Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Kecerdasan Wirausaha

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan


Dosen Pengampu : Imas Masitoh, M.Pd.

Disusun Oleh :
Ai Silpi Padilah

Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini


STIT Al-Azami Cianjur
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan. Sesuai judul makalah, materi yang akan saya sampaikan
mengenai Kecerdasan Wirausaha. Saya memilih materi ini karena ingin mendalami
materi tersebut.

Saya menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak


terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua dan khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah
wawasan kita.

Cianjur, 16 Desember 2023

Ai Silpi Padilah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Kecerdasan Finansial dalam Wirausaha .................................... 3
B. Pengertian Kecerdasan Adversity dalam Wirausaha .................................... 5
C. Pengertian Kecerdasan Nalar dalam Wirausaha ................................... 6
D. Pengertian Kecerdasan Emosi dalam Wirausaha ................................. 7
E. Pengertian Kecerdasan Spiritual dalam Wirausaha ............................. 8
BAB II PENUTUP ................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Keritik dan Saran........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang wirausahawan yang memiliki kecerdasan yang optimal akan
memiliki peluang untuk mencapai kesuksesan.. Jiwa kreatif merupakan kunci
utama dalam menggapai sebuah kesuksesan. Ketika seseorang memiliki jiwa
kreatif, maka tentu akan terus berkarya. Kreatifitas dari wirausahawan sangat
dibutuhkan dalam dunia usaha karena semakin meningkatnya persaingan dari
berbagai lingkungan bisnis. Setiap orang harus berani memulai atau
mengembangkan bisnisnya sendiri. Hal inilah yang disebut dengan kecerdasan
wirausaha atau entrepreneurial quotient (Entre-Q). Sebagian besar wirausaha yang
memiliki Entre-Q selalu mengedepankan semangat dan kecerdasan setiap
menghadapi tantangan, hal ini biasanya dibangun melalui pemikiran-pemikiran dari
wirausahawan tersebut. Kecerdasan yang dimiliki oleh seorang wirausahawan
diantaranya; finansial, adversity (kesulitan), daya nalar, emosi, dan spiritual.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini mengenai Kecerdasan
Wirausaha diantaranya:
1. Apa yang dimaksud kecerdasan finansial dalam wirausaha?
2. Apa yang dimaksud kecerdasan adversity dalam wirausaha?
3. Apa yang dimaksud kecerdasan nalar dalam wirausaha?
4. Apa yang dimaksud kecerdasan emosi dalam wirausaha?
5. Apa yang dimaksud kecerdasan spiritual dalam wirausaha?

C. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kecerdasan finansial
dalam wirausaha.
2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kecerdasan adversity
dalam wirausaha.
3. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kecerdasan nalar dalam
wirausaha.
4. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kecerdasan emosi dalam
wirausaha.
5. Mahasiswa diharapkan mampu memahami kecerdasan spiritual
dalam wirausaha.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan Finansial dalam Wirausaha
Finansial adalah istilah dalam dunia ekonomi yang barangkali sudah tidak
asing lagi. Banyak orang menganggap arti finansial adalah sama dengan keuangan.
Lalu apa itu finansial? Dalam arti luas, finansial adalah adalah suatu bidang
ekonomi yang berfokus pada keuangan. Kata finansial sendiri berasal dari bahasa
Inggris yakni financial. Apabila diartikan, finansial adalah keuangan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti finansial adalah suatu hal yang
berurusan dengan keuangan. Menurut Gitman, seorang pakar ekonomi dunia,
finansial adalah aktivitas yang berkaitan dengan manajer keuangan dalam sebuah
perusahaan. Dikutip dari Investopedia, finansial adalah istilah untuk hal-hal yang
berkaitan dengan pengelolaan, penciptaan, dan studi tentang uang dan investasi.

Di dalam sebuah perusahaan maupun lembaga, arti finansial adalah bisa


masuk ke dalam aspek administrasi. Dalam konteks administrasi, finansial artinya
suatu kegiatan mengelola sebuah transaksi uang yang masuk dan keluar dalam suatu
perusahaan atau lembaga.

1. Kecerdasan finansial
Kecerdasan finansial adalah kemampuan seseorang dalam
memahami pentingnya perencanaan dan penerapan tata kelola keuangan
yang baik yang pada akhirnya membawa dia mampu mewujudkan impian
dan harapannya. Tolok ukurnya bisa bermacam-macam, mulai dari tingkat
penghasilan, kemampuan seseorang dalam menyisihkan penghasilannya
untuk diinvestasikan, sampai dengan kemampuan seseorang dalam memilih
investasi yang tepat yang memberikan passive income yang besar baginya.
Semakin tinggi penghasilan yang disisihkan, semakin tinggi tingkat
penghasilannya, semakin tinggi penghasilan yang dia dapat dari
investasinya maka boleh dikatakan semakin tinggi pula tingkat kecerdasan
finansial seseorang. Kalau diukur dari hasil akhirnya, semakin tinggi
seseorang mampu memenuhi standard/gaya hidupnya tanpa harus
menukarkan waktu dan tenaganya dengan bekerja secara fisik (passive
income) maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan finansialnya. Bahkan
itulah end goal (tujuan akhir) dari kecerdasan finansial,
menghasilkan passive income yang bisa memenuhi kebutuhan bahkan gaya
hidupnya tanpa harus bekerja secara fisik, yang disebut sebagai financial
freedom (kebebasan finansial).
2. Tingkatan kecerdasan finansial
Tingkatan keberhasilan dari penerapan/praktik kecerdasan finansial
adalah sebagai berikut:
a. Financial protection adalah suatu kondisi keuangan dimana kita
mempunyai cukup uang untuk memenuhi pengeluaran bulanan
minimum, untuk 2 bulan sampai 24 bulan tanpa harus bekerja secara
fisik.
b. Financial security adalah suatu kondisi keuangan dimana kita
mempunyai investasi cukup banyak yang relatif aman dan hasilnya
dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, angsuran rumah, biaya
operasional keluarga (masak, makan, minum, listrik, transport, dan
kesehatan) tanpa perlu bekerja, kecuali bila memang memilih untuk
bekerja.
c. Financial independence adalah suatu kondisi keuangan dimana kita
mencapai investasi cukup banyak yang relatif aman dan hasilnya
mencukupi kebutuhan hidup kita serta sebagian kecil gaya hidup yang
tercukupi tanpa harus bekerja lagi secara fisik. Dengan kata lain, kita
bebas tidak bekerja tapi kebutuhan dan sebagian kecil gaya hidup
terpenuhi.
d. Financial freedom adalah suatu kondisi keuangan dimana kita mencapai
investasi cukup banyak yang relatif aman dan hasilnya mencukupi
kebutuhan kita untuk hidup dengan gaya hidup yang kita inginkan di
atas standard umum.
3. Langkah-langkah dalam meningkatkan keceredasan finansial
a. Mengontrol Arus Uang, berapa uang yang miliki, dan berapa jumlah
uang yang dibelanjakan. Apa saja yang termasuk pengeluaran rutin,
dan mana pos terbesar tempat kita biasa membaelanjakan uang. Jika
kamu bisa mengatur keuangan dengan bai, bukan tidak mungkin bahwa
kampu juga bisa mengerti dan paham tentang cara investasi mudah.
b. Hindari Perilaku Konsumtif, beberapa dari kita pastinya mudah sekali
tergoda untuk membelanjakan uang. Apalagi banyak lembaga keuangan
yang muncul dengan iming-iming diskon atau promo menarik lainnya.
Banyak orang bilang hidup itu murah, namun tidak sama dengan
kenyataannya karena yang mahal adalah gaya hidup. Artinya jangan
mudah tergoda mengeluarkan uang hanya demi gengsi.
c. Hidupkan Semangat Enterpreneurship, boleh saja bercita-cita untuk
menjadi orang kaya dan menjadikannya salah satu tujuan dalam hidup
kita. Ini adalah salah satu cara membangkitkan semangat
enterpreneurship. Belajarlah dari kisah sukses para enterpreneur
bagaimana mereka membangun usaha dari nol hingga jadi besar.
Mulailah dengan menggali potensi diri, bakat serta minat kamu untuk
membuat prioritas yang lebih dulu untuk membuat planning
enterpreneurship.
d. Melek investasi, investasi bukan hanya monopoli pebisnis. Siapa pun
bisa mulai dengan modal berapa saja asal dengan bersungguh-sungguh.
Jangan menunggu kaya untuk bisa bersinvestasi, tapi berinvestasdilah
untuk menjadi kaya.
B. Pengertian Kecerdasan Adversity dalam Wirausaha
Menurut Stolz (2000) menyatakan bahwa kecerdasan adversitas (Adversity
Quotient) merupakan kemampuan seseorang untuk mampu bertahan menghadapi
kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan tersebut, serta mampu melampui
harapan-harapan atas kinerja dan potensinya.
Adversity Quotient merupakan hasil riset penting dari tiga cabang ilmu
pengetahuan yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi (ilmu kesehatan baru)
dan neurofisiologi (ilmu otak) (Stoltz, 2005). Kecerdasan menghadapi rintangan
meliputi dua komponen penting dari setiap konsep praktis yaitu teori ilmiah dan
penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Konsep tersebut telah diujikan kepada
ribuan orang dari perusahaan diseluruh dunia. Kecerdasan menghadapi rintangan
dapat menentukan siapa yang akan berhasil melampaui harapan atas kinerja dan
potensi yang ada.
Stoltz (2005) membagi pengertian AQ ke dalam tiga bagian yaitu :
1. AQ adalah suatu kerangka baru dalam memahami dan meningkatkan
semua segi kesuksesan.
2. AQ suatu ukuran untuk mengetahui respon individu terhadap kesulitan.
3. AQ merupakan serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk
memperbaiki respon individu terhadap kesulitan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa AQ merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki individu untuk merespon, menghadapi dan mengatasi
serta mengubah tantangan atau hambatan yang dihadapi menjadi sebuah peluang
keberhasilan mencapai tujuan melalui kemampuan berpikir, mengelola dan
mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola tanggapan kognitif dan prilaku
atas stimulus peristiwa–peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau
kesulitan.

