Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA MASA KINI

Disusun oleh

Nama: Akhman Sari

Kelas: A2

NIM: D1A020032

DOSEN PENGAMPU: MUSAKIR SALAT, SH.,MH.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Hukum islam adalah sebuah aturan yang mengatur tentang hubungan manusia
dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia(hablum minallah dan hablum
minannas). Hukum islam sudah berkembang di indonesia sejak abad ke 12 dan 13.
Penjajahan Hindia Belanda mewariskan tiga tradisi hukum kepada Indonesia merdeka,
yaitu sistem hukum barat, sistem hukum Islam, dan sistem hukum adat. Ketiga tradisi
inilah yang menjadi sumber norma bagi terbentuknya sistem hukum nasional Indonesia
merdeka.
Pasang surut pemberlakuan hukum Islam di Indonesia yang diterapkan oleh
kekuatan politik hukum yang berakar pada kekuatan sosial budaya berinteraksi dalam
proses pengambilan keputusan politik baik pada zaman kesultanan, penjajahan Belanda
maupun pada masa kemerdekaan. walaupun demikian, hukum Islam telah menga1ami
perkembangan secara berkesinambungan, baik melalui jalur infrastruktur politik maupun
suprastruktur politik dengan dukungan kekuatan sosial budaya itu.
Namun dari perkembangan tersebut bagaimana kedudukan hukum islam di
indonesia. Oleh karena itu penulis menulis makalah ini bertujuan untuk memaparkan
materi ini untuk pembaca.

b. Rumusan masalah

1. Pengertian hukum islam


2. Sejarah hukum islam di indonesia
3. Kedudukan hukum islam di indonesia

c. Tujuan

1. Mengetahui pengertian hukum islam


2. Mengetahui sejarah hukum islam di indonesia
3. Mengetahui bagaimana kedudukan hukum islam di indonesia

d. Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian hukum islam di Indonesia


2. Dapat mengetahui sejarah hukum islam di Indonesia
3. Dapat mengetahui bagaimana kedudukan hukum islam di Indonesia
BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN HUKUM ISLAM

Pengertian Hukum Islam (Syari’at Islam) – Hukum syara’ menurut ulama ushul ialah doktrin
(kitab) syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan
dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih atau berupa
ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek yang dikehendaki oleh
kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah Syariat menurut bahasa berarti
jalan. Syariat menurut istilah berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umatNya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah)
maupun hukum-hukum yang berhubungan dengan amaliyah.

Menurut Prof. Mahmud Syaltout, syariat adalah peraturan yang diciptakan oleh Allah supaya
manusia berpegang teguh kepadaNya di dalam perhubungan dengan Tuhan dengan saudaranya
sesama Muslim dengan saudaranya sesama manusia, beserta hubungannya dengan alam
seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan.

Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam kitabnya Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun


memberikan pengertian syari’ah mencakup seluruh ajaran Islam, meliputi bidang aqidah, ibadah,
akhlaq dan muamallah (kemasyarakatan). Syari’ah disebut juga syara’, millah dan diin.

 Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib diturut


(ditaati) oleh seorang muslim. Dari definisi tersebut syariat meliputi:

Ilmu Aqoid (keimanan)

Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap ketentuan-ketentuan Allah)

Ilmu Akhlaq (kesusilaan)

  Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hukum Islam adalah syariat


yang  berarti hukum-hukum yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh
seorang Nabi, baik hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-
hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan).

2. SEJARAH HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Sebelum Islam masuk ke Indonesia masyarakat Indonesia sudah dipengaruhi oleh kebudayaan
Hindu dan Buddha. Pengaruh itu paling tampak pada masyarakat jawa. Dengan demikian,pada
awal kedatanganya, Islam sudah berhadapan dengan aneka peradaban yang bersumber dari
budaya asli masyarakat Indonesia, yaitu penyerapan pengaruh hindu dan Buddha. Keadaan
tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan Islam pada masa-masa berikutnya.
Saat islam masuk ke Indonesia dan bagaimana penyebarannya masih merupakan perdebatan para
ahli yang belum selesai sampai sekarang. Untuk hal itu ada dua kelompok pendapat sebagai
berikut.

Pertama, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke XIII tidak langsung dari arab melainkan dari
Persia melalui India.1Pendapat ini dikemukakan oleh Husein Djajadiningrat dan didukung oleh
para ilmuwan asing, terutama ilmuan Belanda, antara lain Snouck Hurgronye, H.Kraemer, dan
H.J. Van Den Berg.

