Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

MATA KULIAH: TARIKH TASYRI’


PRODI/SMT: HUKUM KELUARGA ISLAM (AHWAL SYAKHSHIYYAH / IV.B
Dosen: Dr. Dahlia Haliyah, M.H.I

Disusun Oleh :
Abdul Halim 12012040

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTASSYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
1444 H/ 2023 M
1. Jawaban
A. Sesuai sunnah yang menyebutkan bahwa islam adalah Rahmat bagi seluruh alam,
maka hukum isalm dapat diterapkan dalam semua masa, untuk semua bangsa karena
didalamnya banyak cakupan yang begitu luas untuk segala zaman dan tempat. Karena
itu hukum silam berdiri atas dua model antara lain :
a. Hukum islam memberikan perinsip umum
b. Hukum islam mengandung peratutan-peraturan yang terperinci1
B. Ulama’ Ahli Fiqih, Ahli Tafsir Al-Qur’an, Ahli Hadist serta Akademi Indonesia
Tengku Muhhamad Hasbi Ash-Shiddeiqy mengungkapkan terkait Karakteristik Islam
didalam falsafah hukum islam menjelaskan tentang karakteristik hukum islam bahwa
hukum islam itu memiliki ciri kemanusiaan, akhlaki dan amali. Pendapat Hasbi diatas
sepertinya sama dengan pendapat Syah hanya saja urutannya yang agak berbeda.
Ismail Muhammad syah mengatakan ciri-ciri Tasyri’ islam itu sebagai berikut :
c. Bersifat Universal (‘Alamiy)
d. Kemanusiaan
e. Moral (Akhlak)
Sedangkan Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya “Bagimana Memahami Syariat
Islam” menyebutkan bahwa hukum islam itu memiliki enam karakteristik yaitu
Rabbani, Akhlaqi, Waqiiy, Insani, Tanaasuq dan Syumul. Berdasarkan berbagai
keterangan diatas dapat dipahami bahwa hukum islam memilki karakterstik sebagai
berikut :
1.) Hukum Islam bersifat ketuhanan : Berdsarkan ketuhanan bahwa semua
perundang-undangn dan peraturan-peratran yang dibuat harus bersumber dan
diambil dari ketentuan-ketentuan hukum Allah. Oleh karena itu semua
perundang-undangan harus berfokus atau berasal dari Allah SWT. Dengan
menjadikan Al-Qura’an sebagai sumber utama.
2.) Hukum Islam bersifat Universal : Bahwa hukum islam ditunjukan bukan hanya
ditunjukan untuk satu golongan akan tetapi bagi seluruh ummat manusia.
3.) Hukum Islam bersifat Kemanusiaan : Bahwa seluruh perundang-undangan
hukum yang ditetapkan sangat memperhatiakan hal ikhwal manusia.
4.) Hukum islam berlandaskan moral : Sebab pada hakikatnya inti ajaran Islam
adalah mengadakan bimbingan bagi mental dan jiwa manusia dalam bidang
inilah terletak esensi manusia.
1
Dr. Drs. Abd. Shomad, S.H., M.H, Hukum Islam, Jakarta : Kencana, Hlm. 55
5.) Hukum Islam bersifat teratur : Semua Bagian dari masing-masing bekerja dan
berjalan sevara teratur.
6.) Hukum islam bersifat Realistik : Dimana focus perhatiannya pada nilai-nilai
leluhur akhlak tidak menghalanginya untuk menaruh perhatian pada realitas
yang ada.2
2. Kemudian perbedaan Traikh Tasri’ di kota mekkah dan Madinah pada masa
Rasulullah SAW.
Nabi Muhhamad menerima wahyiu pertama diusia 40 tahun dan memulai dakwahnya
setelahnya. Periode dakwah Rasulullah terbagi menjadi dua yakni dimekkah dan
Madinah, dakwah beliau berjalan selam 23 tahun, 13 tahun dimekkah dan 10 tahun di
Madinah. 10 tahu berdakwah belum ada kemajuan akrena karakteristginya yang ada
berbeda karena ada perbedaan kultur diantara keduanya. Pasa masa itu mekkah
memiliki kesetiaan terhadap para leluhurnya mereka menyembah berhala, sedangkan
Rasulullah lebih memfokuskan pada ke esaan tuhan. Sedangkan beliau di madinnah
memfokuskan pada pembinaan akidah, ibadah, mu;amalah kaum muslimin.
Pembinaan ukhwah persaudaraan untuk menyatukan kaum muslimin, pembinaan
kader perjuangan untuk memperkuat pertahanan wilayah dakwah dan memetakan
pertahanan dan social untuk menjaga kestabilitasan Madinah.3
3. Pola Pemikiran Ahlul Ra’yi
Ar-Ra’yu merupakn Bagian dari tubuh manusia yaitu, akal. Agar optimalisasi
akal dan rasio dapat dilaksanakan, maka harus berlandaskan pada asas yang
mengantarkannya menuju tingkat pemahaman. Asas tersebut pada umumnya
dikembalikan pada factor karakteristik wahyu atau pada karakteristuk akal.
Ketimpangan yang terjadi pada asas akan memberikan efek pada sisi ketimpangan
dalam segi pemahaman. Selanjutnya secara otomatis akan mengakibatkan
ketimpangan dalam memahami maksud ilahi. Oleh sebab itu akal tiak boleh
serampangan dalam memahami maksud ilahi, harus berdasarkanprosedur dan asas
Tarikh Tasyri’.4

Pola pemikiran ahlul Hadist

2
Musnad rozin, Karakteristik hukum islam dalam perubahan social, Jurnal Volume 13, hlm 315-321
3
Karakteristik dan strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW pada periode mekkah, Jurnal at-Tabsyir.
4
Nurhikmah, Moderasi Imam Syafi’I antara Ahlul Ra’yi dan Ahlul Hadist, Skripsi Uin Alaudin Makasar, Hlm.30
Sebuah aliran islam sunni yang bercabang dari Salafiyah yang muncul pada abad
ke 2 atau ke 3 pada era islam (akhir abad ke 8 dan ke 9 M) sebagai pergerakan ulama
hadist yang menganggap Al-Qur’an dan hadist shahih sebagai salah satunya otoritas
dalam masalah hukum dan akidah.5 Penganutnya juga disebut tradisionalis yang
merupakan blok yang paling otoritatif dan dominan Ortodoksi sunni sebelum
munculnya mazhab selama abad ke empat islam.6

5
John L. Esposito, ed.(2014), Ahl Al- Hadith, The Oxford dictionary of islam, oxford: Universty Press, ISBN 978-
0-19-512558-0
6
M. naf’I, Basheer (2016), A Teacher of Ibn ‘Abd Al-Wahhab: Muhammad Hayat Al-Sindi and the revival of
Ashab Al-Hadith’s methodology, Islamic Law and society, brill Publishers. 13 (2) : 235

Anda mungkin juga menyukai