KELOMPOK I :
SHERLY AUDINA CATHERINE / 2018-0500-0180
DAVIS RICHARD MAKAGIANSAR / 2018-0500-0113
AVIAN BURJULIO POSMA S. / 2018-0500-0015
SAMUEL TRISTAN / 2020-0500-0097
MIKHA PARULIAN MARTIN LUBIS / 2020-0500-0162
YOHANNES MARCELINO MANGARAJA TUA / 2020-0500-0225
FAKULTAS HUKUM
JAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1 Abdul Mutholib, 1984, Kedudukan Hukum Islam Dewasa Ini Di Indonesia, Bina Ilinu, Surabaya.
2 1Imam ‘Ali Bin Muhammad Al-amidi, Al-Ihkam Fi Usul al-Ahkam, (Cairo: Dar Al-Hadis, t, th) jilid 1, h. 17.
I.II Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sumber hukum islam?
2. Bagaimana tujuan hukum islam di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
II.I Pengertian Sumber-Sumber Hukum Islam
Hukum menurut bahasa berarti menetapkan sesuatu atau tidak menetapkannya.
Sedangkan menurut istilah ahli usul fikih, hukum adalah perintah Allah SWT yang menuntut
mukalaf untuk memilih atau mengerjakan dan tidak mengerjakan, atau menjadikan sesuatu
sebagai sebab, syarat atau penghalang bagi adanya yang lain, sah, batal rukhsah, dan azimah.
Maksud sumber hukum islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan
yang mempunyai kekuatan, yang bersifat mengikat, yang apabila dilanggar akan menimbulkan
sanksi yang tegas dan nyata.
Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
Dalam konsep hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Yang diatur
tidak hanya hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri
dan benda serta alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.
Dengan demikian sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan atau
pedoman syariat Islam. Pada umumnya ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum
Islam adalah al Quran dan Hadis. Rasulullah SAW bersabda: “ aku tinggalkan bagi kalian dua
hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, selama kalian berpegang pada
keduanya, yaitu Kitab Allah (al Quran) dan sunahku (Hadis).”
Dalam sistem hukum Islam terdapat lima kaidah yang dipergunakan untuk mengukur
perbuatan manusia baik di bidang ibadah maupun di bidang mu’amalah. Kelima jenis kaidah
tersebut, dinamakan al-ahkam al hamsyah atau penggolongan hukum yang lima yakni:
a. Jaiz atau mubah,
b. Sunat,
c. Makruh,
d. Wajib, dan
e. Haram3
3 Kuntarto, S.Ag., M.Pd.I. 2019, Pendidikan Agama Islam Purwokerto dan Universitas Jenderal
Soedirman, h. 70.
Alquran adalah sumber hukum islam pertama dan utama. Ia memuat kaidah-
kaidah hukum fundamental (asasi) yang perlu dikaji dengan teliti dan dikembangkan
lebih lanjut. Menurut keyakinan umat Islam, yang dibenarkan oleh penelitian ilmiah
terakhir (Maurice Bucaille, 1979: 185), Alquran adalah kitab suci yang memuat wahyu
(firman) Allah, Tuhan Yang Maha Esa, asli seperti yang disampaikan oleh malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad sebagai rasul-Nya sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan
22 hari, mula-mula di Makkah kemudian di Madinah untuk menjadi pedoman atau
petunjuk bagi umat manuia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan
didunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Menurut Abdul Wahab Khallaf, macam-macam “hukum”dalam Alquran. Menurut
pandangan Islam, “hu-kum-hukum”yang terkandung dalam Alquran adalah:
(1) hukum-hukum i’tiqadiyah yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban para
subjek hukum untuk mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, hari pembalasan, kada dan kadar.
(2) hukum-hukum akhlak yaitu hukum-hukum Allah yang berhubungan dengan
kewajiban seorang subjek hukum untuk “menghiasi” dirinya dengan sifat-sifat keutamaan
dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tercela.
(3) hukum-hukum amaliyah yakni hukum-hukum yang bersangkutan dengan perkataan,
perbuatan, perjanjian, dan hubungan kerja sama antaresama manusia.
Dari ketiga macam hukum ini dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu:
(a)hukum ibadah yakni hukum yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah
dalam mendirikan salat, melaksanakan ibadah puasa, mengeluarkan zakat dan melakukan
ibadah haji. (b) hukum-hukum muamalah, yakni semua hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia, baik hubungan antarpribadi maupun hubungan antarorang
perorangan dengan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
4 Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H., HUKUM ISLAM, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia, Juli 2015
III.I Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan hukum islam merupakan hukum yang
bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri dan benda serta alam semesta,serta
berisi tentang hubungan manusia dengan Tuhan yang bersumber dari As-Sunnah atau Al-
Hadis ,Alquran, dan akal pikiran. Sumber hukum Islam juga memiliki tujuan yang dibagi
menjadi dua yaitu segi pembuatan hukum dan segi pelaku.
III.II Saran
Bedasarkan diskusi kelompok kami menyarankan agar bagi umat muslim untuk mengamalkan
dan berpedoman pada Alquran dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari
yang merupakan sumber dari agama Islam.Demikianlah makalah kami yang berjudul Sumber-
sumber Hukum Islam kami menyadari bahwa makalha kami masih ada kekurangan, karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami terima.Semoga makalah ini berguna bagi kita dan
semua bagi yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mutholib, 1984, Kedudukan Hukum Islam Dewasa Ini Di Indonesia, Bina Ilinu, Surabaya.
Kuntarto, S.Ag., M.Pd.I. 2019, Pendidikan Agama Islam Purwokerto dan Universitas Jenderal
Soedirman, h. 70.
Imam ‘Ali Bin Muhammad Al-amidi, Al-Ihkam Fi Usul al-Ahkam, (Cairo: Dar Al-Hadis, t, th)
jilid 1, h. 17.
Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H., HUKUM ISLAM, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Juli 2015