Bukti-bukti yang diajukan oleh kelompok ini yakni sebagai berikut.

1.Kerajaan Islam pertama terdapat di Samodra Pasai, di Aceh utara (di Lhoukseumawe,
sekarang). Nama kerajaan islam samodra pasai itu berasal dari kata Persia.

2.Mistik yang dijalankan di Indonesia sama dengan mistik yang dijalankan di Persia.Sebagai
bukti persamaan mistik itu yaitu apa yang diajarkan oleh Mansyur al- Halaj dengan apa yang
diajarkan oleh Syekh Siti Jenar di Jawa.

3.Cara membaca Al-quran yang dilakukan oleh orang-orang islam di Indonesia sama dengan
cara membacanya orang-orang Persia.

4.Batu nisan yang terdapat di makam raja-raja Islam di Indonesia sama dengan yang ada di
Persia.

Kedua, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke VII masehi dan bukan lewat Persia maupun
India, melainkan langsung dari Arab, yaitu Mesir. Pendapat ini dikemukakan oleh Hamkah dan
terdapat penyesuaian dengan catatan-catatan tionghoa menurut hasil penelitian W.P.Goenevelt.
Pendapat itu juga didukung oleh ilmuwan-ilmuwan asing, seperti C.Rawfurt,
Keyzer,Niemannn,de Holander, dan Veth.

Bukti-bukti yang diajukan oleh kelompok pendapat ke dua yakni sebagai berikut.[2]

1.    Mazhab yang dianut oleh kerajaan islam pasai pada waktu itu yakni mazhab Syafi’I yang
berasal dari Mekkah .

2.    Gelar-gelar raja Pasai yang dipakai pada waktu itu merupakan gelar-gelar raja mesir.

Kelompok pendapat kedua tersebut sejalan dengan hasil seminar tentang masuknya islam di
Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada tanggal 7 Maret 1963. Kesimpukan seminar
tersebut sebagai berikut.

1.    Islam masuk ke Indonesia pada abad ke VII langsung dari Arab.

2.    Daerah yang kali pertama di masuki yakni pesisir sumatera dan kerajaan islam pertama di
Aceh (Samodra Pasai).
Perbedaan pendapat kedua kelompok tersebut bukan perbedaan dalam kebenaran data-data,
namun karena perbedaan ukuran yang digunakan.

Terlepas dari kebenaran secara ilmiah tentang saat masuknya Islam ke Indonesia, yang jelas
bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia berlangsung secara damai dan tidak dengan
kekerasan. Masuknya islam ke Indonesia secara damai itu disebabkan selain penyebarannya
dilakukan secara berangsur-angsur juga karena Islam memang suatu agama yang mengandung
misi kedamaian bagi manusia. Perkembangan hukum islam di awali dari zaman kerjaan hingga
orde baru.

3. KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA

Kata hukum Islam tidak ditemukan sama sekali di dalam al-Qur’andan literatur hukum dalam
Islam. Yang ada dalam al-Qur’an adalah katasyari’ah, fiqh, hukum Allah dan yang seakar
dengannya. Kata-kata hukumIslam merupakan terjemahan dari term “Islamic Law”dari literatur
Barat.Dalam penjelasan tentang hukum Islam dari literatur Barat ditemukan definisi hukum
Islam yaitu: keseluruhan kitab Allah yang mengaturkehidupan setiap muslim dalam segala
aspeknya.Dari definisi ini artihukum Islam lebih dekat dengan pengertian syariah.Hasbi Asy-
Syiddiqy memberikan definisi hukum Islam dengan “koleksidaya upaya fuqaha dalam
menerapkan syari’at Islam sesuai dengankebutuhan masyarakat”.Sebagai upaya pembinaan dan
pembangunan hukum nasional,hukum Islam telah memberikan kontribusi yang sangat besar,
paling tidakdari segi jiwanya. Pernyataanini diperkuat oleh beberapa argumen.Pertama, UU No.
I t ahun 1974 tentang Perkawinan. Pada Pasal 2 Undang-undang ini, ditulis bahwa perkawinan
adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya. Sementara dalapasal 63
menyatakan bahwa, yang dimaksud pengadilan dalam Undangundang ini adalah Pengadilan
Agama bagi mereka yang beragama Islam.Kedua, di dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem
PendidikanNasional, disebutkan bahwa dalam rangka pembangunan manusiaseutuhnya adalah
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, mempunyai ilmu
pengetahuan danketerampilan, sehat rohani, mempunyai kepribadian yang mantap danmandiri,
mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan. Ketiga, UU No. 7 tahun
1989 tentang Peradilan Agama. Undangundang ini membuktikan bahwa Peradilan Agama sudah
sepantasnya hadir, tumbuh, serta dikembangkan di bumi Indonesia. Hal ini membuktikan adanya
kontribusi umat Islam sebagai umat yang mayoritas. Keempat, Kompilasi Hukum Islam (KHI),
meski tidak terbentuk undangundang, melainkan Instruksi Presiden Nomor I Tahun 1991.
Kompilasi ini sangat membantu para hakim dalam memutuskan perkara, terutamadi Peradilan
Agama. Kelima,PP No.28 tahun 1978 tentang Perwakafan Tanah Milik, di samping UU No.5
tahun 1960 sebagai pengaturan pokok masalah pertanahan di Indonsia. Sebagai pelaksanaannya
telah dikeluarkan juga Peraturan Menteri Agama No. Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksana
PP No. 28 tahun 1978. Untuk pelaksanaan tersebut telah dikeluarkan beberapa peraturan sebagai
berikut : 1. Keputusan Menteri Agama No. 73 tahun 1978 tentang Pendelegasian Wewenang
kepada Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi/Setingkat di seluruh Indonesia
untukmengangkat/memberhentikan Kepala KUA Kecamatan sebagai PAIW;

2. Instruksi bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri masingmasing No. 1 tahun 1978
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1978; 3. Instruksi Menteri Agama No. 3
tahun 1979 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama No. 73 tahun 1978 tentang
Pendelegasian Wewenang kepada Kepala Kanwil Dep. Agama Propinsi/Setingkat untuk
mengangkat/memberhentikan setiap Kepala KUA Kec. sebagai PPAIW; 4. Peraturan Direktur
Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji No. D.II/5/Ed/14/1980 tentang Pemakaian Bea Materai
dengan lampiran rekaman Surat Direktorat Jenderal Pajak No. S-629/ PJ.331/1080 tentang
Ketentuan Menteri Keuangan atas tanda-tanda sebagai dimaksud dalam Peraturan Menteri
Agama No. 1 Th. 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No. 28 Th. 1977; 5. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 6 tahun 1977 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah mengenai Perwakafan
Tanah Milik. 6. Surat Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D.II/5/Ed/07/1981 tentang
Pendaftaran Perwakafan Tanah Milik; 7. Surat Dirjen Bimas Islam dan Urusan HajiNo.
D.II/5/Ed/ll/1981 tentang Petunjuk Pengisian nomor pada formulir Perwakafan Tanah Milik.
Hukum Islam sebagaitatanan hukum yang dipedomani dan ditaati oleh mayoritas penduduk dan
masyarakat Indonesia adalah hukum yang telah hidup dalam masyarakat, dan merupakan
sebagian dari ajaran dan keyakinan Islam yang eksis dalam kehidupan hukum nasional, serta
merupakan bahan dalam pembinaan dan pengembangannya. Sejarah perjalanan hukum di
Indonesia, kehadiran hukum Islam dalam hukum nasional merupakan perjuangan eksistensi.
Teori eksistens merumuskan keadaan hukum nasional Indonesia, masa lalu, masa kini, dan masa
datang, menegaskan bahwa hukum Islam itu ada dalam hukum nasional Indonesia, baik tertulis
maupun yang tidak tertulis. Ia ada dalam berbagai lapangan kehidupan hukum dan praktik
hukum. Teori eksistensi,dalam kaitannya dengan hukum Islam adalah teori yang menerangkan
tentang adanya hukum Islam dalam hukum nasional Indonesia, yaitu: (1) Ada, dalam arti sebagai
bagian integral dari hukum nasional Indonesia; (2) Ada, dalam arti kemandiriannya yang diakui,
adanya kekuatan dan wibawanya, dan diberi status sebagai hukum nasional; (3) Ada, dalam arti
hukum nasional dan norma hukum Islam yangberfungsi sebagai penyaring bahan-bahan hukum
nasional di Indonesia; (4) Ada, dalam arti sebagai bahan utama dan unsur utama. Jadi, secara
eksistensial, kedudukan hukum Islam dalam hukum nasional merupakan sub sistem dari hukum
nasional. Karenanya, hukum Islam juga mempunyai peluang untuk memberikan sumbangan
dalam rangka pembentukan dan pembaharuan hukum nasional, meski harus diakui problema dan
kendalanya yang belum pernah usai. Secara sosiologis, kedudukan hukum Islam di Indonesia
melibatkan kesadaran keberagaman bagi masyarakat, penduduk yang sedikit banyak berkaitan
pula dengan masalah kesadaran hukum, baik norma agama maupun norma hukum, selalu sama-
sama menuntut ketaatan. Dengan demikian, jelaslah bahwa hubungan antara keduanya sangat
erat. Keduanya sama-sama menuntut ketaatan dan kepatuhan dari warga masyarakat. Keduanya
harus dikembangkan secara searah, serasi, danseimbang. Keduanya tidak boleh dibiarkan saling
bertentangan.

Adapun undang-undang atau aturan islam di indonesia yang dapat meyakinkan kedudukan
hukum islam di indonesia yaitu:

1. Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji


2. Undang-Undang Pengelolaan Zakat
3. Undang-Undang Wakaf
4. Undang-Undang Penyelenggaraan Keistimewaan di Aceh
5. Undang-Undang Otonomi Khusus di Aceh
6. Perbankan Syari’ah
7. Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UndangUndang No. 7 tahun
1989 tentang Peradilan Agama
8. Dan undang-undang tentang pernikahan
BAB 3

KESIMPULAN

Hukum islam ialah hukum yang mengatur tentang hubungan manusia dengan tuhan dan
hubungan manusia dengan manusia. Sejaraah hukum islam di indonesia diawali dari zaman
kerajaan hingga zaman orde baru. Hukum islam sudah berkembang sejak abad ke 12 dan 13 M
menurut teori gujarat, namun menurut teori mekah islam sudah berkembang di indonesia sejak
abad ke 7 M. kedududukan hukum islam di indonesia tidak terlepas dari sejarah dan
perkembanganya. Islam sudah melekat di hati masyarakat, namun dalam penerapannya hukum
islam di indonesia tidak di terapkan hukum islam pidana. Namun dalam perdatanya hukum islam
berlaku di Indonesia.
Daftar Pustaka

Amir Syarifuddin, “Pengertian dan Sumber Hukum Islam”, dalam FalsafahHukum Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 1992

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam diIndonesia, Jakarta:
Kencana, 2004

AS. Honrby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English,Britain:Oxford


University Press, 1986

Farida Prihantini, dkk, Hukum Islam Zakat dan Wakaf Teori dan Prakteknyadi Indonesia,Jakarta:
Papan Sinar Sinanti & FHUI, 2005

Hamka, Antara Fakta dan Khayal “Tuanku Rao”,Jakarta: Bulan Bintang, 1974Ichtijanto,
“Pengembangan Teori Berlakunya Hukum Islam di Indonesia”,dalam, Hukum Islam di
Indonesia Perkembangan dan Pembentukan,Bandung: Rosdakarya, 1991

Ismail Sunny, “Tradisi dan Inovasi Keislaman di Indonesia dalam Bidang HukumIslam”, dalam,
Hukum Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia, CikHasan Bisri (ed), Jakarta: Logos
Publishing, 1988

Joseph Schacht, An Introduction to Islamic Law,Oxford: University Press,1964

M. Daud Ali, dalam Pengembangan Hukum Material Peradilan Agama,lihatJurnal Mimbar


Hukum: Aktualisasi Hukum Islam Nomor 17 Tahun V(Nov – Des 1994),Jakarta: Al-Hikmah dan
Direktorat PembinaanBadan Peradilan Agama Islam, 1994

M. Yahya Harahap, Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam: “MempositifkanAbstraksi


Hukum Islam”, dalam, Kompilasi Hukum Islam dan PeradilanAgama dalam Sistem Hukum
Nasional, Jakarta, Logos, 1999

Muchsin, Masa Depan Hukum Islam di Indonesia,Jakarta: STIH Iblam, 2004

Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam,Jakarta: BulanBintang, 1993

Said Agil Husin al-Munawar, Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta:Penamadani, 2004

Sayuti Thalib, Receptie a Contrario, Jakarta: Bina Aksara, 1985

Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi HukumIslam dan Tata Hukum
Indonesia, Jakarta: Gaya Mediapratama, 2001
Supomo dan Djoko Sutowo, Sejarah Politik Hukum Adat 1609 – 1848,Jakarta: Djambatan 1955

http://widhiyuliawan.blogspot.com/2013/02/hukun-islam.html

Sumber:http://www.sarjanaku.com/2011/08/pengertian-hukum-islam-syariat-islam.html

https://studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/

Anda mungkin juga menyukai