Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
Kecerdasan dalam wirausaha

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Suhadi, S.Pd.I,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Naufal Mustofa (8190003)


2. Zaky Mubarok (5190007)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PEMALANG


2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai Tugas Tahun Pelajaran 2021/2022 dari Mata Kuliah
kewirausahaan dengan judul “Kecerdasan dalam wirausaha”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pemalang, 15 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................` ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecerdasan Finansial......................................................................................................... 2
B. Kecerdasan Adversitas...................................................................................................... 3
C. Kecerdasan Intelektual...................................................................................................... 4
D. Kecerdasan Emosional...................................................................................................... 6
E. Kecerdasan Spiritual.......................................................................................................... 7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Der asnya laj u informasi, ilm u pe nget ahua n dan te knologi memic u
dan memacu setiap orang untuk menjadi cerdas, terutama dalam hal
berwirausaha.Kecerdasan wirausaha (Entrepreneurial Intelegence) bukan sekedar
keterampilanmembangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu, merupakan sebuah pola
pikir danpola tindak yang menghasilkan kreatifitas dan inovasi yang bertujuan
untuksenantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang kita
miliki.Juga kecerdasan wirausaha (Entrepreneurial Intelegence) adalah kreatifitas
daninovasi yang ada dalam diri kita masing-masing yang dianugerahkan
Tuhankepada setiap manusia untuk mengelola, mengembangkan, dan menciptakan
nilaitambah atas setiap sumber daya (termasuk bakat, hobi, keterampuilan,
keahlian,jejaring/network, modal, asset, teknologi, dan sebagainya) yang kita
milikibetapapun kecilnya.

Kecerdasan wirausaha bisa dimiliki oleh siapa pun dan tidak didasarkan padastatus
pendidikan. Siapa saja bisa memilikinya, asalkan punya intrapersonal skill d a n
interpersonal skill yang baik dan mampu menghasilkan nilai
t a m b a h (valuable) bagi diri dan orang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Kecerdasan Finansial?
2. Apa yang dimaksud Kecerdasan Adversitas?
3. Apa yang dimaksud Kecerdasan Intelektual?
4. Apa yang dimaksud Kecerdasan Emosional?
5. Apa yang dimaksud Kecerdasan Spiritual?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Finansial

Teori kecerdasan Finansial dalam kewirausahaan secara singkat merupakan


kemampuan seseorang atau seorang individu untuk bisa merencanakan dan melakukan
perannya dalam mengatur keuangan secara baik, benar, dan struktural. Teori ini berlaku untuk
semua bidang dalam keuangan termasuk merencanakan uang dana darurat hingga dana
pensiun secara benar. Sebagai seorang Pengusaha tentu saja teori kecerdasan finansial di ini
adalah teori yang harus dipahami agar bisa mendapatkan konsep yang sesuai dengan
kebutuhan Anda tetapi juga memenuhi segala keperluan setiap bulannya. Untuk bisa
mencapai kecerdasan finansial dalam kewirausahaan tentu saja individu sudah harus bisa
melaksanakan cara mengatur pribadi dengan baik. Berikut adalah Mempraktikkan teori
kecerdasan finansial dalam kewirausahaan yang akan sangat bermanfaat untuk Anda.

Anggaran Rutin dan Skala PrioritasMenyiapkan anggaran rutin setiap bulannya


merupakan hal pertama yang bisa dipraktikkan untuk mendapatkan manfaat dari teori
kecerdasan finansial dalam kewirausahaan. Apa yang harus dihitung ketika membuat
anggaran rutin setiap bulannya?

a. Pendapatan
b. Pendapatan dari sumber lain
c. Merincikan semua jenis pengeluaran

Tiga hal diatas merupakan hal yang harus Anda hitung untuk bisa membentuk
anggaran rutin setiap bulan yang baik dan benar. Pastikan melakukan tiga poin di atas secara
rinci dan tidak ada yang terlewat untuk mendapatkan anggaran yang pasti. 

Selanjutnya adalah membentuk skala prioritas, skala prioritas merupakan daftar yang
disusun berdasarkan prioritas untuk mendapatkannya atau untuk membelinya. Tentu saja
sebagai manusia sangat wajar jika menginginkan banyak hal. Untuk seorang pengusaha akan
banyak hal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan ataupun bisnis Anda
tetapi hal tersebut harus Anda teliti menggunakan skala prioritas. Karena itu Anda harus
membuat daftar hal apa saja yang sangat penting dan dibutuhkan setiap saat hingga hal tidak
penting. Anda bisa melihat secara langsung atau tidaknya kebutuhan tersebut. Kedua cara
diatas merupakan cara yang sangat mudah untuk bisa mempraktikkan teori kecerdasan
finansial dalam kewirausahaan. 

2
Dana Darurat

Setiap pengusaha pasti memiliki dana darurat yang sudah disiapkan agar bisa terus
mengoperasikan usaha mereka ketika terjadinya krisis. Acara darurat dalam struktur keuangan
merupakan hal wajib yang harus ada dan tidak boleh diremehkan karena dana darurat lah
yang akan bekerja ketika tidak ada bantuan lain sama sekali. Darurat bisa Anda dapatkan dari
pendapatan setiap bulannya yang disisihkan khusus untuk alokasi dana darurat. Setelah itu
Anda tidak boleh mengganggu gugat dana darurat karena dan darurat harus dibuka dan
diambil ketika kebutuhan mendesak datang dan benar-benar dibutuhkan saja. 

Dana darurat semakin bertambah jumlahnya ketika orang yang ada tanggung atau yang Anda
pekerja kan semakin banyak oleh karena itu hal ini harus disiapkan sedini mungkin ketika
semua masih baik-baik saja dan kondisi atau jumlah orang yang Anda tanggung masih
sedikit. Tiga tips di atas merupakan tips mempraktikkan teori kecerdasan finansial dalam
kewirausahaan.

B. Pengetian kecerdasan adversitas

Kecerdasan adversitas adalah sebuah bentuk pendekatan dalam teori kecerdasan yang
menekankan pada beberapa aspek. Kecerdasan adversitas pertama kali diperkenalkan oleh
Paul G. Stoltz yang disusun berdasarkan hasil riset lebih dari 500 kajian di seluruh dunia.
Kecerdasan adversitas ini merupakan terobosan penting dalam pemahaman tentang apa yang
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Kecerdasan adversitas mempunyai tiga bentuk.
Pertama, kecerdasan adversitas adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru dalam
memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Melalui riset-riset yang telah dilakukan
kecerdasan adversitas menawarkan suatu pengetahuan baru dan praktis dalam merumuskan
apa saja yang diperlukan dalam meraih keberhasilan. Kedua, kecerdasan adversitas adalah
suatu ukuran untuk mengetahui respon individu terhadap kesulitan. Melalui kecerdasan
adversitas pola-pola respon terhadap kesulitan tersebut untuk pertama kalinya dapat diukur,
dipahami dan diubah. Ketiga, kecerdasan adversitas merupakan serangkaian peralatan yang
memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap kesulitan yang akan
mengakibatkan perbaikan efektivitas pribadi dan profesional individu secara keseluruhan
(Stoltz, 2000).

Menurut Stoltz (2000), kecerdasan adversitas adalah suatu kemampuan untuk mengubah
hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan. Kecerdasan adversitas
mempengaruhi pengetahuan, kreativitas, produktivitas, kinerja, usia, motivasi, pengambilan

3
resiko, perbaikan, energi, vitalitas, stamina, kesehatan, dan kesuksesan dalam pekerjaan yang
dihadapi.

