Anda di halaman 1dari 31

AIK 1 ( PERTEMUAN 3 )

ISLAM SEBAGAI PENDOMAN


(AS THE WAY OF LIFE)

MUHAMMAD ALWI

ITBM POLMAN
VISI DAN MISI ITBM POLMAN
Menjadi Perguruan Tinggi Yang Unggul, Profesional dan
Islami berbasis Teknologi dan Bisnis (2045)

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dengan memiliki keunggulan dalam bidang
teknologi dan bisnis dengan implementasi nilai-nilai islam.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat meningkatkan


kesejahteraan manusia

3. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang amanah

4. Menyelenggarakan civitas akademika dalam kehidupan yang islami

5. Menyelenggarakan kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan


INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI DEFINISI
ISLAM DAN FUNGSI AJARAN ISLAM
2. MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI
KARAKTERISTIK ISLAM DAN KEUNGGULAN YANG
BERBEDA DENGAN AGAMA YANG LAIN DI DUNIA.
3. MAHASISWA MAMPU MEMAHAM ISLAM
SEBAGAI PEDOMAN HIDUP/ AS THE WAY
OF LIFE DALAM SEGALA ASPEK KEGIATAN PARA
MUKALLAF YAKNI MANUSIA.
PENGERTIAN ISLAM

• Secara Etimologis bahasa Islam berasal Bahasa Arab yang


diambil dari asal kata :
1. Salima : Selamat Sentosa/ damai
2. Aslama : Memelihara diri dalam keadaan selamat sentosa
(menyerahkan diri, tunduk, taat & patuh)
3. Salaam : Kesejahteraan
Beberapa pengertian islam ditinjau dari segi katanya(etimologi)
2. ISLAM BERASAL DARI KATA ‘ASLAMA’ ‫))َأْﺳ َﻠﻢ‬YANG BERARTI
BERSERAH DIRI ATAU PASRAH.

FIRMAN ALLAH : Q.S . AL AN’AM : 6 :


162
3. ISLAM BERASAL DARI KATA ISTASLAMA–MUSTASLIMUN : PENYERAHAN TOTAL KEPADA
ALLAH SWT.

FIRMAN ALLAH SWT: [QS AṢ-ṢĀFFĀT (37): 26].

‫َﺑُﻞ ُﻫَﻢ اْﻟﻴَـْﻮ َم ُﻣ ْﺴ َﺘْﺴ ِﻠُﻤ ﻮن‬


[QS AL-BAQARAH (2): 208]
Pengertian Islam secara istilah adalah ad-Dīn atau agama yg
bersumber dari Allah SWT yg dibawa melalui para Rasul-
Nya, sejak nabi Adam as hingga nabi terakhir yaitu
Muhammad SAW utk kemashlahatan manusia dunia dan
akhirat (Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2018)
B. SUMBER AJARAN ISLAM
Islam sebagai agama yang diridhai Allah SWT dan berlaku
untuk seuruh umat manusia mempunyai ajaran yang
sempurna. Kesempurnaan Islam terletak pada ajarannya
yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadis, yang mana
keduanya merupakan sumber ajaran yang bersifat pedoman
pokok dan global.
Al-Qur’an dan hadis adalah dua sumber utama ajaran
Islam yang merupakan wahyu Allah SWT, sehingga di
antara keduanya sama sekali tidak terdapat pertentangan di
dalamnya.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain yakni
kewajiban pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang
mengkaji ajaran Islam terutama yang dikembangkan
oleh akal pikiran manusia, diwajibkan bagi kaum
muslimin yang Allah SWT berikan kemampuan untuk
itu. Allah telah menetapkan sumber ajaran Islam yang
wajib diikuti oleh setiap muslim, dan ketetapan itu
terdapat dalam Surat An-Nisa (4) ayat 59 yang artinya:
Di sisi lain para ulama juga menjadikan ijtihad sebagai
salah satu dasar hukum islam setelah Al-Qur’an dan
hadist. Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh
dengan mengunakan seluruh kemampuan akal pikiran,
pengetahuan dan pengalaman manusia yang memenuhi
syarat mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta
mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum
Islam dari keduanya. Sehingga menurut muhammadiyah
ijtihad dengan menggunakan berbagai macam metodenya
seperti “ijma’ dan qiyas” menjadi sumber pendamping
dalam ajaran Islam.
DASAR HUKUM ISLAM

1. Al-Qur’an
Secara etimologi Al-Qur’an berasal isim masdar dari kata qara’a-
yaqra’u- qirā’atan atau qur’ānan yang berarti mengumpulkan (al-
jam’u) dan menghimpun (aḍ-Ḍammu). Sedangkan secara
terminologi (syariat), Al- Qur’an adalah Kalam Allah ta’ala yang
diturunkan kepada Rasul dan penutup ara Nabi-Nya, Muhammad
SAW, diawali dengan surat al-Fātihah dan diakhiri dengan surat an-
Nās, sebagaimana firman Allah: [Al-Qiyāmah (75): 17-18]
Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal 17
Ramadhan (Nuzūlul Qur’ān). Wahyu yang pertama kali
turun tersebut adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5. Al-Qur’an
memiliki beberapa nama lain, antara lain: Al-Qur’an
[QS. Al-Isra (17): 9], Al-Kitāb [QS. Al-Baqarah (2): 1-
2], Al- Furqān [QS. Al-Furqān (25): 1], At-Tanzīl [QS
Asy-Syu’arā’ (26: 192], Aż- Żikr [QS. Al-Ḥijr (15): 1-9]
dan nama-nama yang lain yang tersebar dalam surat dan
ayat
Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan selama lebih kurang
23 tahun itu dapat dibedakan antara ayat-ayat makiyyah dan
madaniah
Al-Qur’an mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:

1. Hukum i’tiqādiyah, yakni hukum yang mengatur hubungan rahaniah


manusia dengan Allah SWT dan yang berkaitan dengan
akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang
mempelajarinyandisebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu
Kalam.
2. Hukum amaliyah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah
hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama
manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini
tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara’/syariat.
Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.
3. Hukum khuluqiyah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku
normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau
makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu
yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlak.
2. Hadis
Hadis disebut juga As-Sunnah. Sunnah secara bahasa berarti adat-
istiadat atau kebiasaan (traditions). Secara istilah sunnah dapat
diartikan segala bentuk perkataan, perbuatan, dan penetapan/
persetujuan serta kebiasaan Nabi Muhammad.
Adapun penetapan (taqrīr) adalah persetujuan atau diamnya Nabi
SAW terhadap perkataan dan perilaku sahabat. Kedudukan As-
Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan dalam Al-Qur’an
dan sabda Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam
surat Annisa ayat 65: artinya:
‫ ﱠ‬Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga
mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat
hati terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima
sepenuh hati.
Sunnah merupakan “penafsir” sekaligus
petunjuk pelaksanaan Al-Qur’an. Sebagai
contoh, Al-Qur’an menegaskan tentang
kewajiban shalat dan berbicara tentang
ruku’ dan sujud.
Ijtihad
Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti
mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja
semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri
berarti
mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk
mengeluarkan hukum syar’I dari dalil-dalil syara,
yaitu al-Qur’an dan hadis.
Keunggulan Islam atas Agama yang Lain
Islam sebagai agama yang sempurna yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada nabi Muhammad SAW memiliki berbaai macam
keunggulan atas ajaran agama lainnya, dan itu menunnjukan
kesempurnaan dalam ajaran Islam. Adapun keunggulan ajaran
agama Islam atas agama yang lain adalah:
QS. AL MUJADALAH :11
Sebagai the way of life, Islam memiliki ajaran yang
sempurna dan komprehensif terhadap seluruh aspek
kehidupan manusia. baik dalam akidah/ keyakinan,
ibadah, akhlak ataupun muamalah dunyawiyah.
Pada tiga komponen pertama, akidah, ibadah dan akhlak,
bersifat konstan (tetap). Ketiganya tidak akan mengalami
perubahan apa pun dengan berbedanya waktu dan tempat.
Sedangkan pada komponen terakhir yaitu muamalah
dunyawiyah, senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan
dan taraf peradaban umat manusia. Oleh karena itu,
syariah Islam yang dibawa Rasulullah SAW mempunyai
keunikan tersendiri. Bukan saja menyeluruh atau
komprehensif, tetapi juga universal.
Komprehensif, berarti syariah Islam merangkum seluruh
aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial
(muamalah)
Universal, berarati syariah Islam dapat diterapkan dalam
setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Universalitas
ini tampak jelas terutama pada bidang muamalah. Selain
mempunyai cakupan luas dan fleksibel (lentur), muamalah
tidak membeda-bedakan antara muslim dan non-muslim.
Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang
diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib:“Dalam
bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita
dan hak mereka adalah hak kita.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hamdan Mansoer dkk, Materi Instruksional


Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
Departemen Agama RI, 2004
2. Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam,
Rajawali Press, Jakarta 1988
3. Nasruddin Razak, Dienul Islam, PT Al-
Ma’arif, Bandung, 1995
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai