Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Pada Mata Kuliah


Pengantar Studi Hukum Islam

Dosen Pengampu :
Ahmad Wira, M.Ag., Ph.D
Rahmat Kurnia, M.E

Disusun Oleh :

Kelompok 13

Laura Angraini : 2216050047


Nurjannah : 2216050071
Salisa Amallia : 2216050054

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2022 M / 1444 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Hukum Islam di Indonesia ” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk tugas Pengantar Studi Hukum lslam. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Padang, November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..................................................................................................................
.....
B. Rumusan
Masalah..................................................................................................................
C. Tujuan
Masalah......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia........................................................................
B. Kedudukan Hukum Islam di
Indonesia..................................................................................
C. Prospek Hukum Islam di
Indonesia......................................................................................

BAB III PENUTUP


A.
Kesimpulan................................................................................................................................
B.
Saran.........................................................................................................................................
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Islam adalah suatu hukum yang memiliki sifat statis dan sekaligus dinamis.
Statis berarti suatu hal yang tetap bersumberkan dari pada Al-Qur’an dan Hadits dalam setiap
aspek kehidupan. Dinamis berarti mampu menjawab segala permasalahan dan sesuai dengan
perkembangan zaman, tempat dan keadaan,serta cocok ditempatkan dalam segala macam
bentuk struktur sosial kehidupan, baik secara individu maupun secara kolektif masyarakat.
Hukum Islam di Indonesia berkembang di masyarakat menjadi system hukum di
Indonesia. Meskipun di Indonesia ada hokum adat, akan tetapi hukum islam tidak
bertentangan dengan hokum adat, Hukum adalah produk yang lahir dari dinamika kehidupan
manusia. Dimana ada masyarakat di sana ada hukum. Akan tetapi, masyarakat berkembang
terus menerus mulai dari masyarakat purbakala sampai masyarakat yang maju dan modern
ini. Oleh sebab itu, hukum hokum harus selalu mengiringi dan mengikuti perkembangan
masyarakat modern. Dalam masyarakat yang maju dan modern, hokum haus maju dan
modern juga.
Sejarah hukum islam di Indoesia juga dapat dijadikan sebagai sala satu pijakan bagi umat
Islam secara khusus untuk menentukan strategi yang tepat untuk masa depan dalam
mendekatkan bangsa ini dengan hokum islam. Proses sejarah hokum islam yang diwarnai
dengan tradisi yang sebelumnya berlaku dan juga dengan kebijakan politik,kenegaraan, serta
tindakan-tindakan yang diambil oleh para tokoh islam di Indonesia setidaknya bias jadi bahan
telaah penting dimasa mendatang.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya islam di Indonesia
2. Bagaimana kedudukan islam di Indonesia
3.apa itu prospek hukum Islam di Indonesia

C Tujuan

1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah dan perkembangan hukum islam


di Indonesia
2. Untuk mengetahui peran hukum islam sebagai sumber hukum
3. Untuk mengetahui positivisasi hukum islam di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Hukum Islam di Indonesia


Hukum Islam masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke Indonesia, yang
menurut sebagai kalangan, telah berlangsung sejak abad ke-7 atau ke-8. Akses Islam ke
dalam kawasan Nusantara dimulai dari bagian utara Pulau Sumatera. Di sinilah berdiri
kerajaan Islam pertama di Tanah air pada abad ke- 13 yaitu kerajaan Samudera Pasai, yang
terletak di Aceh Utara. Eksistensi kerajaan ini tentu didukung oleh masyarakat muslim yang
dalam keseharian mereka menjunjung tinggi aturan-aturan hukum Islam. Pada perkembangan
selanjutnya tumbuh kerajaan-kerajaan islam di berbagai wilayah di Nusantara seperti
kesultanan Demak, Mataram, dan Cirebon (ketiganya di Pulau Jawa), kerajaan Gowa (di
Sulawesi), dan kerajaan Ternate-Tidore (di Maluku). Sebagai kerajaan Islam, tentu
kesultanan-kesultana tersebut menetapkan hukum islam sebagai sumber hukum dalam
mengatur kehidupan masyarakat negara.
Sementara itu, hukum Barat baru diperkenalkan oleh VOC pada abad ke 17.
Pemerintahan kolonial Belanda menjadiakn VOC sebagai perpanjangan tangan
pemerintahannya di kaawasan Hindia Belanda di Timur. Disamping fungsi utama sebagai
organisasi perdagangan, VOC juga mewakili Belanda dalam menajalankan fungsi-fungsi
pemerintahan. Disinilah hokum Belanda digunakan untuk mengatur urusan-urusan
pemerintahan tersebut. Karena aturan-aturan hukum Barat tidak sejalan dengan hokum yang
sudah berlaku, sering menimbulkan permasalahan dalam implementasinya. Karena itu,
pemerintahan Belanda memperlakukan kebijakkan yang sangat merugikan rakyat, terutama
yang sudah memperlakuan hukum islam. Kebijakan ini kemudian dikenal dengan teori
receptie. Teori ini mengharuskan pemberlakuan hukum islam dikalangan masyarakat jika
tidak bertentangan dengan hukum adat . Jika hukum islam bertentangan dengan hukum adat,

6
maka hukum Islam tidak boleh diberlakukan. Teori ini tentu sangat merugikan umat islam
sekaligus menghambat perkembangan hokum islam di Indonesia.
Sebelum masuknya hukum islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang
bermacam-macam sistemnya, dan sangat majemuk sifatnya. Hingga sekarang masih dikenal
adatnya hukum adat Jawa, Sunda, Madura, Bali, Batak, Bugis dan lain sebagainya. Pengaruh
agama Hindu dan Buddha diduga sangat kuat terhadap hukum-hukum tersebut. Sejak era
prakemerdekaaan sudah ada tiga macam system hukum yang berlaku di Nusantara yaitu
hukum adat, hukum islam, dan hukum Barat. Ketiga macam hukum nasional pada era
pascakemerdekaan hingga sekarang.
Jadi, dengan kedatangan para penjajah Belanda, hukum islam yang sebelumnya berlaku
bagi rakyat kerajaan islam, sedikit demi sedikit kedudukannya terancam seiring dengan
semakin menguatnya kekuasaan penjajahan di bumi Nusantara. Secaa perlahan namun pasti
wilayah berlakunya hukum islam dibatasi hingga hanya berlakunya dalam bidang hukum
keluarga.
Sepeniggalan pemerintah Belanda dari bumi Nusantara (1942), bercekcokollah
pemerintahan penjajahan Jepang higga Indonesia merdeka (1945). JIka pemerintahan Hindia
Belanda sangat merugikan umat Islam dan hukum Islam, pemerintahan Jepang tidak
demikian. Pemerintahan Jepang berusaha menarik simpati umat Islam Indonesia dengan
janji-janji seperti melindungi dan memajukan hukum islam sebagai agama yang mendarah
daging dikalangan mayoritas rakyat Indonesia. Pada masa pemerintahan Jepang ini mulai
tumbuhnya organisasi Islam. Pemerintahan Jepanglah yang memfasilitasi berdirinya dua
lembaga yang akhirnya dapat megantarkan Indonesia menjadi Negara merdeka yang bebas
dari pengaruh Negara-negara lain, yaitu BPUPKI, dan PPKI.
Dengan diproklamasikan kemerdekaan Indonesia tumbuh harapan besar dari umat Islam
bagi berlakunya hukum Islam secara lebih baik. Berbagai usaha kearah itu di tempuh, seperti
perjuangan BPUPKI yang menghasilkan Piagam Jakarta, Dalam perjalanan sejarah Piagam
Jakarta selalu di ungkit-ungkit, untuk dapat di berlakukan kembali, oleh sebagian kalangan
umat Islam. Perjuangan dilanjutkan pada sidang-sidang di Badan Konstituante pada masa
Orde lama, dan dibadan legislatif dan eksekutif pada Orde Baru.Pada masa Orde Reformasi
sekarang pun perjuangan tersebut terus dilakukan.
Lahirlah Orde Baru yang didukung oleh kalangan pelajar dan mahasiswa yang telah
bergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan aksi Pemuda
dan Pelajar Indonesia (KAPPI). Yang para anggotanya mayoritas agama Islam. Mereka
menjadi ujung tombak runtuhnya pemerintahan Orde Lama. Pada awal Orde Baru banyak

7
dilakukan perubahan terhadap kecendrungan birokrasi yang tidak betanggung jawab yang
warisan Orde Lama. Dengan memakai format politik yang eratnya hubungan militer dan
teknokrat untuk tujuan melaksanakan pembanguna dan perwujudkan pemerintahan yang
stabil dan kuat.

Kebijakan-kebijakan politik Orde Baru yang menempatkan Islam dalam posisi marjinal di
pentas politik nasional pada gilirannya telah melahirkan berbagai ketegangan antara Islam
dan Negara. Sejarah mencatat bahwa dinamika hubungan islam dan Negara pada masa orde
Baru mengalami pergeseran yang bersifat antagonistik, resiplokal kritis sampai akomodatif.
Hubungan antagonistic mencerminkan pola hubungan yang hegemonic antara Islam dengan
pemerintahan Orde baru. Pada tahap hubungan resiplokal kritis konflik ideologis. Pada pola
hubungan resiorokal kritis, umat Isam menyadari perlunya strategi untuk menempuh jalur
structural- birokrat pada system kenegaraan. Pada pola akomodatif, sebagai antithesis dan
pola hubungan sebelumnya Islam hamper menguasai seluruh sendi-sendi pemerintahan dan
Negara. Artikulasi dan partisipasi politik kalangan umat Islam demikian tampak mulai dari
pendekatan konflik, pendekatan resiprokal kitis sampai perndekatan akomodatif. Maka dapat
di asumsikan untuk menjadiakan Islam sebagai kekuatan politik hanya dapat di tempuh
dengan dua cara yaitu secara represif dan akomodatif. Paling tidak ini sebuah gambarab
terhadap model paradigma hubungan antara Islam dan Negara di Indonesia.

B. Kedudukan Hukum Islam di Indonesia

Kedudukan hukum Islam di Indonesia tidak terlepas pengaruhnya masuknya hukum islam
ke Nusantara pada abad ke 12 dan ke 13 masehi, dimana pada masa itu para penyebar agama
Islam di Nusantara menganut mazhab syafi’i. Perjalanan sejarah tranformasi Hukum Islam
sarat dengan berbagai dimensi historis, filosofis, sosiologis, dan yuridis. Hukum Islam di
Indonesia terlihat dari dua sisi. Pertama, hukum Islam berlaku secara yuridis formal atau
dikodifikasikan dalam struktur hukum nasonal. Kedua, hukum Islam berlaku secara normatif
yakni diyakini memiliki sanksi atau padanan hukum bagi masyarakat muslim.

C. Prospek Hukum Islam di Indonesia

8
Berbicara tentang prospek hukum Islam di Indonesia, paling perlu mengadakan
pengamatan terhadap empat hal, yaitu :
1. Karakteristik Masyarakat Modern
Karakter utama kehidupan masyarakat modern adalah adanya trend besar untuk terlibat
dalam proses globalisasi dan rasionalisasi. Proses kedua ini akan berpengaruh besar dalam
tata kehidupan masyarakat modern. Estimasi pengaruh itu sebagai berikut :
a. Terjadinya globalisasi akan mengakibatkan terjadinya akulturasi budaya dan moral
secara cepat. Distorsi moralitas akan terjadi. Nilai lama akan digusur oleh nilai yang
baru. Bahkan lebih dari akulturasi akan tetapi clash of value (pembenturan antar
nilai). Clash itu akan berakibat di antaranya :
1) Terhanyutnya sebagian umat Islam dalam derasnya arus globalisasi.
2) Semakin tegarnya sebagian umat Islam dalam keislamannya, dengan kata lain
militansi Islam kan lahir.
b. Rasionalisasi akan berimplikasi pada hal-hal berikut :
1) Desakralisasi kehidupan, artinya orang akan meninggalkan yangsakral tapi tidak
rasional, dan akan mengambil yang rasional maupun menentang sakralitas. Dalam
kondisi ini orang yang mengamalkan ajaran agamanya bukan karena sakralitas tetapi
antara lain karena memang ajaran agama itu mengandung profit dan manfaat tertentu
baginya.
2) Demokratisasi, pendapat kelompok atau individu lebih dihargai. Pemerintah tidak
akan bias membatasi keinginan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk
Indonesia untuk menentukan sesuatu demi kemaslahatan bangsa termasuk mereka
sendiri.
2.Tingkat Akomodasi Hukum Islam Terhadap Perkembangan Zaman
Hukum Islam adalah hukum Allah yang diturunkan melalui wahyu kepada Nabi
Muhammad untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, sebagai pedoman hidup demi
kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat. Oleh sebab itu hukum Islam bersifat kekal
atau universal, disamping elastis. Ijtihad merupakan jaminan bahwa hukum Islam akan
senantiasa bersikap antisipatif dan akomodatif terhadap perkembangan zaman. Karena
dengan ijtihadlah terjadian penemuan hukum yang menghantarkan hukum Islam senantiasa
responsive dan relevan dengan perkembangan zaman. Ijtihad dapat dilakukan dengan
berbagai metode, diantaranya dengan mencari

9
illat hukum, qiyas, ‘urf, istishab, saddul al dza’ah dan lain-lain (Rahmat Djatnika, 1996 : 109-
114).
3.Kondisi Sosial Politik
Kondisi sosial politik Indonesia saat in imasih belum stabil. Indonesia sedang
memasuki masa trnsisi menuju cita-cita reformasi yang sedang diperjuangkan. Dalam masa
transisi ini banyak sekali peristiwa sosial poitik yang terjadi secara sangat cepat.Dalam masa
ini diharapkan umat islam beperan aktif bahwa kalau perlu proaktif untuk memberikan
kontribusi yang sebesar-besarnya bagi keselamatan dan kemaslahatan bangsa dan Negara,
tanpa melepaskan baju keislaman.
Dalam era reformasi ini telah dibelakukan beberapa peraturan yang mengakomodir
kepentingan umat islam, seperti diundangkannya UU zakat dan haji 1999. Diberlakukannya
syariat islam di Aceh.Dimasukkannya materi sebagian system ekonomi islam dalam UU
perbankan, dan lain sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa pemerintahan bersikap
akomodatif terhadap kepentingan umat islam, karena kekuatan sosial politiknya dan potensi
kontribusinya bagi masa depan Indonesia memang nyata.
4.Kesadaran Hukum Umat Islam Mengamalakn Ajaran Agamanya
Kesadaran uamat islam dalam mengamalkan ajaran agamanya sangat berperan dalam
mendorong penerapan hukum islam diIndinesia secara kaffah. Bila kesadaran hukum Islam
semakin baik maka akan semakin lempanglah jalan bagi penetapan hukum Islam di
Indonesia. Karena penegakan suatu hukum tanpa diikuti oleh kesadaran penuh subjek hukum,
jelas akan menemui banyak sekali kendala. Bisa jadi hukum tersebut tidak akan biasa berlaku
secara efektif.
Akhir-akhir ini terdapat fenomena yang sangat mengembirakan yaitu semakin
kentaranya antusiasme umat islam termasuk para cendakiawan, pengusaha, para artis dan
lainnya.Bahkan ada artis yang dulu dikenal sebagai “artis panas”, menurut pengakuannya kini
telah merasa lebih tenang dengan busana muslimah. Shalat jumat yang di selenggarakan
dimasjid atau hotel berbintang ataupun gedung kantor selalu penuh sesak dengan jamaah.
Pesantren kilat menjadi kegiatan rutin sekolah atau perguruan tinggi pada saat liburan.
(Satjipto Rahardjo 1996 : 215).

10
Melihat beberapa aspek di atas, cukup beralasanlah kalau dikatakan bahwauamat
islam akan berpeluang semakin besar dalam menggolkan berbagai cita-cita hukum yang
diyakininya. Apalagi diera reformasi ini dalam kerangkan kebebasan dan demokratisasi,
perjuangan membumikan hukum islam di Indonesia adalah suatu usaha yang sah. Bahkan
optimism akan prospek penerapan hukum islam di Indonesia akan semakin tinggi.

11
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Sistem hukum yang ada dan berkembang di Indonesia adalah hukum Islam, hukum adat dan
hukum kolonial Belanda. Status hukum Islam pada saat kemerdekaan membuat kemajuan yang
signifikan. Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia beragama islam, namun yang tidak
mudah untuk menegakkan hukum islam di indonesia sendiri.

B.Saran
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah tentunya banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan komentar
kritik atau saran untuk mendukung makalah yang lebih baik kedepannya. Terimakasih.

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Marzuki, M. Ag. 2013. "Pengantar Studi Hukum Islam". Perumahan Nogotirto III,
jl.Progo B-15, Yogyakarta.
https://media.nelti.com
http:// www.gramedia.com
Syari'ah facuhy and law UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Jalan La kada Adisucipto Sleman.
Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai