DISUSUN OLEH :
1. FAHAD AROBY
2. YENI DWI AMALA
3. IBNU FADHIL
4. LAKSONO WIBOWO
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................ 3
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sumber Hukum Islam....................................................... 4
2.2. Jenis dan Definisi Sumber Hukum Islam......................... 5
2.2.1. Al-Qur’an.............................................................. 5
2.2.2. As-Sunnah............................................................. 7
2.2.3. Ijmak..................................................................... 8
2.2.4. Qiyas..................................................................... 8
2.3. Urutan Pengambilan Hukum Islam.................................. 9
2.4. Mu’jizat Al-Qur’an........................................................... 10
2.5. Fungsi dan Peranan Al-Qur’an......................................... 11
2.6. Fungsi As-Sunnah............................................................ 13
2.7. Fungsi Ijmak..................................................................... 13
2.8. Fungsi Qiyas..................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 16
ii
KATA PENGANTAR
Dan Harapan Saya Semoga Makalah Ini Dapat Menambah Pengetahuan Dan
Pengalaman Bagi Para Pembaca, Sehingga Untuk Ke Depannya Kami Dapat
Memperbaiki Bentuk Maupun Menambah Isi Makalah Agar Menjadi Lebih Baik
Lagi.
Penyusun
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kehadiran Agama Islam Yang Dibawa Nabi Muhammad Saw Diyakini Dapat
Terdapat Di Dalam Sumber Ajarannya, Alquran Dan Hadis, Tampak Amat Ideal Dan
Agung.
Apabila Dilanggar Akan Menimbulkan Sanksi Yang Tegas Dan Nyata (Sudarsono,
1992:1). Dengan Demikian Sumber Ajaran Islam Ialah Segala Sesuatu Yang
Dari Al-Quran Yang Memuat Wahyu Allah Dan Al-Hadis Yang Memuat Sunnah
Rasulullah. Komponen Utama Agama Islam Atau Unsur Utama Ajaran Agama Islam
(Akidah, Syari’ah Dan Akhlak) Dikembangkan Dengan Rakyu Atau Akal Pikiran
Setiap Muslim Dan Muslimah, Sedang Mengkaji Ajaran Islam Terutama Yang
Kelompok Masyarakat.
1
Allah Telah Menetapkan Sumber Ajaran Islam Yang Wajib Diikuti Oleh Setiap
Muslim. Ketetapan Allah Itu Terdapat Dalam Surat An-Nisa (4) Ayat 59 Yang
Artinya :
Kehendak Rasul Dan Kehendak ’Penguasa’ Atau Ulil Amri (Kalangan) Mereka
Dalam Kitab-Kitab Hasil Karya Orang Yang Memenuhi Syarat Karena Mempunyai
Pada Umumnya Para Ulama Fikih Sependapat Bahwa Sumber Utama Hukum
Islam Adalah Alquran Dan Hadist. Dalam Sabdanya Rasulullah Saw Bersabda,
“ Aku Tinggalkan Bagi Kalian Dua Hal Yang Karenanya Kalian Tidak Akan
Tersesat Selamanya, Selama Kalian Berpegang Pada Keduanya, Yaitu Kitab Allah
Dan Sunnahku.”
Dan Disamping Itu Pula Para Ulama Fikih Menjadikan Ijtihad Sebagai Salah
Memenuhi Syarat Untuk Mengkaji Dan Memahami Wahyu Dan Sunnah Serta
Keduanya.
2
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan Dari Penulisan Makalah Ini Adalah Sebagai Sarana Pembelajaran Untuk
Dapat Menjadi Penambah Wawasan Agar Lebih Mengetahui Apa Saja Sumber
Hukum Islam Itu. Selain Itu Penulisan Makalah Ini Ditujukan Pula Untuk Memenuhi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
"Hai Orang-Orang Beriman Taatilah Allah Dan Taatilah Rasul Dan Ulil Amri
(Pemegang Kekuasaan). Di Antara Kamu, Kemudian Jika Kamu Berbeda Pendapat
Tentang Sesuatu, Maka Kembalikanlah Kepada Allah (Al-Quran) Dan Rasul
(Sunahnya) Jika Kamu Beriman Kepada Allah Dan Hari Kemudian, Yang Demikian
Itu, Lebih Utama (Bagimu) Dan Lebih Baik Akibatnya."
2.2.1. Al-Qur’an
Secara Harfiah Kata Alquran Berasal Dari Bahasa Arab Al-Qur`An
Yang Berarti Pembacaan Atau Bacaan (Munawwir, 1984: 1185). Sedang Menurut
Istilah, Alquran Adalah Kalam Allah Yang Diturunkan Kepada Nabi Muhammad
Saw. Melalui Malaikat Jibril Dengan Menggunakan Bahasa Arab Sebagai Hujjah
(Bukti) Atas,Kerasulan Nabi Muhammad Dan Sebagai Pedoman Hidup Bagi Manusia
Serta Sebagai Media Dalam Mendekatkan Diri Kepada Allah Dengan Membacanya
(Khallaf, 1978: 23).
Menurut Ahmad Hasan (1984: 39), Alquran Bukanlah Suatu Undang-
Undang Hukum Dalam Pengertian Modern Ataupun Sebuah Kumpulan Etika. Tujuan
Utama Alquran Adalah Meletakkan Suatu Way Of Life Yang Mengatur Hubungan
Manusia Dengan Manusia Dan Hubungan Manusia Dengan Allah. Alquran
Memberikan Arahan Bagi Kehidupan Sosial Manusia Maupun Tuntunan
5
Berkomunikasi Dengan Penciptanya. Hukum Perkawinan Dan Perceraian, Hukum
Waris, Ketentuan Perang Dan Damai, Hukuman Bagi Pencurian, Pelacuran, Dan
Pembunuhan, Semuanya Dimaksudkan Untuk Mengatur Hubungan Antara Manusia
Dengan Sesamnya. Selain Aturan-Aturan Hukum Yang Khusus Itu Alquran Juga
Mengandung Ajaran Moral Yang Cukup Banyak.
Bila Dipahami Secara Mendalam, Ternyata Allah Tidak Menurunkan
Alquran Dalam Suatu Kehampaan, Tetapi Sebagai Suatu Tuntunan Bagi Seorang
Rasul Yang Hidup Dan Terlibat Dalam Suatu Perjuangan Yang Nyata. Alquran Lebih
Banyak Memberikan Prinsip-Prinsip Dasar Yang Membawa Seorang Muslim Pada
Arah Tertentu Dapat Menemukan Jawaban Usahanya Sendiri. Selanjutnya Alquran
Menyajikan Hukum-Hukum Atau Dasar-Dasar Islam Secara Global Yang Sesuai
Dengan Situasi Dan Kondisi Yang Selalu Berubah Di Segala Tempat Dan Zaman.
Jadi, Bisa Dikatakan Bahwa Alquran Adalah Sebagai Tuntunan (Hidayat), Dan
Bukan Kitab Hukum. Alquran Menunjukkan Dan Menggariskan Batas-Batas Dari
Berbagai Aspek Kehidupan. Tugas Nabi Muhammad Saw Adalah Untuk
Memberikan Ukuranukuran Kehidupan Praktis Yang Ideal Dalam Sinaran Batas-
Batas Yang Dinyatakan Alquran.
Sebenarnya Perjalanan Hukum Islam Menempuh Proses Yang
Panjang. Penafsiran Alquran Pada Masa-Masa Awal Tidaklah Demikian Rumit Dan
Pelik Sebagaimana Masa-Masa Berikutnya. Metodologi Pengambilan Kesimpulan
Dari Alquran Tumbuh Semakin Lama Semakin Rumit Dan Filosofis Dengan
Dilakukannya Kajian Alquran Yang Mendalam Dan Mendetail Oleh Para Ahli
Hukum Pada Masamasa Berikutnya. Batang Tubuh Hukum Islam Kaya Akan
Contoh-Contoh Persoalan Yang Menjadikan Para Ulama Berbeda Pendapat Di Dalam
Mengambil Dasar Hukumnya, Sebagian Mereka Mendasarkan Pada Alquran Dan
Sebagian Yang Lain Mendasarkan Pada Sunnah Atau Pendapat Pribadinya, Karena
Yang Terakhir Ini Menganggap Bahwa Ayat-Ayat Alquran Yang Diajukan Tidak
Relevan Dengan Permasalahan Yang Sedang Dibicarakan. Inilah Yang Kemudian
Membawa Kepada Terjadinya Perbedaan Pendapat Dalam Fikih Islam.
6
Perlu Diketahui Bahwa Posisi Alquran Sebagai Sumber Pertama
Dan Terpenting Bagi Teori Hukum Tidaklah Berarti Bahwa Alquran Menangani
Setiap Persoalan Secara Jelimet (Pelik) Dan Terperinci. Alquran, Sebagaimana Kita
Ketahui, Pada Dasarnya Bukan Kitab Undang-Undang Hukum, Tetapi Merupakan
Dokumen Tuntunan Spiritual Dan Moral.
2.2.2. As-Sunnah
Secara Etimologis, Kata Sunnah Berasal Dari Kata Berbahasa Arab Al-
Sunnah Yang Berarti Cara, Adat Istiadat (Kebiasaan), Dan Perjalanan Hidup (Sirah)
Yang Tidak Dibedakan Antara Yang Baik Dan Yang Buruk. Ini Bisa Dipahami Dari
Sabda Nabi Yang Diriwayatkan Oleh Muslim:
“Barang Siapa Yang Membuat Cara (Kebiasaan) Yang Baik Dalam Islam, Maka
Dia Akan Memeroleh Pahalanya Dan Pahala Orang Yang Mengikutinya, Dan
Barang Siapa Yang Membuat Cara Yang Buruk Dalam Islam, Maka Dia Akan
Memeroleh Dosanya Dan Dosa Orang Yang Mengikutinya” (Al-Zabidiy, T.T.: 244;
Munawwir, 1984: 716; Al-Khathib, 1989: 17).
7
Kepada Rasulullah Untuk Memutuskan Persoalan-Persoalan Yang Dihadapi Kaum
Muslimin Dengan Dasar Wahyu (QS. Al-Maidah [5]: 48-49). Meskipun Demikian,
Alquran Menyatakan Bahwa Rasulullah Adalah Penafsir Ayat-Ayat Alquran (QS. Al-
Nahl [16]: 44). Selanjutnya Alquran Menegaskan Fungsi Rasulullah, Yaitu
Mengumumkan Wahyu Kepada Orang Banyak, Memberikan Didikan Moral Kepada
Mereka, Dan Mengajarkan Kepada Mereka Kitab Suci Dan Kearifan Atau Hikmah
(QS. Ali ‘Imran [3]: 164). Alquran Juga Menjelaskan Bahwa Patuh Dan Cinta
Kepada Allah Harus Dibuktikan Dengan Patuh Kepada Rasul Dan Sebaliknya
Durhaka Kepada Rasul Berarti Durhaka Kepada Allah (QS. Ali ‘Imran [3]: 31-32;
QS.Al-Nisa’ [4]: 80; Dan QS. Al-Ahzab [33]: 36).
Dengan Demikian, Sunnah Terkait Erat Dengan Alquran, Dan
Karenanya Agak Sulit Untuk Mengatakan Bahwa Keduanya Adalah Sumber Yang
Terpisah. Sunnahlah Yang Memberikan Bentuk Konkrit Pada Ajaran-Ajaran
Alquran. Alquran Misalnya Menyebutkan Perintah Shalat Dan Zakat, Tetapi Tidak
Memberikan Perinciannya. Nabi Muhammad Lah Yang Menjelaskannya Dalam
Bentuk Praktik. Mengingat Taat Dan Patuh Kepada Nabi Sebagai Kewajiban, Maka
Sunnah, Yaitu Model Perilaku Dari Nabi Baik Dalam Bentuk Ajaran Maupun
Contoh, Menjadi Sumber Hukum. Istilah Lain Yang Sering Digunakan Untuk
Menyebut Sunnah Adalah Hadis, Dan Terkadang Digunakan Juga Istilah Khabar Dan
Atsar (Al-Khathib, 1989; Al- Shalih, 1988).
8
a. Ijma’ Bayani, Adalah Pendapat Dari Para Ahli Hukum (Fikih) Yang
Mengeluarkan Pendapatnya Untuk Menentukan Suatu Masalah.
b. Ijma’ Sukuti, Adalah Suatu Pendapat Dari Seseorang Atau Beberapa Ahli
Hukum, Tetapi Ahli-Ahli Hukum Lainnya Tidak Membantah.Misalnya,
Semasa Hidup Nabi, Nabi Melakukan Salat Tarawih Sebanyak 8 Rakaat Di
Zaman Umar Bin Khattab Ra. 20 Rakaat Tidak Ada Sahabat Yang Membantah,
Maka Salat Tarawih Di Terima Dengan Ijma’ Sukuti.
2.2.4. Qiyas
Qiyas Menurut Bahasa Ialah Pengukuran Sesuatu Dengan Yang
Lainnya Atau Penyamaan Sesuatu Dengan Sejenisnya. Sedangkan Menurut
Terminologi, Definisi Qiyas Secara Umum Adalah Suatu Proses Penyingkapan
Kesamaan Hukum Suatu Kasus Yang Tidak Disebutkan Dalam Suatu Dalil Baik Di
Al-Quran Dan As-Sunah Dengan Suatu Hukum Yang Yang Disebutkan Dalam Dalil
Tersebut Karena Ada Kesamaan Dalam Alasannya (‘Illat), (Syafie, 2007).
9
Kepada Peristiwa Sejenis Yang Telah Ada Ketentuan Hukum (Nash)-Nya, Sesuai
Dengan Hadis Rasulullah SAW:
10
Pemberitaan Al-Quran Mengenai Kekalahan Bangsa Persia Setelah Lebih
Dulu Bangsa Romawi Kalah (QS 30:1-5).
4. Kandungan Al-Quran Banyak Memuat Informasi Tentang Ilmu Pengetahuan
Yang Tidak Mungkin Diketahui Oleh Seorang Ummiy Yang Tidak Pandai
Membaca Dan Menulis, Dan Tidak Ada Suatu Perguruan Atau Lembaga
Pendidikan Yang Mengajarkannya Saat Al-Quran Diturunkan. Misalnya, Al-
Quran Menjelaskan Realitas Ilmiah Tentang Kejadian Langit Dan Bumi,
Seperti Dinyatakan Bahwa Langit Dan Bumi Itu Dulunya Berasal Dari Satu
Gumpalan, Kemudian Terjadi Ledakan Yang Membuatnya Terpecah-Pecah
Menjadi Beberapa Planet (QS 21:30), Demikian Juga Dengan Penciptaan
Manusia (QS 23:12-14).
11
4. Al-Quran Sebagai Peringatan (QS 18:2). Al-Quran Senantiasa Memberikan
Peringatan Kepada Manusia Karena Sifat Manusia Yang Pelupa Dalam
Berbagai Hal, Baik Dalam Hubungan Dengan Allah Swt (Hablum Minallah),
Hubungan Sesame Manusia (Hablum Minannaas), Maupun Lupa Terhadap
Tuntutan-Tubtutan Yang Seharusnya Dia Lakukan Terhadap Dirinya Sendiri.
5. Al-Quran Sebagai Penerang Dan Pembeda (QS 2:185, QS 3:138 Dan QS
36:69). Al-Quran Memberikan Keterangan Dan Penjelasan Kepada Manusia
Tentang Banyak Hal. Misalnya Menjadi Pembeda (Al-Furqon) Antara Yang
Baik Dan Yang Buruk, Yang Hak Dan Yang Batil, Yang Asli (Murni) Dan
Yang Palsu, Serta Yang Selamat Dan Menyesatkan. Al-Quran Juga
Menceritakan Kisah-Kisah Umat Terdahulu Yang Diazab Oleh Allah Swt
Karena Mengingkari Perintah Allah Swt.
6. Al-Quran Sebagai Pelajaran (QS 10:57 Dan QS 69:52). Al-Quran Diturunkan
Agar Dapat Digunakan Sebagai Pelajaran Bagi Manusia, Karena Manusia
Senantiasa Memerlukannya Agar Tetap Berada Dalam Jalur Yang Benar
Terkait Dengan Tujuan Penciptaannya. Tanpa Adanya Al-Quran, Manusia
Dapat Menjadi Lalai Karena Bisa Terbuai Mengikuti Jalan Selain Jalan Allah
Swt.
7. Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu (QS 96:1-5). Al-Quran Berfungsi Sebagai
Sumber Ilmu, Karena Terdapat Banyak Ayat Di Dalamnya Yang Mengajak
Manusia Untuk Memikirkan Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Swt Mulai Dari
Penciptaan Manusia Dam Alam Serta Mempelajari Berbagai Ilmu
Pengetahuan Yang Dapat Dijangkau Oleh Pemikiran Manusia Seperti
Astronomi, Geografi, Kedokteran, Ilmu Social Politik, Dan Sebagainya.
8. Al-Quran Sebagai Hukum (QS 13:37). Al-Quran Menjelaskan Hukum-Hukum
Syariah Untuk Kemaslahatan (Kebaikan) Hidup Manusia, Berupa Hal-Hal
Yang Dihalalkan Dan Diharamkan Oleh Allah Swt, Hukum Menepati Janji
Dan Sumpah, Dosa-Dosa Besar, Qishash, Hukuman Terhadap Orang Kafir,
Hukum Pembunuhan, Hukum Pengampunan, Hukum Menyembunyikan
Persaksian, Hukum Menunaikan Nazar, Dan Sebagainya.
12
9. Al-Quran Sebagai Obat Penyakit Jiwa (QS 10:57). Al-Quran Dapat Berfungsi
Sebagai Obat (Asy-Syifa) Untuk Menyembuhkan Penyakit-Penyakit Yang
Ada Dalam Hati Manusia, Seperti Syirik, Sombong, Congkak, Ragu, Malas,
Dan Sebagainya.
10. Al-Quran Sebagai Pemberi Kabar Gembira (QS 16:102). Al-Quran Banyak
Menceritakan Kabar Gembira Kepada Orang Yang Beriman Kepada Dan
Menjalani Kehidupan Sesuai Ketentuan Allah SWT, Yaitu Berupa
Kebahagiaan Hidup Di Dunia Dan Balasan Berupa Surge Yang Penuh
Kenikmatan Tiada Tara Dan Bandingannya Di Akhirat Yang Kekal Dan
Abadi.
11. Al-Quran Sebagai Pedoman Melakukan Pencatatan (QS 2:282-283). Al-
Quran Memerintahkan Manusia Untuk Mencatat Transaksi Bukan Tunai, Dan
Menghadiri Saksi-Saksi Yang Jujur Pada Transaksi Seperti Itu.
13
1. Menetapkan Dan Menegaskan Hukum-Hukum Yang Ada Dalam Alquran,
Seperti Sabda Nabi Tentang Rukun Islam Yang Lima Merupakan Ketegasan
Dari Firman Allah Swt. Yang Memerintahkan Shalat, Zakat, Puasa, Dan Haji;
2. Memberikan Penjelasan Arti Yang Masih Samar Dalam Alquran Atau
Memerinci Apa-Apa Yang Dalam Alquran Disebutkan Secara Garis Besar
(Tafshil), Mengkhususkan Apa-Apa Yang Dalam Alquran Disebut Dalam
Bentuk Umum (Takhshish), Atau Memberi Batasan Terhadap Apa Yang
Disampaikan Allah Secara Mutlak (Taqyid), Seperti Perincian Cara-Cara
Shalat Yang Diberikan Oleh Nabi Yang Merupakan Penjelasan Dari Perintah
Melakukan Shalat Secara Global Dalam Alquran;
3. Menetapkan Suatu Hukum Yang Belum Ditetapkan Oleh Alquran (Tasyri’),
Seperti Haramnya Mengawini Seorang Perempuan Sekaligus Mengawini
Bibinya Secara Bersamaan (Khallaf, 1978: 39-40).
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa sumber-sumber hukum
3.2. Saran
Sebelum kita mempelajari agama islam lebih jauh, terlebih dahulu kita
harus mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama islam yang kita
pelajri sesuia dengan al-qur’an dan tuntunan nabi Muhammad SAW yang terdapat
15
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Daut Ali, Prof. H. S.H. 2011. HUKUM ISLAM. Jakarta: Rajawali Pers.
http://banghavid.blogspot.com/2015/10/makalah-ijma-dan-qiyas.html
16