi Muhammad SAW, dapat dibedakan menjadi
dua fase periode, yaitu fase pertama terjadi di Mekkah selama 13 tahun, dan
masyarakat muslim, serta adanya penerapan syariat Islam, yang terjadi pada
periode madinah.
11
12
DAFTAR PUSTAKA