Anda di halaman 1dari 10

REVIEW

USHUL FIQIH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ushul Fiqih

DOSEN PENGAMPU : MUSTOFA KAMAL, S.S,M.AG

Disusun oleh :
Zaky Mubarok ( 5190007 )

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Mustofa Kamal,S.S,M.Ag. yang telah memberikan pengarahan atas
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Ushul Fiqh. Saya menyadari


tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga saya sangat berharap akan adanya
kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf
saya haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.

Pemalang, 4 April 2020

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... I
DAFTAR ISI.................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang lingkup,Pembahasan,dan Sejarah Usul Fiqih............................................ 2


B. Pengertian, Pembagian Hukum Syara................................................................... 2
C. Sumber Hukum Islam............................................................................................ 3
D. Ijtihad dan Metode Berijtihad............................................................................... 3
E. Istihsan Dan Mashalihul Mursalah........................................................................ 3
F. Istishab, ‘Urf Dan Syar’u Man Qoblana............................................................... 3
G. Sad Al-Dzari’ah Dan Mazhab Sohabi................................................................... 4
H. Pemahaman Lafadz Nash Dan Karakteristiknya................................................... 4
I. Kaidah-Kaidah Ushuliyah..................................................................................... 4
J. Amm Dan Khas..................................................................................................... 5
K. Ta’arud Al-Adillah................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 7

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan yang sangat cepat dalam kehidupan dan tuntutan dunia global harus
diantisipasi dan direspon oleh dunia pendidikan. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta komunikasi membawa perubahan yang besar dalam
pola dan gaya hidup umat manusia. Diperkirakan perubahan itu akan terus berjalan
maju dan menuntut perubahan dalam cara pandang, cara bersikap dan bertindak
termasuk generasi bangsa ini.

Kurikulum Pendidikan Agama Islam secara bertahap diarahkan untuk menyiapkan


generasi yang memiliki kompetensi memahami prinsip agama islam, baik yang terkait
dengan akhlaq, syariah, maupun perkembangan budaya islam.

B. TUJUAN

1. Mereview Ruang lingkup,Pembahasan,dan Sejarah Ushul Fiqih


2. Mereview Pengertian, Pembagian Hukum Syara
3. Mereview Sumber Hukum Islam
4. Mereview Ijtihad dan Metode Berijtihad
5. Mereview Istihsan Dan Mashalihul Mursalah
6. Mereview Istishab, „Urf Dan Syar‟u Man Qoblana
7. Mereview Sad Al-Dzari‟ah Dan Mazhab Sohabi
8. Mereview Pemahaman Lafadz Nash Dan Karakteristiknya
9. Mereview Kaidah-Kaidah Ushuliyah
10. Mereview Amm Dan Khos
11. Mereview Ta‟arud Al-Adillah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup, Pembahasan, dan Sejarah Ushul Fiqih

Ushul Fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang kajian berupa dalil hukum
syara‟ secara menyeluruh dengan seluruh permasalannya. Sedangkan ruang lingkup
dalam pembahasan ushul fiqh yaitu sumber hukum Islam atau dalil yang digunakan
dalam menggali hukum syara‟, mencari jalan keluar dari dalil yang dianggap
bertentangan, pembahasan syarat umum maupun khusus yang harus dimiliki seorang
mujtahid.

Sejarah fiqih berkembang dan tumbuh pada masa Nabi Muhammad SAW yang
memiliki kewenangan untuk mentasyrikan hukum dan berakhir pada waktu wafatnya
Rasulullah SAW. Sumber asasinya adalah Al Qur`an yang diturunkan sebagai petunjuk
dan pedoman bagi seluruh umat manusisa di muka bumi ini. Sedangkan Sunnah
bersumber pada wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul. Tentang sunnah Rasul
adalah berdasarlkan wahyu Ilahi yang diturunkan kepada beliau.

B. Pengertian, Pembagian Hukum Syara

Hukum syara’ adalah hukum yang bersangkutan dengan manusia yang berkaitan
dengan ilmu fiqih yang mencakup larangan maupun perintah yang berpedoman pada Al
Quran dan Sunnah Rasul.
Hukum syara‟itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Hukum Taklifi yang berarti suatu ketentuan yang menuntut mukallaf untuk
melakukan atau meninggalkan perbuatan. Dalam hukum taklifi ini terbagi menjadi 5
bagian yaitu, wajib, sunah, haram, makruh, dan mubah.
2. Hukum Wadh’i yang berati ketentuan Allah yang menetapkan sesuatu sebagai syarat,
sebab, sah maupun batal. Dalam hukum wadh‟i ini terbagi menjadi 5 pula yaitu,
sebab, syarat, penghalang, keringanan dan azimah, serta sah dan batal.

2
C. Sumber Hukum Islam

Sumber hukum Islam adalah rujukan utama dalam menetapkan hukum Islam.
Sumber hukum islam mempunyai empat sumber yaitu Alqur‟an , As Sunnah ,Ijma dan
Qiyas. Al qur‟an dan As Sunnah merupakan sumber hukum yang bersifat wahyu
sedangkan Ijma‟ dan Qiyas merupakan sumber hukum yang bersifat Ijtihad.

D. Ijtihad dan Metode Berijtihad

Secara umum ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang pakar fiqih
islam untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu melalui dalil syara‟
(agama). Ijtihad bisa dipandang sebagai salah satu metode untuk menggali sumber
hukum Islam. Yang menjadi landasan dibolehkannya ijtihad pernyataan yang jelas
maupun berdasarkan isyarat diantaranya, terdapat penetapan ijtihad berdasarkan qiyas.

E. Ikhtisan dan Mashalihul Mursalah

Ikhtisan dapat diartikan meminta berbuat kebaikan,menghitung hitung sesuatu dan


menganggapnya kebaikan. Sedangkan Maslahah adanya manfaat baik secara asal
maupun melalui suatu proses, seperti menghasilkan kenikmatan dan faedah, ataupun
pencegahan dan penjagaan.

F. Istishab, ‘Urf Dan Syar’u Man Qoblana

Istishab secara hafiyah adalah mengakui adanya hubungan perkawinan. Sedangkan


menurut ulama Ushul adalah menetapkan sesuatu menurut keadaan sebelumnya sampai
terdapat dalil-dalil yang menunjukkan perubahan keadaan, atau menjadikan hukum
yang telah ditetapkan pada masa lampau secara kekal menurut keadaannya sampai
terdapat dalil yang menunjukkan perubahannya. Urf atau adat adalah suatu keadaan,
ucapan, perbuatan, atau ketentuan yang telah dikenal manusia dan telah menjadi tradisi
untuk melaksanakannya atau meninggalkannya.

urf berbeda dengan ijma karena ijma merupakan tradisi dari kesepakatan para
mujtahid secara khusus. Urf atau Adat ini terdiri dari :

1. Urf Sahih yaitu segala sesuatu yang sudah dikenal manusia dan tidak bertentangan
dengan dalil syara‟

3
2. Urf Fasid yaitu segala sesuatu yang telah saling dikenal manusia, tetapi
bertentangan dengan „syara, atau menghalalkan yang haram dan membatalkan
yang wajib.

Syar’u Man Qolbana adalah hukum-hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT,
bagi umat-umat sebelum kita. Syar‟u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian :

1. Setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam Al-Qur‟an
dan sunnah.
2. Setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun disebutkan dalam al-Qur‟an
dansunnah.

G. Sad Al-Dzari’ah Dan Mazhab Sohabi

Sadd Ad dzari’ah adalah melaksanakan suatu pekerjaan yang semula mengandung


kemaslahatan menuju pada suatu kerusakan. Para ulama membagi menjadi dua yaitu
dari segi kualitas kemafsadatan dan dari jenis kemafsadatan Mazhab Shahabi adalah
pendapat sahabat Rosulullah SAW tentang suatu kasus dimana hukum nya tidak
dijelaskan secara tegas dalam Alqur‟an dan Sunnah Rosululloh.

H. Pemahaman Lafadz Nash Dan Karakteristiknya

Nash yaitu lafadz yang petunjuknya tegas untuk makna yang dimaksudkan, tetapi
menerima takhsis berupa „am dan menerima ta‟wil kalau berupa khas. Hukum nash
adalah sama dengan hukum zhahir, ia wajib diamalkan pada sesuatu yang di
nashkan.Isyarat Nash, dalalah nash dan Iqtitdha‟ nash.

Isyarat ialah makna dari makna nash yang tetap bagi sesuatu yang dipahami dari
ungkapan nash yang tidak dimaksud oleh susunan katanya. Dengan jalan isyarat, dari
nash ini dapat di pahami kewajiban mewujudkan sekelompok dari umat sebagai
cerminya dan dapat diajak musyawarah mengenai urusannya. Karena melaksanakan
sesuatu dan musyawarah umat itu dikehendaki secara pasti.

I. Kaidah-Kaidah Ushuliyah

Lafadz Majmul adalah sesuatu yang menunjukkan terhadap beberapa makna lebih
dari satu makna yang tidak ada kelebihan nya. Contoh lafadz Mujmal adalah lafadz
mutlak yang masih memerlukan lafdz lainnya, lafadz mutlak yang membutuh kan dalil

4
lain dalam ta‟yin, lafadz mutlak yang membutuh kan dalil lain dalam menjelas kan
sifatnya, lafadz mutlak yang membtuhkan dalil lain dalam penjelasan ukuran atau kadar
nya.

Lafadz mubayyan adalah lafadz mujmal yang disertai dengan penjelasan tentang
nya baik tersambung atau berpisah. Lafadz mubayyan ini dibagi dua yaitu mubayyan
Muttashil dan mubayyan Munfashil.

J. Amm Dan Khaz

Amm adalah suatu lafaz yang dipergunakan untuk menunjukan suatu makna yang
pantas (boleh) dimasukan pada makna itu dengan mengucapkan sekali ucapan saja.
Setiap lafaz (kata) mengandung dua lingkup pembahasan yaitu :

1. lafaz itu sendiri yang tersusun dari huruf-huruf


2. Makna atau arti yang terkandung dalam lafaz itu makna

Lafaz Khas atau khusus adalah lafaz yang dibuat untuk menunjukan satu satuan tertentu.
Macam-macam Lafadz khas antara lain :

 Lafadz has berbertuk mutlak tanpa dibatasi qayyid atau syarat


 Lafadz khas berbentuk muqqoyyad (dibatasi qayyid)
 Lafadz khas berbentuk amr

K. Ta’arud Al-Adillah

Ta‟arrud al-Adillah adalah dalil yang menerapkan hukum diwaktu yang sama
terhadap sesuatu kejadian, yang menyalahi hukum yang dikehendaki oleh dalil yang
lain. Persoalan Ta‟arrudl al-Adillah dibahas oleh para ulama ketika ada pertentangan
antara dua dalil, atau antara satu dalil dengan dalil lainnya secara zhahir pada derajat
yang sama. At-ta‟arudh merupakan pertentangan yang hanya terjadi secara lahiriah
saja, yakni menurut pandangan dan pemikiran para mujtahid.

Macam-macam Ta‟arrud Al-Adillah yaitu :

 Ta‟arudh antara Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an


 Ta‟arudh antara As-Sunnah dengan As-Sunnah
 Ta‟arudh antara Qiyas dengan Qiyas

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam belajar pembahasan Ilmu Fiqih kita harus mengetahui asal usul fiqih dan
sejarahnya, mengenai metode-metode dalam pengambilan hukum-hukum Fiqih,
seperti yang sudah dijelaskan pada bahan ajar ushul fiqih di atas.

Dan materi - materi lain, baik dari hukum Syara, sumber hukum islam, ijtihad,
metode berijtihad istihsan, mashalihul mursalah, istishab, urf, syar‟u man qoblana, sad
al-dzari‟ah, mazhab sohabi, pemahaman lafadz nash, kaidah ushuliyah, amm,khas,
dan ta‟arud al-adillah yang semuanya ini adalah saling berkaitan dengan fiqih

6
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip : Bahan Ajar Ushul Fiqih


Penulis : Mustafa Kamal S.S.,M.AG
Cetakan : Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai