Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKARA-PERKARA YANG DAPAT MEMBATALKAN

DUA KALIMAT SYAHADAT

Mata Kuliah: Aqidah

Dosen Pengampu: Suwandi, M,Pd.i

Disusun Oleh :

Kelompok 2 :

1. Abdullah Faqih
2. Aulya Nisha Zahra
3. Ahmad Tabroni
4. Azihil Surya Sahid

Kelas : 1-A

Prodi : S1 Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di
Universitas Muhammadiyah Mataram. Penulisan makalah ini merupakan
sebuah tugas dari dosen mata kuliah Akidah . Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang
sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini
kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun apabila terdapat kesalahan
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima kasih.
ABSTRAK

Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia.
Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat
dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam
kehidupan manusia. Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat
islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad
tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah
sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa
Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam. Di dalam
agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh
yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya
mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui
Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu juga
sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat dalam
kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai
makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut Metode jenis penelitian ini
merupakan metode kualitatif atau pendekatan deskriftif. Penelitian ini mengkaji
bagaimana peran aqidah dalam kehidupan sehari-hari dalam memperkuat akhlak
seseoarang untuk membanggun bangsa. Penelitian ini bersifat kualitatif dan
menggambarkan peran Aqidah.

Peneliti bertindak sebagai human instrumen atau instrumen dalam penelitian


ini. Karena dalam pengambilan kesimpulan peneliti akan membuat fokos
penelitian, mencari teori dari berbagai sumber kepustakaan seperti, buku, jurnal,
artikel dan media lain yang mendukung dalam pembuatan makalah mengenai
Perkara-Perkara Yang Membatalkan Dua Kalimat Syahadat. Kemudian, dari data
yang didapat, dilakukan sebuah analisis dan penarikan kesimpulan Arti kalimat
syahadat tauhid adalah “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”.
Syahadat tauhid artinya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Hanyalah
Allah Swt. yang wajib disembah. Orang yang hanya menyembah Allah Swt.
disebut mukmin. b. Makna Syahadat Syahadatain atau dua kalimah syahadat
merupakan kalimat yang utama dan pertama yang harus diucapkan dan dipahami
apabila seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya.
Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar yaitu bahwa
tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah Rasulullah.

Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat yang
diperlukan agar syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu : mengetahui
ma’nanya dengan benar, membenarkan dengan sungguh-sungguh di hati (tashdiq),
dan ikhlas yakni mengerti apa yang dia persaksikan dengan benar. Allah
berfirman di dalam Al Qur’an : "Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah
kecuali Allah" (QS. Muhammad(47) : 19). "Kecuali mereka yang menyaksikan
kebenaran dan mereka mengerti" (QS Az Zukhruf (43)86) Dua kalimah syahadat
ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Ini berarti bahwa
apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain Allah maka ia juga harus mempercayai
bahwa Muhammad SAW adalah pembawa risalah yang harus diikuti Kesimpulan
Syahadat merupakan inti ajaran Islam. Dengan pemahaman syahadat yang benar,
seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai ghayah (tujuan) nya, Muhammad
sebagai qudwah (teladan) nya, dan Al-Quran sebagai dustur (pedoman hidup) nya.
Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami makna syahadat
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi diyakini
dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan agar tidak hanya Islam KTP.
A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing
lagi di telinga manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang
senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah
satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat
dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada
pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan
umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri
ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh
tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah
perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah,
mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer
bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut
merupakan sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara
menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah
satunya saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah
saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw, begitu
juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas
Syahadat dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka
haruslah mengetahui mengenai makna yang terkandung dalam dua
kalimat tersebut.

b. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi iman,tauhid dan syahadat
2. Untuk mengetahui pengaruh aktualisasi syahadat
3. Untuk mengetahui syarat syahadat dan batalnya syahadat
B. METODE
Metode jenis penelitian ini merupakan metode kualitatif
atau pendekatan deskriftif. Penelitian ini mengkaji bagaimana
peran aqidah dalam kehidupan sehari-hari dalam memperkuat
akhlak seseoarang untuk membanggun bangsa. Penelitian ini
bersifat kualitatif dan menggambarkan peran Aqidah.
Peneliti bertindak sebagai human instrumen atau
instrumen dalam penelitian ini. Karena dalam pengambilan
kesimpulan peneliti akan membuat fokos penelitian, mencari
teori dari berbagai sumber kepustakaan seperti, buku, jurnal,
artikel dan media lain yang mendukung dalam pembuatan
makalah mengenai Perkara-Perkara Yang Membatalkan Dua
Kalimat Syahadat. Kemudian, dari data yang didapat, dilakukan
sebuah analisis dan penarikan kesimpulan.

C. PEMBAHASAN

a. Pengertian dua Kalimat Syahadat


Arti kalimat syahadat tauhid adalah “Aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah”. Syahadat tauhid artinya bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah. Hanyalah Allah Swt. yang wajib disembah. Orang
yang hanya menyembah Allah Swt. disebut mukmin.
b. Makna Syahadat
Syahadatain atau dua kalimah syahadat merupakan kalimat yang
utama dan pertama yang harus diucapkan dan dipahami apabila
seseorang masuk Islam dan bagi seluruh umat Islam pada umumnya.
Syahadatain ini mengandung dua pengertian yang sangat mendasar
yaitu bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhammad SAW adalah
Rasulullah.
Bagi seseorang yang mengucapkan kalimah syahadat ini ada 3 syarat
yang diperlukan agar syahadatnya diterima oleh Allah SWT yaitu :
mengetahui ma’nanya dengan benar, membenarkan dengan sungguh-
sungguh di hati (tashdiq), dan ikhlas yakni mengerti apa yang dia
persaksikan dengan benar. Allah berfirman di dalam Al Qur’an :

"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah kecuali Allah" (QS.


Muhammad(47) : 19).

"Kecuali mereka yang menyaksikan kebenaran dan mereka mengerti"


(QS Az Zukhruf (43)86)

Dua kalimah syahadat ini merupakan satu kesatuan yang tidak boleh
dipisahkan. Ini berarti bahwa apabila seseorang bersaksi tiada Ilah selain
Allah maka ia juga harus mempercayai bahwa Muhammad SAW adalah
pembawa risalah yang harus diikuti

c. Dalil Syahadat
Dalil-dalil umum tentang syahadat laa ilaha illallah
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang
berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Qs: Ali-Imran ayat 18

‫َو اْلَم ٰۤل ِٕىَك ُة َو ُاوُلوا اْلِع ْلِم َقۤا ِٕىًم ۢا‬ ‫َش ِهَد ُهّٰللا َاَّنٗه ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَۙو‬
‫اْلِقْس ِۗط‬
‫ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو اْلَعِز ْيُز اْلَح ِكْيُم‬ ‫ِب‬
Artinya : Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia;
(demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan
keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-
bijaksana.
Syahadat yang dimaksud dalam ayat diatas menurut ulama tafsir ialah
sebuah perjanjian ya yang sifatnya mengikat antara Allah dan hamba-
Nya.

Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan


kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang
hak) melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.(
Qs: Al-anbiyaa’ ayat 25)

d. Kandungan Syahadat

Kandungan dalam kalimat syahadat dinamakan dengan Madluul Asy-


Syahaadah. Terdapat 3 kandungan dalam kalimat syahadat ini antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Al-Iqraar atau Pernyataan, maknanya adalah bahwa kalimat
syahadat adalah pernyataan seseorang atas apa yang ia yakini
dengan penuh kesadaran. Dari pernyataan inilah kemudian akan
lahir pembuktian.
2. Al-Qasam atau Sumpah, maknanya adalah ketika seseorang
mengucap kalimat syahadat maka ia besumpah untuk bersedia
menerima akibat juga resiko dari pengamalan kalimat syahadat
tersebut.
3. Al-Mitsaaq atau Perjanjian (yang teguh), adalak janji yang teguh
untuk setia dan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dalam
keadaan apapun.

e. Urgensi Syahadat
1. Pintu masuk agama islam
Islam ibarat sebuah rumah besar yang hanya mempunyai
satu pintu masuk, yakni syahadatain. Orang non-muslim yang ingin
masuk Islam harus melafalkan dua kalimat ini. Andaisaja ada
seseorang mengamalkan ajaran Islam seutuhnya tetapi tidak pernah
mengucapkan syahadatain, maka semua amalnya sia-sia. Karena
dia sama juga mengerjakan pekerjaan rumah di luar rumah.
2. Intisari ajaran islam
Dalam hal relasi, Islam mempunyai 3 hubungan, yaitu
hablun min Allah, hablun min an- nas, dan hablun min al-alam.
Islam begitu luas, mencakup segala sendi kehidupan. Sampai hal
yang dianggap remeh pun dibahas oleh Islam. Akan tetapi, seluruh
ajaran Islam terangkum dalam dua kalimat yang simpel ini.
3. Asas revolusi
Dari kafir menjadi Islam, adalah sebuah revolusi
(perubahan) besar pada seseorang maupun kaum. Sejarah zaman
Nabi pun menceritakan perubahan peradaban yang amat besar dari
zaman jahiliyah menjadi zaman Islamiyyah. Sekitar 23 tahun
dakwah Nabi sampai akhirnya agama sempurna, banyak orang-
orang arab yang masuk ke dalam Islam. Inilah yang disebut dengan
revolusi. Kehidupan masyarakat berubah total dari biadab menjadi
beradab.
4. Esensi dakwah para rasul
Dari zaman Nabi Adam sampai zaman Nabi Muhammad, syahadat
adalah ciri khas wahyu dari Allah. Walaupun berbeda dalam
syariatnya masing-masing, seluruh nabi yang menjadi utusan
Allah mempunyai satu ajaran yang sama: ajaran tauhid. Dalam al-
Qur’an (al-Hajj: 78), Allah menyebut umat nabi Ibrahim sebagai
muslimin. “…seperti agama bapak kalian ibrahim. Dia (Allah)
menyebut kalian muslimin sebelum (turunnya al-Qur’an).”
5. Keutamaan yang agung
Nabi muhammad memprioritaskan ucapan kalimat syahadat
sebagai tingkatan iman level paling tinggi. Keutamaan yang
dikandungnya tak dapat terkira lagi. Di dalamnya terkandung 50
akidah yang berisi sifat wajib Allah (20), sifat muhal Allah (20),
sifat jaiz Allah (1), sifat wajib rasul (4), sifat muhal rasul (4), dan
sifat jaiz rasul (1). Rasulullah barsabda, “Iman memiliki lebih dari
tujuh puluh cabang, yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha
illa allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya
dari jalan.”

f. Hal-Hal Yang Membatalkan Syahadat


1. Berbuat syirik
Syirik merupakan salah satu dosa besar yang sangat
dibenci Allah SWT. Sebagaimana firman Allah Ta’aala bahwa,
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang
menyekutukan Dia dengan sesuatu, dan mengampuni dosa-dosa
lainnya bagi yang Dia kehendaki.” (An-Nisa’: 116). Syirik terbagi
atas dua macam, yaitu syirik besar dan kecil. Di mana syirik besar
itu mengakui adanya Tuhan selain Allah SWT, sementara syirik
kecil itu berupa mengakui adanya kekuatan selain Allah Ta’ala
yaitu memiliki jimat-jimat, guna- guna dan sebagainya.
2. Murtad
Murtad berarti keluar dari agama Islam. Dengan demikian,
hal ini otomatis syahadatnya juga batal dan semua amalan yang
dilakukannya selama menjadi muslim akan sia-sia dan tidak
terhitung.
3. Membenci sunnah Rasulullah Perilaku ini tentunya menjadi salah
satu perilaku yang membatalkan syahadat
Sebab, bagaimana mungkin seseorang mengaku Islam bila
membenci sunnah rasul. Oleh sebab itulah Allah SWT pun
menghapus pahala dari setiap amal kebaikan yang telah
diperbuatnya.
4. Megejek atau memperolok agama Allah SWT.
Selain membenci sunnah rasul, tak jarang pula mereka
memperolok-olok agamanya sendiri dengan alasan hanya bermain-
main dan bersenda gurau. Dengan demikian, perilaku seperti ini
sudah membatalkan keislaman mereka.
D. PENUTUP

a. Kesimpulan
Kesimpulan Syahadat merupakan inti ajaran Islam. Dengan
pemahaman syahadat yang benar, seorang muslim akan menjadikan
Allah sebagai ghayah (tujuan) nya, Muhammad sebagai qudwah
(teladan) nya, dan Al-Quran sebagai dustur (pedoman hidup) nya.
Saran Sebagai orang Islam, tentunya kita harus lebih memahami
makna syahadat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya diucapkan
di lisan, tetapi diyakini dalam hati dan diamalkan dalam kehidupan
agar tidak hanya Islam KTP.
b. Saran
1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang
syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia
nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
2. Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna
makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna
tersebut.

E. DAFTAR PUSTAKA
https://adoc.pub/queue/makalah-kelompok-aqidah-islam-syahadatain-
makalah-ini-disusu.html
https://ummetro.ac.id/nasehat-akhir-pekan-makna-syahadatainrukun-
syarat-konsekuensi-dan- yang-membatalkannya/

https://minanews.net/urgensi-syahadatain/

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-
2020_5f884fc51216f.pdf

https://kumparan.com/berita-hari-ini/10-pembatal-syahadat-yang-harus-
diketahui-umat-muslim-2079bMAOXBw

Anda mungkin juga menyukai