Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HUKUM PIDANA ISLAM


(TENTANG DINAMISASI PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA)

Dosen Pengampu
Heri Purwanto., S.H., M.H.
Disusun Oleh
Rangga Rizki Pratama
20170610427
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang kaitan UU terorisme dengan penegak
hukum dan UU tindak pidana pendanaan terorisme bermanfaat bagi pembacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ajaran islam populer juga disebut dengan dienul-Islam merupakan salah satu ajaran


Agama somawi (langit), jika tidak mau dikatakan sebagai kelanjutan agama –agama samawi
sebelumnya. Selain memiliki karakteristik yang berbeda dengan sejumlah agama yang
berkembang di dunia yang biasa dikenal dengan agama dunia. Karakteristik Islam demikian itu
dipertegas dalam Alqur’an, wama arsalnaka ila rahmatan lilamin ( tiadalah risallah Islam ini
diturunkan melainkan untuk kepentingan seluru alam semesta).
Tentunya ajaran islam memiliki sumber-sumber atau dari mana asal muasal dari ajaran
islam tersebut.  Ajaran islam juga sebagai ajaran penutup dari ajaran – ajaran sebelumnya
memiliki berbagai dinamika. Khususnya di Indonesia ajaran islam memiliki beberapa fase mulai
dari masa penjajahan, pasca kemerdekaan dan juga saat sekarang ini serta peranan Ajaran Islam
dalam pembangunan Nasional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah hukum islam di Indonesia?
2. Bagaimana dinamika hukum islam di Indonesia?

1.3 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui sejarah hukum islam di Indonesia.
2. Melihat dinamika hukum islam di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hukum Islam Di Indonesia

1. Masa Kedatangan Islam Di Indonesia


Berbicara pada pertumbuhan hukum islam di Indonesia, kita tidak dapat melepaskan
diri dari persoalan kapan dan bagaimana masuknya agama Islam di Indonesia. Hal ini
penting dikemukakan agar kita dapat memperoleh gambaran betapa bangsa kita
menyambut agama ini sampai menjadi agama dengan penganut yang terbesar.
Persoalan kapan dan bagaimana masuknya agama islam di Indonesia ini terdapat dua
pendapat yaitu :
Pendapat Pertama bahwa masuknya agama islam di Indonesia pada permulaan abad
XIII M yang dibawa oleh orang – orang Persi ke Gujarat India kemudian pedagang
Gujarat India membawa ke Tanah Air kita. Sebagai buktinya bahwa bentuk, bahan
dan tulisan yang terdapat pada makam Maulana Malik Ibrahim mirip dengan bentuk,
bahan dan galian yang terdapat pada makam raja – raja Hindustan.
Pendapat Kedua bahwa agama Islam masuk ke Indonesia dibawa langsung dari
negeri Arab oleh bangsa Arab sendiri pada abad VII masehi.
Sejarah telah membuktikan bahwa mulanya proses pengislaman di Indonesia
berlangsung tanpa disadari, tiba - tiba mengalami perkembangan yang pesat dan
cepat walaupun harus diakui waktu itu memang sudah ada isme-isme yang menguasai
alam pikiran bangsa Indonesia misalnya isme tradisional dan agama hindu.
[3]Perkembangan yang pesat dan dinamis ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
menentukan antara lain :
1. Adanya sifat demokratis agama islam itu sendiri
2. Prosendur untuk menjadi pemeluk agama islam tidak berbelit – belit
3. Agama Islam mudah menyesuaikan diri
4. Pribadi dan Akhlak orang islam sangat tinggi.
Penyebaran islam pada mulanya hanya pada dua titik yaitu Sumatra Utara ( Aceh )
dan pesisir pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur ( Rembang, Tubanng, dan
Gresik). Dari Sumatra Utara ini Islam menyebar ke Pedalaman Minangkabau
sementara di Sumatra Selatan Agama Islam berkembang melalui Banten.
Di Pulau Jawa, Agama islam berkembang dan menyebar melalui kelompok orang –
orang penyebar agama Islam yaitu para wali, yang biasa dikenal dengan sebutan
Walisongo (Wali Sembilan). Dengan perantara mereka inilah Islam di Demak, Pajang
Mataram dan Banten, akhirnya sampai merata di Pulau jawa. Dengan Masuknya
agama Islam di Tanah Air maka hukum- hukumnya juga turut serta didalamnya.
Hukum Islam terdiri dari tiga aspek yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan
tapi tidak dapat dipisahkan. Ketiga aspek yang dimaksud adalah, aspek akidah, aspek
syariat, dan aspek filsafat.
Di antara ketiga aspek tersebut yang paling penting adalah aspek syariatnya/ aspek
hukumnya, oleh karena aspek hukum tersebut merupakan jiwa agama islam.

