Disusun oleh:
Isyaf Alauddin Asyraf
NIM : 21421036
AHWAL SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Oktober, 2021
1
KATA PENGANTAR
Bismillahrirrahmanirrahim
Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin. Wassholatu wassalamu ‘ala asyrafil ambiyaai wal
mursalin. wa’ala alihi wa ashhabihi waman tabi’ahum bi ihsanin ilaa yaumiddin.
Amma ba’du.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita
berbagai karunia dan nikmat. Yang jelas dan pasti kita tidak bisa menghitung
nikmat Allah yang begitu banyak, dan dengan rahmat dan pertolongan-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah Sejarah Perkembangan Hukum Islam. Sholawat serta
salam tak lupa kita junjungan kepada Nabi Agung Muhammad ﷺbeserta
keluarganya, sahabatnya beserta para pengikutnya yang senantiasa berada di
jalannya hingga hari kiamat.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas serta untuk mengetahui
tentang sejarah bagaimana hukum islam di muka bumi ini terbentuk dan tersusun
sehingga mudah-mudahan kaum muslimin dapat dengan mudah memahami syariat
islam, menegakannya serta dapat mengaplikasikannya dengan baik dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Ibarat kata pepatah lama “Tiada gading yang tak retak”, saya selaku
penyusun makalah ini selalu mengharapkan kritik dan saran tentunya dari para
dosen pengampu mata kuliah ini dan juga dari semua pembaca makalah ini, karena
sejatinya manusia adalah mahaalul khotho’ wan nisyan dan Allah ﷻlah tempat
segala kebenaran dan kesempurnaan kembali. Atas segala perhatiannya saya
ucapkan Syukron Jazaakumullah Khoiron.
2
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan ......................................................................................................... 5
D. Manfaat ....................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. MASA PEMBENTUKAN HUKUM ISLAM .............................................. 6
B. MASA SAHABAT ...................................................................................... 7
C. MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBUKUAN.......... 11
D. MASA KEMUNDURAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM ....................... 16
E. MASA KEEMASAN KEMBALI............................................................... 17
BAB III.............................................................................................................. 19
PENUTUP ......................................................................................................... 19
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu ibadah terwujud dengan adanya syariat yang Allah turunkan melalui
rosul-Nya begitupula segala aspek kehidupan manusia di muka bumi ini, semuanya
telah Allah atur dengan syariat islam, oleh sebab itu hukum islam adalah bagian
penting yang seharusnya setiap muslim mengetahuinya,
Tak lepas dari hal yang penting dalam mengetahui hukum islam atau syariat
islam adalah sejarah bagaimana hukum islam itu ada di muka bumi ini, bermula
dari turunnya wahyu melalui Jibril ‘Alaihis Salaam kepada nabi Muhammad ﷺ
yaitu tatkala beliau sedang menyendiri di Gua Hira’ dan beliau melakukan ibadah
didalamnya, dan ini bertepatan pada hari Senin, tanggal 21 malam bulan Ramadhan
atau bertepatan dengan tanggal 10 Agustus tahun 610 M2. Tepatnya saat beliau
berumur 40 tahun. Sampai akhirnya islam berkembang dari masa Nabi Muhammad
ﷺhingga ke seluruh penjuru dunia, dan suatu nikmat yang paling besar yaitu bisa
menjadi bagian dari umatnya Nabi Muhammad ﷺdan kita bisa menjalankan syariat
islam dengan mudah terutama di negeri dengan mayaoritas muslim terbesar di dunia
yaitu Indonesia. Maka tentunya sejarah ini bukanlah hal yang kecil dan seharusnya
bisa diketahui dan direnungi oleh setiap muslim.
1
QS. Adz Dzariyat :56.
2
Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum, 2005, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, hal
90.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-ayat yang Allah ﷻturunkan, secara langsung diamalkan oleh Nabi dan
juga para sahabatnya, akan tetapi terdapat beberapa ayat yang masih bersifat global
dan sangat butuh dengan penjelasan dari Nabi ﷺ. Sebagai rasul beliau mempunyai
kedudukan untuk menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran
sebagaimana terdapat dalam ayat. “Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr (al-Quran)
supaya kamu menjelaskan kepada manusia apa-apa yang diturunkan untuk mereka.
Mudah-mudahan mereka berpikir.”.5 dengan itu aturan-aturan dan contoh praktis
terbentuk sehingga mudah diikuti dan diamalkan oleh para sahabat.
3
Shafiyyurahman Al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum, 2005, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar), hal
92.
