A.Pendahuluan
Kemajemukan Indonesia ini ditandai dengan adanya berbagai agama yang dianut
oleh penduduk, suku bangsa, golongan, dan ras. Letak geografis Indonesia yang
berada di tengah-tengah dua benua, menjadikan negara ini terdiri dari berbagai
bagaimana bangsa Indonesia itu muncul. Hal tersebut ditandai dengan munculnya
adanya beberapa agama yang dianut oleh bangsa Indonesia pada masa-masa
Sebagai potensi, pada satu sisi agama dapat menjadi pendorong dan
pendukung arah pembangunan Indonesia. Pada sisi yang lain, isu tentang agama
dapat menjadi pemicu konflik antarumat beragama. Oleh sebab itu, hubungan baik
kesesatan dan kecelakaan fatal pada pihak yang lain. Interpretasi yang berbeda
dan pemikiran teologis yang berlain mengenai konsep ini merupakan sumber
Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam di Indonesia adalah unsur paling
mayoritas. Dalam tataran dunia Islam internasional, umat Islam Indonesia bahkan
dapat disebut sebagai komunitas muslim paling besar yang berkumpul dalam satu
agama Islam dalam kehidupan bernegara, dilihat dari sudut pandang politik
hukum menampakkan dua hal. Pertama Kompilasi Hukum Islam, yang berlaku
khusus bagi umat Islam. Menunjukkan bahwa dalam rangka pembinaan hukum
dijamin yaitu kepentingan untuk memberikan ruang gerak bagi kesadaran hukum
Kedua, adanya hak kelompok tertentu dalam masyarakat dalam hal ini
ummat islam untuk melaksanakan hukum agamanya tidak dapat ditawar. Dalam
kaitanya dengan slogan bhineka tunggal ika, kesempatan yang diberikan oleh
B.Perumusan Masalah
sebagai hukum di Indonesia yang disamping harus sesuai dengan Islam juga harus
sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesia. Ada beberapa masalah yang menarik
3
untuk dikaji. Dalam tulisan ini beberapa dari masalah tersebut yang akan dikaji
Indonesia?
dimasa mendatang?
C.Pembahasan
1
Wojowasito dan W.J.S.Poerwadareminta, Kamus Lengkap Inggris – Indonesia dan Indonesia –
Inggris, Jakarta : Hasta, 1982, hal. 88.
4
karangan.2
kompilasi dari segi hukum adalah sebuah buku hukum atau buku kumpulan
Agama tanggal 21 Maret 1985 No. 07/KMA/1985 dan No. 25 Tahun 1985
membentuk suatu tim proyek yang susunannya terdiri dari para pejabat
yang erat dengan kondisi hukum Islam di Indonesia selama ini. Menurut
perhatian akan ditujukan pada kedudukan hukum Islam dalam sistem hukum
mayoritas penduduk dan rakyat Indonesia adalah hukum yang telah hidup
5
Abdurrahman, op.cit., hal. 15
6
dalam masyarakat, merupakan sebagian dari ajaran dan keyakinan Islam dan
umumnya hingga saat ini adalah hukum fikih hasil penafsiran pada abad
syakhiyyah. Kajian tidak banyak diarahkan pada fikih muamalah. Hal ini
masalah sekarang ini. Masalah yang dihadapi bukan saja berupa perbuatan
diperbarui sesuai dengan situasi dan kondisi masa kini. Untuk itu ijtihad
perlu digalakkan.
Islam Indonesia pada pemerintahan orde baru. Umat Islam di Indonesia akan
mempunyai pedoman fikih yang seragam dan telah menjadi hukum positif
yang wajib dipatuhi oleh seluruh bangsa Indonesia yang beragama Islam.
6
M. Daud Ali, Asas-asas Hukum Islam, Jakarta : Rajawali Press, 1986, hal. 198
7
sistematis sebagai landasan rujukan mutlak atau hukum Islam yang ada di
Anasir ini tampaknya merunut pada posisi fiqh yang adiluhung dalam
kehidupan umat Islam. Karena menjadi bagian paling intim itu regulasi fiqh
7
Abdurrahman, op.cit., hal. 20
8
M.Yahya Harahap, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta : Pustaka Kartini, 1990, hal. 100
8
melalui institusi Negara dipandang perlu dan vital oleh sebagian besar umat
Islam termasuk di negeri ini. Dorongan ini bukan hanya tendensi teologis
begitu penting disamping kebaradaan hukum adat dan hukum sipil, yang
asosiasi.
pengembangan hukum Islam. Fiqh yang mulanya dinamis dan fleksibel tiba-
atas hukum Islam. Karena itulah, wajah-wajah akomodatif itu hingga kini
disahkan oleh negara yang menganut aliran positivisme yuridis. Aliran ini
(pemahaman) masuk dalam ruang sensor negara sehingga nilai benar atau
dengan anggapan KHI sebagai fiqh Indonesia yang genesisnya dapat kita
adalah fiqh Hijazi yaitu fiqh yang terbentuk atas dasar adat istiadat yang
berlaku di Hijaz, atau faqih Mishry yaitu fiqh yang terbentuk atas dasar adat
atau Mishry atau fiqh irak yang berlaku di Indonesia atas dasar taklid.9
yang digunakan adalah Inpres no.1 tahun 1991. Selain formulasi hukum
Islam dalam tata hukum Indonesia, KHI bisa disebut sebagai representasi
9
Marzuki Wahid & Rumadi, op.cit., Hal 130
10
tata hukum Indonesia. Karena merupakan sebuah produk hukum dari proses
politik orde baru. Karena itu selain bersifat nisbi, KHI dengan segala
Kompilasi Hukum Islam dalam sistem hukum nasional, dapat dilihat pada
kongkret;
10
Ibid, Hal 144
11
Abdurrahman, op.cit., hal. 53-62.
11
konservatif/ortodoks12.
hukum Islam wajib dilaksanakan oleh Umat Islam secara kaffah, tidak
misi agama yang suci13. Dengan kata lain bahwa hukum Islam berada dalam
etnis, ras dan golongan. Hasil interaksi dari dua paradigma yang berbeda itu
12
Moh.Mahfud, MD, Perkembangan Politik Hukum, Yogyakarta, 1993, Hal. 675-676
13
Tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah: 42, 44, 45, 47, 48, 49
12
kolektif ala Indonesia yang tertuang dalam Inpres no. 1 Tahun 1991, itu
D.Penutup
1. Kesimpulan
1/1991.
14
Marzuki Wahid & Rumadi, op.cit., Hal 178
13
No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menjadi dorongan dan memacu
Sebelum ada kompilasi ini, para hakim peradilan agama praktis tak
pakai. Mereka merujuk secara individual pada kitab-kitab fikih klasik (kitab
kuning). Tetapi, karena pendapat hukum dalam literatur klasik itu bisa
berselisih, keputusan hakim juga bisa berbeda-beda dalam kasus yang sama,
bergantung pendapat ulama yang ia ikuti. Ide KHI muncul sebagai upaya
Dengan demikian, KHI juga bisa dipandang sebagai fikih resmi berbahasa
Indonesia. Dari segi ini, kemunculan KHI adalah suatu kemajuan besar.
hukum fikih klasik begitu saja. KHI sama sekali tidak mempertimbangkan
bagi perempuan. Atau soal saksi nikah, tempat menurut ketentuan fikih
dalam fikih klasik adalah absah untuk konteks zaman kita. Hukum sudah
sendirinya ia harus ikut berubah pula. Bahkan berbagai ketentuan legal yang
secara eksplisit terdapat dalam Quran pun tidak diniatkan oleh Tuhan
2. Saran
undang agar lebih memiliki kekuatan hukum yang lebih kuat. Supaya aturan
15
yang ada di dalam KHI tersebut bersifat tegas tidak lagi hanya sekedar
Daftar Pustaka
Basyir, KH. Ahmad Azhar, MA, Asas-Asas Hukum Muamalat. UII Press
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1999
Wahid Marzuki & Rumadi, Fiqh Madzab Negara, Yogyakarta: LKIS, 2001
16
Wojowasito. Kamus Umum Belanda – Indonesia. Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve,
1981.
Yusdani, Amir Mu’amm, Ijtihad dan Legilasi Muslim Kontemporer, UII Press