Anda di halaman 1dari 3

HUKUM ISLAM

A. HUKUM ISLAM
Sebagai penganut agama islam terbesar dimana para mayoritas penduduknya
adalah umat muslim. Indonesia cukup sadar tentang hukum islam. Kesadaran akan
pentingnya mempelajari hukum islam selain memberikan pemahaman
melembutkan pikiran dan hati agar muncul rasa toleransi. Hukum islam juga dapat
dijadikan media belajar untuk bersikap dan berperilaku lebih baik lagi. Karena
tidak sekedar mengajarkan bagaimana cara berinteraksi social, bagaimana
membangun hubungan dengan masyarakat, tetapi juga menuntun pada
kemaslahatan dunia dan akhirat. Seperti yang kita tahu, kemajemukan masyarakat
indonesia yang beragam agama, suku ras dan golongan yang ada di Indonesia
sebenarnya paling rawan dipecah belah. Namun, berkat hadirnya agama islam
beserta syari’at nya menjadi toleransi yang cukup baik bagi masyarakat yang ada
di Indonesia walaupun masih kerap ditemukan yang tidak sepaham dengan ajaran
islam.
Hukum islam atau syari’at islam adalah sistem kaidah-kaidah yang
didasarkan merujuk kepada wahyu Allah SWT dan sunnah-sunnah Nabi
Muhammad SAW mengenai tingkah laku mukalaf (orang yang sudah dapat
dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini. Dimana hukum atau syari’at islam
ini mengikat dan wajib bagi umat muslim dan pemeluk-pemeluk syari’at islam.
Hukum islam ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW untuk melaksanakannya secara total.
Syariat islam menurut istilah berarti hukum-hukum yang diperintahkan
Allah SWT untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi. Baik yang
berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun yang berhubungan dengan
amaliyah. Syariat islam menurut Bahasa berarti jalan yang dilalui umat manusia
untuk menuju kepada Allah Ta’ala. Dan ternyata islam bukanlah hanya sebuah
agama yang mengajarkan tentang bagaimana menjalankan ibadah kepada
Tuahnnya saja. Keberadaan aturan atau sistem yang sudah ditentukan Allah SWT
untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT unntuk mengatur hubungan
manusia dengan Allah Ta’ala dan hubungan sesama manusia. Aturan tersebut
bersumber pada seluruh ajaran islam. Khususnya Al-Qur’an dan Hadist.
B. RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM
Ruang Lingkup Hukum Islam adalah objek kajian hukum Islam atau bidang-
bidang hukum yang menjadi bagian dari hukum Islam.Hukum Islam di sini
meliputi syariah dan fikih. Hukum Islam sangat berbeda dengan hukum Barat yang
membagi hukum menjadi hukum privat, (hukum perdata) dan hukum publik. Sama
halnya dengan hukum adat di Indonesia, hukum Islam tidak membedakanhukum
privat dan hukum publik. Pembagian bidang-bidang kajian hukum Islam lebih
dititikberatkan pada bentuk aktivitas manusiadalam melakukan hubungan. Dengan
melihat bentuk hubungan ini, dapat diketahui bahwa ruang lingkuphukum Islam
ada dua, yaituhubungan manusia dengan Tuhan (hablunminallah) dan hubungan
manusia dengan sesamanya (hablun minannas). Bentuk hubunganyang pertama
disebut ibadah dan bentuk hubungan yang kedua disebut muamalah.
C. ASAS HUKUM-HUKUM ISLAM
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah aturan-
aturan untuk diterapkan di dalam sendi kehidupan manusia.Karena banyak ditemui
permasalahan-permasalahan, umumnya dalam bidang agama yang sering kali
membuat pemikiran umatMuslim yang cenderung kepada perbedaan. Untuk itulah
diperlukan sumber hukum Islam sebagai solusinya, yaitu sebagai berikut:
1. Al-Qur'an
Sumber hukum Islam yang pertama adalah Al-Quran, sebuah kitab suci umat
Muslim yang diturunkan kepada nabi terakhir, yaitu NabiMuhammad SAW
melalui Malaikat Jibril. Al-Quran memuat kandungan-kandungan yang berisi
perintah, larangan, anjuran, kisahIslam, ketentuan, hikmah dan sebagainya. Al-
Quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannyaagar tercipta masyarakat yang ber akhlak mulia. Maka dari itulah,
ayat-ayat Al-Quran menjadi landasan utama untuk menetapkansuatu syariat.
2. Al-Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah Al-Hadist, yakni segala sesuatu
yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupaperkataan, perilaku,
diamnya beliau. Di dalam Al-Hadist terkandung aturan-aturan yang merinci
segala aturan yang masih globaldalam Al-quran. Kata hadits yang mengalami
perluasan makna sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka dapat berarti
segalaperkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari
Rasulullah SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum Islam.
3. Ijma’
Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.” Dan ijma’ yangdapat
dipertanggung jawabkan adalah yang terjadi pada zaman sahabat, tabiin (setelah
sahabat), dan tabi’ut tabiin (setelah tabiin).Karena setelah zaman mereka para
ulama telah berpencar dan jumlahnya banyak, dan perselisihan semakin
banyak,sehingga tak dapatdipastikan bahwa semua ulama telah bersepakat.
4. Qiyas
Sumber hukum Islam yang keempat setelah Al-Quran, Al-Hadits dan Ijma’
adalah Qiyas. Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidakada dalil nashnya
dalam Al quran ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang
serupa dengan sesuatu yang hendakdiketahui hukumnya tersebut.Artinya jika
suatu nash telah menunjukkan hukum mengenai suatu kasus dalam agama Islam
dan telahdiketahui melalui salah satu metode untuk mengetahui permasalahan
hukum tersebut, kemudian ada kasus lainnya yang sama dengankasus yang ada
nashnya itu dalam suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan
dengan hukum kasus yang ada nashnya.

Anda mungkin juga menyukai