Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AMELIA SALSABILA

NIM : 23021020003

PRODI : PERBANDINGAN MAZHAB

RESUME STUDI SEJARAH ISLAM

A. Makna Sejarah

Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam bahasa Inggris disebut
history.

Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu, sedang 'Ilmu Tarikh' ilmu yang
membahas penyebutan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya
peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan menurut pengertian istilah, al-tarikh berarti; "sejumlah keadaan dan peristiwaperistiwa
yang terjadi di masa lampau, dan benar- benar terjadi pada diri individu atau masyarakat,
sebagaimana benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia". Dalam bahasa
Indonesia sejarah berarti: silsilah; asal-usul ; kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada
masa lampau. Sedang- kan Ilmu Sejarah adalah "pengetahuan atau uraian tentang peristiwa- peristiwa
dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau"."

Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang berarti orderly desription of past event (uraian
secara berurutan tentang kejadian-kejadian masa lampau).

B. Periodelisasi Sejarah Islam

Ada Sembilan priode sesuai dengan perubahan politik,sosial,ekonomi dalam Masyarakat islam.

dari hal tersebut di pahami bahwa priode Sejarah di mulai sejak rasul di angkat pada tahun 12/13
sebelum hijriah.

1. Pra klasik ,di mulai sejak tahun 601-650 M

2. Priode klasik,yang dimulai sejak Rasulullah sampai masa runtuh nya dinasti abasiyah (tahun
656 h/1258 m)

3. Priode pertengahan,di mulai sejak runtuhnya dinasti abasiyah sampai abad ke 11 H /17 M

4. Priode modern, sejak abad ke 12 H /18 M sampai sekarang.


C. BEBERAPA PERISTIWA PENTING YANG TERJADI PADA MASINGMASING
PERIODE SEJARAH ISLAM

1. Periode Praklasik (610-650 M)

a) Fase Pembentukan Agama (610-622 M) pertama memperkenalkan islam secara rahasia,kedua


dilakukan secara semi rahasia(mengajak keluarga besar), ketiga di lakukan secara terbuka dan
terang-terangan pada Masyarakat umum(QS.alhijr:94).sebab timbulnya reaksi negative terhadap
dakwah rasul yaitu:persaingan /berebut kekuasaan, penolakan persamaan kasta bangsawan dan
hamba sahaya, takut dengan kehidupan selain di dunia,taklid kepada nenek moyang, sumber
ekonomi(menjual berhala / patung ).

b) fase pembentukan negara (622-632M )

Berbagai upaya dilakukan oleh Nabi SAW. di Madinah, yaitu: 1. Mendirikan Masjid, sebagai tempat
ibadah dan berkumpulnya umat Islam, secara gotongroyong; 2. Mempersaudarakan antara kauin
Ansar dan Muhajirin; 3. Membuat perjanjian persahabatan (toleransi) antara intern umat Islam dan
antara umat beragama; dan 4. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat
baru. Karena itu terbentuklah masyarakat yang disebut negara kota dengan membuat konstitusi di
dunia.

1. Fase Pra-Ekspansi (632-650 M), yang Merupakan Fase Ekspansi Pertama (pendahuluan), yang
Pada Dasarnya Dapat Dibagi ke Dalam 4 Fase, Yaitu:

1.Fase konsolidasi. Abu Bakar sebagai khalifah Islam peng- anut Rasulullah SAW. (632 M)

2. Fase pembuka jalan. Di mana setelah selesai perang

3.Fase pemerataan jalan. Di mana usaha-usaha yang telah dirin tis oleh Abu bakar untuk membuka
jalan ekspansi

4. Fase jalan buntu, yaitu pada zaman Usman bin Affan (644- 656) sebagai khalifah ketiga, dan pada
zaman Ali bin Abi Thalib (656-661 M) khalifah keempat.

2. Periode Klasik (650-1250 M)

a. Fase Ekspansi, Integrasi, dan Puncak Kemajuan (650-1000 M) Pada zaman ini daerah

Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat, dan melalui Persia sampai ke

India di Timur

b. Fase Disintegrasi (1000-1250 M) Fase ini di mana pertentangan intern umat Islam di kalangan
pemerin- tahan, baik di masa Bani Umaiyah maupun Abbasiyyah

3. Periode Pertengahan (1250-1800 M)

a. Fase Kemunduran (1250-1500 M) Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah
meningkat.

b. Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1700 M) yang Dimulai dengan Zaman Kemajuan (15001700
M), Kemudian Zaman Kemunduran (1700-1800 M). Tiga Kerajaan Besar Tersebut lalah Kerajaan
Usmani (Ottoman Empire) di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
4. Periode Modern (1800 M-dan seterusnya)

Periode ini merupakan zaman kebangkitan umat Islain, ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir
pada tahun 1801 M yang berakibat jatuh- nya Mesir ke tangan Barat, membuka mata dunia Islam
terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam dibanding dengan kemajuan
dan kekuatan Barat yang baru bangun dari tidurnya tahun 1000 M. Pada priode ini keadaan
berkebalikan dengan yang terjadi di priode klasik seperti yang kita rasa kan sampai sekarang.

