Anda di halaman 1dari 19

FIQIH IBADAH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Tugas Mata Kuliah: Fiqih

Dosen Pengampu: Muhammad Ismail, M.Ag.

Di Susun Oleh:

1. Marleni (2220151305)
2. Shofiyah Mahmudah (2220151…)
3. Muhammad Gunadi (2220151240)

KELAS A1 LK
SEMESTER II

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fiqih Ibadah, sehingga dapat selesai
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan pondasi ilmu pengetahuan
bagi umat.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ismail, M. Ag.
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Fiqih yang telah membimbing dan memberikan
arahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan makalah ini. semoga yang
ditulis dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Blora, 4 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Pengertian Zakat..............................................................................................................................5
B. Golongan Penerima Zakat...............................................................................................................7
C. Macam-Macam Zakat.....................................................................................................................7
D. Syarat Zakat Mal dan Zakat Fitrah..................................................................................................8
E. Pengertian Haji Dan Ketentuan Haji..............................................................................................10
F. Pengertian Umrah Dan Ketentuan Umrah.....................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................16
B. SARAN.........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap tuhannya dan
dengan ibadah manusia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan didunia dan
diakhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah bermacam-macam seperti shalat, zakat, haji dan
umrah.
Zakat merupakan salah satu (Rukun Islam) yang menjadi salah satu unsur pokok
bagi tegaknya (syariat) islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib atas setiap
muslim yang mempunyai atau yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam katagori ibadah yang telah diatur secara rinci berdasarkan Al-Qur’an
dan As Sunnah sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Haji merupakan rukun islam, yang wajib dikerjakan apabila orang tersebut telah
memenuhi syarat-syaratnya, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah. Hukum umrah
adalah fardu’ain atas tiap-tiap orang laki-laki atau perempuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya merumuskan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian zakat ?
2. Siapa saja golongan penerima zakat?
3. Apa saja macam-macam zakat dan ketentuan zakat ?
4. Apa sayarat zakat mal dan zakat fitrah ?
5. Apa pengertian haji dan ketentuan haji ?
6. Apa pengertian umrah dan ketentuan umrah ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka kami membuat makalah dengan tujuan
penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian zakat ?
2. Untuk mengetahui golongan penerima zakat?

iv
3. Untuk mengetahui macam-macam zakat dan ketentuan zakat ?
4. Untuk mengetahui syarat zakat mal dan zakat fitrah
5. Untuk mengetahui pengertian haji dan ketentuan haji?
6. Untuk mengetahui pengertian umrah dan ketentuan umrah ?

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu
keberkahan, al-namaa’ pertumbuhan dan perkembangan, ath-thaharatu kesucian, dan ash-
shalahu keberesan. Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya
dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya
sama yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang
Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian
menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan
zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres
(baik). Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surah at-Taubah: 103 dan surah ar-Ruum:
39,

١٠٣ ‫ص ٰلوتَكَ َس َك ٌن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
men
sucikan mereka, dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi
ketenteraman jiwa buat mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“

ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬
‫ك هُ ُم‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ هَ ِ فَا‬vْ‫ ُدوْ نَ َوج‬vْ‫ٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن زَ كٰ و ٍة تُ ِري‬v‫ َد هّٰللا ِ ۚ َو َم‬v‫وْ ا ِع ْن‬vُ‫اس فَاَل يَرْ ب‬ ِ ‫َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن ِّربًا لِّيَرْ بُ َو ۟ا فِ ْٓي اَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬
٣٩ َ‫ْال ُمضْ ِعفُوْ ن‬
''Riba yang kamu berikan agar berkembang pada harta orang lain, tidaklah berkembang
dalam pandangan Allah. Adapun zakat yang kamu berikan dengan maksud memperoleh
keridaan Allah, (berarti) merekalah orang-orang yang melipat gandakan hartanya
(pahalanya)''
Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa kata, yang walaupun mempunyai arti yang
berbeda dengan zakat, yaitu infak, sedekah dan hak, sebagaimana dinyatakan dalam surah
At-Taubah: 34,60 dan 103 serta surah Al-An’aam:141,

ٍ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُوْ نَهَا فِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ ۙفَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬


٣٤ ‫ب اَلِي ۙ ٍْم‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬
َ ‫َوالَّ ِذ ْينَ يَ ْكنِ ُزوْ نَ ال َّذه‬

vi
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan siksa
yang pedih.”

۞ ‫بِي ۗ ِْل‬v‫الس‬َّ ‫ب َو ْال ٰغ ِر ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َواب ِْن‬


ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال ٰع ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى ال ِّرقَا‬
ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
٦٠ ‫ضةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬
َ ‫فَ ِر ْي‬
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para
amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para
hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan
untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan),
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

َ ‫َو ٰاتُوْ ا َحقَّهٗ يَوْ َم َح‬


‫صا ِده‬
“...dan tunaikanlah haknya di hari memetiknya...”
Dipergunakannya kata-kata tersebut dengan maksud zakat, hemat penulis karena
memiliki kaitan yang sangat kuat dengan zakat. Zakat disebut infak (At-Taubah:34)
karena hakikatnya zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang
diperintahkan Allah SWT. Disebut sedekah (At-Taubah: 60 dan 103) karena memang
salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah
SWT. Zakat disebut hak, oleh karena memang zakat itu merupakan ketetapan yang
bersifat pasti dari Allah SWT yang harus diberikan kepada mereka yang berhak
menerimannya (mustahik).

B. Golongan Penerima Zakat


Sebagai instrument yang masuk dalam salah satu rukun islam, zakat tentu mempunyai
aturan meningkat dari segi ilmu fiqihnya, salah satu diantarannya adalah kepada siapa
zakat diberikan. Ada 8 golongan/asnaf penerima zakay golongan tersebut yaitu:
1. Fakir
Mereka yang hampir tidak mempunyai apa-appa sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin
Mereka yang mempunyai harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
kehidupan.
3. Amil

vii
Mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.
4. Mualaf
Mereka yang baru masuk islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam
tauhid dan syariat.
5. Riqab
Hamba atau budak shaya yang ingin memerdekakan dirinya.
6. Gharim
Mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan
izzahnya.
7. Fisabilillah
8. Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad, dan
sebagainnya.
9. Ibnu Sabil
Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

C. Macam-Macam Zakat
Secara umum, zakat dibagi menjadi dua jenis yaitu zakat fitrah Dan zakat Mal.
Zakat fitrah/zakat al-fitr merupakan zakat yang diwajibkan atas setiap jiwa baik laki-laki
maupun perempuan muslim yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Besar zakat fitrah
setara dengan 3,5 liter/2,5 kg beras, gandum dan sejenisnya.waktu yang diutamakan
untuk menunaikan zakat fitrah yaitu setelah sholat subuh pada 1 syawal sampai
terbenamnya matahari sebelum salat idul fitrah.
Zakat Mal merupakan zakat yang dikarenakan atas segala jenis harta yang secara
zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Zakat
ini wajib dikeluarkan seorang muslim sesuai dengan nishab Dan haulnya. waktu
pengeluaran zakat ini tidak dibatasi, jadi bisa dikeluarkan sepanjang tahun ketika syarat
zakat terpenuhi. Masing-masing jenis zakat mempunyai perhitungannya sendiri – sendiri.
Tidak seperti zakat fitrah yang hanya dikeluarkan saat bulan Ramadhan. Contohnya
yaitu, zakat mal terdiri atas uang, emas, surat berharga, penghasilan profesi dan lain –
lain.
1.Macam-macam Zakat Mal
1. Zakat Emas, Perak dan Logam
Macam-macam zakat yang pertama merupakan zakat yang dikenakan atas
emas, perak dan logam lainnya yang telah mencapai nisab. Kita diwajibkan

viii
membayar zakat yang cukup nisabnya dan telah dimiliki selama setahun.
Perhitungannya sebesar 2,5% dari nilai emas tersebut. Contohnya, jika kita
mempunyai emas sebesar 100 gr, maka zakat yang wajib dibayarkan adalah
harga 2,5% dari emas. Hal itu dapat dilihat dari contoh satu gram emas bergarga
Rp. 50.000, maka besaran zakat yang harus dibayarkan yaitu 100 gram x Rp.
50.000 x 2,5 persen = Rp. 125.000.
2. Zakat atas Uang dan Surat Berharga Lainnya
Macam-macam zakat kedua merupakan zakat yang dikenakan atas uang,
harta yang disetarakan dengan uang dan surat berharga lain yang telah mencapai
nisab.
3. Zakat Perniagaan
Macam-macam zakat ketiga merupakan zakat yang dikenakan atas usaha
perniagaan yang telah mencapai nisab dan haul. Sedangkan harta niaga sebagai
harta atau aset yang diperjualbelikan dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam harta niaga harus ada 2 motivasi, yakni:
1. Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan) dan
2. Motivasi mendapat keuntungan
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya:

“Dari Samurah bin Jundub Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan


kami untuk mengeluarkan sedekah (zakat) dari barang yang kami sediakan
untuk perniagaan.” (HR. Abu Daud).

Azas Pendekatan Perniagaan, antara lain:


1. Nishabnya 85 gram emas dan kadar zakatnya 2,5%.
2. Acuan perhitungan yang digunakan annual report basis.
3. Komoditas yang diperdagangkan halal.
4. Diperhitungkan “before tax”.
5. Usaha tersebut telah berjalan selama 1 tahun Hijriyah.
6. Kadar yang dikeluarkan adalah 2,5%.
7. Apabila tidak memungkinkan membayar zakat dalam bentuk uang, maka
dapat menggantikannya dengan materi lain yang bernilai dan dapat
diperjualbelikan kepada pihak lain.

ix
8. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.

Perhitungan Zakat
(Modal diputar + keuntungan + piutang) – (hutang jatuh tempo) x 2,5% = zakat.

4. Zakat pertanian, Perkebunan dan Kehutanan


Macam-macam zakat keempat merupakan zakat yang dikenakan atas
hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan pada saat panen sesuai dengan cara
mengolah pertanian, perkebunan dan kehutanan tersebut. Sebagai contoh, biji
makanan dan buah-buahan. Biji makanan sebagai hal pokok pada suatu wilayah
dan dapat disimpan serta mengeyangkan seperti padi, jagung, gandum dan
sebaginya. Sedangkan untuk buah-buahan yang wajib dizakati adalah anggur
dan kurma.
Nisab zakat pertanian dan buah-buahan ialah 300 sha’ yang dalam ukuran
zaman sekarang sekitar 652 kg dalam bentuk gabah atau 524 kg dalam bentuk
beras. Sedangkan zakat yang wajib dikeluarkan ialah 10% apabila tanaman diari
dengan air sungai atau air hujan. Apabila tanaman disiram dengan air kincir
yang ditarik oleh binatang atau dengan alat yang memerlukan biaya maka
zakatnya 5%.

5. Zakat Peternakan dan Perikanan

Macam-macam zakat kelima merupakan zakat yang dikenakan atas


binatang ternak dan hasil perikanan yang telah mencapai nisab dan haul. Dalam
riwayat (H. R Bukhari), para ulama sepakat bahwa binatang yang wajib
dikeluarkan zakatnya adalah unta, sapi, kerbau, sapi, dan sejenisnya.

Ketentuan Zakat Hasil Ternak

1. Harta/ hewan ternak yang akan dizakati adalah 100% milik sendiri, bukan
hasil hutang atau ada hak orang lain di dalamnya hingga mencapai haul.
Hewan ternak baru boleh dibayar zakatnya apabila masa kepemilikan sudah
mencapai haul/ satu tahun.
2. Dirawat dan digembalakan, yaitu sengaja diurus sepanjang tahun untuk
memperoleh susu, daging dan hasil pengembangbiakannya. Hewan tidak
dipakai untuk membajak sawah, mengangkut barang atau menarik gerobak.

x
Ketentuan ini tertuang dalam sabda Rasul yang artinya: “Tidaklah ada zakat
untuk sapi yang digunakan bekerja.” (HR Abu Daud )
3. Nishab dan Kadar
Untuk kambing, biri – biri dan domba:
(1) Nisab 40 – 120, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 1 tahun.
(2) Nisab 40 ekor, haul 1 tahun, kadar zakat, 1 ekor umur 2 tahun.
(3) Selanjutnya, setiap bertambah 30 ekor zakatnya bertambah 1 ekor umur
1 tahun dan setiap bertambah 40 ekor, zakatnya tambah 1 ekor umur 2
tahun.

D. Syarat Zakat Mal dan Zakat Fitrah


Ada tiga syarat untuk zakat mal dan zakat fitrah, yaitu:
1. Harta yang dikenakan zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
syariat Islam. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:
2. Milik penuh.
a. Halal
b. Cukup nisab
c. Haul.
3. Untuk syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan
kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa serta zakat rikaz..

Sedangkan untuk syarat zakat fitrah adalah sebagai berikut:

1. Beragama Islam.
2. Hidup padaa saat bulan Ramadhan.
3. Mempunyai kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya idul fitri.

E. Pengertian Haji Dan Ketentuan Haji


Ibadah haji dan Umrah adala dua jenis ibadah yang memiliki banyak persamaan
dalam beberapa Hal, namun sekaligus juga punya banyak perbedaan Hal yang lain. Kita
akan awali makalah ini dengan membahas satu persatu tentang pengertian Haji Dan
Umrah.

1. Pengertian Haji.

xi
Menurut bahasa, kata haji bermakna (‫ ) القصد‬al-qashdu, yang artinya menyengaja
untuk melakukan sesuatu. Menurut etimologi, kata haji berarti tujuan, maksud, Dan
mengunjungi. Menurut istilah syara' haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat
tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu. Istilah haji menurut bahasa
Indonesia adalah rukun Islam kelima (kewajiban ibadah) yang harus dilakukan oleh
orang Islam yang mampu dengan mengunjungi ka'bah pada bulan haji dan mengerjakan
amalan haji, seperti ihram, tawaf, sa'i, Dan wukuf.

2. Ketentuan ibadah haji

Ketentuan-ketentuan ibadah haji meliputi:


a. Syarat Ibadah Haji:
1) Beragam Islam.
2) Dewasa (baligh).
3) Berakal sehat.
4) Merdeka (bukan budak).
5) Mampu secara finansial, fisik, dan mental.
6) Khusus wanita harus memiliki mahram.

b. Rukun ibadah haji:


1) Ihram, yaitu keadaan seorang yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah
haji.
2) Wukuf yaitu mengasingkan diri (berdiam) di arafah pada tanggal 9 zulhijah.
3) Tawaf, yaitu mengelilingi ka 'bah sebanyak tujuh kali.

Adapun syarat syarat. melakukan Tawaf adalah sebagai berikut:


1) Suci dari hadats dan najis.
2) Menutup aurat.
3) Posisi ka'bah berada di sebelah kiri orang yang tawaf.
4) Santuan hitungan dimulai dari rukun hajar aswad.
5) Tawaf dilakukan di dalam masjid.

Tawaf dapat dibedakan menjadi beberapa Hal. Adapun macam macam Tawaf, yaitu:
1. Tawaf ifadah, yaitu Tawaf rukun haji.

xii
2. Tawaf qudum yaitu Tawaf yang di lakukan ketikan baru saja datang di tanah
suci.
3. Tawaf Sunnah yaitu Tawaf yang dapat dilakukan kapan saja.
4. Tawaf wada yaitu Tawaf yang dikerjakan ketikan hendak meningalkan tanah
suci Tawaf ketika akan pulang.
5. Sa'i yaitu lari kecil Dari bukit Sahwa ke marwah Dan sebaliknya .

Adapun syarat-syarat melakukan sa'i adalah sebagai berikut:


1) Dimulai Dari bukit safa Dan di akhiri di bukit marwah.
2) Dilakukan sesudah Tawaf,baik Tawaf qudum maupun Tawaf ifadah.
3) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
4) Bercukur atau memotong sebagaian rambut kepala (tahallul).
5) Tertip atau urut yaitu pelaksanan rukun haji tidak boleh di ubah urutanya
dari nomor satu sampai enam.

c. Wajib Haji:
Wajib haji adalah perbuatan atau amalan yang wajib di lakukan dalam
pelaksanan ibadah haji, Mikat haji ada dua, yaitu mikat zamani dan mikat
makani.
1) Mikat Zamani
Mikat Zamani yaitu batas waktu untuk berihra.waktu mikat zamani
adalah antara tanggal 1 syawal sampai 10 zulhijah sebelum waktu wukuf habis.
2) Mikat Makan
Mikat makani yaitu batas tempat untuk mulai berihra. Tempat-tempat
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Makkah yaitu untuk Mikat jamaah mekah.
b) Zulhulaifah, yaitu untuk Mikat jamaah kk madinah, sekarang terkenal
sebutan Bir Ali.
c) Juhfah, untuk Mikat jamaah yang datang Dari arah Syiria, Mesir, Maroko,
dan negri yang searah.
d) Yalamlam, untuk Mikat jamaah yang datang Dari arah India, Indonesia
dan negara-negara yah searah.
e) Qamul Manazil, untuk Mikat jamaah yang datang dari Yaman da Najdil
Hijaz.

xiii
f) Zatu Irqin, untuk Mikat jamaah datang dari Irak Dan negara-negara searah
dengannya.
3) Bermalam di Mudzalifah
Apabila telah melaksanakan wukuf di padang Arafah, jamaah haji
berangkat menuju Mudzalifah untuk mabit (menginap) walaupun hanya
sebentar. Waktu pelaksanannya dimulai setelah tengah malam sampai sebelum
terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah.ketika berada di Mudzalifah sambil
menunggu tengah malam lewat, para jamaah mencari batu krikil atau krikil
minimal sebanyak tujuh butir untuk melontar jumrah di Mina pada esok
harinya.
4) Melempar Jumrah Aqabah
Pada tanggal 10 zulhijah, jamaah haji melontar jumrah dengan
menggunakan tujuh buah krikil di Mina.
5) Bermalam di Mina
Jamaah haji diwajibkan untuk bermalam di Mina pada tanggal 11, 12
Dan 13 zulhijah.
6) Tawaf wada '
Tawaf wada' adalah Tawaf yang dilakukan ketika jamaah haji akan
meningalkan Makkah. Tata cara pelaksanan Tawaf wada' yakni dengan
mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali.
7) Menghindari perbuatan yang dilarang selama ihram.
Jamaah haji tidak boleh melakukan perbuatan -perbuatan yang
dilarang selama ihram. Contohnya mengguting kuku, mencukur rambut.

Sunnah Haji

Ifrad, yaitu mendahulukan Haji dibanding Umrah.

(2) Talbiyah, (membaca "Labbaik allahumma labaik").

(3) Tawaf Qudum.

(4) Mabit di Mudzalifah.

(5) Shalat Sunnah Tawaf sebanyak dua rakaat.

(6) Mabit di Mina.

xiv
(7) Tawaf Wada'.

F. Pengertian Umrah Dan Ketentuan Umrah


1. Pengertian Umrah
Kata “Umrah” adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam.menurut istilah
teknis syari’ah, umrah bearti melaksanakan tawaf di ka’bah dan sa’I antara safa dan
marwah setelah memakai ihram yang diambil dari mikat. Istilah umrah menurut bahasa
Indonesia dalam KBBI asalah kunjungan (ziarah) ke tempat suci (sebagai bagian dari
upacara naik hajii, dilakukan setiba di Makkkah) dengan cara berihram, tawaf, sa’I, dan
bercukur, tanpa wukuf dipadang Arafah, yang pelaksanaanya dapat bersamaan dengan
waktu haji. Umrah disebut juga Haji kecil.
Perintah atau kewajiban melaksanakan ibadah umrah dijelaskan dalam firman Allah
SWT. Sebagi berikut.
Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang
mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat
penyembelihanya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan dik kepalanya (lalu
ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau
berkurban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan
umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) kurban yang mudah
didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka
wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang
kembali. Inilah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidilharam
(orang-orang yang bukan penduduk Kota Makkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (QS. Al-Baqarah [2]: 196).
Ketentuan ibadah umrah hamper sama dengan ketentuan ibadah haji. Bagaimana
ketentuan ibadah umrah? Apa saja syarat dan rukun umrah? Untuk mengetahui tentang
ketentuan ibadah umrah, simaklah penjelasan berikut.
1. Syarat, Rukun, dan Wajib Ibadah Umrah
Syarat-syarat mengerjakan ibadah umrah sama dengan syarat-syarat mengerjakan
ibadah haji. Rukun mengerjakan ibadah umrah juga sama dengan rukun ibadah haji.
Adapun rukun-rukun ibadah umrah, yaitu sebagai berikut:
a. Ihram.

xv
b. Tawaf.
c. Sa’i.
d. Mencukur rambut kepala atau memotongnya sebagian (tahallul).
e. Tertib.
Wajib umrah merupakan bagian dari wajib haji. Adapun wajib umrah hanya satu,
yaitu memulai ihram dari mikat.

2. Larangan dalam Ibadah Umrah


Larangan dalam ibadah umrah sama dengan larangan dalam ibadah haji. Dalam
mengerjakan ibadah haji, jamaah dilarang mengerjakan beberapa hal. Larangan tersebut
berlaku sejak jamaah memulai ihram sampai dengan tahallul. Larangan tersebut berlaku
juga dengan pelaksanaan ibadah umrah. Beberapa larangan dalam ibadah umrah yaitu
sebagai berikut.
a. Melakukan hubungan suami istri (segala perbuatan yang menyebabkannya,
melakukan perbuatan yang maksiat atau tercela).
b. Bertengkar dengan orang lain.
c. Memakai pakaian berjahit bagi laki-laki.
d. Memakai khuff (memakai kaus kaki atau sepatu yang menutup mata kaki).
e. Menikah (melaksanakan akad nikah).
f. Memotong kuku.
g. Mencukur atau mencabut rambut.
h. Memakai pakaian yang dicelup dan berbau harum.
i. Membunuh binatang.
j. Memakan daging binatang buruan.

xvi
xvii
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Penegertian zakat, dari segi bahasa kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
al-barakatu keberkahan, al-namaa’ pertumbuhan dan perkembangan, ath-
thaharatu kesucian, dan ash-shalahu keberesan. Sedangkan secara istilah, pada
prinsipnya yaitu, bahawa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan
tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan
kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu.
2. Golongan penerima zakat ada 9 yaitu: fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharim,
fisabilillah, mereka yang berjuang dijalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah,
jihad, dan sebagainya, ibnu sabil.
3. Macam-macam zakat yaitu: a. zakat emas, perak, dan logam. b. zakat atas uang
dan surat berharga lainya. c. zakat perniagaan. d. zakat pertanian, perkebunan,
dan kehutanan. e. zakat peternakan dan perikanan.
4. Syarat zakat mal yaitu, a. harta yang dikenakan zakat harus memenuhi syarat
seusuai dengan ketentuan syariat Islam. b. milik penuh (halal, cukup nisab,
haul). c. syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan, dan
kehutanan, perikanan, pendapatan, dan jasa serta zakat rikaz.
Sedangkan zakat fitrah yaitu: a. beragama Islam. b. hidup pada bulan Ramadhan.
c. mempunyai kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan hari raya idul Fitri.
5. Pengertian haji bermakna al-qashdu, yang artinya menyengaja untuk melakukan
sesuatu. Menurut etimologi, kata haji bearti tujuan, maksud, dan mengunjungi.
Menurut istilah syara’ haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu
untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu.
6. Pengertian umrah, kata umrah adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama
Islam, menurut teknis syari’ah, umrah bearti melaksanakan tawaf fi ka’bah dan
sa’I antara safa dan marwah setelah memakai ihram yang diambil dari mikat.

B. SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran sangat kami perlukan agar sempurnanya makalah ini. Kami
berharap maakalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

xix

Anda mungkin juga menyukai