SYAHADAT
NAMA KELOMPOK 4
1. NADIATULLUMAH
2. RISA ROSIKAWATI
3. HOLILAH
4. IMAM MARUF
2022/2023
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas
segala limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini, dan sholawat serta salam semega selalu tercurah limpahkan, pejuang tangguh
yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad
SAW.
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang kami
susun dalam bentuk “MAKALAH TENTANG SYAHADAT” dengan selesainya
penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetauannya sehingga kami dapat menyelesaikannya makalh ini.
Penyusanan menyadari akan kemampuan yang akan sangat terbatas sehingga penyusunan
makalah ini banyak pengurangannya. Oleh karena itu saya harapkan kepada kalian semua
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk makalah ini.
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia.
Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam
hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam kehidupan
manusia .Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat
ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika
ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang
menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini menjadi salah satu
bagian yang primer bagi umat islam. Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat
tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh.
Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat
islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad
saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat
dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai
makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
IV
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
V
BAB II
PEMBAHASAN
َّ
Syahadat (bahasa arab: هَادَةAAٱلش, translit. al-syahādah adalah asas dan dasar dari
lima rukun islam, juga sebagai ruh, inti dan landasan seluruh ajaran islam. Pengucapan
dua kalimat syahadat menjadi syarat pertama bagi seseorang untuk menjadi muslim.
Syahadat terbagi menjadi dua bagian, yaitu syahadat ketauhidan dan
syahadat kerasulan. Syahadat mengandung nilai penetapan misi yang merupakan bagian
dari prinsip ketangguhan pribadi. Pernyataan di dalam syahadat dapat menjadi batal
oleh amalan tertentu. Jenis amalan ini dapat berbentuk perkataan, perbuatan, atau
keyakinan yang menimbulkan keraguan atas syahadat itu sendiri. Syahadat berasal dari
kata bahasa Arab yaitu syahida (AدAهA )شyang artinya "ia telah menyaksikan". Kalimat itu
dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan
keesaan Tuhan (allah) dan Muhammad sebagai rasulNya.
Kalimat pertama:
هَّٰلل
ُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل ٱ
ʾašhadu ʾan lā ʾilāha ʾillā -llāh
artinya: Saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak di ibadahi selain Allah
VI
Kalimat kedua:
هَّٰلل
ِ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل ٱ
wa ʾašhadu ʾanna muḥammadan rasūlu -llāh
هَّٰلل هَّٰلل
ِ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل ٱ ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل ٱ
ašhadu ʾalā ʾilāha ʾilla -llāhu, wa-ʾašhadu ʾanna muḥammadan rasūlu -llāh
artinya: Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak di ibadahi selain Allah, dan saya
bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.
1. Mengetahui.
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang makna dan maksud
dari syahadat. Orang yang bersangkutan wajib memahami isi dari dua kalimat yang
dinyatakan serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
2. Yakin.
3. Menerima.
Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat; menyembah Allah semata dan
meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
VII
4. Tunduk dan Patuh dengan kandungan Makna Syahadat.
5. Jujur.
6. Ikhlas.
Yaitu bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat,
dan membersihkan amal dari segala debu-debu kesyirikan.
7. Kecintaan.
Yaitu mencintai kalimat syahadat dan isinya, serta orang-orang yang mengamalkan
konsekuensinya.
Bagi penganut agama Islam, kedua kalimat syahadat memiliki makna sebagai berikut:
1. Al-qur’an
VIII
هُ ۙ َو َو ۡال َم ٰلٓ ِٕٮ َكةُ َواُولُوا ۡال ِع ۡل ِم قَ ِٕٓاٮ ًما َش ِه َد هّٰللا ُ اَنَّهٗ اَل ۤ اِ ٰلهَ اِاَّل
ۢ ؕاِ ٰلهَ اِاَّل هُ َو ۡال َع ِز ۡي ُز ۡال َح ِك ۡي ُم ۤ بِ ۡالقِ ۡس ِطؕ اَل
IX
Pembahasan
Adapun penjelasan 3 kandungan kalimat syahadat tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
Rukun “Laa ilaaha illallah” Laa ilaaha illallah mempunyai dua rukun: An-
Nafyu atau peniadaan: “Laa ilaha” membatalkan syirik dengan segala bentuknya dan
mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah. Al-Itsbat
(penetapan): “illallah” menetapkan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali
Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai dengan konsekuensinya. Makna dua rukun
ini banyak disebut dalam ayat Al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beri-man kepada
Allah, makasesungguhnya ia telah berpegang kepa-da buhul tali yang amat kuat …”
[Al-Baqarah: 256] Firman Allah, “siapa yang ingkar kepada thaghut” itu adalah
makna dari “Laa ilaha” rukun yang pertama. Sedangkan firman Allah, “dan beriman
kepada Allah” adalah makna dari rukun kedua, “illallah”. Begitu pula firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Ibrahim alaihis salam : “Artinya : Sesungguhnya
aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan
yang menjadikanku …”. [Az-Zukhruf: 26-27] Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ,
“Sesungguhnya aku berlepas diri” ini adalah makna nafyu (peniadaan) dalam rukun
pertama. Sedangkan perkataan, “Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang
menjadikanku”, adalah makna itsbat (penetapan) pada rukun kedua.
X
URGENSI SYAHADATAIN
Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai satu pintu masuk,
yakni syahadatain. Orang non-muslim yang ingin masuk Islam harus melafalkan
dua kalimat ini. Andaisaja ada seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya
tetapi tidak pernah mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia.
Karena dia sama juga mengerjakan pekerjaan rumah di luar rumah.
Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi (perubahan) besar pada
seseorang maupun kaum. Sejarah zaman Nabi pun menceritakan perubahan
peradaban yang amat besar dari zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah.
Sekitar 23 tahun dakwah Nabi sampai akhirnya agama sempurna, banyak orang-
orang arab yang masuk ke dalam Islam. Inilah yang disebut dengan revolusi.
Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab menjadi beradab.
XI
4. Esensi dakwah para rasul ()الرسل دعوة حقيقة
Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat adalah ciri
khas wahyu dari Allah. Walaupun berbeda dalam syariatnya masing-masing,
seluruh nabi yang menjadi utusan Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran
tauhid. Dalam al-Qur’an (al-Hajj: 78), Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai
muslimin. “…seperti agama bapak kalian ibrahim. Dia (Allah) menyebut kalian
muslimin sebelum (turunnya al-Qur’an).”
1. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa orang yang menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan
mengampuni dosa-dosa lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116).
Syirik terbagi atas dua macam, yaitu syirik besar dan kecil. Di mana syirik besar
itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara syirik kecil itu berupa
mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala yaitu memiliki jimat-jimat, guna
guna dan sebagainya.
2. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian, hal ini otomatis
syahadatnya juga batal dan semua amalan yang dilakukannya selama menjadi
muslim akan sia-sia dan tidak terhitung.
XII
3. Tidak mengkafirkan orang musyrik dan membenarkan mahdzab mereka
Dalam Islam sudah dijelaskan orang musyrik adalah kafir. Namun, sayangnya
perkembangan dunia saat ini justru terbalik. Hanya dikarenakan ingin disebut kaum
moderat atau karena kedekatan hubungan, maka sebagian muslim enggan menyebut
istilah musyrik dan kafir bagi orang yang keluar dari Islam.
Dalam sebuah riwayat disebutkan Umar bin Khattab mengatakan, thagut adalah
syaitan. Sementara Jabir menjelaskan, thagut adalah tukang tenung yang turun padanya
syaitansyaitan. Sementara hukum thagut adalah hukum yang dibuat manusia dan saat ini
banyak orang yang lebih menggunakan hukum ini dibandingkan hukum Islam. Padahal
jika dibandingkan tentunya hal ini sungguh tidak sebanding.
5. Membenci sunnah Rasulullah Perilaku ini tentunya menjadi salah satu perilaku
yang membatalkan syahadat.
Selain berbuat syirik, perilaku seperti ini juga merupakan salah satu perilaku yang
dibenci Allah SWT. Sehingga meskipun dengan alasan apa pun, jika seorang muslim
melakukannya maka perbuatannya ini telah membatalkan keislamannya
XIII
8. Membantu orang kafir memerangi kaum muslim
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW bersikap keras terhadap kaum
kafir dan lembut terhadap muslimin. Namun, sayangnya sebagian kaum muslimin ada
yang menjadi duri dalam daging. Di mana mereka hidup dan mengaku sebagai seorang
muslim namun amalannya digunakan untuk memusuhi saudara-saudara seiman
Perilaku ini juga salah satu penyebab batalnya syahadat seorang muslim. Bahkan
saat ini kelompok yang seperti ini semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Di mana
mereka adalah orang-orang yang hobi mengutak-atik agama Allah menurut selera akal
mereka.
XIV
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
XV
DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-makalah-ini-
disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-syarat-
konsekuensi-danyang-membatalkannya/
https://minanews.net/urgensi-syahadatain/
XVI