Anda di halaman 1dari 19

HIKMAH TASYR’ DALAM PELAKSANAAN

IBADAH ZAKAT & HAJI

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Fitria Hartanti

Fina Ayu Yulyana

Irene Narulita

Shopira Angellina

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kita semua, sehingga kami dapat selesai makakalah ini
yang berjudul “HIKMAH TASYR’ DALAM PELAKSANAAN IBADAH
ZAKAT & HAJI” dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan
yang saya hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan teman-
teman serta bimbingan dari dosen, sehingga saya bisa meyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Tidak lupa pula
kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah saya ini,
dikarenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...….……ii

BAB I PENDAHULUAN………………………….…………………………………1

1.1 Latar Belakang…………………...…………………….……………………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………...……………2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

2.1 Pengertian Zakat………………………...…………………….……...………3


2.2 Macam-Macam Zakat……………………...…………………………………3
2.3 Yang Berhak Menerima Zakat……..…………...…………………………….8
2.4 Hikmah Zakat………………………………………...……………………….9
2.5 Pengertian Haji …………………..……….…………………………………10
2.6 Rukun Haji………………………………………………………….……….11
2.7 Hikmah Melaksanakan Haji…………………………………………..……..13

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………15

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….....15
3.2 Saran…………………….……………………………………………..…….15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu bagian dari rukun Islam. Allah telah
mewajibkannya pada tahun dua hijriyah. Allah SWT menjelaskan bahwa orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti orang menanam kebun di
tempat yang tinggi kemudian terkena hujan yang berlimpah-limpah lalu
berbuah dua kali dalam setahun. Ketika hujan itu menjadi sebab berbuah, maka
Allah berfirman bahwa kebun ini akan terkena kabut tebal yang biasanya
menyelimuti tempat-tempat tinggi seperti dataran tinggi dan anak bukit jika
tidak terkena hujan yang deras. Sebaliknya, jika kebun telah terkena embun,
maka ia seperti telah terkena hujan. Jadi kebun bukan penyebab tumbuhnya
buah-buahan, baik hujan turun atau tidak. Demikian pula halnya dengan
masalah menafkahkan harta. Artinya, sesungguhnya orang yang menafkahkan
harta di jalan Allah juga memetik buah berupa pahala yang berlipat-lipat,
berbeda-beda ukurannya, dan tidak terputus selama siraman itu ada berupa
hujan ataupun kabut tebal.
Kami berpendapat bahwa Allah SWT mengutus nabi Muhammad Saw.
pada saat orang-orang Arab dalam keadaan perselisihan, pertikaian,dan
perpecahan yang tidak bisa terelakan. Hati dipenuhi dengan kedengkian dan
dendam, berbagai perseteruan di antara mereka terus berlangsung dan api
peperangan tersulut. Karena itu, Allah SWT memerintahkan kita untuk
menyatukan hati mereka, mempersatukan, mendamaikan, dan menerapkan
egalitarianisme (persamaan) serta sebab-sebab menuju persatuan di tempat-
tempat yang telah kami sebutkan.

1
Allah SWT mengetahui cara tersebut tidak cukup untuk mengatur seluruh
umat Islam, menyatukan kalimat tauhid, dan menjadikan mereka seperti satu
orang dalam kesatuan dan saling memberi manfaat. Karena umat Islam
berbeda-beda mulai dari timur hingga barat seperti halnya berbeda dari segi
unsur-unsur dan bahasa-bahasa. Maka dari itu, Allah mensyariatkan haji
supaya umat Islam berkumpul di satu tempat meski mereka berbeda-beda jenis,
mazhab, dan berjauhan negara serta asalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian zakat ?
2. Apa saja macam-macam zakat ?
3. Siapa yang berhak menerima zakat ?
4. Apa hikmah dari zakat ?
5. Apa pengertian haji ?
6. Apa saja rukun haji ?
7. Apa hikmah dari melaksanakan haji ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian zakat.
2. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam zakat.
3. Mahasiswa mampu mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat.
4. Mahasiswa mampu mengetahui hikmah zakat.
5. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian haji.
6. Mahasiswa mampu mengetahui rukun haji.
7. Mahasiswa mampu mengetahui Hikmah melaksanakan haji.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat


Pertama, zakat menurut bahasa artinya bersih, tambah dan terpuji.
Sedangkan menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan
kepada para mustahiq (yang berhak) menerimanya dengan beberapa syarat.
Kedua, zakat yaitu pemberian sebagian harta kepada fakir miskin dan orang-
orang yang berhak menerimanya dan hukumnya wajib. Ketiga, zakat adalah satu
kewajiban dari kewajiban-kewajiban Islam, ia adalah salah satu dari rukun-
rukunya, dan termasuk rukun yang terpenting setelah syahadat dan sholat.
Dalam bahasa Arab, kata zakah secara harfiah berarti berkembang atau
tumbuh. Kadang diartikan bersih atau suci. Adapun dalam pembahasan fikih,
istilah zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan
dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Pengertian yang lain, zakat adalah salah satu ibadah pokok dan termasuk
salah satu rukun Islam. Dan secara arti kata zakat berasal dari bahasa Arab dari
akar kata zaka mengandung beberapa arti seperti membersihkan, bertumbuh dan
berkah.

2.2 Macam-macam zakat


Untuk memupuk rasa kepedulian kepada masyarakat yang membutuhkan, maka
Islam mempunyai sarana untuk menyambungkannya yaitu zakat, terdiri dari :
1. Infaq atau shodaqoh
Islam juga menganjurkan untuk sedekah sunah yang sesuai dengan
kemampuan, yakni infaq dan sedekah. Kata Infaq merupakan kata yang
berasal dari bahasa Arab anfaqa-yunfiqu yang artinya membelanjakan atau
membiayai. Kata infaq dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
pemberian atau sumbangan harta dan sebagainya untuk suatu kebaikan.
Secara khusus infaq ketika dihubungkan dengan upaya realisasi perintah-

3
perintah Allah. Salah satu ayat yang memerintahkan untuk berinfaq ialah
dalam QS. Albaqarah: 267

َ‫س ْبت ُ ْم َو ِم َّما ْٓ اَ ْخ َرجْ نَا لَ ُك ْم ِمن‬ َ ‫ت َما َك‬ َ ‫اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْْٓوا اَ ْن ِفقُ ْوا ِم ْن‬
ِ ‫ط ِي ٰب‬
ْٓ َّ ‫ْث ِم ْنهُ ت ُ ْن ِفقُ ْونَ َولَ ْست ُ ْم ِب ٰا ِخ ِذ ْي ِه ا‬
ُ ‫ِْل اَ ْن ت ُ ْغ ِم‬
‫ض ْوا‬ َ ‫ض ۗ َو َْل تَ َي َّم ُموا ْال َخ ِبي‬ ِ ‫ْاْلَ ْر‬
‫غنِي َح ِميْد‬ ٰ ‫فِ ْي ِه ۗ َوا ْعلَ ُم ْْٓوا اَ َّن‬
َ َ‫ّللا‬
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Dari sinilah diketahui bahwa infaq merupakan amal sosial suka rela
yang dilakukan oleh seseorang dan diberikan kebebasan kepada
pemiliknya untuk menentukan jenis harta, kadar harta yang ingin ia
keluarkan. Hal ini berbeda dengan zakat yang jenis dan kadarnya
ditentukan oleh syara’. Jadi, sifat infaq itu lebih umum dari pada zakat.
Beberapa manfaat dalam menyalurkan infaq diantaranya sebagai sarana
pembersihan diri, bentuk realisasi kepedulian sosial, bentuk ungkapan rasa
syukur kepada Allah, dan sebagainya.

2. Zakat fitrah
Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan
manusia muslim dalam keadaan fitrahnya, dengan menyucikan jiwa
mereka dari kotorankotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh
pergaulan dan sebagainya. Adapun dalil zakat fitrah dalam QS. al-A’la/87
: 14

‫قَ ْد ا َ ْفلَ َح َم ْن ت َزَ ٰكى‬


“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan
beriman)”
Zakat fitrah adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan oleh setiap
mukallaf dan setiap orang yang nafkahnya ditanggung olehnya dengan

4
syarat-syarat tertentu. Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap umat Islam yang
hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal. Hukum
Zakat fitrah wajib bagi umat islam baik laki-laki maupun perempuan,
besar kecil, merdeka maupun hamba. Yang dikeluarkan dalam zakat fitrah
adalah makanan pokok (yang mengenyangkan) menurut tiap-tiap tempat
(negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg, atau bisa diganti dengan uang
senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang harus dibayarkan.
Syarat wajib zakat fitrah :
1) Beragama Islam.
2) Lahir dan hidup sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan
bulan Ramadhan.
3) Mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya
sendiri dan wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam
hari raya dan siang harinya. Yang tidak mempunyai kelebihan seperti
itu, maka boleh menerima dari orang lain sehingga dia dapat
membayar zakat dan mempunyai persediaan makanan.

Zakat ini wajib dikeluarkan dalam bulan Ramadhan sebelum shalat


‘ied, sedangkan bagi orang yang mengeluarkan zakat fitrah setelah
dilaksanakan shalat ’ied maka apa yang diberikan bukanlah termasuk zakat
fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw dari
ibnu Abbas, ia berkata,“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu
sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan
perkataan yang kotor dan sebagai makanan bagi orang yag miskin. Karena
itu, barang siapa mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah salah
satu shadaqah biasa.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majjah).

Melewatkan pembayaran zakat fitrah sampai selesai shalat hari raya


hukumnya makruh karena tujuan utamanya membahagiakan orang-orang
miskin pada hari raya, dengan demikian apabila dilewatkan pembayaran
hilanglah separuh kebahagiannya pada hari itu.

5
3. Zakat maal
Dalam bahasa Arab, Mal berarti harta. Jadi, zakat mal adalah zakat
kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali yang
sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta
hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-
sendiri.
Syarat wajib zakat maal :
1) Islam
2) Merdeka (bukan budak)
3) Hak milik yang sempurna
4) Telah mencapai nisab
5) Masa memiliki sudah sampai satu tahun / haul (selain tanaman dan
buahbuahan).
6) Lebih dari kebutuhan pokok. Orang yang berzakat hendaklah orang
yang kebutuhan minimal / pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih
dahulu.
7) Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila
dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak
terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka
harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

Harta benda yang wajib di zakati dan nisabnya :

1. Emas, dan Perak


Islam telah mensyariatkan wajibnya zakat pada emas dan perak dan
sesuatu yang mengganitkan keduanya, yakni uang. Zakat emas dan
perak yaitu jika waktunya telah cukup setahun dan telah sampai
ukuran emas yang dimilikinya sebanyak 20 misqal yakni 20 dinar
setara dengan 85 atau 96 gram. Sedangkan perak adalah 200 dirham
atau 672 gram keatas, dan masing-masing zakatnya 2,5%.

6
2. Harta perniagaan atau perdagangan
Yang dimaksud harta perdagangan adalah harta yang dijual atau
dibeli guna memperoleh keuntungan. Harta perniagaan yang telah
mencapai nisab dan haul maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.
3. Hasil pertanian
Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 750 kg.
apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras,
jagung, gandum, kurma, dll maka nisabnya adalah 750 kg dari hasil
pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan
pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun dll maka nisabnya
diseterakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang paling
umum di daerah tersebut.Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila
dialiri dengan air hujan atau sungai/mata air sebesar 10%, apabila
dialiri dengan cara disiram/irigasi (ada biaya tambahan) maka
zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada
tanaman yang disirami zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya
didistribusikan untuk biaya pengairan.
4. Binatang ternak
Binatang ternak yang wajib dizakatkan adalah unta, sapi, dan kerbau,
kambing dan biri-biri dengan syarat sampai senisab, telah mencapai
haul, digembalakan, dan tidak dipekerjakan. Untuk hewan ternak
yang akan dikeluarkan zakatnya maka hewan itu harus sehat dalam
artian tidak luka, cacat, pincang, dan kekurangan lain yang
mengurangi manfaat dan harganya.
5. Rikaz (harta terpendam)
Rikaz adalah emas dan perak yang ditanam di dalam tanah. Menurut
sebagian ulama, rikaz, yaitu harta karun yang diketemukan setelah
terpendam dimasa lampau. Dan semua benda-benda tambang yang
baru diketemukan baik di darat atau di laut. Apabila menemukan
barang di jalan atau masjid maka hal itu tidak bisa dikatakan rikaz,
melainkan luqathah. Kewajiban untuk menunaikan zakat barang
temuan adalah setiap kali orang menemukan barang tersebut. Kita

7
wajib mengeluarkan zakat sebesar 20% dari rikas yang kita temukan,
pada saat kita menemukannya. Ketentuan ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW“Zakat rikaz (harta terpendam) adalah sebanyak
seperlima.”(HR Bukhari dan Muslim).

2.3 Yang berhak menerima zakat


Orang-orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah, dalam QS
at-Taubah/9 :60

‫علَ ْي َها َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة قُلُ ْوبُ ُه ْم َو ِفى‬


َ َ‫ام ِليْن‬ِ ‫صدَ ٰقتُ ِل ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْال َع‬َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫ع ِليْم‬
َ ُ‫ّللا‬
ٰ ‫ّللا ۗ َو‬
ِ ٰ َ‫ضة ِمن‬ َ ‫س ِب ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬
َّ ‫ّللا َواب ِْن ال‬
ِ ٰ ‫س ِب ْي ِل‬
َ ‫َار ِميْنَ َوفِ ْي‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬ ِ ‫الرقَا‬
ِ
‫َح ِكيْم‬
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak
menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
a) Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat
menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
b) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak
mencukupi.
c) ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagibagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan
hukum Islam .
d) Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan
jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat
meneruskan imannya.
e) Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh
tuan nya dengan jalan menebus dirinya.

8
f) Gharimin yaitu orang yang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng
bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
g) Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan
agama Allah.
h) Ibnu sabil atau Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam
perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama
dan sebagainya.

2.4 Hikmah zakat


Adapun hikmah zakat :
1. Hikmah dari segi agama
• Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam
yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan
keselamatan dunia dan akhirat.
• Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri)
kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya
yang memuat beberapa macam ketaatan.
• Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda,
sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276).
2. Hikmah dari segi akhlak
• Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada
pribadi pembayar zakat.
• Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan
lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
3. dari segi perorangan dan masyarakat
• Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari
sifat-sifat kikir dan bakhil
• Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib manusia
dalam suasana persaudaraan

9
• Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya
sendiri;sifat mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari
masyarakat Islam
• Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan
meratakan nikmat Allah

2.5 Pengertian haji


Haji merupakan rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat,
zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang
dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan)
dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di
Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (Wikipedia,
2014). Hal ini ditegaskan oleh firman Allah Q.S Ali-Imran (3 : 97):

ِ َّ‫علَى ٱلن‬
‫اس ِح ُّج‬ ِ َّ ِ ‫يم َو َمن دَ َخلَهۥُ َكانَ َء ِامنا ۗ َو‬
َ ‫لِل‬ َ ‫فِي ِه َءا ٰيَت بَيِ ٰنَت َّمقَا ُم إِب ٰ َْر ِه‬
َ‫ع ِن ٱ ْل ٰ َعلَ ِمين‬
َ ‫غ ِنى‬ َ ‫ع ِإلَ ْي ِه‬
َ َ‫س ِبيل َو َمن َكفَ َر فَإِ َّن ٱ َّلِل‬ َ ‫طا‬ ِ ‫ٱ ْل َب ْي‬
َ َ ‫ت َم ِن ٱ ْست‬
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam”
Ayat di atas menunjukkan bahwa mampu merupakan syarat wajib haji.
Syarat mampu dalam haji yaitu seseorang sehat fisiknya dan punya harta untuk
bekal dan perjalanan tanpa menyusahkan diri, tidak ada penyakit yang
menghalangi, tidak ada kemalasan atau musuh yang merintangi, begitu pula
tidak lemah untuk berjalan, atau tidak dihalangi dari kurangnya perbekalan air
atau bekal secara umum, maka seseorang sudah dikenakan kewajiban haji
(Tausikal, 2013).
Kewajiban yang harus dilakukan seumur hidup sekali bagi yang mampu,
membuat para jamaah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjalankan
ibadah haji yang sesuai dengan sunnah dan petunjuk Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Semua orang ingin hajinya mabrur dan dosanya maghfur.

10
Karena semua orang tahu bahwa haji mabrur itu tidak ada balasannya kecuali
surga (Nurdin, 2013).
Haji merupakan ibadah yang dilakukan hanya pada waktu tertentu, seperti
dalam firman Allah Q.S Al-Baqarah (2/ 197) :

َ‫سوق‬ ُ ُ‫ث َو َْل ف‬ َ َ‫ض فِي ِه َّن ْال َح َّج فَ َل َرف‬ َ ‫ْال َح ُّج أ َ ْش ُهر َم ْعلُو َمات فَ َم ْن فَ َر‬
ِ ‫َو َْل ِجدَا َل ِفي ْال َح‬
َّ ُ‫ج ۗ َو َما ت َ ْف َعلُوا ِم ْن َخيْر َي ْعلَ ْمه‬
‫ّللاُ ۗ َوت َزَ َّودُوا فَإِ َّن َخي َْر‬
ِ ‫ون َيا أُو ِلي ْاْل َ ْل َبا‬
‫ب‬ ِ ُ‫الزا ِد الت َّ ْق َو ٰى َواتَّق‬
َّ
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
Proses ibadah haji dimulai tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah pergi ke Mina
untuk bermalam (mabit), tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah wukuf di Arafah dan
mabit di Muzdalifah, tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melempar jumrah di Mina.
Setelah itu para jamaah sudah dikatakan tahallul awal, dan boleh melepas kain
ihram serta memakai wewangian. Tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jamaah
melempar jumrah, setelah itu pergi ke Mekkah untuk thawaf. Jamaah harus
berjalan memutari Ka'bah selama 7 putaran, dimana tiap putaran dimulai dan
diakhiri dari Hajar Aswad. Kemudian dilanjutkan dengan sa’i di kompleks
Masjidil Haram sebanyak 7 kali, tanggal 13 Dzulhijjah, jamaah melempar tiga
jumrah di Mina, lalu pergi ke Mekkah untuk thawaf dan sa’i ( Insanittaqwa dkk,
2014).

2.6 Rukun haji


Rukun haji adalah perbuatan yang harus dikerjakan yang tidak boleh digantikan
dengan apapun. Sehingga jika tertinggal salah satunya mengakibatkan tidak sah
hajinya.

11
Rukun haji ada enam, yaitu :
1. Ihram
Ihram adalah berniat untuk mulai mengerjakan haji atau umrah, dengan
memakai pakaian ihram (putih). Pakaian ihram laki-laki tidak berjahit, namun
bagi Wanita boleh berjahit.
2. Wukud di arafah
Wukuf adalah berhenti (hadir) di padang arafah pada waktu yang ditentukan,
yang mulai dari tergelincir matahari (waktu dzuhur) tanggal 9 dzulhijjah
sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah. Artinya orang yang sedang
mengerjakan haji itu wajib berada di padang arafah pada waktu tersebut.
3. Thawaf
Thawaf ialah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali.
4. Sa’I
Sa’I ialah berlari-lari kecil diantara bukit shafa dan marwah sebanyak 7 kali,
dimulai dari shafa dan diakhiri di marwah. Dimana pada saat ini, jarak
diantara dua bukit ini telah dibuatkan penghubung berupa atap dan berlantai
marmer, sehingga orang-orang yang melakukan sa’I tidak lagi merasakan
kepanasan oleh teriknya matahari.
5. Tahallul
Tahallul ialah penghalalan atas beberapa tantangan dalam ibadah haji dengan
cara menggunting rambut minimal tiga helai. Tahallul ada 2 macam yaitu :
tahallul pertama adalah penghalalan atas beberapa larangan haji, seperti
bolehnya melepas pakaian ihram, menggunting kuku, memakai wangi-
wangian, menutup kepala. Setelah tahallul pertama, pelaksanaan rukun haji
telah selesai, namun wajib hajinya belum selesai. Tahallul kedua adalah
penghalalan atas keseluruhan larangan dalam ibadah haji, seperti melakukan
akad nikah.
6. Tertib
Yaitu menertibkan urutan pelaksanaan rukun, yang dahulu didahulukan, yang
kemudia dikemudiankan, seperti melakukan thawaf lebih didahulukan
daripada melakukan sai’I dan seterusnya.

12
2.7 Hikmah ibadah haji
Hikmah haji dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1. Aspek historis-geografis
Ditinjau dari segi ini, ibadah haji mengandung pelajaran untuk menghargai
jasa-jasa para pendahulu, yaitu para nabi terdahulu. Bahwa diutus nya
Rasulullah dan salah satu syariatnya adalah ibadah haji menunjukkan
penghargaan dan pelanjut keberlangsungan ajaran dan jasa-jasa perjuangan
nabi Ibrahim dan nabi ismail serta siti hajar, yang telah mendirikan rumah
ibadah pertama di muka bumi manusia.
Disamping itu dalam melaksanakan ibadah haji dapat secara langsung
melihat dan merasakan medan perjuangan nabi saw dan para sahabat
dalam menegakkan agama allah.
2. Aspek sosiologis
Orang yang telah berhaji adalah orang yang telah memiliki pengalaman
tingkat dunia, telah memiliki wawasan yang luas, karena telah melihat
berbagai macam corak kebudayaan dunia luar. Maka wajar pula jika para
haji setelah pulang ke negrinya masing-masing menjadi orang yang
dihormati dan mendapat tempat yang tinggi dalam masyarakat, namun
tetap menjadi orang yang tawadhu karena menghayati pakaian yang
dikenakan sewaktu ibadah haji adalah warna pakaian yang akan dikenakan
sewaktu berakhir hidupnya. Kafan yang berwarna putih, akan dapat
mengingatkan bahwa manusia manakala menghadap allah kelak, atribut
apapun yang disandangnya di dunia ini akan ditinggalkan, hanya
ketaqwaan yang akan diperhitungkan dihadapan Allah SWT.
3. Aspek pedagogis
Ibadah haji dapat mendidik manusia untuk meningkatkan amal perbuatan
menjadi lebih baik. Dengan melakukan ibadah haji, manusia dapat
mengambil I’tibar (penjelasan) atas berbagai pengalaman yang ditemuinya
untuk selalu melakukan instropeksi dan evaluasi diri, sehingga dirinya
tidak merassa sebagai orang terbaik, karena ternyata kebaikan yang ada
pada dirinya juga didapatkan pada orang lain, bahkan mungkin orang lain
itu lebih baik dari dirinya.

13
Dengan ibadah haji akan memunculkan suatu sifat utama dengan selalu
menghargai orang lain dan mencintainya, sebagaimana menghargai dan
mencintai dirinya sendiri. Pada dirinya akan tertanam suatu sikap
menghargai, yang pada akhirnya akan tercipta suasana oenuh kedamaian
dalam kebersamaan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Menurut istilah zakat adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada
para mustahiq (yang berhak) menerimanya dengan beberapa syarat.
2. Untuk memupuk rasa kepedulian kepada masyarakat yang
membutuhkan, maka Islam mempunyai sarana untuk
menyambungkannya yaitu zakat, terdiri dari : infaq, zakat fitrah dan
zakat mal.
3. Yang berhak menerima zakat, yaitu : fakir, miskin, hamba sahaya,
sabilillah, gharimin, amil, muallaf dan ibnu sabil.
4. Adapun hikmah zakat, yaitu : dari segi agama, ahklah, dan dari segi
perorangan/masyarakat.
5. Haji adalah Kewajiban yang harus dilakukan seumur hidup sekali bagi
yang mampu baik fisik dan hartanya.
6. Rukun haji yaitu : ihram, wukuf di arafah, thawaf, sa’I, tahallul dan
tertub.
7. Hikmah haji dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu : historis-geografis,
sosiologis dan pedagogis.

3.2 Saran
Bagi umat islam yang hendak melaksanakan haji, sebaiknya mepersiapkan
diri baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji
merupakan ibadah yang sangat menguras tenaga di samping mental dan batin.
Dengan adanya makalah tentang zakat ini diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penyemangat pengetahuan untuk ikut dan mengaplikasikannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bruno, Latour, ‘Pengertian Zakat’, Journal of Chemical Information and


Modeling, 53.9 (2019), 1689–99

Sudrajat, Y, and A M I Jaya, ‘Pemanfaatan Dana Zakat Oleh Badan Amil Zakat
Nasional Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kabupaten Bantaeng
Provinsi …’, J-3P (Jurnal Pembangunan …, 2019, 127–38

Abidin, Slamet, 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 1998. Pedoman Haji. Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra

16

Anda mungkin juga menyukai