D. MASALAH KEPEMIMPINAN UMAT SETELAH NABI MUHAMMAD SAW.

WAFAT

1. Model-model Pemilihan Pemimpin Umat (Khalifah): Masalah yang cukup menegangkan pada
saat itu adalah ketidakjelasan Nabi dalam memberikan petunjuk tentang kepemimpinan umat Islam
sepeninggal beliau, kecuali suatu tradisi musyawarah dan mewariskan kitabullah, serta pada waktu
beliau sakit "mewakilkan" tugas imam shalat kepada Abu Bakar.

a. Pemilihan Abu Bakar sebagai Khalifah (632-634 M/11-13 H)

1) proses pemilihannya: Musyawarah yang menghasilkan "imufakat bulat itu merupakan suatu
tradisi baru dalam musyawarah yang berdasarkan ukhuwah.

2) Masalah keterlambatan baiat Ali terhadap Abu Bakar; Keterlambatan Ali dalam membaiat
Abu Bakar sebagai khalifah bukan berarti bahwa Ali berambisi untuk menduduki jabatan khalifah
dengan dukungan Bani Hasyim.

b. Pemilihan Umar bin Khathab sebagai Khalifah (623-644 M/13-23 H); Berbeda dengan
pemilihan sebelumnya, Abu Bakar meinutuskan untuk menetapkan Umar bin Khathab sebagai
penggantinya.

c. Pemilihan Usman bin Affan sebagai Khalifah (644-656 M/23-25 H); Umar bin Khathab tidak
memilih seorang penggantinya sebelum beliau wafat, Usman mengaku ridho untuk memangku
tanggung jawab pada saat rapat dewan yang mana ketua dewan adalah Abdurrahman bin Auf.

d. Pemilihan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah (656-661 M/35-40 H); Ali diangkat setelah
terbunuhnya Usman oleh kaum pemberontak dan p5tgtembaiatan Ali sebagai khalifah justru
dilakukan oleh orang-orang yang mengadakan pemberontakan menjatuh- kan Usman tersebut.

2. Strategi kepemimpinan Abu Bakar; Abu Bakar menjalankan roda pemerintahan yaitu: (1)
tidak melakukan mutasi jabatan bagi sahabat yang telah ditugaskan oleh Nabi SAW, dalam
memangku jabatan tersebut; (2) tidak mengangkat pejabat dari kalangan keluarga sendiri; (3) atas
desakan para sahabat khalifah berhak mendapat gaji dan tunjangan keluarga yang dibiayai oleh Bait
al- Mal; (4) pembentukan divisi militer yang terdiri dari 11 (sebelas) divisi; (5) melanjutkan program
Nabi untuk meruntuhkan pertahanan kerajaan Bizantium dan menertibkan pengacauan dalam negeri;
(6) menertibkan pembayaran zakat untuk membangun perekonomian dalam negeri, sekali- gus
menjalankan syariat Islam: (7) merealisir usul Umar bin Khatab untuk mengumpulkan ayat-ayat Suci
Al-Qur'an yang masih terdapat di beberapa tempat. Hal ini merupakan langkah pengamanan kitab
suci sejak dini untuk menjaga kelestariannya dan menghindari kepalsuannya; dan (8) peristiwa politik
yang sangat besar yaitu "pelimpahan secara tertulis" tanggung jawab kekhalifahan dari dirinya
(setelah wafat) kepada Umar bin Khathal (sebagaimana maian terdahulu).
3. Kepemimpinan Umar bin Khathab; Umar bin Khathab menjadi khalifah atau memimpin
umat Islam selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu sejak tahun 13 H sampai tahun 23 H (634-644 M).
Kepemimpinan Umar bin Khathab ditandai dengan perluasan wilayah (ekspansi), menembus batas
budaya regional sampai Irak dan Persia di Timur, Suriah di Utara dan Mesir di Barat, a).
Menaklukkan hati penduduk dengan kebajikan dan kemurahan hati, b).

Memukimkan keluarga-keluarga Arab dan mendirikan pasukan-pasukan militer di berbagai tempat


strategis, c). Menegakkan prinsip egalitarian (persamaan manusia) dan keadilan tanpa mengenal
perbedaan teman atau lawan. d). u merekrut pejabat secara tepat sesuai dengan kemampuan melalui
musyawarah atau meminta persetujuan rakyat. e). Menegakkan prinsip keterbukaan f). Haus informasi
tentang keadaan negeri. g). Melaksanakan pola hidup sederhana dan sangat hati-hati.

4. Kepemimpinan Usman bin Affan; Usman menduduki jabatan khalifah selama 12 (dua
belas) tahun.Ada beberapa faktor pendorong berkenaan dengan penokohan Usman (1) kemungkinan
menarik kembali jabatan khalifah nanti dari Bani Umaiyah adalah lebih besar, daripada menariknya
dari Bani Hasyim; (2) orang tidak mau meneruskan cara-cara umar memerintah yang sangat radikal,
keras, dan disiplin. kebijaksanaan politik yang dilakukan oleh Usman:

1. Umar dalam menegakkan keadilan dengan menerapkan disiplin keras.

2. Umar menetapkan semua tanah rampasan perang dengan milik negara.

3. Umar berpendapat bahwa agar dapat dilakukan kontrol dengan baik maka batas wilayah negara
jangan sampai melampaui lautan.

Juga terdapat Pembangunan yang menonjol lainnya: 1. Masjid Nabi di Madinah dengan
menggunakan bahan batu pualam. 2. Usman membentuk satu panitia yang diketuai oleh Zaid bin
Tsabit untuk menghimpun dan membukukan Al-Qur'an.

5.Tragedi Kematian Usman bin Affan dan Dampaknya dalam Perjalanan Sejarah Umat Islam;
Usman tidak menerima nasihat dari para sahabat terkemuka untuk menyerahkan kekhalifahannya
kepada kaum muslimin, sehingga kebencian rakyat semakin membara dalamsituasi yang genting itu
tampillah Abdullah bin Saba yang dikenal berasal dari orang Yahudi. Abdullah bin Saba, yang
mengaku beragauna Islam, mempropaganda- kan kedua aliran tersebut dalain rangka membangkitkan
suatu pemberon- takan terhadap khalifah. Siasatnya berhasil dibuktikan dengan penyerbuan massa ke
Madinah. Para sahabat terkemuka termasuk Ali bin Abi Thalil masih tetap membela khalifah Usman.
Tragedi kematian Usman tersebut mempunyai dampak dirasakan oleh Ali bin Abi Thalib sewaktu dia
menjadi khalifah. Perubahan dari sistem kekhalifahan kepada sistem Kerajaan:

1. Hilangnya baiat dan pengakuan kaum muslimin.

2. Lenyapnya pola hidup seperti Rasulullah dan Khulafaurrasyidin

3. Berubahnya fungsi Bait al-Mal

4. Hilangnya kemerdekaan mengeluarkan pendapat

5. Hilangnya kebebasan peradilan para hakim

6. Hilangnya pemerintahan berdasarkan musyawarah.

7. Munculnya fanatisme kesukuan atau ashabiyah qaumiyah.

8. Hilangnya kekuasaan hukum.


6.Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib; Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah oleh sebagian orang
dianggap kemenangan bagi pihak yang menganut ide hak legitimasi.Ali menjabat selama 5 tahun. Ali
terpaksa memindahkan pusat pemerintahannya dari Madinah ke Kuffah. sebab-sebab timbulnya
perang Jamal (unta):

1. Timbulnya kecurigaan bahwa Ali di duga terlibat mendalangi pem- bunuhan Usman;

2. Adanya keinginan Thalhah dan Zubair untuk menduduki kursi khalifah yang didukung oleh
Aisyah; dan

3. Munculnya persekongkolan kelompok Thalhah, Zubair, Aisyah untuk menuntut balas atas kematian
terbunuhnya Usman.

Dalam perang Jamal tersebut kemenangan berada dipihak Ali. Sedangkan dalam perang antara Ali dan
Mu'awiyah di Shiffin di tebing sungai Tigris, posisi Ali menjadi makin terpojok. kubu Ali sendiri
menjadi terpecah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Syi'ah di satu pihak tetap setia kepada Ali

Sejak itulah Ali tidak lagi terlihat menggerakkan pasukannya untuk menundukkan Mu'awiyah, tetapi
menggunakan sisa pasukannya untuk menggempur orang-orang Khawarij yang sebelumnya adalah
orang-orang yang mendukung Ali. Tekanan-tekanan keras dialami oleh orang-orang Khawarij ini.
Yang terakhir adalah peristiwa Nahrawan pada tanggal 9 Safar 38 H atau 17 Juli 658 M, di mana di
antara 1800 orang Khawarij hanya 8 orang saja yang selamat jiwanya. Peristiwa Nahrawan inilah
membuat Abdurrahman bin Muljam menjadi gelap mata sampai tega yang telah membunuh Ali bin
Abi Thalib. Dengan wafatnya Ali berarti berakhirlah periode khulafaur Rasyidin.

Kelompok Khawarij ini sebenarnya berasal dari pengikut Ali yang menolak (tidak setuju) terhadap
tahkim (arbitrasi) di Daumah al-Jandal, pandangan Khawarij tentang kepemimpinan:

(a) khalifah dipilih secara demokratis oleh rakyat

(b) khalifah tidak harus berasal dari suku tertentu

(c) pendapat yang sangat ekstrim adalah keberadaan khalifah itu tidak merupakan keharusan

kelompok Syi'ah merupakan kelompok yang tetap setia kepada Ali. Ajaran Syi'ah di bidang agama
adalah:

(a) Imam adalah Ma'sum;

(b) Kepemimpinan Imam meliputi segala aspek kehidupan:

(c) Ketaatan umat terhadap imam bersifat mutlak;

(d) Ada nash-nash dari ajaran agama yang belum disampaikan oleh Nabi kepada umatnya,
sehingga imam diberi hak menyampaikannya;

(e) Adanya kepercayaan terhadap Iman ghaib;


(f) Dari sebagian golongan Syi'ah ekstrem ada yang beranggapan bahwa Ali lah yang sebenarnya
utusan atau wakl Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai