Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas mengenai Kewarisan
Menurut Kompilasi Hukum Islam dengan cukup baik.
Makalah ini kami susun berdasarkan berbagai macam sumber untuk melengkapi isi
makalah ini agar dapat tersusun dengan baik.
Demikian kami sangat menyadari bahwa proses penyusunan makalah ini sangat jauh
dari kata sempurna sehingga memungkinkan adanya kekurangan ataupun kesalahan baik
dalam tehnik penulisan kebahasaan.
Penulis mengharapkan urun saran dan kritik dari pembaca, demi kesempurnaan
tulisan ini, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat islam merupakan jumlah umat yang paling besar diantara umat bergama lainnya,
bahkan ternasuk jumlah paling banyak umat pemeluk islam dalam suatu negara. Jumlah
sebesar tersebut tidak diimbangi dengan kuantitas hukum islam yang berlaku di indonesia
sebagai hukum positif.
Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman manusia atas nash al-
Qur’an maupun As-Sunnah untuk mengatur kehidupan manusia yang berlaku secara
universal-relevan pada setiap zaman (waktu) dan Makan (ruang) manusia. Keuniversalan
hukum Islam ini sebagai kelanjutan langsung dari hakekat Islam sebagai agama universal,
yakni agama yang substansi-substansi ajaran-Nya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
manusia, melainkan berlaku bagi semua orang Islam di mana pun, kapan pun, dan
kebangsaan apapun.
Kehadiran Kompilasi Hukum Islam sebagai jaminan pelaksanaan hukum agama Islam dalam
kehidupan bernegara, dilihat dari sudut pandang politik hukum menampakkan dua hal.
Pertama Kompilasi Hukum Islam, yang berlaku khusus bagi umat Islam. Menunjukkan
bahwa dalam rangka pembinaan hukum nasional, unifikasi hukum sebagai pelaksanaan
wawasan nusantara tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya (secara kaku), demi kepentingan
yang harus lebih dijamin yaitu kepentingan untuk memberikan ruang gerak bagi kesadaran
hukum masyarakat terhadap hukum agama. Kedua, adanya hak kelompok tertentu dalam
masyarakat dalam hal ini ummat islam untuk melaksanakan hukum agamanya tidak dapat
ditawar. Dalam kaitannya dengan slogan bhineka tunggal ika, kesempatan yang diberikan
oleh pemerintah bagi dibentuk dan diberlakukannya Kompilasi Hukum Islam adalah bentuk
ke-bhinneka-an dalam kesadaran menjalankan hukum agama, namun tetap tunggal ika dalam
wadah Negara Rukum Republik Indonesia.
B. Rumusan Masalah
2.
3.
C. Tujuan Penulisan
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
kehidupan manusia yang berlaku secara universal dan relevan pada setiap
zaman (waktu) dan ruang manusia. Keuniversalan hukum Islam ini sebagai
kelanjutan langsung dari hakekat Islam sebagai agama universal, yakni agama
manusia, melainkan berlaku bagi semua orang Islam dimana pun, kapan pun,
pengadilan agama berpedoman kepada kitab fikih yang berasal dari madzhab
memiliki hukum materiil berupa hukum Islam yang berbentuk kodifikasi yang
30
Setelah Indonesia merdeka, ditetapkan 13 kitab fikih sebagai referensi
Pengadilan Agama RI. No. B/1/735 tanggal 18 Februari 1985. Hal ini
ternyata tidak tertulis dan berserakan di berbagai kitab fikih yang berbedabeda.
mereka hadapi. Berbagai hal dan situasi hukum Islam itulah yang mendorong
Hal ini disebabkan tidak tersedianya kitab materi hukum Islam yang
Akan tetapi tetap saja menimbulkan persoalan yaitu tidak adanya keseragaman
keputusan hakim.
memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara yang diajukan oleh orang yang
31
hukum yang jelas dan dapat dilaksanakan oleh aparat penegak hukum
(Tanfiziyah) dan
c. Akibat kepanjangannya adalah tidak mampu menggunakan jalanjalan dan alat-alat yang
tersedia dalam Undang-Undang Dasar 1945
dipercaya menjadi Pemimpin Umum dengan anggota Tim yang meliputi para
pejabat Mahkamah Agung dan Departemen Agama. Kerja keras dari anggota
1 Zainuddin Ali, Pengantar Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta Sinar Grafika, 2006, hal
98
32
Kompilasi Hukum Islam yang terdiri dari Buku I tentang Perkawinan, Buku II
tentang Kewarisan, Buku III tentang Perwakafan. Inpres tersebut
1991.
pertama kali diumumkan oleh Menteri Agama R.I. Munawir Sadzali, MA pada
bulan Februari 1985 dalam ceramahnya didepan para mahasiswa IAIN Sunan
Ampel Surabaya, semenjak itu ide ini menggelinding dan mendapat sambutan
sebagai sebuah prestasi besar yang dicapai umat Islam. Setidaknya dengan
adanya KHI itu, maka saat ini di Indonesia tidak akan ditemukan lagi
hakim Peradilan Agama adalah sama. Selain itu, fikih yang selama ini tidak
mengikat seluruh umat Islam di Indonesia. Lebih penting dari itu, KHI
diharapkan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat Islam Indonesia karena
ia digali dari tradisi-tradisi bangsa Indonesia. Jadi tidak akan muncul hambatan
mengenai hal tersebut. Dikatakan bahwa ide kompilasi hukum Islam timbul
Peradilan Agama.
Buku kompilasi hukum islam di indonesia: H. Abdurrahman, SH. MH