2. Masa Pemerintahan Hindia Belanda


Pada masa pemerintahan Hindia Belanda mulai berkuasa di Tanah Air kita, hukun
islam telah berkembang sedemikian pesatnya. Hal ini dapat dilihat bahwa di daerah-
daerah yang masyarakatnya mayoritas agama Islam pengaruhnya sangat menonjol.
Di samping hukum Islam, Hukum adat sebagai suatu sistem hukum juga berlaku
ditengah-tengah masyrakat sebagai hukum yang tumbuh dan berkembang berdasrkan
alam fikiran bangsa Indonesia. Antara kedua sistem hukum itu dalam
perkembangannya saling mempengaruhi, seolah –olah diantara keduanya terjadi
singkronisasi.
Dengan berdasarkan pada teori pemerintahan Hindia belanda berhasil memperkecil
peranan Hukum Islam dalam hukum positif, sehingga hanya terbatas pada hukum
perkawinan dan perceraian serta mengenai badan hukum yang berbentuk wakaf,
Hibah, Wasiat dan Shadakah.
Sebagai konsekuensi diakuinya Hukum Islam dalam peraturan peraundang–
undangan Hindia Belanda sebagimana tercantum dalam beberapa pasal RR dan IS.

3. Masa sesudah Kemerdekaan


Sesudah proklamasi kemerdekaan, perkembangan hukum islam lebih maju lagi
dibandingkan dengan keadaannya pada tahun – tahun sebelum kemerdekaan.
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 ditegaskan Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin
kemerdekaan tiap – tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaannya itu.
Sebagai salah satu bentuk dari kemerdekaan beragama sebagai mana terantum dalam
pasal 29 ayat (2) tsb, maka pada tanggal 3 Januari 1946 dibentuklah Departemen
Agama yang bertugas mengurus berbagai urusan yang menyangkut masalah –
masalah keagamaan ( termasuk hukum agama ) di Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya beberapa bidang hukum islam telah dinyatakan
diterima dalam hukum nasional sebagai hukum positif seperti Hukum Perkawinan
dalam UU No 1 Tahun 1874.
Pembentukan berbagai pesantren dan madrasah-madrasah islamiyah bernafaskan
Islam turut menjadi warna tersendiri terhadap perkembangan Hukum Islam di
Indonesia.

4. Hukum Islam di era Reformasi hingga sekarang


Setelah lengsernya pemeritahan Suharto. Gemuruh demokrasi dan kebebasan semakin
meningkat di seluruh pelosok Indonesia. Setelah melalui perjalanan yang panjang, di
era ini setidaknya hukum Islam mulai menempati posisinya secara perlahan. Lahirnya
Ketetapan MPRNo. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan semakin membuka peluang lahirnya aturan undang-undang
yang berlandaskan hukum Islam. Terutama pada Pasal 2 ayat 7 yang menegaskan
ditampungnya peraturan daerah yang didasarkan pada kondisi khusus dari suatu
daerah di Indonesia, dan bahwa peraturan itu dapat mengesampingkan berlakunya
suatu peraturan yang bersifat umum.Lebih dari itu, disamping peluang yang semakin
jelas, upaya kongkrit merealisasikan hukum Islam dalam wujud Undang-Undang dan
peraturan telah membuahkan hasil yang nyata di era ini. Bukti nyata adalah Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Qanun Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
tentang Pelaksanaan Syari‟at Islam Nomor 11 Tahun 2002. Undang-Undang
Republik Indonesia No.3 Tahun 2006 berkaitan dengan perubahan atas undang-
undang No.7 tahun 1989.
2.2 Dinamika Hukum Islam di Indonesia

Dinamika memiliki pengertian keadaan gerak; selalu sanggup menyesuaikan


diri.Sedangkan hukum Islam merupakan pengejawantahan dari pergumulan antara syari’ah, fiqh
klasik, dan ijtihad para ulama yang berkembang di Indonesia baik berbentuk hukum nasional
(formal) maupun terdapat hukum yang hidup dimasyarakat (living law). Dengan demikian, yang
dimaksud dengan dinamika hukum Islam disini yaitu gerakan-gerakan penyesuaian maupun
perubahan hukum Islam sesuai dengan proses sosial yang terdapat di masyarakat demi
terwujudnya perubahan sosial di Indonesia secara global.

Indonesia bukanlah berbentuk Negara Islam, akan tetapi sebuah Negara yang berbentuk
Negara kesatuan republic yang tidak memberi ruang pada umat Islam untuk mengejawantahkan
dasar dan tata hukumnya kepada sumber-sumber hukum Islam an sich. Demikian juga halnya
pada umat penganut agama lain seperti Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Akan tetapi, disisi
lain secara formal legalistic Negara juga tidak sepenuhnya menutup mata dari pelaksanaan
hukum Islam sehingga disamping mempunyai landasan dogmatic pada tataran teologis,
keberadaan hukum Islam juga didukung oleh umatnya dan untuk sebagian mempunyai landasan
formal dari tata aturan perundang-undangan yang terdapat di Negara Republik Indonesia.

Konstelasi perjalanan bangsa Indonesia sepanjang bukti-bukti sejarah, pada jaman dahulu
kala berbagai wilayah yang terdapat di nusantara telah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan yang
menganut agama Hindu dan Budha. Oleh karena itu, sudah barang tentu eksistensi hukum Islam
tentunya seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia. Dalam perjalanannya, ditemukan
fakta-fakta sejarah yang mengindikasikan bahwa banyak kerajaan-kerajaan Islam muncul seperti
Kesultanan Aceh, Palembang, Deli, Goa dan Tallo di Sulawesi Selatan, Kesultanan Buton, Bima,
Banjar serta Ternate dan Tidore. Juga Kerajaan Mataram, Kesultanan Banten dan Cirebon di
Jawa.

Semua kerajaan dan kesultanan ini memang telah memberikan tempat yang begitu penting
bagi perkembangan hukum Islam di Nusantara. Berbagai kitab hukum ditulis oleh para ulama.
Kerajaan atau kesultanan juga telah menjadikan hukum Islam, setidak-tidaknya di bidang hukum
keluarga dan hukum perdata sebagai hukum positif yang berlaku di wilayahnya.

Kerajaan juga membangun masjid besar di ibukota negara, sebagai simbol betapa
pentingnya kehidupan keagamaan Islam di negara mereka. Pelaksanaan hukum Islam juga
dilakukan oleh para penghulu dan para kadi, yang diangkat sendiri oleh masyarakat Islam
setempat, jika ditempat tersebut tidak terdapat kekuasaan politik formal yang mendukung
pelaksanaan ajaran dan hukum Islam.
Hukum Islam di Indonesia telah berkembang selama belasan abad dengan proses sosial
yang terjadi tidak mengesampingkan metode-metode yang sangat memperhatikan kepentingan
lokal. Tidak mengherankan jika para intelektual muslim Indonesia mulai dari zaman dulu sampai
saat ini terus memperjuangkan hukum Islam yang selalu sesuai dengan sosio kultur bangsa
Indonesia.

Oleh karenanya, hukum Islam merupakan salah satu bagian dari lembaga kemasyarakatan
fungsional yang berhubungan dan saling mempengaruhi dengan lembaga kemasyarakatan
lainnya. Hubungan antara struktur sosial dengan hukum memberikan pengertian yang lebih
mendalam mengenai lingkungan sosio kultur dimana hukum berlaku di masyarakat.

Dalam taraf internasional, dinamisasi hukum Islam dimulai melalui pemikiran dan gerakan
pembaharuan yang dikenal juga dengan modernisasi. Yang memiliki pengertian pikiran, aliran,
gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan
sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan sosio kultur masyarakat modern. Hal ini
berimbas terhadap rekonstruksi yang terjadi dibidang hukum sesuai dengan sosio kultur pada
suatu masyarakat.

Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan salah satu founding father teori ilmu sosial,
Max Weber, yang mengatakan bahwasannya proses dan perubahan sosial yang terjadi pada suatu
masyarakat berangkat dari masyarakat tradisional (manual) kemudian berubah kepada keadaan
transisi lalu menuju kepada masyarakat rasional (modern).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sumber hukum islam secara besar dapat pula dibagi menjadi: Sumber Hukum Ashliah
yang didalamnya adalah Al-Qur’an dan Hadis/sunnnah dan sumber hukum Tarbaiyah
yang mencakup Ijma, Qaul, Sahabat, Qias, Istishan, Muslahat-Muslahat, Urf, Syariat
Umat Terdaulu dan Istishab.
2. Perkembangan/pertumbuhan hukum islam di Indonesia sejak mulai massuknya agama
islam sampai menjadi salah satu sistem hukum yang banyak penganutnya, dapat dibagi
tiga pembahasan.
1. Masa kedatangan Islam di Indonesia
2. Masa Pemerintahan Hindia Belanda
3. Masa sesudah kemerdekaan

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, M. Arfin. 2011. Hukum Islam Perspektif Keindonesiaan (Sebuah Pengantar


dalam Memahami Realitasnya di Indonesia). Makassar: PT. UMITOHA.

Praja, Juhaya. 1991. Hukum Islam di Indonesia: Perkembangan dan Pembentukan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

 http://fhiqar.blogspot.co.id/2012/04/peranan-hukum-islam-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai