Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HADIST AHKAM

ZAKAT
DIsusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadist ahkam

Dosen Pengampu:Dina Ariani,M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 3:

Lintan Putri Agustina 23041020005

Amelia Salsabila 23021020003

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB


FAKULTAS SYARI”AH DAN HUKUM
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.Alhamdulillahirabbil’aalamiin, Puji syukur kami panjatkan kepada


Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Tanpa karunia-Nya, mustahillah makalah ini
dapat terselesaikan. tim penyusun berhasil menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu yang
berjudul "Zakat.".
Dalam penyusunan makalah ini, semua isi ditulis berdasarkan buku-buku dan jurnal referensi
yang berkaitan dengan hadist hadist yang berhubungan dengan zakat. Apabila dalam isi makalah
ditemukan kekeliruan atau informasi yang kurang valid, tim penyusun sangat terbuka dengan kritik
dan saran yang membangun untuk diperbaiki selanjutnya. Akhir kata, tim penyusun makalah
mengucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH HADIST AHKAM ..............................................................................................................................


ZAKAT..............................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................
BAB I ...............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN ...............................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................................
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN ..........................................................................................................................
BAB II ..............................................................................................................................................................
PEMBAHASAN .................................................................................................................................................
2.1 DEFINISI ZAKAT ......................................................................................................................................
2.2 WAKTU MULAINYA ZAKAT ......................................................................................................................
2.3 NISAB ZAKAT ..........................................................................................................................................
BAB II ..............................................................................................................................................................
PENUTUP ........................................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................................
3.2 SARAN ...................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Konsep Islam di dalam pembentukan pribadi yang saleh secara individual dan sosial
dapat dilihat dari akar kata zakat. Salah satunya adalah bahwa zakat berarti baik.
Maksudnya, zakat harus dikeluarkan dari hasil yang baik-baik saja. Pensyariatan zakat
bukanlah tanpa maksud. Tujuan dan fungsi zakat jelas termaktub di dalam berbagai surat
di dalam Alquran yang berkaitan dengan zakat. Salah satunya adalah bahwa zakat berfungsi
untuk membersihkan harta dari hak orang lain ( fakir dan miskin) dan menumbuhkan di
dalam diri si muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) sifat kasih sayang dan perhatian
kepada fakir dan miskin serta orang-orang yang membutuhnya. Selain fungsi pembinaan
spriritual bagi seorang muslim, zakat juga sebagai sarana untuk membantu pengentasan
kemiskinan. Ia juga merupakan usaha untuk memperkecil gap antara si kaya dan miskin,
sekaligus untuk memberdayakan potensi yang ada di dalam orangorang yang kurang
berkecukupan dengan membantu mereka secara finansial. Zakat yang terpusat pada masa
Rasulullah SAW kepada emas, perak, hasil pertanian, barangbarang dagangan, barang
tambang dan barang temuan, pada masa kini ia tetap berlaku terhadap berbagai profesi yang
bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
keumuman redaksi perintah untuk mengeluarkan zakat di dalam surat alBaqarah 267.
Akhirnya, zakat disyariatkan untuk menciptakan pemerataan, kesejahteraan, keamanan dan
ketentraman di dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa hadist yang menjelaskan tentang definisi zakat?
2. Apa hadist yang menjelaskan waktu mulainya zakat?
3. Apa hadist yang menjelaskan tentang nisab zakat?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1. Untuk mengetahui hadist yang menjelaskan tentang definisi zakat
2. Untuk mengetahui hadist yang menjelaskan waktu mulainya zakat
3. Untuk mengetahui hadist yang menjelaskan tentang nisab zakat

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI ZAKAT
Secara bahasa zakat artinya tumbuh dan suci. Sedangkan menurut istilah, zakat
bermakna sedekah wajib, sedekah sunnah, nafkah, pengampunan dan kebenaran. Menurut ijma'
ulama, zakat merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima.Ulama berbeda pendapat tentang
tahun disyariatkannya zakat. Namun, menurut jumhur ulama, zakat diwajibkan pada tahun ke-
2 Hijriyah sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan.

‫ ( أَ َّن اَلنَّبِ َّي صلى هللا عليه وسلم بَعَ َث ُمعَاذًا رضي هللا‬:‫ع ْن ُه َما‬ َّ َ ‫ض َي‬
َ ُ‫ّللَا‬ ِ ‫اس َر‬ ٍ َّ‫عب‬ َ ‫ع َِن اِب ِْن‬
,‫ص َدقَةً فِي أَ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ ‫علَي ِْه ْم‬ َ ‫ض‬ َ ‫ّللَا قَ ِد ا ِْفتَ َر‬
َ َّ َ ‫ ( أَ َّن‬: :‫ َوفِي ِه‬,‫ِيث‬ َ ‫عنه إِلَى ا َ ْليَ َم ِن) فَذَك ََر ا َ ْل َحد‬
‫ظ ِل ْلبُ َخ ِاري‬
ُ ‫ َواللَّ ْف‬,‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ق‬ ٌ َ‫ف ي فُقَ َرائِ ِه ْم ) ُمتَّف‬ ِ ‫ فَت ُ َر ُّد‬,‫ت ُ ْؤ َخذُ ِم ْن أَ ْغنِيَائِ ِه ْم‬
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengutus Muadz ke Yaman -kemudian beliau(ibnu abbas}
menyebutkan satu hadits yang dijelaskan di dalamnya, "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
zakat atas harta mereka, yang diambil dari orang- orang kaya di antara mereka untuk diberikan
kepada orang-orang fakir di antara mereka." (Muttafaq Alaih, ini adalah lafazh Al-Bukhari) 1
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari (1395) dan Muslim (1/51). Zakat hukumnya wajib bagi orang
kaya, dan diberikaan kepada fakir miskin. 2

2.2 WAKTU MULAINYA ZAKAT


Waktu pelaksanaan zakat fitrah sebagaimna hadits Nabi SAW.,
.‫ ومن أداها بعد الصالة فهي صدقة من الصدقات‬,‫فم ن أدا ها قبل الصالة فهي زكاة مقبولة‬
“barang siapa mengeluarkannya (fitrah) sebelum bersembahyang hari raya, maka itulah zakat
yang diterima, dan barang siapa mengeluarkannya sesudah sembahyang hari raya, maka
pengeluarannya itu dipandang satu sedekah saja.”

Dengan hadits ini terang dan nyata, bahwa masa kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah
itu ialah pagi hari raya daru terbit fajar hingga pergi ke tempat sembahyang hari raya. Tetapi,
jika kita lihat pada arti zakatul fitri (zakat yang diberikan karena berbuka, telah selesai
mengerjakan puasa), kita dapat mengambil faham bahwa waktunya, mulai dari terbenam
matahari dipertang malam hari raya, atau akhir ramadhan; dan waktu itu berakhir dengan
sembahyang hari raya. Barangsiapa yang memberinya diantara waktu itu pemberiannya
dipandang fitrah dan ketika memberinya sesudah waktu itu, dipandang satu sedekah saja.
Kata Ad Dahlawi: menurut sunnah, mengeluarkan zakat fitrah itu dipagi hari raya, sebelum
sembahyang. Tetapi dibolehkan kita mendahulukannya, dibolehkan kita berika sebelum hari
raya, asal saja di bulan ramadhan. Kata Imam Abu Hanifah, boleh diberikan zakat fitrah itu sejak
dari awal tahun.

1
Diriwayatkan oleh al-Bukhari,2/130;dan Muslim,1/50
2Mardani, Hadits Ahkam, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 181

5
Diberitakan oleh Ibnu Umar:
.‫وكانوا يعطونها قبل الفطر بيوم او يومين‬
“adalah para sahabat Nabi SAW., mengeluarkan zakat fitri sehari atau dua hari sebelum hari
raya.” (HR. Bukhori)

Menurut Imam Syafi’i, zakat fitrah boleh diberikan sejak awal ramadhan. Menurut Imam
Ahmad bin Hanbal, boleh diberikan dua hari lagi sebelum hari raya. Kata sebagian pengikutnya,
boleh diberikan zakat fitrah sejak tanggal 16 ramadhan. 3
Sedangkan pada zakat mal, kata Imam Nawawi, Zakat itu, wajib dikeluarkan dengan
segera, apabila telah cukup tahunnya. Kemudian apabila telah wajib ia keluarkan dan
memungkinkan pula ia keluarkan, niscaya sekali-kali tidak boleh menelatkan pengeluarannya.
Jika ia tidak keluarkan padahal ia mampu melakukannya, ia durhaka dan wajib mengganti jika
harta itu rusak atau hilang. Sebaliknya, jika rusak sebelum mampu mengeluarkannya, maka
tidak diwajibkan mengganti kecuali jika ia sendiri yang merusakkan. Ia wajib mengeluarkan
zakat selain cukup haul dan nishab. Mengingat hadits Nabi SAW.,
)‫الزكاة فى مال حتى يحول عليه الحول (رواه ابن ماجه عن عائيشة‬
“tak ada zakat pada harta kecuali cukup satahun harta itu dimilikinya”4
Harta benda yang dikenakan wajib zakat itu tidak semuanya disyaratkan cukup Haul (cukup
tahun), karena ada harta benda yang walaupun baru didapatkan hasilnya, tapi sudah wajib zakat
misalnya tanaman dan harta Rikaz. Harta-harta yang jumlahnya sampai satu nisab dan harus
pula cukup haul.[8]

Kosakata Hadits

o Ba'atsa Mu'adzan Ila Al Yaman (mengutus Mu'adz ke Yaman): Maksudnya mengutus


Mu'adz sebagai hakim atau gubernur di sana. Dikatakan bahwa hal tersebut terjadi pada
tahun 10 Hijriah dan Mu'adz masih berada di sana sampai masa kekhalifahan Abu
Bakar RA.

o Iftaradha Maksudnya mewajibkan kepada mereka. Jadi, sesungguhnya kata al fardhu


berarti wajib.

