Disusun oleh :
NPM : 2622130362
UNIVERSITAS IVET
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum, HAM
dan Demokrasi dalam Islam yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar------------------------------------------------------------------------------------- i
Daftar isi----------------------------------------------------------------------------------------------ii
BAB I. PENDAHULUAN--------------------------------------------------------------------------1
1.1 Latar belakang-----------------------------------------------------------------------------1
1.2 Rumusan masalah------------------------------------------------------------------------1
1.3 Tujuan----------------------------------------------------------------------------------------1
BAB II. PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------------------2
2.1 Hukum-------------------------------------------------------------------------------------------2
2.2 HAM----------------------------------------------------------------------------------------------7
2.3 Demokrasi--------------------------------------------------------------------------------------10
BAB III. PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------15
3.1 Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------------15
Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------------------------16
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
1. Apa definisi dari hukum dan bagaimana hukum dalam pandangan islam?
2. Apa definisi dari HAM dan bagaimana HAM dalam pandangan islam?
3. Apa definisi dari demokrasi dan bagaimana demokrasi dalam pandangan
islam?
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas Makalah hukum, HAM dan demokrasi dalam
islam, mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Untuk membahas hukum, HAM dan demokrasi dalam islam, sehingga
pembaca pada umumnya dan khususnya penulis bisa lebih memahami
tentang hukum, HAM dan demokrasi dalam islam.
1
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1 Hukum
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-
Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad
sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik
dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat diartikan sebagai hukum yang
bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang diatur tidak hanya
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan
benda dan alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.
2
dari fiqih, berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan
fiqih adalah pemahaman manusiayang memenuhi syarat tentang sya’riat.
Oleh karena itu lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan
manusia, dan karena merupakan hasil karya manusia maka ia tidak berlaku
abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan dapat berbeda dari tempat yang
lain. Hal ini terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan mazhab. Oleh
karena itu fiqih menunjukkan keragaman dalam hukum Islam. (Mohammad
Daud Ali, 1999:45-46).
Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat
disamakan dengan sistem hukum yang lain yang pada umumnya berasal dari
kebiasaan masyarakat dan hasil pemikiran manusia dan budaya manusia
pada suatu saat di suatu masa. Berbeda dengan sistem hukum yang lain,
hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh
kebudayaan manusia di sutu tempat tapi dasarnya ditetapka oleh Allah
melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh
nabi Muhammad sebagai rasul–Nya melalui sunnah beliau yang kini
terhimpun dalam kitab-kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum
islam secara fundamental dengan hukum-hukum lain yang semata-mata lahir
dari kebiasaan dan hasil pemikiran dan perbuatan manusia.
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni bidimensional,
adil, dan individualistik.
Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi
merupakan sifat yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam sya’riat
3
ditetapkan. Keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap
manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
Strukturnya berlapis.
4
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata
dan hukum publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan
karena menurut hukum islam pada hukum perdata ada segi-segi publik dan
begitu pula sebaliknya. Dalam hukum Islam yang disebutkan hanya bagian-
bagiannya saja.
5
pada dasarnya adalah kemaslahatan manusia di dunia dan di akherat.
Adapun tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan
pada manusia, mengarahkan mereka pada kebenaran untuk mencapai
kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akherat, dengan jalan mengambil
segala yang bermanfaat dan mencegah atau menolak yang tidak berguna
bagi hidup dan kehidupan manusia.
6
Peranan hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak,
namun dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan
utamanya saja, yakni:
2.2 HAM
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian
yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara
maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah
bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari
menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan
dan menjamin hak-hak ini. Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin
perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin,
tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan
7
itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi
melindungi hak-hak ini.
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada
umat manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia
mengindikasikan Allah telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu ketika
umat manusia lupa dengan petunjuk tersebut, Allah mengutus Nabi dan rasul-Nya
agar dapat mengingatkan mereka tentang keberadaan-Nya. Nabi Muhammad diutus
untuk umat manusia sebagai nabi terakhir agar menyampaikan dan memberi teladan
kehidupan yang sempurna kepada seluruh umat manusia sesuai dengan jalan Allah.
Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam, konsep HAM bukan hasil
dari pemikiran manusia, tetapi merupakan hasil dari wahyu Ilahi yang diturunkan
melalui para nabi dan rasul sejak permulaan umat manusia di atas bumi.
8
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang
dapat memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang
yang harus dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat
memaafkan pelanggaran HAM tersebut dan harus memberikan sanksi kecuali bila
pihak yang dilanggar HAM-nya memaafkan pihak yang melanggar tersebut.
4. Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak asasi musia dilihat dari sudut
pandang barat dan islam. Menurut pemikiran barat, hak asasi manusia semta-
mata bersifat antroposentris yaitu segala sesuatu berpusat pada manusia.
Dengan demikian, manusia yang sangat dipentingkan. Sebaliknya, dilihat dari
sudut pandang Islam, hak-hak asasi manusia bersifat teosentris. Yaitu segala
sesuatu berpusat kepada Tuhan. Dengan demikian Tuhan yang sangat
dipentingkan. A.K. Brohi mengatakan: “Berbeda dengan pendekatan barat,
strategi islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan
kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran
keagamaan yang terpatri didalam hati, pikiran dan jiwa para penganutnya.
Perspektif islam sungguh-sunggguh bersifat teosentris.”
9
utusan-Nya. Setelah itu manusia baru melakukan perbuatan- perbuatan baik
menurut keyakinan tersebut.
10
6. Hak atas harta benda. Dalam islam hak milik seseorang sangat
dijunjung tinggi.
2.3 Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
checks and balances.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
11
disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
2. Sejarah Demokrasi
12
Negara kota tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada
yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat
Athena, negara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang baru
masa itu yaitu demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut
pertama kali adalah Solon, seorang penyair dan negarawan. Paket
pembaruan konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi dasar bagi
demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat perubahan.
Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes,
seorang bangsawan Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan
dalam pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan
mengeluarkan pendapat dan memilih kebijakan.Namun dari sekitar 150,000
penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan
menyuarakan pendapat mereka.
Dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah.
Yang merupakan derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata
‘syawara’ mempunyai beberapa makna, antara lain memeras madu dari
sarang lebah; memelihara tubuh binatang ternak saat membelinya;
menampilkan diri dalam perang. Dan makna yang dominan adalah meminta
pendapat dan mencari kebenaran.
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam
secara langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah yang
13
menjadi sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk kepentingan
rakyat).
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
14
BAB III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi
ialah adanya penegakkan hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh
apabila HAM setiap masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan
perlindungan HAM dapat terwujud apabila hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam,
hukum, HAM dan ddemokrasi disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran dan As-
Sunnah. Dengan demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar apabila ia selalu berpegang pada
aturan-aturan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fanani, S. (2010). Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Sidoarjo: PT.
Al-Maktabah.
16