USHUL FIQIH
Disusun oleh :
Zaky Mubarok ( 5190007 )
Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Mustofa Kamal,S.S,M.Ag. yang telah memberikan pengarahan atas
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 7
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan dan tuntutan dunia global harus
diantisipasi dan direspon oleh dunia pendidikan. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta komunikasi membawa perubahan yang besar dalam
pola dan gaya hidup umat manusia. Diperkirakan perubahan itu akan terus berjalan
maju dan menuntut perubahan dalam cara pandang, cara bersikap dan bertindak
termasuk generasi bangsa ini.
B. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ushul Fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang kajian berupa dalil hukum
syara‟ secara menyeluruh dengan seluruh permasalannya. Sedangkan ruang lingkup
dalam pembahasan ushul fiqh yaitu sumber hukum Islam atau dalil yang digunakan
dalam menggali hukum syara‟, mencari jalan keluar dari dalil yang dianggap
bertentangan, pembahasan syarat umum maupun khusus yang harus dimiliki seorang
mujtahid.
Sejarah fiqih berkembang dan tumbuh pada masa Nabi Muhammad SAW yang
memiliki kewenangan untuk mentasyrikan hukum dan berakhir pada waktu wafatnya
Rasulullah SAW. Sumber asasinya adalah Al Qur`an yang diturunkan sebagai petunjuk
dan pedoman bagi seluruh umat manusisa di muka bumi ini. Sedangkan Sunnah
bersumber pada wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul. Tentang sunnah Rasul
adalah berdasarlkan wahyu Ilahi yang diturunkan kepada beliau.
Hukum syara’ adalah hukum yang bersangkutan dengan manusia yang berkaitan
dengan ilmu fiqih yang mencakup larangan maupun perintah yang berpedoman pada Al
Quran dan Sunnah Rasul.
Hukum syara‟itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Hukum Taklifi yang berarti suatu ketentuan yang menuntut mukallaf untuk
melakukan atau meninggalkan perbuatan. Dalam hukum taklifi ini terbagi menjadi 5
bagian yaitu, wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah.
2. Hukum Wadh’i yang berati ketentuan Allah yang menetapkan sesuatu sebagai syarat,
sebab, sah maupun batal. Dalam hukum wadh‟i ini terbagi menjadi 5 pula yaitu,
sebab, syarat, penghalang, keringanan dan azimah, serta sah dan batal.
2
C. Sumber Hukum Islam
Sumber hukum Islam adalah rujukan utama dalam menetapkan hukum Islam.
Sumber hukum islam mempunyai empat sumber yaitu Alqur‟an , As Sunnah ,Ijma dan
Qiyas. Al qur‟an dan As Sunnah merupakan sumber hukum yang bersifat wahyu
sedangkan Ijma‟ dan Qiyas merupakan sumber hukum yang bersifat Ijtihad.
Secara umum ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang pakar fiqih
islam untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu melalui dalil syara‟
(agama). Ijtihad bisa dipandang sebagai salah satu metode untuk menggali sumber
hukum Islam. Yang menjadi landasan dibolehkannya ijtihad pernyataan yang jelas
maupun berdasarkan isyarat diantaranya, terdapat penetapan ijtihad berdasarkan qiyas.
urf berbeda dengan ijma karena ijma merupakan tradisi dari kesepakatan para
mujtahid secara khusus. Urf atau Adat ini terdiri dari :
1. Urf Sahih yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal manusia dan tidak bertentangan
dengan dalil syara‟
3
2. Urf Fasid yaitu segala sesuatu yang telah saling dikenal manusia, tetapi
bertentangan dengan „syara, atau menghalalkan yang haram dan membatalkan
yang wajib.
Syar’u Man Qolbana adalah hukum-hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT,
bagi umat-umat sebelum kita. Syar‟u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian :
1. Setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam Al-Qur‟an
dan sunnah.
2. Setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun disebutkan dalam al-Qur‟an
dansunnah.
Nash yaitu lafadz yang petunjuknya tegas untuk makna yang dimaksudkan, tetapi
menerima takhsis berupa „am dan menerima ta‟wil kalau berupa khas. Hukum nash
adalah sama dengan hukum zhahir, ia wajib diamalkan pada sesuatu yang di
nashkan.Isyarat Nash, dalalah nash dan Iqtitdha‟ nash.
Isyarat ialah makna dari makna nash yang tetap bagi sesuatu yang dipahami dari
ungkapan nash yang tidak dimaksud oleh susunan katanya. Dengan jalan isyarat, dari
nash ini dapat di pahami kewajiban mewujudkan sekelompok dari umat sebagai
cerminya dan dapat diajak musyawarah mengenai urusannya. Karena melaksanakan
sesuatu dan musyawarah umat itu dikehendaki secara pasti.
I. Kaidah-Kaidah Ushuliyah
Lafadz Majmul adalah sesuatu yang menunjukkan terhadap beberapa makna lebih
dari satu makna yang tidak ada kelebihan nya. Contoh lafadz Mujmal adalah lafadz
mutlak yang masih memerlukan lafdz lainnya, lafadz mutlak yang membutuh kan dalil
4
lain dalam ta‟yin, lafadz mutlak yang membutuh kan dalil lain dalam menjelas kan
sifatnya, lafadz mutlak yang membtuhkan dalil lain dalam penjelasan ukuran atau kadar
nya.
Lafadz mubayyan adalah lafadz mujmal yang disertai dengan penjelasan tentang
nya baik tersambung atau berpisah. Lafadz mubayyan ini dibagi dua yaitu mubayyan
Muttashil dan mubayyan Munfashil.
Amm adalah suatu lafaz yang dipergunakan untuk menunjukan suatu makna yang
pantas (boleh) dimasukan pada makna itu dengan mengucapkan sekali ucapan saja.
Setiap lafaz (kata) mengandung dua lingkup pembahasan yaitu :
Lafaz Khas atau khusus adalah lafaz yang dibuat untuk menunjukan satu satuan tertentu.
Macam-macam Lafadz khas antara lain :
K. Ta’arud Al-Adillah
Ta‟arrud al-Adillah adalah dalil yang menerapkan hukum diwaktu yang sama
terhadap sesuatu kejadian, yang menyalahi hukum yang dikehendaki oleh dalil yang
lain. Persoalan Ta‟arrudl al-Adillah dibahas oleh para ulama ketika ada pertentangan
antara dua dalil, atau antara satu dalil dengan dalil lainnya secara zhahir pada derajat
yang sama. At-ta‟arudh merupakan pertentangan yang hanya terjadi secara lahiriah
saja, yakni menurut pandangan dan pemikiran para mujtahid.
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam belajar pembahasan Ilmu Fiqih kita harus mengetahui asal usul fiqih dan
sejarahnya, mengenai metode-metode dalam pengambilan hukum-hukum Fiqih,
seperti yang sudah dijelaskan pada bahan ajar ushul fiqih di atas.
Dan materi - materi lain, baik dari hukum Syara, sumber hukum islam, ijtihad,
metode berijtihad istihsan, mashalihul mursalah, istishab, urf, syar‟u man qoblana, sad
al-dzari‟ah, mazhab sohabi, pemahaman lafadz nash, kaidah ushuliyah, amm,khas,
dan ta‟arud al-adillah yang semuanya ini adalah saling berkaitan dengan fiqih
6
DAFTAR PUSTAKA