Anda di halaman 1dari 3

Istilah Hukum Islam Serta Hubungan Hukum Islam dengan Agama Islam

1. Landasan Teori

Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan jumlah sekitar 200 juta penduduk
yang menganut ajaran Agama Islam. Dengan angka yang cukup besar ini maka secara tidak langsung
mempngaruhi kehidupan sehari-hari warga negaranya baik itu dalam bidang sosial, ekonomi, politik, serta
hukum yang berdampak dengan munculnya penggunaan hukum islam sebagai salah satu hukum yang
berkembang dan digunakan di Indonesia ini.

Apabila kita pelajari lebih lanjut maka dalam pelaksanaan maupun dalam aturan-aturannya hukum islam itu
sangat berkaitan erat dengan ajaran Agama Islam. Hal ini dikarenakan sumber-sumber hukum pada hukum
Islam itu diambil langsung dari ajaran Agama Islam baik itu yang bersumber dari Alquran, Hadist, maupun dari
akal pikiran manusia yang lebih dikenal dengan istilah ijtihad. Dengan adanya saling keterkaitan inilah yang
menyebabkan penulis untuk menjabarkan seberapa jauh adanya keterkaitan antara hukum Islam dengan Islam
sebagai sebuah agama, dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian hukum dan Islam serta
mencari sebab-sebab munculnya hubungan keterkaitan antara hukum Islam itu dengan Agama Islam.

2. Pembahasan

Islam dalam pengertian sebagai agama serta Islam dalam artian sebagai hukum itu memiliki suatu letak
perbedaan, yaitu dari segi ruang lingkupnya serta dari segi fungsinya. Oleh karena itu perlu kita pahami
terlebih dahulu dimana letak perbedaan Islam sebagai suatu hukum serta Islam sebagai suatu agama.

Hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai peraturan atau adat, yang secara resmi
dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas atau bisa juga diartikan sebagai
undang-undang, peraturan dan sebagainya yang bertujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Sedangkan
menurut etimologi kata yang digunakan, istilah hukum berasal dari kata hukm (arab) yang artinya norma atau
kaidah yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku manusia
dan benda (M.Daud Ali, 2007:44). Jika kita meninjau hukum dari segi bentuknya maka hukum itu terbagi
menjadi dua yaitu hukum tertulis seperti undang-undang dan hukum tidak tertulis seperti hukum adat. Di
dalam hukum tertulis Indonesia yang mengadopsi dari sistem hukum barat ini biasanya hanya mengatur
tentang kepentingan manusia dalam kehidupan bermasyarakat saja atau dengan kata lain hukum hanya
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan manusia dengan benda di dalam suatu masyarakat.

Sedangkan Islam itu sendiri seperti yang terdapat pada Alquran berasal dari kata Aslama (mendekatkan diri
pada Allah), Salima (menyelamatkan), dan/atau Salama (menyelamatkan diri sendiri). Dari ketiga istilah
tersebut dapat kita simpulkan arti Islam itu sendiri yaitu menyelamatkan. Untuk mencapai suatu keselamatan
itu maka setiap muslim harus menggunakan akal pikirannya untuk melaksanakan setiap ajaran Islam dengan
berlandaskan pada suatu natural law atau yang biasa disebut oleh umat islam dengan sebutan sunatullah
(hukum-hukum Tuhan) yang berasal langsung dari Tuhan. Sunatullah inilah yang kemudian diterangkan di
dalam Alquran serta Hadist serta dalam perkembangan berikutnya sunatullah yang inilah yang akan menjadi
sumber dari hukum Islam. Maka jika ditinjau berdasarkan kata perkata istilah hukum islam itu memiliki makna
yaitu suatu norma atau kaidah yakni ukuran, tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai
tingkah laku manusia dan benda di dalam masyarakat yang di dasarkan pada ajaran islam yang bertujuan
untuk mencapai suatu keselamatan.

Sedangkan Islam sebagai suatu agama dapat kita simpulkan sebagai percaya terhadap Allah yang Esa serta
meyakini bahwa Muhammad itu Rasul-Nya. Agama Islam sebagai wahyu terakhir mengandung suatu ajaran
yang merupakan suatu sistem, terdiri dari akidah (iman, keyakinan), syariat/syariah (hukum), dan akhlak
(moral) yang mengatur segala tingkah laku manusia dalam berbagai hubungan, baik hubungan dengan
Tuhannya maupun manusia dengan dirinya sendiri, masyarakat, benda atau makhluk lainnya (M.Daud Ali,
2007:31). Dalam hal ini umat Islam tidak hanya berarti takut kepada Allah, akan tetapi juga aktif dalam
kehidupan manusia baik itu antara hubungan manusia itu dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, maupun
dengan lingkungan sekitarnya yang tentu saja di dalam pelaksanaanya memerlukan kadar iman dan takwa
pada setiap diri umat Islam itu sendiri. Bahkan seorang ilmuan dari Belanda yang bernama Cristian Snouck
Hurgronje mengatakan bahwa islam is a religion of law in the meaning of the word ( Islam adalah agama
hukum dalam arti kata yang sebenarnya) karena selain mengatur hubungan manusia dengan pencipta, di
dalam Islam juga mengajarkan tentang kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan benda dalam kehidupan masyarakat yang memerlukan penyelenggara negara. Jadi bisa kita
katakan bahwa Islam sebagai agama itu berbeda dengan islam sebagai suatu hukum karena dalam hal ini
hukum Islam itu hanya bagian saja dari ajaran Agama Islam.

Didalam pelaksanaan hukum Islam kita mengenal ada istilah syariat dan fiqh. Menurut Prof. H. Mohammad
Daud Ali, S.H. di dalam buku Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, jika dilihat dari segi
ilmu hukum,

syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam berdasarkan
iman yang berkaitan dengan akhlak, baik hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia yang
dijelaskan lebih rinci oleh Nabi Muhammad. Oleh karena itu syariat terdapat di dalam Al quran dan Hadist.

Syariat inilah yang menjadi nilai utama di dalam pelaksanaan ajaran Islam yang kemudian berpengaruh
terhadap kaidah-kaidah hukum Islam yang ditetapkan dan dilaksanakan di Indonesia.

Selain syariat dikenal pula istilah fiqh di dalam ajaran agama Islam, fiqh (fikih) memiliki makna ilmu khusus
memahami, mendalami syariat untuk dapat dirumuskan menjadi kaidah konkret yang dapat dilaksanakan di
masyarakat. Tidak seperti syariat yang yang bersifat fundamental dan memiliki lingkup yang lebih luas karena
di dalamnya menyangkut juga akhlak dan akidah, fiqh lebih bersifat instrumental karena ruang lingkupnya
hanya terbatas pada hukum yang mengatur tentang perbuatan manusia saja serta di dalam pelaksanaanya fiqh
ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman, hal inilah yang kemudian menyebabkan fiqh bisa
terdiri lebih dari satu seperti misalnya adanya aliran-aliran hukum yang disebut dengan istilah mazhab-
mazhab.

Agama Islam akan menjadi satu sentral yang tak tergantikan di dalam hukum Islam karena dari ajaran agama
inilah hukum islam mulai bisa tumbuh dan berkembang pesat di dalam masyarakat. Ajaran agama yang mulai
masuk ke Indonesia sekitar abad ke VII ini telah menjadi suatu agama yang sangat penting di bumi pertiwi ini
karena berawal dari ajaran agama ini nantinya muncul suatu kaidah-kaidah atau aturan yang berlaku sebagai
hukum positif di Indonesia, selain itu melalui hukum Islam yang merupakan bagian dari ajaran agama Islam ini
telah sedikit banyak mempengaruhi kegiatan atau pola hidup masyarakat Indonesia.

Jika kita lebih lanjut mencermati pelaksanaan hukum Islam di Indonesia ini sebenarnya terdapat suatu
hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara hukum Islam dengan Agama Islam.
Sebagai contoh, baik syariat ataupun fiqh yang merupakan hukum Islam tersebut semuanya bersumber pada
satu kitab suci umat Islam yaitu kitab suci Alquran (walaupun fiqh didapat dari pemahaman terhadap bidang
ajaran Alquran yang berhubungan dengan perbuatan dan amalan manusia saja). Selain itu salah satu aspek
yang merupakan aspek fundamental ajaran Agama Islam merupakan penjelasan terhadap amalan-amalan
manusia atau fiqh. Sehingga kita bisa mennyimpulkan bahwa hukum Islam itu sebenarnya merupakan salah
satu bagian dari ajaran Agama Islam, serta di dalam pelaksanaanya kehidupan bermasyarakat hukum Islam
akan selalu menerapkan aturan-aturan maupun kaidah-kaidah yang dajarkan di dalam ajaran agama Islam
walaupun ada sebagian dari hukum Islam yang digunakan merupakan suatu proses pemberdayagunaan akal
pikiran manusia terhadap apa yang telah ditetapkan di dalam kitab suci serta kadangkala antara aturan yang
satu dengan yang lainnya berbeda cara pelaksanaannya. Sebagai contoh, di dalam pelaksanaan sholat antara
mazhab syafi’i dan mazhab hanafi itu ada perbedaannya begitu pula tentang tata cara dalam proses
pelaksanaan perkawinan. Kedua mazhab itu sama-sama dianggap sebagai hukum Islam walaupun itu sebagai
suatu pendalaman dengan akal manusia terhadap apa yang telah diperintahkan di dalam Alquran serta
dilaksanakan dengan iman.

Di dalam Alquran yang notabene merupakan pedoman hidup bagi umat Islam

tersebut sebenarnya;

memuat banyak sekali kaidah hukum baik yang berkenaan dengan syariah, moral, maupun akidah atau dapat
kita simpulkan bahwa konsep hukum menurut alquran adalah all comprehensive yaitu meliputi segala-galanya
sesuai dengan sifat penciptanya yaitu Allah Penguasa Alam semesta yang menguasai semuanya. Ini berarti
hukum, menurut konsep Alquran, tidak dapat dipisahkan dengan iman dan akhlak.

Dikarenakan menurut konsep di dalam Alquran yang mengatakan bahwa hukum di dalam Islam itu tidak dapat
dipisahkan dengan aspek lain yaitu iman dan akhlak maka ini kembali menguatkan pada kita bahwasanya
hukum Islam itu tidak dapat dipisahkan dari keimanan seseorang terhadap salah satu ajaran agama yaitu
agama Islam serta ahlak seseorang yang telah diatur oleh ajaran agama tersebut yaitu ajaran agama Islam.

3. Kesimpulan
Istilah hukum islam itu jika kita ambil dari arti dari dua istilah yaitu hukum dan Islam maka dapat disimpulkan
bahwa hukum Islam memiliki makna yaitu suatu norma atau kaidah yakni ukuran, tolak ukur, patokan,
pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku manusia dan benda di dalam masyarakat yang di
dasarkan pada ajaran islam yang bertujuan untuk mencapai suatu keselamatan.

Islam dalam pengertian sebagai agama serta Islam dalam artian sebagai hukum itu memiliki suatu letak
perbedaan, yaitu dari segi ruang lingkupnya serta dari segi fungsinya. Apabila kita tinjau dari segi fungsinya
maka hukum islam itu hanya mengatur tentang pelaksanaan amalan manusia saja baik itu amalan terhadap
dirinya sendiri, amalan yang berhubungan dengan Tuhan, dengan orang lain, maupun dengan benda dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan di dalam ajaran Islam selain menjelaskan tentang amalan perbuatan
manusia ajaran islam juga mengajarkan tentang ajaran yang bertalian dengan aqidah/keimanan (ilmu kalam)
serta ajaran yang bertalian dengan pendidikan dan perbaikan moral atau sering disebut dengan ilmu akhlak.
Serta jika kita gali dari segi yang lain maka kita bisa menemukan bahwasanya kaidah-kaidah yang diatur di
dalam hukum Islam itu merupakan penjabaran lebih lanjut dari kaidah-kaidah ajaran agama Islam atau bisa
kita katakana bahwa hukum Islam itu hanya merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan ajaran agama
Islam.

Ada hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara hukum Islam dengan Agama Islam,
hal ini terjadi karena adanya kesamaan tentang sumber pedoman dari hukum Islam itu sendiri serta ajaran
Agama Islam yaitu Alquran. Di dalam pelaksanan hukum Islam di masyarakat yang didasarkan pada Alquran ini
tidak dapat dipisahkan dengan akhlak dan iman. Akhlak disini merupakan ajaran moral yang diajarkan dalam
ajaran agama serta iman mempunyai makna sebagai kepercayaan seseorang terhadap suatu agama, baik itu
jika dilihat dari segi teologisnya maupun berdasarkan hati nuraninya.

Anda mungkin juga menyukai