o Shadaqah. Diambil dari kata Ashidqu. la berarti menunjukkan kejujuran iman orang
yang mengeluarkan zakat, karena harta sangat disukai oleh jiwa. Seseorang tidak
mungkin mengeluarkannya kecuali ia memiliki keimanan yang benar. la merupakan
bukti keimanan yang sungguh-sungguh.Lafazh shadaqah dikemukakan untuk istilah

3 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, hlm. 258-261


4 Ibid, hlm. 46-47

6
‫‪zakat sebagaimana di dalam firman Allah SWT, "Sesungguhnya zakat-zakat itu... "(Qs.‬‬
‫‪At-Taubah [9]: 60) yang dimaksud dengan sedekah di atas adalah zakat.‬‬

‫‪o Tu 'khadzu (diambil): Mabni Majhul. Susunan kalimatnya dalam keadaan nashab‬‬
‫‪menjadi sifat dari kata sedekah.‬‬

‫‪o Turaddu (dikembalikan): Mabni majhuldi-athafkan pada kalimat tu khadzu.‬‬

‫‪2.3 NISAB ZAKAT‬‬


‫‪Hadits nomor 493‬‬

‫ص َدقَ ِة اَلَّ ِتي‬ ‫ضةُ اَل َّ‬‫لصدِيقَ رضي هللا عنه َكتَ َب لَه ُ ( َه ِذ ِه فَ ِري َ‬ ‫َوع َْن أَنَ ٍس رضي هللا عنه أَ َّن أَبَا َبك ٍْر اَ ِ‬
‫سولَه ُ فِي أَ ْربَ ٍع‬ ‫ّللَاُ ِب َها َر ُ‬ ‫ين‪َ ,‬واَلَّتِي أَ َم َر َ َّ‬ ‫علَى ا َ ْل ُم ْ‬
‫س ِل ِم َ‬ ‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم َ‬ ‫سو ُل َ َّ‬ ‫ض َها َر ُ‬ ‫فَ َر َ‬
‫س‬ ‫ين ِإلَى َخ ْم ٍ‬ ‫سا َو ِعش ِْر َ‬ ‫ين ِم َن اَ ْ ِْل ِب ِل فَ َما دُونَ َها ا َ ْلغَنَم ُ فِي ك ُِل َخ ْم ٍس شَاةٌ‪ ,‬فَ ِإذَا بَلَغَتْ َخ ْم ً‬ ‫َو ِعش ِْر َ‬
‫س‬ ‫ين إِلَى َخ ْم ٍ‬ ‫ستًّا َوثَ َالثِ َ‬ ‫ون ذَكَر ٍ فَ ِإذَا بَلَغَتْ ِ‬ ‫اض أ ُ ْنثَى فَ ِإ ْن لَ ْم تَك ُْن فَا ْبنُ لَبُ ٍ‬ ‫ين فَ ِفي َها ِب ْنتُ َم َخ ٍ‬ ‫َوثَ َالثِ َ‬
‫ين فَ ِفي َها ِحقَّةٌ َط ُروقَةُ اَ ْل َج َمل ِ فَ ِإذَا‬ ‫ستِ َ‬ ‫ين إِلَى ِ‬ ‫ستًّا َوأ َ ْربَ ِع َ‬‫ين فَ ِفي َها ِب ْنتُ لَبُون ٍ أ ُ ْنثَى‪ ,‬فَ ِإذَا بَلَغَتْ ِ‬ ‫َوأَ ْربَ ِع َ‬
‫ين فَ ِفي َها‬ ‫س ِع َ‬ ‫ين إِلَى تِ ْ‬ ‫س ْب ِع َ‬ ‫ستًّا َو َ‬ ‫ين فَ ِفي َها َجذَعَة ٌ فَ ِإذَا بَلَغَتْ ِ‬ ‫س ْب ِع َ‬‫ين إِلَى َخ ْم ٍس َو َ‬ ‫ستِ َ‬ ‫اح َدةً َو ِ‬ ‫بَلَغَتْ َو ِ‬
‫ان َط ُروقَتَا اَ ْل َج َم ِل‪ ,‬فَ ِإذَا َزادَتْ‬ ‫ين َو ِمائَ ٍة فَ ِفي َها ِحقَّتَ ِ‬ ‫ين إِلَى ِعش ِْر َ‬ ‫س ِع َ‬ ‫ون‪ ,‬فَ ِإذَا بَلَغَتْ إِحْ دَى َوتِ ْ‬ ‫بِ ْنتَا لَبُ ٍ‬
‫ِين ِحقَّةٌ‪َ ,‬و َم ْن لَ ْم يَك ُْن َمعَهُ إِ َّال أَ ْربَ ٌع‬ ‫ون‪َ ,‬وفِي ك ُِل َخ ْمس َ‬ ‫ين بِ ْنتُ لَبُ ٍ‬ ‫ين َو ِمائَ ٍة فَ ِفي ك ُِل أ َ ْربَ ِع َ‬ ‫علَى ِعش ِْر َ‬ ‫َ‬
‫ين ِإلَى‬ ‫سائِ َم ِت َها ِإذَا كَانَتْ أَ ْر َب ِع َ‬ ‫ص َدقَ ِة اَ ْلغَنَ ِم َ‬ ‫ص َدقَة ِإ َّال أَ ْن َيشَا َء َر ُّب َها َو ِفي َ‬ ‫ٌ‬ ‫ْس ِفي َها َ‬ ‫ِم َن اَ ْ ِْل ِب ِل فَلَي َ‬
‫علَى‬ ‫ان‪ ,‬فَ ِإذَا َزا َدتْ َ‬ ‫ين َو ِمائَ ٍة ِإلَى ِمائَتَي ِْن فَ ِفي َها شَاتَ ِ‬ ‫علَى ِعش ِْر َ‬ ‫ين َو ِمائَ ِة شَاة ٍ شَاةٌ‪ ,‬فَ ِإذَا َزادَتْ َ‬ ‫ِعش ِْر َ‬
‫سائِ َمةُ‬ ‫علَى ثَ َالثِ ِمائَ ٍة فَ ِفي ك ُِل ِمائَ ٍة شَاةٌ‪ ،‬فَ ِإذَا كَانَتْ َ‬ ‫شيَاه ٍ فَ ِإذَا َزادَتْ َ‬ ‫ث ِ‬ ‫ِمائَتَي ِْن إِلَى ثَ َالث ِمائَ ٍة فَ ِفي َها ثَ َال ُ‬
‫ص َدقَةٌ‪ ,‬إِ َّال أَ ْن يَشَا َء َربُّ َها‪َ .‬و َال يُجْ َم ُع بَي َْن‬ ‫ْس فِي َها َ‬ ‫اح َدةً فَلَي َ‬‫ين شَاة ٍ شَاةً َو ِ‬ ‫لر ُج ِل نَاقِصَةً ِم ْن أَ ْربَ ِع َ‬ ‫اَ َّ‬
‫ان بَ ْينَ ُه َما‬ ‫َان ِم ْن َخ ِلي َطي ِْن فَ ِإنَّ ُه َما يَتَ َرا َجعَ ِ‬ ‫ص َدقَ ِة‪َ ,‬و َما ك َ‬ ‫شيَةَ اَل َّ‬ ‫ق بَي َْن ُمجْ تَ ِمعٍ َخ ْ‬ ‫ق َو َال يُفَ َّر ُ‬ ‫ُمتَفَ ِر ٍ‬
‫ق‪َ ،‬وفِي ا َ ِلرقَة ِ ُربُ ُع‬ ‫ص َدقَ ِة َه ِر َمة ٌ َو َال ذَاتُ ع ََو ٍار‪ ,‬إِ َّال أَ ْن يَشَا َء اَ ْل ُمص َِّد ُ‬ ‫ج فِي اَل َّ‬ ‫س ِويَّ ِة‪َ ,‬و َال يُ ْخ َر ُ‬ ‫بِال َّ‬
‫ص َدقَةٌ إِ َّال أَ ْن يَشَا َء َربُّ َها‪َ ,‬و َم ْن بَلَغَتْ ِع ْن َدهُ ِم َن‬ ‫ْس فِي َها َ‬ ‫ين َو ِمائَةً فَلَي َ‬ ‫س ِع َ‬ ‫اَ ْلعُش ِْر‪ ,‬فَ ِإ ْن لَ ْم تَكُن ْ إِ َّال تِ ْ‬
‫ستْ ِع ْن َدهُ َجذَعَةٌ َو ِع ْن َد ُه ِحقَّةٌ‪ ,‬فَ ِإنَّ َها ت ُ ْق َب ُل ِم ْنهُ ا َ ْل ِحقَّةُ‪َ ,‬و َيجْ َع ُل َم َع َها شَاتَي ِْن‬ ‫ع ِة َولَ ْي َ‬‫ص َدقَةُ اَ ْل َجذَ َ‬ ‫اَ ْ ِْل ِب ِل َ‬
‫ستْ ِع ْن َد ُه ا َ ْل ِحقَّةُ‪َ ,‬و ِع ْن َدهُ‬ ‫ص َدقَةُ اَ ْل ِحقَّ ِة َولَ ْي َ‬‫ين د ِْر َه ًما‪َ ,‬و َم ْن َبلَغَتْ ِع ْن َد ُه َ‬ ‫س َرتَا لَهُ‪ ,‬أَ ْو ِعش ِْر َ‬ ‫ستَ ْي َ‬ ‫ِإ ِن اِ ْ‬
‫ين د ِْر َه ًما أَ ْو شَاتَي ِْن ) َر َواهُ اَ ْلبُ َخ ِاري‬ ‫ق ِعش ِْر َ‬ ‫اَ ْل َجذَعَةُ‪ ,‬فَ ِإنَّ َها ت ُ ْقبَ ُل ِم ْنهُ اَ ْل َجذَعَةُ‪َ ,‬ويُ ْع ِطي ِه ا َ ْل ُمص َِّد ُ‬
‫‪“Dari Anas bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq Radliyallaahu 'anhu menulis surat kepadanya: Ini‬‬
‫‪adalah kewajiban zakat yang diwajibkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam atas‬‬
‫‪kaum muslimin. Yang diperintahkan Allah atas rasul-Nya ialah setiap 24 ekor unta ke bawah wajib‬‬
‫‪mengeluarkan kambing, yaitu setiap kelipatan lima ekor unta zakatnya seekor kambing. Jika‬‬
‫‪mencapai 25 hingga 35 ekor unta, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya telah‬‬
‫‪menginjak tahun kedua, jika tidak ada zakatnya seekor anak unta jantan yang umurnya telah‬‬
‫‪menginjak tahun ketiga. Jika mencapai 36 hingga 45 ekor unta, zakatnya seekor anak unta betina‬‬
‫‪yang umurnya telah menginjak tahun ketiga. Jika mencapai 46 hingga 60 ekor unta, zakatnya‬‬
‫‪seekor anak unta betina yang umurnya telah masuk tahun keempat dan bisa dikawini unta jantan.‬‬
‫‪Jika mencapai 61 hingga 75 ekor unta, zakatnya seekor unta betina yang umurnya telah masuk‬‬

‫‪7‬‬
tahun kelima. Jika mencapai 79 hingga 90 ekor unta, zakatnya dua ekor anak unta betina yang
umurnya telah menginjak tahun kedua. Jika mencapai 91 hingga 120 ekor unta, maka setiap 40
ekor zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya masuk tahun ketiga dan setiap 50 ekor
zakatnya seekor unta betina yang umurnya masuk tahun keempat. Bagi yang hanya memiliki 4
ekor unta, tidak wajib atasnya zakat kecuali bila pemiliknya menginginkan. Mengenai zakat
kambing yang dilepas mencari makan sendiri, jika mencapai 40 hingga 120 ekor kambing,
zakatnya seekor kambing. Jika lebih dari 120 hingga 200 ekor kambing, zakatnya dua ekor
kambing. Jika lebih dari 200 hingga 300 kambing, zakatnya tiga ekor kambing. Jika lebih dari 300
ekor kambing, maka setiap 100 ekor zakatnya seekor kambing. Apabila jumlah kambing yang
dilepas mencari makan sendiri kurang dari 40 ekor, maka tidak wajib atasnya zakat kecuali jika
pemiliknya menginginkan. Tidak boleh dikumpulkan antara hewan-hewan ternak terpisah dan
tidak boleh dipisahkan antara hewan-hewan ternak yang terkumpul karena takut mengeluarkan
zakat. Hewan ternak kumpulan dari dua orang, pada waktu zakat harus kembali dibagi rata antara
keduanya. Tidak boleh dikeluarkan untuk zakat hewan yang tua dan yang cacat, dan tidak boleh
dikeluarkan yang jantan kecuali jika pemiliknya menghendaki. Tentang zakat perak, setiap 200
dirham zakatnya seperempatnya (2 1/2%). Jika hanya 190 dirham, tidak wajib atasnya zakat
kecuali bila pemiliknya menghendaki. Barangsiapa yang jumlah untanya telah wajib
mengeluarkan seekor unta betina yang seumurnya masuk tahun kelima, padahal ia tidak
memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun keempat, maka ia boleh
mengeluarkannya ditambah dua ekor kambing jika tidak keberatan, atau 20 dirham. Barangsiapa
yang sudah wajib mengeluarkan seekor anak unta betina yang umurnya masuk tahun keempat,
padahal ia tidak memilikinya dan ia memiliki unta betina yang umurnya masuk tahun kelima, maka
ia boleh mengeluarkannya ditambah 20 dirham atau dua ekor kambing. Riwayat Bukhari.”5
Kosakata Hadits
o Kata Fariidhah menggunakan wazan fadhiilah yang berarti mafruudhah. Al Faridhah, yaitu
sesuatu yang diwajibkan Allah SWT kepada hamba-hambanya, yaitu berupa hukum. Yang
dimaksud di sini adalah kewajiban zakat.
o Bintu Makhaad. Al makhaad adalah yang sedang mengandung dan mendekati kelahiran. Dan
bintu makhad adalah jenis unta yang usianya sudah sempurna satu tahun dan masuk pada
tahun kedua. Dinamakan seperti itu karena biasannya induknya sudah mengandung lagi.
o Faradha. Faradha maksudnya menjelaskan dan memerinci.

o Fi Kulli Arba'iin... sampai akhir hadits: Adalah permulaan penjelasan bagi ungkapan, "Inilah
kewajiban zakat". Seakan-akan Abu Bakar mengisyaratkan dengan ini kepada sesuatu yang
ada di dalam otaknya, kemudian mendatangkan kalimat di atas sebagai penjelasan bagi
ungkapan tersebut.

o Ibnu Labuun. yaitu unta yang usianya sudah sempuma dua tahun. Dinamakan demikian
karena induknya biasanya sedang memiliki persediaan air susu yang banyak setelah
melahirkan.

5 Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulugul Maram dan Dalil-Dalil Hukum, (Jakarta: Gema Insani, 2013), hlm. 241-244

8
o Higgah. Yaitu unta yang usianya sudah sempurna tiga tahun dan memasuki tahun keempat.
Dinamakan demikian karena kepastian untuk dapat mengandung dan dikawinkan oleh
pejantannya. Lafazh hiqqah dijamakkan dengan lafazh hiqqah, haqaiq, dan hiqqah.

o Tharuuqah Al Jamal. Maksudnya unta yang dibuahi. Dasar arti tharuq adalah seorang laki-laki
yang mendatangi istrinya pada malam hari. Yang dimaksud adalah unta yang masanya siap
menerima pembuahan dari si pejantan, sekalipun hal tersebut tidak terjadi.

o Jadza'ah. Yaitu unta yang usianya sudah sempurna empat tahun dan memasuki tahun kelima.
Dinamakan seperti itu karena giginya sudah tanggal lalu terlepas darinya. Sebagian pakar
bahasa mengatakan, "ketanggalan gigi kambing tidak didasarkan pada tahun yang pasti, dan ia
tidak harus tanggal giginya, akan tetapi ia merupakan nama untuk suatu masa bagi hewan.
Kambing jawa memasuki usia dewasa setelah satu tahun dan domba saat berusia enam bulan."

o Al Ghanam. Ibnu Jinny berkata di dalam Al Mukhasash, "la adalah bentuk jamak yang tidak
memiliki bentuk tunggal. Jamak dari lafazh ghanam adalah aghnam dan ghunum." Dikatakan
di dalam Ash-Shahah, "la diperuntukan untuk jenis kambing, baik jantan, betina, maupun
kedua-duanya."

o Saa'imah Ar-Rajuli As-Saa'imah adalah kambing yang digembalakan di padang rumput yang
halal. As-Saum adalah melepas binatang peliharaan di tanah lapang untuk digembalakan.
Bentuk jamak dari as-saa 'imah adalah sawaa'im.

o Mutafarriq. Dengan mendahulukan huruf ta 'ketimbang fa'dan mensiddah huruf ra. Di dalam
satu riwayat dengan mendahulukan huruf fa dari kata Al iftiraq.

o Khasyah Ash-Shadaqah. Terjadi perselisihan di dalam ungkapan, "Tidak disatukan dan


dipisahkan apabila dihubungkan kepada amil, maka dikatakan karena takut kelihatan sedikit
dan apabila dihubungkan kepada pemiliknya, maka karena takut kelihatan banyak.

o Illa Ay-Yasya' Rabbuha Au-illa Ay-yasya' Al Mushaddiq: Maksudnya kecuali si pemilik


berderma secara sukarela dengan melakukan sedekah. Ini bentuk mubalaghah terhadap tidak
adanya kewajiban.

o Khasyah Ash-Shadaqah Al Khasyah adalah takut. Kalimat ini banyak diletakkan untuk
seseorang yang memiliki pengetahuan lalu ia takut. Oleh karena itu para ulama dikhususkan
dengan sifat ini di dalam firmannya, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara para
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.' (Qs. Faathir [35]: 28) di sini orang yang berzakat pasti
mengetahui apa yang akan terjadi dengan memisahkan hewan ternak dan menyatukannya
tersebut.

o Khaliithaini. Al Khaliithaini adalah dua orang yang bersekutu secara khusus dalam
kepemilikan binatang ternak. Alkhulthah-dengan di-dhammah huruf kha-nya adalah
berkumpulnya hewan ternak selama satu tahun penuh di dalam kandang, tempat
peristirahatan, tempat susu, pejantannya serta tempat penggembalaannya. Ia dapat bersifat
syirkah aushaaf, yaitu dimana orang yang bersekutu dapat membedakan jenis hewan
ternaknya dengan teman persekutuannya berdasarkan satu sifat atau beberapa sifat hewan

9
temak tersebut atau berdasarkan syirkah a 'yaan, yaitu keduanya memiliki hewan ternak
secara bersama-sama.

o Yataraja'aani bi As-sawiyah. Maksudnya dengan disamakan. Pengertian taraju' adalah bahwa


amil yang mengambil zakat dari persekutuan bersama tadi, apabila ia sudah mengambil zakat
dari salah satunya, maka ia harus kembali lagi kepada pemilik lainnya dan mengambil zakat
kembali seukuran dengan yang telah diwajibkan kepada teman persekutuannya.

o Harimah: Yaitu kambing yang sudah tua yang gigi-giginya sudah tanggal karena faktor usia.

o Dzat 'Aur. Yaitu, yang cacat matanya dan sakit secara nyata. Ada pendapat dengan di-fathah
huruf 'ain-nya berarti cacat secara umum dan dengan di- dhammah berarti cacat matanya.

o Tays: Adalah kambing pejantan biasa, karena tubuhnya bau dan dagingnya rusak. Ini apabila
kambing tersebut memang jelek. Adapun apabila ia bagus, maka ia jadi pejantan yang tidak
boleh diambil sebagai zakat, kecuali pemilik harta tersebut menghendaki.

o Arriqah. Adalah campuran perak.

o Al Mushaddiq. Bentuk dasarnya al Mutashaddiq. Huruf ta diganti dengan shad yang di-
idgham-kan. Lafazh ini terdapat dua kali di dalam hadits.

o Pertama, illa ay-yasya' al mushaddiq.

o Kedua,wa yu’tihi dimaksud pada ungkapan pertama adalah orang yang memberikan zakat.
Dan yang dimaksud pada ungkapan yang kedua adalah amil zakat.

o Apabila yang diinginkan dari lafazh al mushaddiq adalah arti yang pertama, maka ia
diucapkan dengan di-kasrah huruf shad-nya dan apabila yang diinginkan makna yang kedua,
maka ia di-fathah.

o Dirhaman. Potongan uang dari perak yang dicetak untuk alat transaksi, bentuk jamaknya
darahim. Satu dirham umat Islam sama dengan 4,975 gram perak .

Hadits ini diriwayatakan oelh Bukhari (1395) dan Muslim (1/51). Ketentuan harta yang wajib
dizakati, bila sudah mencapai nisabnya. Adapaun nisabnya sebagaimana diatur hadits di atas. 6
Berdasarkan hadits diatas sudah terang dijelaskan bagaimana nisab untuk zakat unta, mulai nisab
terkecil unta sampai nisab terbesar unta hingga batasan tidak diwajibkan zakat unta. Begitu juga
zakat kambing, mulai nisab terkecil nisab kambing sampai nisab terbesar kambing hingga batasan
tidak diwajibkan zakat kambing. Dan dijelaskan sedikit tentang zakat dinar dan dirham (emas dan
perak).

Hadits nomor 498

6 Mardani, Hadits Ahkam, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 184

10
- ‫ّللَاِ صلى هللا عليه وسلم ( ِإذَا كَا َنتْ َلكَ ِمائَتَا د ِْر َه ٍم‬ َّ َ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ِلي ٍ رضي هللا عنه قَال‬ َ ‫َوع َْن‬
‫ َو َحا َل‬,‫ارا‬ َ ‫ُون لَكَ ِعش ُْر‬
ً َ‫ون دِين‬ َ ‫ش ْي ٌء َحتَّى يَك‬َ َ‫علَ ْيك‬
َ ‫ْس‬َ ‫ َولَي‬,‫سةُ د ََرا ِه َم‬ َ ‫ فَ ِفي َها َخ ْم‬-‫علَ ْي َها اَ ْل َح ْو ُل‬
َ ‫َو َحا َل‬
‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ْس فِي َما ٍل َزكَاةٌ َحتَّى يَ ُحو َل‬ َ ‫ َولَي‬, َ‫ب ذَ ِلك‬ ِ ‫سا‬َ ‫ فَ َما َزا َد فَ ِب ِح‬,‫ْف دِينَ ٍار‬ ُ ‫ فَ ِفي َها نِص‬,‫علَ ْي َها ا َ ْل َح ْو ُل‬ َ
‫ف فِي َر ْف ِعه‬َ ‫ َوقَ ِد ا ِْخت ُ ِل‬,‫س ٌن‬َ ‫ َوهُ َو َح‬,َ‫َاود‬ُ ‫اَ ْل َح ْو ُل ) َر َواهُ أَبُو د‬
ُ ‫ح َو ْقفُه‬
ُ ‫اج‬
ِ ‫الر‬ َ َ‫ فَ َال َزكَاة‬,‫ستَفَا َد َم ًاال‬
َّ ‫علَ ْي ِه َحتَّى يَ ُحو َل اَ ْل َح ْو ُل ) َو‬ ْ ِ‫ ( َم ِن ا‬:‫ع َم َر‬
ُ ‫َو ِللتِ ْر ِمذِيِ; ع َِن اِب ِْن‬
“Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila engkau memiliki 200 dirham dan telah melewati satu tahun, maka zakatnya 5 dirham.
Tidak wajib atasmu zakat kecuali engkau memiliki 20 dinar dan telah melewati setahun, maka
zakatnya 1/2 dinar. Jika lebih dari itu, maka zakatnya menurut perhitungannya. Harta tidak wajib
dikeluarkan zakat kecuali telah melewati setahun." Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Ke-marfu'-an hadits ini diperselisihkan.“7
“Menurut riwayat Tirmidzi dari Ibnu Umar r.a: "Barangsiapa memanfaatkan (mengembangkan)
harta, tidak wajib zakat atasnya kecuali setelah mencapai masa setahun." Hadits mauquf.”8

Kosakata Hadits
o Mi'ata Dirham (200 dirham): Telah ada keterangan bahwa satu dirham umat Islam
beratnya 2,975 gram.

o Haala 'Alaiha Al Haul Halla al haul, yaitu telah berlalu. Hau/adalah nama untuk umum.
Bentuk jamaknya ahwal. Dinamakan haul karena seseorang berpindah dari satu kondisi
pada kondisi yang lain.

o Diinaar. Yaitu satu mitsqalemas dan timbangannya 4,25 gram.

o Zakaah. Kalimat dasarnya zakawah dengan wazan fa'alah seperti shadaqah ketika huruf
wawu diberikan harakat dan di-fathah huruf sebelum wawu, maka huruf wawu berubah
menjadi alif, maka ia menjadi zakaah. Ia adalah istilah pararel untuk sesuatu yang
dikeluarkan dan pekerjaannya. Juga menunjukkan untuk sesuatu yang tertentu, yaitu
sejumlah harta yang dizakatkan, dan juga berarti kesucian.

7 Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Turmudzi dan an-Nasa’i. Juga diriwayatkan dari Ali memlalui jalur
‘Ashim bin Dhamrah dari Ali. Juga diriwayatkan dari jalur al-Harits al-A’war dari Ali, Imam Bukhori berkata,”menurutku
masing-masing hadits tersebut adalah shahih.” Al-Qadhi ‘Iyadh, bahwa Abu ‘Ubaid berkata, “sebelumnya dirham belum
diketahui ukurannya sehingga kekuasaaan Abdul Malik bin Marwan. Lalu dia mengumpulkan ulama’ dan menetapkan
setiap sepuluh dirha, adalah tujuh mitsqal. Imam Ahmad telah menyebutkan bahwa al-Husaini pernah membahas
masalah ini dan menetapkan bahwa ukuran dirham dan dinar. Adapaun satu dinar adalah sama dengan nilai mata uang
Mesir yakni dua Qursy dan satu dinar sama dengan 25 Qursy.”
8 Ibnu Hajar al-Asqalani, Op.Cit., hlm. 246-247

11
Hadits ini diriwayatkan oelh Abu Daud (1573), Nasa’i (5/37), Ahmad (1/148). Dalam sanadnya
ada al-Harits al-A’wam, tapi setalah adanya A’shim. Karenanya menurut al-Zaila’i dalam nashb
al-rayah (9/238), tidak dianggap cacatnya al-Harits karena ada A’shim. Hadits di atas
menjelaskan, zakat dirham, bila telah mencapai 200 dirham dan telah sampai setahun (haul),
maka zakatnya 5 dirham. Bila telah mencapai 20 dirham dan telah mencapai setahun (haul),
maka zakatnya ½ dirham. Dan tidak wajib zakat bila belum mencapai setahun (haul).9

Syarat Wajib Zakat


Syarat wajib bagi harta benda yang dikenakan zakat adalah:
1. Cukup haul, artinya harta yang sampai nisab itu sudah sampai satu tahun dimilikinya,
2. Cukup nisab, artinya apabila keadaan harta itu jumlahnya atau banyaknya cukup nisab
(minimal satu nisab).10
Menurut Mohammad Rofi’i syarat wajib zakat mal adalah: milik orang Islam, orang merdeka, milik
penuh, sampai nisabnya, genap satu tahun. 11 Sedang syarat wajib zakat fitrah adalah: Islam,
mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarganya pada waktu
terbenam matahari dari penghabisan bulan Ramadhan (Muzakki), orang-orang yang
bersangkutan hidup di akal matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan (Mustahiq).12

9 Mardain, Op.Cit., hlm. 186-187


10 Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqih , ( Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1995), hlm. 233
11 Mohammad Rofi’i, Fiqih Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1978), hlm. 350
12 Ibid, hlm. 361

12
BAB II
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Zakat adalah harta yang dikeluarkan sebagian kepada orang tertentu dengan sifat-sifat
tertentu tanpa ada larangan syar’i untuk kita melakukannya. Waktu pelaksanaan zakat fitrah awal
ramadhan sampai sebelum shalat hari raya, sedangkan zakat mal harus syarat-syarat wajib zakat,
yaitu sudah cukup haul dan sudah cukup nisab.

Sedang hikmah zakat yaitu, mejauhkan harta dari orang yang berbuat jahat dan menjauhkan
dari dari bala bencana, menumbuhkan sifat tolong sesama mukmin, menumbuhkan sifat derma
serta sebagai rasa syukur kepad Allah atas nikmatNya.

3.2 SARAN
Sebagai orang mukmin, wajiblah kita melaksanakan kewajiban zakat guna menciptakan
suasana sejahtera dalam Islam dan masyarakat. Dapat mengubah kewajiban menjadi suatu
kebutuhan yang harus dalam kehidupan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Bin Abdurrahman Al Bassam:syarah bulughul maram

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2013. Bulugul Maram dan Dalil-Dalil Hukum. Jakarta: Gema Insani.

Al-Zuhaily, Wahbah. 1984 M/ 1404 H. Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh Juz II. Suriyah-Damsyik: Dar
al-Fikr.

Daradjat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqih. Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf.

Mardani. 2012. Hadits Ahkam. Jakarta: Rajawali Press.

Rofi’i, Mohammad. 1978. Fiqih Islam. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

14

Anda mungkin juga menyukai