Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Erwinda

Nim : 2011110223
Semester/ Kelas : 3/C
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
UTS
1. Sejarah adalah sebuah kejadian yang pernah terjadi dimasa lampau atau masa
lalu.
Macam macam periodesasi adalah periode klasik, periode pertengahan
(jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M)
dan periode modern.

2. Zaman jahiliyah adalah zaman dimana penduduk mekah berada dalam


ketidaktahuan atau kebodohan tetapi maksud dari kebodohan ini bukan
tentang ilmu pengetahuan akan tetapi ketidaktahuan tentang petunjuk illahi
(Allah SWT).

Kehidupan sosial bangsa arab sebelum islam datang dikenal dengan sebutan
zaman jahiliyah (masa kebodohan). Pada saat itu wilayah Arab tidak memiliki
sistem pemerintahan yang tidak ideal dan tidak memperhatikan nilai-nilai
moral. Secara keseluruhan kehidupan sosial masyarakat arab benar-benar
berada dalam keterpurukan.
3. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung cukup lama, dari tahun 750–1258
M. Puncak popularitas dinasti ini berada pada zaman Khalifah Harun al-
Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813-833 M).
Pada periode pertama, mengalami banyak kemajuan dan mencapai abad
kejayaannya. Masa kekuasaan periode pertama berlangsung di bawah
kepemimpinan Abu Abbas sampai Al-Watsiq pada tahun 750-847 Masehi.
Kemajuan dinasti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karena terjadinya
asimilasi dalam Dinasti Bani Abbasiyah. Kemudian partisipasi orang-orang
nonarab dalam perkembangan dinasti ini, khususnya orang-orang persia. Dan
perkembangan dinasti yang berfokus pada pembangunan peradaban Islam.
Pada periode kedua, Banni Abbasiyah mengalalmi kemuduran. Saat itu
kekhalifahan yang dipimpin oleh Al-Mutawakkil sangat lemah dalam
menjalankan pemerintahan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh orang-orang Turki
pada masa Al-Mu’tashim untuk mengambil alih kekuasaan. Perebutan
kekuasaan ini menyebabkan ketidakstabilan politik yang memicu
kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah. Namun kekacauan ini akhirnya dapat
diatasi sehingga tidak ada lagi perebutan kekuasaan antar khalifah.
Periode ketiga, berlangsung sejak tahun 945-1055 Masehi. Pada periode ini
Dinasti Bani Abbasiyah semakin mengalami kemunduran. Ini disebabkan
oleh kekhalifahan Dinasti Bani Abbasiyah yang didominasi Dinasti Buwaihi
dan akhirnya menimbulkan banyak masalah politik dalam dinasti. Pusat
pemerintahan bahkan dipindahkan dari Baghdad ke Syiraz, tempat Khalifah
Ali bin Buwaihi berkuasa. Meskipun politik di periode ini kacau, namun
Dinasti Bani Abbasiyah tetap konsisten mengembangkan ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam. Banyak ilmuwan lahir di periode ini seperti Al-Farabi,
Ibnu Sina, dan Ibnu Maskawaih.
Peiode keempat, dimulai sejak tahun 1055-1199 Masehi. Pada periode ini
pengaruh Dinasti Buwaihi mulai memudar dan digantikan dengan pengaruh
Bani Seljuk. Paham syiah yang dibawa oleh Bani Buwaihi pun mulai
ditinggalkan. Namun dominasi Bani Seljuk pada Dinasti Bani Abbasiyah
tidak berlangsung lama. Terjadi konflik internal yang akhirnya menyebabkan
Dinasti Bani Abbasiyah terbebas dari pengaruh dinasti lainnya.
Periode kelima, Periode ini merupakan akhir dari kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah, berlangsung sejak tahun 1199-1258 Masehi. Di periode kelima ini
akhirnya Dinasti Bani Abbasiyah terbebas dari pengaruh dinasti lain.
Meskipun begitu, dinasti ini terus mengalami kemunduran. Perluasan wilayah
yang terhenti dan kondisi politik yang semakin kacau memperparah
kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah. Hingga akhirnya dinasti ini runtuh pada
tahun 1258 Masehi dan meninggalkan kesan bagi umat Islam. Di antaranya
ilmuwan yang masyhur, ilmu pengetahuan dan pemikiran yang modern, serta
bangunan-bangunan bersejarah.
Kemunduran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh dua Faktor, yaitu internal
dan eksternal. Dari faktor internal kemunduran Dinasti Abbasiyah, yang
paling dominan berpengaruh terhadap kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah
karena umat Islam meninggalkan ajaran agamanya. Sedangkan dari faktor
eksternalnya adalah adanya perang salib dan penyerangan dari bangsa
mongol. Dalam perang salib melakukan pemusnahan angkatan bersenjata
Romawi sehingga menanam benih penghinaan dan kebencian Kristen
terhadap Muslim. Kebencian ini bertambah sehabis Dinasti Seljuk yang
mengambil alih Baitul Maqdis merealisasikan beberapa pedoman yang dirasa
sangat berat bagi umat Kristiani yang perlu melakukan perjalanan kesana.
Dalam penyerangan bangsa mongol merobohkan tembok ibu kota. Disamping
itu Al-Mu’tashim tunduk dan berangkat ke base pasukan Mongolia.
Kemudian para fuqaha dan penguasa keluar, berselang sepuluh hari
merekapun dibunuh. Kota Baghdad hancur dan dibumihanguskan.
Pembunuhan dan pembantain dilakukan kurang lebih selama 40 hari.
Khalifah AlMu’tashim terbunuh & hal ini mendai akhir dari Dinasti
Abbasiyah.
4. Abu Bakar Siddiq. Abu Bakar Siddiq merupakan kepala negara (al- Rasis)
kedua di Madinah pasca kepemimpinan Rasulullah SAW. Fakta historis
menunjukkan bahwa beliau dipilih berdasarkan ijm’ al-umma (kesepakatam
umat) yang ada di Saqifah bani Sa’idah. Para tokoh yang hadir pada saat itu
merupakan tokoh ketermuka yang secara sosiologi mempersentasikan
kelompok sosialnya masing-masing. Putusan yang ditetapkan dalam
musyawarah tersebut adalah mengangkat Abu Bakar sebagai kepala negara
pengganti Muhammad bin ‘Abdullah. Dasar pemikiran yang dijadikan alasan
oleh peserta musyawarah adalah qiyas. Hal ini berarti bahwa Abu Bakar
secara individu seiring diminta oleh Nabi Muhammad SAW untuk
menggantikan posisi beliau dalam hal-hal tertentu seperti menggantikan
imam shalat.
Umar Ibn Khatab ditetapkan menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar
melalui testament (wasiat) yang disampaikan oleh Abu Bakar Siddiq. Dalam
hal ini para sahabat senantiasa menyetujuinya. Pasca persetujuan dari
sahabatnya, ‘Umar Ibn Khatab lalu diba’it oleh seluruh umat yang ada di
Madinah.
Usman Ibn ‘Affan. Usman Ibn ‘Affan dipilih khalifah ketika dipilih menjadi
tim formatur yang terdiri dari beberapa sahabat seni yang dianggap
mempersentasikan (mewakili) umat Islam ada waktu itu. Tim formatur itu
ditunjuk oleh Umar bin Khatab menjelang wafat. Sebagaimana dalam tradisi
politik Islam, untuk mendapatkan legitimasi yang sah secara politis, Usman
pun dibaiat oleh para sahabatnya sebab hal tersebut merupakan persyaratan
bagi keabsahan seorang kepala negara yang akan menjadi pemimpin umat
atau warga negara yang ada dalam wilayah kekuasaannya.
Ali Ibn Abi Thalib. Mekanisme pengangkatan Ali bin Abi Thalib sama
dengan yang lainnya yakni melalui musyawarah yang dilanjutkan dengan
baiat oleh warga negara Madinah.
Pada masa Abu Bakar adalah mengumpulkan ayat ayat Al-Qur’an yang
disalin menjadi mushaf dan menjadi kan Al-Qur’an dan assunah sebagai
hukum.
Pada masa Umar bin Khattab adalah islam mengalami kemajuan yaang
sangat pesat dan ibukota Suriah, Damaskus dikuasai.
Pada masa Utsman bin Affan adalah umat Islam memngalami era paling
makmur dan sejahtera.
Pada masa Ali bin Abi Thalib Adalah mengembalikan sistem distribusi
pajak tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya
Umar bin Khattab.

5. Pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan


sebelumya yaitu Dinasti Umayyah yang telah digulingkannya. Dinamakan
Dinasti Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya merupakan
keturunan Abbas bin Abdul Mutholib, paman Rosulululloh. Nama
Abbasiyah berasal dari kata Al-Abbas dan Abbas itu adalah nama seorang
keturunan Bani Hasyim. Berdirinya Dinasti Abbasiyah dilatar belakangi oleh
terjadinya kekacauan dalam kehidupan bernegara Dinasti Umayyah.
Perbedaan sistem pemerintahan Dnasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah
adalah;
1. perbedaan kebijakan terhadap rakyat non-Arab: Bani Umayyah
mendiskriminasi kalangan non-Arab, sementara Bani Abbasiyah lebih
menerima kalangan non-Arab.

2. perbedaan kebijakan ekspansi: Bani Umayyah mementingkan perluasan


memperluas, sementara Bani Abbasiyah lebih mementingkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan konsolidasi wilayah.

Anda mungkin juga menyukai