4
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 127
5
Q.S An-Nahl: 44
6
menjadi sumber hukum islam tatkala tidak ada koreksi (wahyu) dari Allah ﷻ, yang
kemudian ijtihad beliau menjadi sunnahnya.
B. MASA SAHABAT
Pada masa sahabat, secara umum adalah fase khulafa’ ar-Rasyidin. Pada
fase ini bermula sejak masa Abu Bakr Ash-Shidiq (11 H) sampai masa Ali bin Abi
Tholib (40 H). Para sahabat sudah mengenal bagaimana langkah yang digunakan
dalam mengeluarkan hukum dari suatu dalil. Para sahabat sudah mengetahui adanya
kias, bisa membedakan lafal yang umum dan yang khusus, Semua itu mereka
pelajari langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dari sabda-sabda
beliau, dari praktik beliau, penjelasan beliau terhadap ayat-ayat Alquran, dari tanya
jawab bersama beliau, dan lain sebagainya.6
6
Roni Nuryusmansyah, Mengenal Ilmu Ushul Fikih, https://muslim.or.id/19637-mengenal-ilmu-
usul-fikih.html, 27 Agustus 2014.
7
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 129.
8
Muhammad Rahmatullah, Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Al-Shiddiq, Jurnal Khatulistiwa –
Jurnal of Islamic student, Vol.4 No.2 (September, 2014), 197.
7
ajaran islam, diantara mereka banyak yang murtad (keluar dari agama islam), tidak
mau membayar zakat, dan banhkan munculnya seorang nabi palsu yaitu
Musailamah Al-Kadzaab. Sehingga Abu Bakar menyelesaikan masalah-masalah
tersebut salah satunya dengan mengangkat senjata atau dikenal sebagai Perang
Riddah, dan di masa beliau juga Musailamah Al-Kadzab terbunuh bahkan beliau
mengancam akan memerangi kaum muslimin yang enggan membayar zakat. Dan
Beliau mengerahkan pasukan untuk menaklukan Syam, sebagaimana keinginan
Rasulullah ﷺ. Dan akhirnya Syam pun di taklukan, demikian juga Iraq.9 Akhirnya
agama islam dan hukum islam pun mulai tersebar luas di masa Khalifah Abu Bakar
ash-Shiddiq. Di masa pemerintahan beliau, Al Qur’an dikumpulkan. Beliau
memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya. Beliau wafat pada tahun
634 M, dan berhentilah masa kepemimpinan beliau.
Pada masa Umar bin Khattab yang berlangsung selama kurang lebih
sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Banyak hal yang mulai disusun dengan baik.
Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah,
Madinah, Syiria, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada masanya mulai
diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji, pajak tanah, dan didirikan
pengadilan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga
eksekutif. Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian juga
9
Yulian Purnama, Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq, https://muslim.or.id/8725-biografi-abu-bakar-
ash-shiddiq.html, 30 Juni 2020.
8
dibentuk, demikian juga jawatan pekerjaan umum.11 Umar juga mendirikan Bait
al-Mâl, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah. 10
Kepemimpinan umat islam kemudian beralih kepada Ali bin Abi Thalib
yang berlangsung selama enam tahun (35-40 H/655-660 M). Di masa Ali
muncullah berbagai perpecahan hingga mencetus sebuah peperangan yang
bernama Perang Shiffin yaitu antara Ali dan Muawiyyah. Dan muncul juga
beberapa kelompok kaum muslimin yaitu Khawarij dan Syiah. Perogolakan politik
ini pun memberikan dampak yang tidak sedikit terhadap hukum islam, karena kaum
Khawarij enggan memakai hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Utsman dan Ali
atau Muawiyyah bin Abi Sufyan ataupun sahabat-sahabat lain yang condong
kepada mereka. Begitupula Syiah yang juga banyak menolak hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh para sahabat, menolak fatwa-fatwa dan bahkan mereka memiliki
ijtihad sendiri dan hukum islam sendiri.
10
Salmah Intan, kekhalifaan Umar Ibn Khattab, Jurnal Rihlah, Vol. 5. No. 2 (2017), 144
11
Nibras Nada Nailufar, Masa Kekhalifahan Utsman bin Affan,
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/193000169/masa-kekhalifahan-usman-bin-affan .
9
Pertama: Masa sahabat besar, dari tahun 11 H. Mulai dari masa Abu Bakar
sampai Ali bin Abi Thalib dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para khalifahnya
disebut Khulafâ’ ar-Râsyidûn (khalifahkhalifah yang mendapat petunjuk).
Madinah
8. Aisyah
12
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 134.
13
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 134-135.
10
Makkah
Kufah
Basrah
Syam
Mesir
Periode ini diperkirakan berlangsung selama 250 tahun, bermula pada abad
VII sampai dengan abad X M. Masa pengembangan dan pembinaan ini berada pada
kisaran pemerintahan Khalifah Bani Umayyah (662-750) dan Khilafah Bani
Abbasiyyah (750-1258).
Pada masa itu kekuasaan islam sangat luas, ekspansi ke negeri-negeri yang
jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad,
11
merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sama sekali
tidak memiliki pengalaman politik yang memadai, faktor-faktor yang menyebabkan
ekspansi itu demkian cepat antara lain adalah: 14
1. Ajaran islam yang mementingkan hubungan manusia dengan tuhan dan soal
pembentukan masyarakat .
2. Iman yang kuat mendorong para sahabat dan kaum muslimin untuk
menyerukan ajaran islam ke seluruh penjuru dunia.
3. Dua kekuatan besar Bizantium dan Persia, mulai memasuki masa
kemunduran dan kelemahan.
4. Islam yang datang ke daerah-daerah menebar rahmat dan tidak memaksa
rakyat untuk menjadi muslim.
5. Rakyat Bizantium dan Persia tidak senang dengan pihak kerajaan yang
memaksakan aliran agama dan juga mereka tidak senang dengan pajak yang
tinggi untuk perang.
6. Bangsa Sami di Syiria dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa arab
lebiih dekat kepada mereka di banding dengan yang lain.
7. Mesir,Syiria, dan Irak adalah negara kaya. Yang kekayaannya membantu
islam untuk ekspansi daerah yang lebih jauh.
14
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 136.
15
Fachruddin, Pembentukan, Perkembangan dan Pembaharuan Hukum Islam Dalam Tinjauan
Kaum Orientalis, De Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 1 No. 2 (Agustus 2009). 5
12
Menurut Daud Ali, puncak perkembangan hukum Islam terjadi pada masa
ini dikarenakan pada masa tersebut lahir para ahli hukum Islam yang menemukan
dan merumuskan garis-garis hukum fiqih Islam, serta muncul berbagai teori hukum
yang masih dianut dan dipergunakan oleh umat Islam hingga sekarang. Menurutnya
banyak faktor yang memungkinkan pembinaan dan pengembangan hukum Islam
pada periode ini.16
Pertama, wilayah islam sudah sangat luas, terbentang dari perbatasan India-
Tiongkok di Timur ke Spanyol (Eropa) di sebelah barat. Dengan suku dan budaya
yang berbeda-beda, Hal ini yang mendorong para ahli hukum untuk mengkaji
sumber-sumber hukum Islam untuk kemudian ditarik garis-garis hukum hingga bisa
dijadikan pedoman yang sederhana namun mencapai segala aspek kehidupan.
Kedua, telah ada berbagai karya tulis tentang hukum yang bisa dijadikan landasan
untuk membangun serta mengembangkan fiqih Islam. Ketiga, di samping karya
yang memadai, terdapat pula para ahli yang mampu berijtihad memecahkan
permasalahan yang muncul di dalam masyarakat.
Bukti nyata terhadap perkembangan pesat hukum islam pada periode ini
juga terdapat pada lahirnya empat madzhab besar yang semua umat muslim
berpusat terhadap empat madzhab ini sebagai acuan atau referensi dalam
permasalahan hukum islam. Yaitu Imam Abu Hanifah Nu’man ibn Tsabit Al Kufi
(80-150 H), Imam Malik Abu Abdillah Malik bin Anas (93-179 H), Imam Syaf’I
Muhammad bin Idris (150-204 H), Imam Ahmad bin Hambal Abu Abdillah Ahmad
bin Muhammad bin Hambal (164-241 H).17
16
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 138-139..
17
H Mawaddah, Biografi Imam Empat Madzhab,
http://repository.uinbanten.ac.id/3283/4/BAB%20III.pdf, 2018
13
Abdurrahman bin Mahdi itu disebut-sebut sebagai kitab induk di dalam disiplin
ilmu usul fikih. 18
Di Madinah:
Di Makkah:
1. ‘Ikrimah
2. Mujahid
18
Roni Nurmansyah, Mengenal Ilmu Ushul Fiqh, : https://muslim.or.id/19637-mengenal-ilmu-
usul-fikih.html, 27 Agustus 2014.
19
(HR. Ahmad, Ibnu Abi ’Ashim, Bukhari dan Tirmidzi).
20
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 141-142.
