Hukum Islam
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Islam
pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019
Dosen Pengampu : Irma Garwan, SH.,MH
Di susun oleh :
1. Antonius Pasaribu : 18416274201014
2. Riki Hermawan : 18416274201126
3. Husni Adwitiya : 18416274201150
4. Umi Dwi Kara Rini : 18416274201081
5. Violita Salsabila Azhaary : 18416274201003
6. Winda Merita Sari : 18416274201140
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengertian
dan Ruang Lingkup Hukum Islam” ini dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini
hingga selesai.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar kedepannya bisa
menulis lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas
kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas makalah ini. Atas
dasar keterbatasan dan kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, semoga
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya hukum islam, sistem kehidupan manusia akan lebih baik.
Sebab didalamnya akan diatur bagaimana menjalani kehidupan ini dengan baik dan
benar. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada manusia yang melanggar
hukum islam yang telah ditetapkan. Tujuan Allah membuat hukum agar manusia
berpegang tuguh pada hukum itu.
Berbicara tentang hukum, yang dimaksud adalah peraturan-peraturan atau
seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat,
yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti hukum
adat, hukum pidana dan sebagainya.
Hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh
kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan
oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh
Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam
kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental
dengan hukum yang lain.
Konsepsi hukum Islam ditetapkan oleh Allah. Hukum islam tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi
juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan
manusia dengan benda serta alam sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Hukum Islam?
2. Apa saja ruang lingkup Hukum Islam?
3. Ada berapa bagian-bagian Hukum Islam?
4. Apa tujuan dan fungsi Hukum Islam?
5. Apa saja sumber hukum islam?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui ruang lingkup hukum Islam sebagai bagian dari Agama
Islam di Indonesia. Agar tatanan hukum di Indonesia bisa didasarkan atas syariat
islam. Untuk memperjelas dan memberikan pemahaman pentingnya hukum islam.
BAB II
PEMBAHASAN
(1) Mempelajari hukum islam dalam kerangka yang mendasar, di mana hukum
islam menjadi bagian yang utuh dari ajaran dinul islam.
(2) Menempatkan hukum islam dalam satu kesatuan.
(3) Saling memberi keterkaitan antara syariah dan fiqih dalam aplikasinya yang
walaupun dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.
(4) Dapat mengatur tata hubungan dalam kehidupan, baik secara vertikal maupun
horizontal.
1. Munakahat
Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan perkawinan,
perceraian dan akibat-akibatnya.
2. Wirasah
Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris,
ahli waris, harta warisan daan cara pembagian waarisan.
3. Muamalat
Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas benda, tata
hubungan manusia dalam persoalan jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam,
perserikatan dan lain-lain.
4. Jinayat
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam dengan
hukuman baik dalam jarimah hudud atau tindak pidana yang telah ditentukan
bentuk dan batas hukumnya dalam al quran daan sunah nabi maupun dalam
jarimah ta’zir atau perbuatan yang bentuk dan batas hukumnya ditentukan oleh
penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.
5. Al-ahkam as-sulthaniyah
Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara,
pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak daan sebagainya.
6. Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan negara lain.
7. Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara.
Sistematika hukum islam daapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan)
2. Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan)
3. Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan peradilan tata
usaha)
4. Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara)
5. Al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional)
6. Al-ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi dan keuangan)
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri manusia
membutuhkan pertolongan satu sama lain dan memerlukan organisasi dalam
memperoleh kemajuan dan dinamika kehidupannya. Setiap individu dan kelompok
sosial memiliki kepentingan. Namun demikan kepentingan itu tidak selalu sama
satu saama lain, bahkan mungkin bertentangan. Hal itu mengandung potensi
terjanya benturan daan konflik. Maka hal itu membutuhkan aturan main. Agar
kepentingan individu dapat dicapai secara adil, maka dibutuhkan penegakan aturan
main tersebut. Aturan main itulah yang kemudian disebut dengan hukum islam
yang dan menjadi pedoman setiap pemeluknya.
1. Fungsi ibadah
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi
ibadah tampak palilng menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
menetapkan hokum
Secara lebih teknis umat islam dalam berhukum harus memperhatikan sumber
tertib hukum:
1) Al Quran
2) Sunah atau hadits Rasul
3) Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli wal‘aqdi (legislatif),
amupun qadli (yudikatif) baik secara individu maupun masing- masing
konsensus kolektif (ijma’)
4) Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran kemmbali jika
terjadi kontroversi dalam memahami ketentuan hukum.
Dengan komposisi itu pula hukum islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis:
1) Dalil Naqli yaitu Al Quran dan as sunah
2) Dalil Aqli yaitu pemikiran akal manusia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama
Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh
Allah. Secara umum hukum Islam berorientasi pada perlindungan terhadap agama,
jiwa, akal, keturunan dan harta.
Konsepsi hukum Islam ditetapkan oleh Allah. Hukum islam tidak hanya
mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi
juga hubungan manusia dengan Tuhan.
Di dalam hukum islam rujukan-rujukan dan dalil telah ditentukan
sedemikian rupa oleh syariat, mulai dari sumber yang pokok maupun yang bersifat
alternatif
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Idhamy, Karakteristik Hukum Islam, Jakarta, Media Sarana Press, 1987.
Abdul Ghani Abdullah, Pengantar Komopilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum
Indonesia Jakarta, Gema Insani Press, 1994.
Departemen Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum,
Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001.
http://everythingaboutvanrush88.blogspot.com/2015/11/pengertian-hukum-islam-
dan-ruang.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-dan-ruang-lingkup-hukum-
islam.html