Berdasarkan uraian dan defenisi beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan adversitas adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat mengatasi suatu
kesulitan, dengan karakteristik mampu mengontrol situasi sulit, menganggap sumber –
sumber kesulitan berasal dari luar diri, memiliki tanggung jawab dalam situasi sulit, mampu
membatasi pengaruh situasi sulit dalam aspek kehidupannya, dan memiliki daya tahan yang
baik dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit.

C. Pengertian Kecerdasan Intelektual

Konsep kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient/IQ) muncul ketika William


Stern menemukan adanya lapisan neo-cortex pada otak manusia. Dari lapisan inilah manusia
dapat mempelajari banyak hal termasuk berhitung, berbahasa, hingga menggunakan
komputer.

Secara umum, kecerdasan intelektual merujuk pada potensi yang dimiliki oleh individu untuk
mempelajari sesuatu lewat alat-alat berpikir. Kecerdasan ini dapat dinilai dari kemampuan
verbal dan logika berpikir seseorang. Konsep ini pertama kali diutarakan oleh Alfred Binet.

Menurut William Stern, kemampuan intelektual adalah kesanggupan seseorang untuk


menyesuaikan diri pada hal-hal baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuan
yang ingin dicapai. Kemampuan intelektual juga merujuk pada kapabilitas seseorang untuk
dapat bertindak secara terarah, berpikir secara bermakna dan dapat berinteraksi secara efisien
dengan lingkungannya.

IQ dibentuk oleh otak kiri yang mencakup kecerdasan linear, matematik, dan logis sistematis.
Kecerdasan ini menghasilkan pola pikir yang berdasarkan logika, tepat, akurat, dan dapat
dipercaya. Orang dengan kecerdasan ini akan mampu memiliki analisis yang tajam dan
memiliki kemampuan untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Namun, kecerdasan
intelektual tidak melibatkan emosi dalam memproses informasi.

1. Mengukur Kecerdasan Intelektual


IQ bisa diukur dengan menggunakan angka. Metode yang digunakan pun sudah
sering kita lakukan saat interview kerja atau tes universitas. Salah satu metode yang sering
digunakan untuk mengetahui tingkat IQ seseorang adalah dengan tes Binet Simon. Cara
penghitungannya dilakukan dengan membagi usia mental dengan usia kronologis kemudian
dikali dengan 100.

IQ=100 x Mental age (usia mental)Chronological age (usia sesungguhnya)

4
Dari tes Binet Simon ini dihasilkan penggolongan tingkat kecerdasan yakni:

a. Jenius (>140)
b. Gifted (>130)
c. Superior (>120)
d. Normal (90-110)
e. Debil (60-79)
f. Imbesil (40-55)
g. Idiot (>30)
2. Peran Kecerdasan Intelektual dalam Kehidupan
Apakah IQ bisa menjadi tolok ukur dalam kemampuan berpikir manusia? Belakangan
diketahui bahwa IQ menurut para ahli dalam beberapa penelitian, justru menunjukkan bahwa
peran IQ dalam kehidupan manusia maksimal hanya sebesar 20%. Menurut Steven J. Stein
dan Howard E. Book, MD, fungsi kecerdasan intelektual bahkan hanya 6% saja. Sehingga
dalam menjalankan kehidupan IQ dan EQ harus seimbang. Sebenarnya, apa saja peran IQ
dalam kehidupan?
a. Menjadi media penyimpanan pengetahuan baru.
b. Alat untuk mendapatkan pengetahuan baru.
c. Membantu memahami sesuatu secara lebih mendalam.
d. Membantu meningkatkan pengetahuan.
3. Cara Meningkatkan IQ

IQ bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan pertambahan umur, namun IQ tetap
bisa terus diasah. Bagaimana caranya?

a. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik seperti berolahraga, tidak hanya mampu membuat kondisi tubuh menjadi
lebih bugar, namun juga membuat otak kita semakin berfungsi dengan baik. Berolahraga
dapat meningkatkan kemampuan otak kita agar lebih fokus, mencegah penurunan kognitif,
meningkatkan memori otak, dan memudahkan otak kita untuk menerima informasi-informasi
baru. Secara tidak langsung, aktivitas fisik menjadi cara yang paling tercepat dan efektif agar
kita bisa menjadi lebih pintar, tidak stres, tidak depresi dan lebih energik.

b. Waktu tidur yang cukup

Sudah banyak penelitian yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki waktu tidur
yang kurang secara terus-menerus akan menurunkan kecerdasan intelektual mereka.
Kenyataannya, memiliki waktu tidur yang cukup akan meningkatkan kemampuan,
mempertahankan perhatian, dan mempertahankan keunggulan intelektual kita. Dengan

5
memiliki waktu tidur yang cukup, ini akan memudahkan proses belajar kita, sehingga otak
kita akan lebih mudah dalam menyerap segala ilmu dan informasi baru.

c. Jangan pernah berhenti belajar

Untuk terus mengasah IQ kamu teruslah belajar dengan menambah terus wawasan
baru. Memperluas wawasan dapat membuka dunia baru bagi kita, sehingga mudah bagi
kita untuk mempelajari banyak hal dan perubahan yang terjadi

D. Pengertian Kecerdasan Emosional

Effendi (dalam Subiantoro, 2015) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional


merupakan jenis kecerdasan yang fokusnya memahami, mengenali, merasakan, mengelola
dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam
kehidupan pribadi dan sosial, kecerdasan dalam memahami, mengenali, meningkatkan,
mengelola dan memimpin motivasi diri sendiri dan orang lain untuk mengoptimalkan fungsi
energi, informasi, hubungan dan pengaruh bagi pencapaian-pencapaian tujuan yang
dikehendaki dan di tetapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah
kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan emosinya, menempatkan emosinya sesuai
dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Orang yang cerdas emosi adalah orang
yang mampu memahami dirinya, mengenali emosinya, apa yang menjadi pengaruh bagi baik
buruk emosinya, memahami orang lain, mampu berempati dan mampu memahami
lingkungan sekitarnya.
1. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2015), aspek-aspek kecerdasan emosional terdiri dari:
a. Kemampuan mengenali emosi diri
Kemampuan mengenali emosi diri adalah kemampuan seseorang dalam mengenali
perasaannya sendiri saat perasaan atau emosi itu muncul. Ini sering dikatakan sebagai
dasar dari kecerdasan emosional. Seseorang yang mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tajam atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian
mengambil keputusan-keputusan secara mantap, dalam hal ini misalnya sikap yang
diambil dalam menentukan berbagai pilihan seperti memilih sekolah, sahabat, pekerjaan,
sampai soal pasangan hidup.

b. Kemampuan mengelola emosi

6
Kemampuan mengelola emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan
perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi
perilakunya secara salah. Mungkin dapat diibaratkan sebagai seorang pilot pesawat yang
dapat membawa pesawatnya ke suatu kota  tujuan kemudian mendaratkannya secara
mulus. Misalnya, seorang yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahannya secara
baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesalinya di kemudian hari.

c. Kemampuan memotivasi diri


Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat kepada diri
sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkadung
unsur harapan dan optimis yang tinggi sehingga seseorang memiliki kekuatan semangat
untuk melakukan  aktivitas tertentu
d. Kemampuan mengenali emosi orang lain
Kemampuan mengenali emosi orang lain adalah kemampuan untuk mengerti perasaan
dan kebuuhan orang lain sehingga orang lain akan merasa senang dan dimengerti
perasaannya. Kemampuan ini sering pula disebut sebagai kemampuan berempati, mampu
menangkap pesan non verbal dari orang lain. Dengan demikian, peserta didik ini akan
cenderung disukai orang.
e. Kemampuan membina hubungan
Kemampuan membina hubungan adalah kemampuan untuk mengelola emosi orang lain
sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang
menjadi lebih luas. Peserta didik dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak
teman, pandai bergaul, dan menjadi lebih popular. Menurut Uno dan Kuadrat (2009)
banyak dijumpai peserta didik yang begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi
akademiknya, namun tidak mampu mengelola emosinya, seperti mudah marah, mudah
putus asa, atau angkuh dan sombong sehingga prestasi tersebut tidak banyak bermanfaat
untuk dirinya. Ternyata kecerdasan emosional perlu lebih dihargai dan dikembangkan
pada peserta didik sejak usia dini karena hal inilah yang mendasari keterampilan
seseorang ditengah masyarakat kelak sehingga akan membuat seluruh potensinya dapat
berkembang secara lebih optimal.
E. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Mujib dan Mudzakir (dalam Safaria, 2007) mengungkapkan bahwa kecerdasan
spiritual lebih merupakan konsep yang berhubungan bagaimana seseorang cerdas dalam
mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas kehidupan
spiritualnya, kehidupan spiritual disini meliputi hasrat untuk hidup bermakna (the will to
meaning) yang memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup (the
meaning of life) dan mendambakan hidup bermakna (the meaningfull life). 

7
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi,
manusia dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan menjadi semangat (motivasi) hidup
yang tinggi sehingga penderitaan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Manusia harus mampu
menemukan makna kehidupannya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kecerdasan Finansial dalam kewirausahaan secara singkat merupakan
kemampuan seseorang atau seorang individu untuk bisa merencanakan dan melakukan
perannya dalam mengatur keuangan secara baik, benar, dan struktural. Teori ini berlaku untuk
semua bidang dalam keuangan termasuk merencanakan uang dana darurat hingga dana
pensiun secara benar.
Kecerdasan adversitas adalah sebuah bentuk pendekatan dalam teori kecerdasan yang
menekankan pada beberapa aspek. Kecerdasan adversitas pertama kali diperkenalkan oleh
Paul G. Stoltz yang disusun berdasarkan hasil riset lebih dari 500 kajian di seluruh dunia.
Kecerdasan adversitas ini merupakan terobosan penting dalam pemahaman tentang apa yang
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan.
kemampuan intelektual adalah kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri pada
hal-hal baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuan yang ingin dicapai.
Kemampuan intelektual juga merujuk pada kapabilitas seseorang untuk dapat bertindak
secara terarah, berpikir secara bermakna dan dapat berinteraksi secara efisien dengan
lingkungannya.

kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan


emosinya, menempatkan emosinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
dihadapinya. Orang yang cerdas emosi adalah orang yang mampu memahami dirinya,
mengenali emosinya, apa yang menjadi pengaruh bagi baik buruk emosinya, memahami
orang lain, mampu berempati dan mampu memahami lingkungan sekitarnya.

kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk menyelesaikan


permasalahan hidup yang dihadapi, manusia dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan
menjadi semangat (motivasi) hidup yang tinggi sehingga penderitaan berubah menjadi
kebahagiaan hidup. Manusia harus mampu menemukan makna kehidupannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cooper, Donald R.; Emory Wiliam (1996), Metode Penelitina Bisnis, Edisi Cetakan ke 5, Erlangga,
Jakarta.
Cooper R K dan Sawaf. A.1998 : Executive EQ Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan
Organisasi. Jakarta : Gramedia
https://titinhera.wordpress.com/2014/12/19/kecerdasan-emosional-dan-spiritual diakses pada
tanggal 14 Desember 2021
https://www.wallstreetenglish.co.id/gaya-hidup/definisi-peran-kecerdasan-intelektual/ diakses pada
tanggal 12 Desember 2021
Srimulyani, Veronika Agustini.(2013).Analisis Pengaruh Kecerdasan Adversitas, Internal Locus Of
Control, Kematangan Karir Terhadap Intensi Berwirausaha Pada Mahasiswa Bekerja.Jurnal
Widya Warta No.1 Tahun 2013. Hal 96-110

Anda mungkin juga menyukai