C. Pengertian Kecerdasan Nalar dalam Wirausaha


IQ adalah kemampuan nalar atau pikiran. Orang sering menyebutnya
dengan kemampuan otak kiri. Yaitu kemampuan kita untuk mengetahui,
memahami, menganalisis, menentukan sebab akibat, berpikir abstrak, berbahasa,
dan mevisualkan sesuatu.
Dulu banyak orang mengira bahwa kecerdasan seseorang itu hanya bersifat
tunggal, yaitu dalam satuan IQ (Intellectual Quotient) seperti yang selama ini kita
kenal. Dampak negatif atas persepsi ini adalah individu yang rendah kecerdasannya
“akademik tradisionalnya”, yakni matematik dan verbal (kata-kata), seakan tidak
dihargai di hadapan masyarakat luas. Kini tradisi yang telah berlangsung hampir
seabad tersebut, telah dibongkar dan terkuaklah bahwa kecerdasan manusia itu
banyak rumpunnya.
Seorang wirausaha yang memiliki kecerdasan intelektual, memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Kemmpuan untuk memahami hal-hal yang dinyatakan secara verbal atau
bisa dikatakan memiliki kemampuan dalam menggunakan bahasa.
2. Kemampuan dalam menyatakan buah pikiran dengan kata-kata secara fasih
dan lancar.
3. Kemampuan untuk memahami dan memecahkan segala macam persoalan
atau masalah-masalah matematis yang berhubugnan dengan angka-angka
atau bilangan.
4. Kemampuan untuk mengingat berbagai macam peristiwa.
5. Kmampuan untuk mengamati, menganalisis dan memberikan penafsiran
atas hasil pengamatan.
6. Kemampuan berpikir logis.
Dengan demikian, secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa seorang
wirausaha yang memiliki kecedasan intelektual memiliki kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir kreatif, inovatif secara rasional. Oleh karena itu,
intelegensia atau IQ (Intellectual Quotient) tidak dapat diamati secara langsung,
melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan ril atau nyata yang merupakan
manifestasi dari proses rasional.

D. Pengertian Kecerdasan Emosi dalam Wirausaha


Kecerdasan emosi merupakan kemampuan dalam mengelola, memahami,
dan mengendalikan emosi secara afektif. Kecerdasan ini sering pula sebagai
kecerdasan emosional, yaitu kemampuan seseorang dalam menghadapi sebuah
interaksi dengan lingkungannya.
Kecerdasan emosional (EQ) membantu kita mengatasi stres secara efektif
sehingga kita tidak terbebani oleh perasaan seperti marah atau frustrasi selama
situasi sulit di tempat kerja atau kehidupan rumah tangga. Faktanya, penelitian telah
menunjukkan bahwa orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih
mungkin berhasil dalam kariernya dibandingkan mereka yang tidak memiliki
kecerdasan emosional.
Chandra (2001) menyatakan bahwa wirausahawan perlu mengembangkan
kecerdasan emosi sehingga wirausahawan akan mampu melihat peluang usaha yang
ada di sekitarnya. Wirausahawan yang cerdas emosinya tentunya juga memiliki
intuisi yang tajam. Wirausahawan dapat menangkap sesuatu yang tidak dilihat
orang lain. Walaupun data tidak lengkap, ia biasanya dapat mengambil konklusi
yang tepat.
Kecerdasan emosional adalah sebuah keterampilan, dan seperti
keterampilan lainnya, kecerdasan emosional dapat dipelajari. Ada banyak cara
untuk meningkatkan kecerdasan emosional:
1. Pelajari cara membaca bahasa tubuh. Ini akan membantu memahami apa
yang dirasakan orang lain, meskipun mereka tidak mengatakannya dengan
lantang.
2. Gunakan self-talk positif untuk membangun diri ketika menghadapi situasi
sulit atau saat motivasi rendah.
3. Latihlah kewaspadaan dengan berfokus pada momen saat ini tanpa
menghakimi. Ini akan membantu mengelola stres dengan lebih baik dan
membuat keputusan yang lebih baik tentang cara menangani berbagai hal
di masa depan.
E. Pengertian Kecerdasan Spiritual dalam Wirausaha
Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kemampuan dalam memahami
dimensi yang lebih dalam di kehidupannya. Contohnya memahami ilmu agama.
Kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan
seseorang dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral serta cinta
terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup karena manusia
merasa sebagai bagian dari keseluruhan sehingga membuat manusai dapat
menempatkan diri dan hidup menjadi lebih positif dengan penuh kebijaksanaan,
kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki.

SQ diyakini merupakan tingkatan tertinggi dari kecerdasan yang digunakan


untuk menghasilkan arti (meaning) dan nilai (value). Dua jenis kecerdasan yang
disebutkan di atas, yaitu IQ dan EQ, merupakan bagian yang terintegrasi dari SQ.
Seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mendukung keberhasilan di dalam
usahanya, tidak lepas dari penerapan nilai-nilai spiritual, karena nilainilai spiritual
akan mempengaruhi akal dan perbuatan manusia dalam melakukan tindakan,
sehingga manusia akan mendengar suara hati yang paling jujur untuk membatu
mencapai suatu capaian yang luar biasa (greatness).

Nilai-nilai spiritualitas dalam kegiatan wirausaha tercermin pada sikap dan


prilaku seorang entrepreneur. Sikap dalam hal ini diartikan sebagai perbuatan yang
berdasar pendirian. Tumbuhnya sikap berasal dari dalam diri individu. Sementara
perilaku adalah tindakan individu yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan sehari-
hari. Sikap dan perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena
kebiasaan sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right), kemampuan
atau kompetisi (competicy atau ability), dan insentif (incentive), sedangkan faktor
eksternalnya meliputi lingkungan (environtment).
Nilai-nilai spiritualitas yang tercermin pada sikap dan perilaku yang harus
ada dalam entrepreneurship adalah sebagai berikut: Pertama, nilai kejujuran
(shiddiq). Nilai ini sekaligus menjadi salah satu sifat Rasulullah Saw, yang
memiliki arti benar dan jujur. Sikap benar berarti beliau melandaskan ucapan serta
tindakan berdasarkan ajaran Islam. Sementara sikap jujur merupakan kesingkronan
antara apa yang ada dihati dan perbuatan.
Allah Swt memerintahkan kepada umatnya untuk berlaku jujur dan
menciptakan lingkungan yang jujur. Sebagaimana firman Allah, "Hai orang-orang
yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-
orang yang benar.” (at-Taubah/9: 119). Dalam mengimplementasikan ayat ini,
Rasulullah selalu berlaku jujur kepada siapapun, meninggalkan unsur manipulasi,
curang, dan kebohongan. Maka, bagi seorang pembisnis harus berlaku jujur yang
dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan
sebagaimana yang ia inginkan dengan cara menjelaskan kelemahan, kekurangan,
serta kelebihan barang yang ia ketahui kepada orang atau mitranya. Baik yang
terlihat maupun yang tidak terlihat oleh orang lain, pada zaman sekarang
masyarakat umum sering tertipu oleh perlakuan para pembisnis yang tidak jujur
atau suka menipu yaitu dengan menonjolkan keunggulan barang tetapi
menyembunyikan cacatnya. Allah Swt juga berfirman, "Kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang. (Yaitu) apabila orang-orang menerima takaran dari orang
lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk
orang lain mereka mengurangi”. (al-Muthaffifin/83: 1-3).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang wirausahawan yang memiliki kecerdasan yang optimal akan
memiliki peluang untuk mencapai kesuksesan. Beberapa elemen kecerdasan yang
dimiliki seorang wirausahwan yang sukses diantaranya, cerdas finansial; yakni baik
dalam mengelola finansial, cerdas adversity (AQ); yakni mampu mengelola
kesulitan dan menemukan jalan keluarnya, cerdas nalar (IQ); yakni kemampuan
intelektual yang baik sehingga mampu menciptakan berbagai inovasi dan
memecahkan masalah terkait wirausaha, cerdas emosi (EQ); dengan kecerdasan ini
seorang wirausahawan mampu mengendalikan emosi secara afektif dengan baik
sehingga mudah menangani segala resiko, serta cerdas spiritual; bahwa sebagai
manusia yang diciptakan oleh Tuhan, yakni melibatkan nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan dalam setiap usaha yang dilakukannya untuk mencapai kesuksesan
dunia mapun akhirat.

B. Keritik dan Saran


Makalah ini mungkin sangan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi masukan
dan perbaikan bagi penulis sehingga kedepannya makalah ini menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Peristiwo, Hadi. Entrepreneurial Quotient (Entre-Q): Kecerdasan Wirausaha.
ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam 4.2 (2013).

Shohib M. Adveraity Quotient dengan Minat Entrepreneurship. Skripsi Fakultas


Psikologi: Universitas Muhammadiyah Malang (2013).

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4056625/hipmi-sebut-1-orang-kaya-ri-
kuasai-50-kekayaan-nasional

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-madiun/baca-artikel/15029/Kecerdasan-
Finansial.html

Anda mungkin juga menyukai