14
3. ‘Atho’
6. Imam Syafi’i, kemudian hijrah ke Baghdad dengan qaul qadimnya, lalu ke Mesir
dengan qaul jadidnya.
Di Kufah:
3. Syuraih al-Qadli,
4. Ibrahim an-Nakha’i
Di Mesir:
Demikianlah beberapa kemajuan yang islam alami pada masa Khilafah Bani
Umayyah dan Khilafah Bani Abbasiyyah, terutama dalam perkara hukum islam,
kemajuan yang tidak pernah diungguli oleh siapapun dan tentunya karena rahmat
Allah ﷻ, islam bisa mencapai puncak keemasan dalam sejarahnya. Tentunya ini
sebuah kenikmatan agung yang sepatutnya kita selalu syukuri bersama.
15
D. MASA KEMUNDURAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM
1. Tahap Pertama
Masa ini dimulai sejak pertengahan abad keempat sampai dengan pertengan abad
ketujuh, yaitu sejak terbunuhnya al-Mu’tashim Billah khalifah terakhir dari daulah
Bani Abbasiyyah tahun 656 H.
2. Tahap Kedua
Periode ini terjadi pada kisaran abad ke-7 H sampai dengan abad ke-13. Yaitu
terjadi pada akhir penghujung masa pemerintahan Dinasti Abbasiyyah, dan
seringkali periode ini dissebut dalam sejarah sebagai periode taqlid mutlak.
Lebih rinci dijelaskan bahwa masa kemunduran berpikir hukum islam ini
bermula pada abad ke-4 H sampai akhir abad ke-13 H. Hal ini terjadi disebabkan
oleh beberapa faktor yang menjadikan runtuhnya kejayaan hukum islam. Maka
beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran hukum islam adalah: 21
21
Rupi’I Amri, Dinamika Ijtihad Pada Masa Taklid Dan Kemunduran, Jurnal Tarjih dan
Pengembangan Pemikiran Islam, Vol. 16 No.1 (2019) hlm 9-13
16
ataupun pendapatnya, dan selalu merasa benar sendiri sehingga dengan
mudahnya menyalahkan yang lain.
5. Munculnya orang-orang yang tidak berilmu dan mereka mengincar jabatan
sebagai hakim, sehingga dengan mudah memberikan fatwa-fatwa dan
ijtihad yang semena-mena tanpa di dasari dengan ilmu yang haq.
6. Bersamaan dengan kebekuan pemikiran hukum, akhirnya Sebagian ulama
menetapkan penutupan pintu ijtihad, hal ini dikarenakan banyaknya orang
awam yang mengeluarkan fatwa dan mempermainkan syariat.
Setlah fase stagnasi ijtihad, perkembangan yang baru muncul adalah masa
kebangkitan islam. Gerakan pemurnian dianggap sebagai awal kebangkitan
pembaharuan pemikiran islam. Kebangkitan islam dalam bentuk pemurnian islam
dianggap abad 17 M. dengan munculnya Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-
22
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 146.
17
1787 M) dengan ajaran pemurnian Tauhid yang sebelumnya telah muncul ulama
terkenal yaitu Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) dan Ibnul Qoyyim (1292-1356 M).23
23
Abd Rasyid Gandon, Rekonstruksi Hukum Islam, Jurnal Al-Syir’ah, Vol. 1 No. 2 (Juli-
Desember 2003), 2
24
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 147.
25
Rohidin, Pengantar Hukum Islam dari semenanjung arabia hingga Indonesia, 2016,
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books), hal 147.
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
19
yang tidak memiliki keahlian begitupula banyaknya orang-orang bodoh
yang mempermainkan syariat dengan berijtihad atau berfatwa tanpa adanya
ilmu, runtuhnya politik pemerintahan Islam hingga terjadi perpecahan,
banyaknya kaum muslimin yang taklid buta terhadap imam atau madzhab
sampai terjadinya fanatik antar madzhab dan yang terakhir lemahnya iman
dan kesadaran kaum muslimin akan pentingnya hukum islam bagi
kehidupan mereka.
20
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfury, Shafiyyurahman. (2005). Ar-Rahiqul Makhtum. Jakarta: Al-
Kautsar.
Intan, S. (2017). Kekhalifaan Umar Ibn Khattab. Jurnal Rihlah. 5(2). 144
Nilufar, N.N. (2020). Masa Kekhalifahan Utsman bin Affan. Diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/03/193000169/masa-kekhalifahan-
usman-bin-affan .
Amri, R. (2019). Dinamika Ijtihad Pada Masa Taklid Dan Kemunduran. Jurnal
Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam. 16(1). 9-13
21